Anda di halaman 1dari 34

AHMAD HIDAYAT

LIA ARISKA
NURLINDA

Kelompok 4
INFARK MIOKARD AKUT
DEFINISI

• Infark miokard akut atau sering juga disebut akut


miokard infark adalah nekrosis miokard akibat aliran
darah ke otot jantung terganggu (Suyono, 1999)

• Infark Miokard Akut (IMA) adalah terjadinya nekrosis


miokard yang cepat disebabkan oleh karena
ketidakseimbangan yang kritis antara aliran darah dan
kebutuhan darah miokard. (M. Widiastuti Samekto, 13 :
2001)
Disimpulkan bahwa Akut Miokard Infark (AMI)
merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau
kematian otot jantung yang disebabkan oleh karena
berkurangnya atau terhambatnya aliran darah koroner
secara tiba-tiba sehingga kebutuhan oksigen meningkat
tanpa disertai perfusi arteri koroner yang cukup.
ETIOLOGI
Etiologi infark miokard akut ini pada dasarnya adalah terjadi
bila suplay oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan tidak
tertangani dengan baik sehingga hal tersebut bisa
menyebabkan kematian daripada sel-sel jantung tersebut.
 Gangguan oksigenasi dapat terjadi karena beberapa faktor
dan diantaranya yaitu:
1. Berkurangnya daripada suplay oksigen ke miokard itu
sendiri. Penyebab dari berkurangnya suplay oksigen ini bisa
karena :
• Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan dari pembuluh darah
sebagai jalan darah mencapai sel-sel jantung. Beberapa
hal yang bisa mengganggu kepatenan pembuluh darah
diantaranya yaitu karena spasme dan aterosklerosis.
ATEROSKLEROSIS SPASME
• Faktor Sirkulasi
Faktor sirkulasi ini terkait dengan kelancaran peredaran
darah dari jantung keseluruh tubuh sampai kembali lagi
ke jantung. Sehingga hal ini tidak akan lepas dari faktor
pemompaan dan juga pada volume darah yang
dipompakan.
• Faktor darah
Darah dalam hal ini merupakan pengangkut oksigen
menuju ke seluruh bagian tubuh. Jika daya angkut darah
berkurang, maka sebagus apapun jalan itu (pembuluh
darah) dan pemompaan jantung maka hal tersebut tidak
akan cukup membantu.
2. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen
mampu dikompensasi dengan baik yaitu dengan
meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan cardiac
out put. Akan tetapi jika orang tersebut telah mengidap
penyakit jantung, maka mekanisme kompensasi ini justru
pada akhirnya makin memperberat kondisinya karena hal
tersebut otomatis akan membuat kebutuhan oksigen
semakin meningkat, sedangkan dari suplai oksigen itu
sendiri tidak bertambah.
PATOFISIOLOGI
Infark Miokard merupakan blok total yang mendadak dari
arteri koroner. Lamanya kerusakan miokardial bervariasi dan
tergantung pada besarnya daerah yang diperfusi oleh arteri yang
tersumbat. Gambaran dari infark miokard ini juga tergantung pada
lokasi dan luasnya daerah sumbatan pada arteri koroner.
Dua jenis komplikasi penyakit IMA terpenting adalah
komplikasi haemodinamik dan aritmia. Aritmia merupakan penyulit
IMA yang terjadi terutama pada saat-saat pertama setelah serangan.
Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan masa refrakter,
daya hantar rangsang dan kepekaan terhadap rangsangan. Sistem
syaraf otonom juga berperan besar terhadap terjadinya aritmia karena
pasien IMA umumnya mengalami peningkatan tonus parasimpatis
dengan kecenderungan bradiaritmia meningkat, sedangkan
peningkatan tonus simpatis pada IMA inferior akan mempertinggi
kecenderungan terjadinya fibrilasi ventrikel dan perluasan infark.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis Infark Miokard Akut yaitu
• Nyeri dada mendadak
• Mual dan muntah
• Perasaan lemas
• Kulit dingin dan pucat
• Penurunan pengeluaran urine
• Cemas
• Nyeri dapat menjalar ke lengan (umumnya ke kiri), bahu,
leher, rahang, bahkan ke punggungg dan epigastrium
• Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pectoris biasa
• Setiap orang yang mengalami serangan jantung akan
merasakan keluhan yang tentunya berbeda.
Namun umumnya seseorang akan merasakan beberapa hal spesifik
seperti :
• Nyeri dada, dimana otot kekurangan suplay darah (disebut kondisi
iskemi) yang berdampak kebutuhan oxygen oleh otot berkurang. Nyeri
dirasakan di dada bagian tengah, dapat menyebar kebagian belakang
dada, kebagian pangkal kiri leher dan bahu hingga lengan atas tangan
kiri.
• Sesak nafas, Biasanya dirasakan oleh orang yang mengalami gagal
jantung. Sesak merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam
rongga udara di paru-paru (kongesti pulmoner atau edema pulmoner).
• Kelelahan atau kepenatan, Adanya kelainan jantung dapat
menimbulkan pemompaan jantung yang tidak maksimal. Akibatnya
suplay darah ke otot tubuh disaat melakukan aktivitas akan berkurang,
Hal ini menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah.
• Adanya perasaan berdebar-debar (palpitasi), pusing dan pingsan. Hal
ini dapat merupakan gejala awal dari penderita penyakit serangan
jantung.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

