Anda di halaman 1dari 58

TANDA DAN GEJALA

GANGGUAN MENTAL
dr. Sitti Mudirusniah, M.Kes, Sp.KJ

1
1. TANDA (SIGN) adalah temuan objektif yang
diobservasi oleh dokter (contoh : afek datar, retardasi
psikomotor).
2. GEJALA (SYMPTOM) adalah pengalaman subjektif
yang dilaporkan oleh pasien (contoh : tenaga
berkurang, pikiran melayang)
3. SINDROMA (SYNDROME) adalah kumpulan gejala
atau tanda yang terjadi bersama-sama sebagai suatu
kondisi yang dapat dikenali yang mungkin kurang
spesifik dibandingkan suatu gangguan atau penyakit.

2
1. Gangguan Fungsi Kognitif :
- Gangguan Orientasi
- Gangguan Daya Ingat
- Gangguan Daya Pikir (Intelegensi)
2. Gangguan Pikiran
3. Gangguan Sensasi/ Sensorium :
- Kesadaran
- Perhatian
4. Gangguan Persepsi
5. Gangguan Psikomotorik
6. Gangguan Perasaan

3
Kognitif : kemampuan untuk melakukan berbagai
fungsi-fungsi vital dalam mengevaluasi proses-
proses mental dalam berinteraksi dengan
lingkungan yang terjadi baik dalam diri sendiri
maupun yang datang dari luar.
Gangguan Kognitif meliputi :
- Gangguan orientasi
- Gangguan daya ingat
- Gangguan daya pikir (intelegensi)

4
Orientasi : Kemampuan seseorang untuk mengenal
lingkungannya serta hubungannya dalam waktu dan
ruang terhadap dirinya sendiri dan juga hubungan
dirinya sendiri dengan orang lain..
Orientasi terdiri dari orientasi waktu, orientasi tempat,
dan orientasi orang.
Disorientasi : Gangguan orientasi akibat gangguan
kesadaran yang dapat menyangkut waktu (tidak tahu-
menahu tentang jam, hari, bulan dan tahun), tempat
(tidak tahu-menahu dimana dia berada), atau orang
(tentang dirinya sendiri atau orang lain, tidak tahu
identitasnya atau salah menafsirkan identitas orang
lain)
5
Daya Ingat : kemampuan proses mental untuk
menghubungkan peristiwa masa lalu yang terjadi pada
diri dan lingkungan seseorang dengan peristiwa saat ini.
Proses mengingat terbagi dalam tiga tahap :
1) Registrasi : Mencatat suatu pengalaman di dalam
susunan saraf pusat
2) Resistensi : Menyimpan atau menahan catatan
pengalaman tadi
3) Recall : Mengingat atau mengeluarkan kembali
catatan pengalaman tersebut

6
1) Amnesia : Ketidak mampuan mengingat kembali
pengalaman, mungkin bersifat sebagian atau total,
yang bersifat retrograd (pengalaman sebelum
gangguan itu terjadi) atau anterograd (pengalaman
sesudah gangguan itu terjadi).
Amnesia dapat terjadi karena trauma kepala,
gangguan emosi (amnesia histerik) atau sesudah
hipnosa dan “trans” (“trance”)
2) Hipermnesia : Penahanan dalam ingatan
(“retensi”) dan pemanggilan kembali (“recall”)
yang berlebihan baiknya.

7
3) Paramnesia : Ingatan yang keliru karena distorsi
pemanggilan kembali (“recall”) contohnya :
a. “Deja vu” seperti pernah melihat sesuatu
yang sebenarnya belum pernah dilihat
b. “Jamais vu” seperti belum pernah sesuatu
yang sebenarnya sudah pernah dilihat
c. Konfabulasi : secara tidak sadar mengisi
lubang-lubang dalam ingatannya dengan
cerita yang tidak sesuai dengan kenyataan,
akan tetapi ia percaya akan kebenarannya
d. “Fausse reconnaissance” : pengenalan
kembali yang keliru, merasa pasti bahwa
pengenalannya itu benar, tetapi
seungguhnya tidak benar sama sekali

8
Daya Pikir (Intelegensia) : Kemampuan untuk
mengerti, mengingat kembali, menggerakkan dan
secara konstruktif mengintegrasikan pelajaran-
pelajaran yang terdahulu dalam situasi pertemuan
yang baru atau kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang baru melalui pemikiran dan
pertimbangan.
Hal-hal yang dapat mengurangi dan menghambat
kemampuan intelegensia :
1) Kerusakan otak (keturunan, keracunan, trauma,
tumor, gangguan vaskuler dsb).
2) Psikosa (fungsional ataupun organik)
3) Faktor Sosiobudaya (kebiasaan memberi
makan rendah protein pada anak dibawah
umur 5 tahun)