• Elektrokardiogram (EKG), memberi informasi tentang


elktrofisiologi jantung. Berikut ini gambaran perubahan/evolusi
infark miokardium :
Iskemik Miokard ditandai dengan adanya depresi ST atau
gelombang T terbalik, injuri ditandai dengan adanya ST elevasi.
Infark miokard ditandai adanya gelombang Q patologis.
Pada fase awal terjadinya infark ditandai gelombang T yang tinggi
sekali (hiperakut T) kemudian pada fase sub akut ditandai T
terbalik lalu pada fase akut ditandai ST elevasi. Pada fase lanjut
(old) ditandai dengan terbentuknya gelombang Q patologis.
 Contoh gambaran EKG infark miokard :
Infark miokard (IM) akut inferior (ST elevasi di II, III,
aVF) + iskemik ekstensif anterior (ST depresi di I, aVL,
V1 s/d V6)
Ventrikel kanan : V1, V3R, V4R
• Ekokardiogram, digunakan untuk evaluasi lebih jauh
mengenai fungsi jantung, khususnya ventrikel.

• Enzim dan Isoenzim serum. Pemeriksaan rangkaian


enzim meliputi kreatininkinase dan laktat dehidrogenase.
PENATALAKSANAAN

Tujuannya adalah memperkecil kerusakan jantung


sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi.
Kerusakan jantung diperkecil dengan cara segera
mengembalikan keseimbangan antara kebutuhan dan suplay
oksigen jantung. Therapi obat-obatan, pemberian oksigen dan
tirah baring.
Ada tiga kelas obat-obatan yang biasa digunakan untuk
meningkatkan supaly oksigen yaitu :
• Vasodilator
• Antikoagulan
• Tranbolitik
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Berdasarkan klasifikasi Doenges b. Sirkulasi