9
Tingkat Intelegensi (IQ) :
IQ TARAF KEMAMPUAN
140 – 160 Jenius
120 -139 Superior
100 – 119 Pandai
86 – 99 Normal
70 – 85 Borderline
50 – 69 Retardasi Mental Ringan (Moron)
35 – 49 Retardasi mental Sedang (Debil)
20 – 34 Retardasi Mental Berat (Imbesil)
< 20 Retardasi Mental Sangat Berat (Idiot)

10
Macam - macam gangguan Intelegensia :
1) Retardasi Mental : Suatu keadaan
perkembangan mental yang terhenti atau tidak
lengkap yang terutama ditandai oleh adanya
hendaya (impairment) ketrampilan (skill)
selama masa perkembangan, sehingga
berpengaruh pada semua tingkat intelegensia
kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan
sosial.
2) Dementia : Kemunduran global fungsi
kognitif / intelektual akibat faktor organik
tanpa kesadaran berkabut.
11
Menurut Kaplan Berpikir :
Suatu proses penyaluran langsung ide-ide, simbol-simbol
asosiasi yang mengarah kepada tujuan yang dimulai oleh
suatu permasalahan atau tugas menuju kepada suatu
kesimpulan yang berorientasi pada kenyataan.
Gangguan Berpikir meliputi :
a. Gangguan Bentuk Pikiran
b. Gangguan Arus Pikiran
c. Gangguan Isi Pikiran

12
1) Gangguan pikiran formal : gangguan dalam bentuk pikiran,
bahkan isi pikiran yang ditandai asosiasi longgar, neologisme dan
konstruksi yang tidak jelas.
2) Illogical thinking / Berpikir tidak logis : pikiran yang berisi
kesimpulan yang salah atau kontradiksi.. Patologis jika
tidak sesuai dengan nilai kebudayaan setempat
3) Dereisme : aktivitas mental yang tidak seesuai dngan logika dan
pengalaman.
4) Autistik : preokupasi dengan dunia dalam dan pribadi
5) Magical Thinking : berpikir serupa anak-anak praoperational
(Jean Piaget), dimana pikiran, kata-kata dan tindakan mempunyai
kekuatan (misalnya : tindakan , kata-kata mereka dapat
menyebabkan atau mencegah suatu peristiwa).

13
1) Neologisme : menciptakan kata-kata baru dengan
menggabungkan atau mengkombinasikan suku kata atau kata-
kata lain untuk alasan keanehan psikologis.
2) Word Salad / Gado-gado kata : campuran kata-kata dan
frasa yang membingungkan.
3) Sirkumstansial : bicara yang tidak langsung pada pada
tujuannya, tetapi akhirnya sampai juga pada tujuan yang
diharapkan.
4) Tangensial : Ketidak mampuan untuk mempunyai
asosiasi pikiran yang diarahkan oleh tujuan atau pasien
tidak pernah berangkat dari titik awal sampai kepada
tujuan.

14
1. Perseverasi : suatu ide, pikiran atau tema yang
berulang-ulang diceritakan secara berlebihan.
2. Verbigerasi : pengulangan kata-kata atau frasa
spesifik yang tidak mempunyai arti
3. Asosiasi longgar : mengatakan hal-hal yang tidak
ada hubungannya satu sama lain.
4. Penghambatan (Blocking) : terputusnya aliran
berpikir secara tiba-tiba sebelum pikiran atau gagasan itu
diselesaikan. setelah terrhenti orang itu tidak teringat
pada apa yang telah dikatakan atau apa yang akan
dikatakan (ini juga dikenal sebagai pencabutan
pikiran)
15
5. Inkohenrensi : arus pikiran atau kata-kata dengan
hubungan yang tidak logis atau tanpa tata bahasa
sehingga tidak dapat dimengerti.
6. Mutisme : Tidak mau berbicara walau satu katapun
7. Logorea : banyak bicara, kata-kata yang dikeluarkan
bertubi-tubi atau membanjir tanpa dapat dikontrol,
mungkin koheren atau inkoheren.
8. Lompat Gagasan (Flight of ideas) : perubahan yang
mendadak lagi cepat dalam pembicaraan, sehingga satu
ide belum selesai diceriterakan sudah disusul oleh ide
lain.
9. Derailment : Jalan pikiran yang menyimpang secara
bertahap atau tiba-tiba tanpa berhenti

16
1. Fantasi : Isi pikiran tentang sesuatu keadaan yang
diharapkan/diinginkan, tetapi dikenal sebagai tidak nyata
2. Preokupasi : pikiran terpaku hanya pada sebuah ide saja, yang
biasanya berhubungan dengan keadaan yang bernada
emosional yang kuat. Ini belum merupakan obsesi, tetapi dapat
menyebabkan Obsesi
3. Obsesi : Isi pikiran yang terus-menerus (“persistent”) timbul,
biarpun tidak dikehendaki, dan diketahui bahwa hal itu tidak
wajar atau tidak mungkin. Obsesi dapat menyebabkan
tindakan kompulsi misalnya obsesi barang hilang
menyebabkan tindakan kompulsi membuka-buka lemari.