dkk. (2000) riwayat keperawatan Gejala:
yang perlu dikaji adalah: • Riwayat IM sebelumnya,
penyakit arteri koroner, GJK,
a. Aktivitas/istirahat masalah TD, DM.
Gejala: Tanda:
• Kelemahan, kelelahan, tidak • TD dapat normal atau naik/turun;
dapat tidur perubahan postural dicatat dari
• Riwayat pola hidup menetap, tidur sampai duduk/berdiri.
• Nadi dapat normal; penuh/tak
jadwal olahraga tak teratur
kuat atau lemah/kuat kualitasnya
Tanda: dengan pengisian kapiler lambat;
• Takikardia, dispnea pada tidak teratur (disritmia) mungkin
istirahat/kerja terjadi.
c. Integritas ego d. Eliminasi
Gejala: Tanda:
• Menyangkal gejala penting. • Bunyi usus normal atau menurun
• Takut mati, perasaan ajal sudah e. Makanan/cairan
dekat Gejala:
• Marah pada penyakit/perawatan • Mual, kehilangan napsu makan,
yang ‘tak perlu’
bersendawa, nyeri ulu
• Kuatir tentang keluarga, pekerjaan hati/terbakar.
dan keuangan.
Tanda:
Tanda:
• Penurunan turgor kulit, kulit
• Menolak, menyangkal, cemas,
kurang kontak mata kering/berkeringat
• Gelisah, marah, perilaku menyerang • Muntah,
• Fokus pada diri sendiri/nyeri. • Perubahan berat badan
f. Hygiene h. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala:
Gejala/tanda:
• Nyeri dada yang timbul mendadak
• Kesulitan melakukan perawatan (dapat/tidak berhubungan dengan
diri. aktifitas), tidak hilang dengan
g. Neurosensori: istirahat
• Instensitas nyeri biasanya 10 pada
Gejala: skala 1-10, mungkin pengalaman
• Pusing, kepala berdenyut nyeri paling buruk yang pernah
selama tidur atau saat bangun dialami.
(duduk/istirahat) Tanda:
Tanda: • Wajah meringis, perubahan postur
tubuh.
• Perubahan mental
• Menangis, merintih, meregang,
• Kelemahan menggeliat.
i. Pernapasan j. Interaksi sosial
Gejala:
Gejala:
• Stress saat ini (kerja, keuangan,
• Dispnea dengan/tanpa kerja, keluarga)
dispnea nocturnal • Kesulitan koping dengan stessor yang
• Batuk produktif/tidak produktif ada (penyakit, hospitalisasi)
• Riwayat merokok, penyakit Tanda:
pernapasan kronis • Kesulitan istirahat dengan tenang,
respon emosi meningkat
Tanda:
• Menarik diri dari keluarga
• Peningkatan frekuensi pernapasan
k. Penyuluhan/pembelajaran
• Pucat/sianosis Gejala:
• Bunyi napas bersih atau krekels, • Riwayat keluarga penyakit jantung/IM,
wheezing DM, Stroke, Hipertensi, Penyakit
• Sputum bersih, merah muda Vaskuler Perifer
kental • Riwayat penggunaan tembakau
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.
b. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard
dengan kebutuhan tubuh.
c. Kecemasan b/d ancaman/perubahan kesehatan-status sosio-
ekonomi, ancaman kematian.
d. Resiko penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama
dan konduksi listrik jantung; penurunan preload/peningkatan
tahanan vaskuler sistemik; infark/diskinetik miokard, kerusakan
struktuaral seperti aneurisma ventrikel dan kerusakan septum.
e. Kurang pengetahuan b/d kurang terpajang atau salah interpretasi
terhadap informasi tentang fungsi jantung/implikasi penyakit
jantung dan perubahan status kesehatan yang akan datang.
Thank You !
PERENCANAAN KEPERAWATAN

Dx 1 : Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan


arteri koroner.
Tujuan : Nyeri dada hilang dengan kriteria hasil :
• Klien tidak mengeluh nyeri
• Ekspresi wajah rileks
• Tidak gelisah
• Postur tubuh baik
• Nadi normal (60-100 kali/menit)
• Tekanan darah normal (120/80 mmHg)
Intervensi :
• Pantau karakteristik nyeri, laporan verbal, petunjuk non verbal dan respon
hemodinamik (gelisah, berkeringat, napas cepat, tekanan darah, frekuensi
jantung)
Rasional : Untuk membandingkan nyeri yang ada, riwayat verbal dan
penyelidikan lebih dalam terhadap faktor pencetus harus ditindak agar
nyeri hilang.
• Anjurkan klien untuk melaporkan saat nyeri dirasakan
Rasional : Penundaan pelaporan nyeri menghambat peredaran nyeri dan
memerlukan peningkatan dosis.
• Berikan oksigen dengan kanule atau masker
Rasional : Meningkatkan jumalh oksigen yang ada untuk pemakaian
miokardial, mengurangi ketidaknyamanan.
• Kolaborasi pemberian obat analgesik
Rasional : Menurunkan nyeri hebat, memberikan sedasi dan
mengurangi kerja miokard.
Dx 2: Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai
oksigen miokard dengan kebutuhan tubuh.
Tujuan : Aktivitas terpenuhi dengan kriteria hasil :
• Peningkatan toleransi aktivitas
• Frekuensi jantung normal
• Tekanan darah normal
• Nyeri berkurang
• Kulit hangat, merah muda
• Frekuensi pernapasan normal
• Tidak lelah
Intervensi :
• Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan tekanan darah
sebelum, selama dan sesudah aktivitas.
Rasional : Kecenderungan menentukan respon pasien
terhadap aktivitas dan dapat mengidentifikasikan penurunan
oksigen miokardial yanmg memerlukan penurunan tingkat
aktivitas.
• Tingkatkan istirahat / batasi aktivitas.
Rasional : Menurunkan kerja miokardial / konsumsi oksigen
menurunkan resiko komplikasi.
• Anjurkan klien menghindarkan peningkatan tekanan abdomen.
Rasional : Aktivitas yang memerlukan menahan napas dan
menunduk dapat mengakibatkan bradikardi dan juga
menurunkan curah jantung dan tachikardia dan peningkatan
tekanan darah.
Dx 3 : Kecemasan b/d ancaman/perubahan kesehatan-
status sosio-ekonomi, ancaman kematian.
Tujuan : Cemas hilang dengan kriteria hasil :
• Tidak takut
• Tidak gelisah
• Ekspresi wajah ceria
• Prilaku berkerja sama
Intervensi :
• Identifikasi dan ketahui persepsi pasien terhadap ancaman /
situasi.
Rasional : Koping terhadap nyeri dan trauma emosi
sulit pasien dapat takut mati atau/cemas akan
berkelanjutan.
• Catat adanya kegelisahan, menolak/menyangkal.
Rasional : Peningkatan terhadap frekuensi hidup
antara individu dan dampak penolakan telah berarti dua.
• Mempertahankan rasa percaya.
Rasional : Pasien dan orang terdekat dapat
dipengaruhi oleh cemas/ketidaktenangan anggota tim
kesehatan.
Dx 4 : Risiko penurunan curah jantung b/d perubahan
frekuensi, irama dan konduksi listrik jantung; penurunan
preload/peningkatan tahanan vaskuler sistemik;
infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti
aneurisma ventrikel dan kerusakan septum.
Tujuan : curah jantung baik dengan kriteria hasil :
• Frekuensi/irama jantung normal
• TVS normal
• Disritmia hilang
• Produksi urine normal
• Tidak dyspnea
Intervensi :
• Auskultasi tekanan darah.
Rasional : Hipotensi dapat terjadi sampai dengan
disfungsi ventrikel, hipoperfusi miokardial dan
rangsangan vegal. Hipertensi juga merupakan
fenomena umum kemungkinan berhubungan dengan
nyeri, cemas, pengeluaran katekolamin atau masalah
vascular sebelumnya, hipotensi artostatik mungkin
berhubungan dengan komplikasi infark miokard.
• Evaluasi kualitas, kesamaan nadi.
Rasional : Penurunan curah jantung mengakibatkan
menurunnya kelemahan.kekuatan nadi.
Dx 5 : Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan
terapi) b/d kurang terpajang atau salah interpretasi terhadap
informasi tentang fungsi jantung/implikasi penyakit jantung
dan perubahan status kesehatan yang akan datang.
Tujuan : Pengetahuan klien tentang kondisi penyakitnya
menguat setelah diberi pendidikan kesehatan dengan kriterua
hasil :
• Menyatakan pemahaman tentang penyakit jantung ,
rencana pengobatan, tujuan pengobatan & efek
samping / reaksi merugikan
• Menyebutkan gangguan yang memerlukan perhatian
cepat.
Intervensi :
• Kaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit jantung.
Rasional : Dasar pengetahuan yang dimiliki pasien dan
keluarga membantu perawat dalam memberikan penyuluhan
kesehatan.
• Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang keadaan
penyakitnya secara sederhana
Rasional : Pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga
tentang penyakitnya dibutuhkan untuk membangun sikap
kooperatif.
• Beri kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
apabila ada yang belum jelas.
Rasional : Evaluasi respon pasien dan keluarga terhadap
penjelasan yang diberikan.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Merupakan tahap keempat dari proses keperawatan
dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan
intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat
siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan pasien.
Pelaksanaan keperawatan/implementasi harus sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan
pelaksanaan ini disesuaikan dengan masalah yang terjadi. Dalam
pelaksanaan keperawatan ada 4 tindakan yang dilakukan yaitu :
a. Tindakan mandiri
b. Tindakan observasi
c. Tindakan health education
d. Tindakan kolaborasi
EVALUASI KEPERAWATAN
Tahapan evaluasi merupakan proses yang menentukan
sejauh mana tujuan dapat dicapai, sehingga dalam mengevaluasi
efektivitas tindakan keperawatan. Perawat perlu mengetahui
kriteria keberhasilan dimana kriteria ini harus dapat diukur dan
diamati agar kemajuan perkembangan keperawatan kesehatan
klien dapat diketahui. Dalam evaluasi dapat dikemukakan 4
kemungkinan yang menentukan keperawatan selanjutnya yaitu :
• Masalah klien dapat dipecahkan .
• Sebagian masalah klien dapat dipecahkan.
• Masalah klien tidak dapat dipecahkan.
• Dapat muncul masalah baru.

Anda mungkin juga menyukai