17
4. Pikiran Hubungan (ideas of reference) :
Pembicaraan orang lain, benda-benda atau suatu
kejadian dihubungkan dengan dirinya.
5. Waham : Keyakinan tentang suatu isi pikiran
yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak
sesuai dengan intelegensi dan latar belakang
kebudayaan.

18
Macam-macam Waham :
a. Waham kejar : merasa yakin bahwa ada orang atau
komplotan yang sedang mengganggunya atau bahwa ia
sedang ditipu, dimata-matai atau kejelekannya sedang
dibicarakan orang banyak.
b. Waham somatik atau hipokhondrik : Keyakinan tentang
(sebagian) tubuhnya yang tidak mungkin benar.
misalnya otaknya sudah mencair, ada seekor kuda
dalam perutnya.
c. Waham kebesaran : yakin bahwa ia mempunyai
kekuatan, kepandaian dan kekayaan yang luarbiasa.
contoh : dapat membaca pikiran orang, memiliki mobil
atau rumah yang banyak.

19
d. Waham dosa : keyakinan bahwa dirinya telah
berbuat dosa atau kesalahan yang besar dan tak
dapat diampuni atau ia bertanggung jawab atas
suatu kejadian yang tidak baik. misalnya
kecelakaan keluarganya.
e. Waham nihilistik : yakin bahwa dunia ini sudah
hancur atau ia sendiri dan / atau orang lain sudah
mati.
f. Waham pengaruh : yakin bahwa pikirannya,
emosi dan perbuatannya diawasi atau
dipengaruhi oleh orang lain atau suatu kekuasaan
yang aneh.

20
Dalam psikiatri sensasi dibedakan atas :
1. Kesadaran
2. Perhatian
Kesadaran adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan
hubungan dan pembatasan terhadap proses mental yang
terjadi dalam dirinya dan yang terjadi pada lingkungannya.
Perhatian (atensi): Jumlah usaha yang dilakukan untuk
memusatkan diri pada bagian tertentu dari pengalaman.

21
1. Kesadaran Menurun : suatu keadaan dengan
kemampuan persepsi perhatian dan pemikiran
berkurang secara keseluruhan. Tingkatan penurunan
kesadaran sbb:
Apati - Somnolens - Soporeus - Soporocoma
(subcomateus) - Coma - Mati.
2. Kesadaran Berubah : Suatu gangguan kemampuan
seseorang untuk mengadakan hubungan dan
pembatasan terhadap proses mental yang terjadi pada
dirinya dan lingkungannya pada taraf “tidak sesuai
dengan kenyataan” (secara kwalitatif) yang terjadi.

22
3. Fugue : Perubahan kesadaran yang disertai amnesia
atau perlarian secara fisik dari suatu keadaan yang
menimbulkan banyak stres, tetapi dengan tetap
mempertahankan kebiasaan dan ketrampilan.
4. Senjakala Histerik (HystericalTwilight State) :
kehilangan ingatan atas dasar psikologik, yang terjadi
pada suatu waktu tertentu dan selektif. atau kehilangan
kesadaran disertai halusinasi.
5. Histerik : suatu penampilan emosional dengan unssur
menarik perhatian dan kelihatannya tidak ada kontak
dengan lingkungan.

23
6. Trance : Keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas
terhadap lingkungan dan biasanya terjadi mendadak.
Contohnya : pada permainan debus, kudalumping.
7. Somnabulisme : Tidur berjalan disertai beberapa
kegiatan atau yang biasa dilakukan dan terkadang dapat
menjawab beberapa pertanyaan tetapi tidak jelas.
Kesadaran pada trance, fugue, serangan epilepsi,
senjakala histerik dan somnabulisme disebut “Kesadaran
Berkabut” (Clouding of Consciousness).
Gangguan Perhatian : adalah ketidak mampuan untuk
memusatkan atau mempertahankan perhatian pada
suatu aktivitas. atau gangguan konsentrasi.
Macam-macam gangguan perhatian :
1. Distraktibilitas : penarikan perhatian kepada stimulus
external yang tidak penting atau tidak relevan.
2. Inatensi Selektif : gangguan perhatian hanya kepada
hal-hal yang menimbulkan kecemasan.
3. Hipervigilensi : pemusatan perhatian yang berlebihan
pada semua stimulus internal dan external, biasanya
merupakan gejala sekunder dari gangguan waham atau
paranoid.

25
 Persepsi adalah proses mental untuk mengenal, menilai sesuatu
benda atau keadaan melalui rangsangan panca indra.
1. Halusinasi : Persepsi panca indra tanpa ada berhubungan
dengan kenyataan rangsang eksternal atau tanpa adanya
rangsangan eksternal
2. Ilusi : Persepsi atau interpretasi yang salah dari rangsang
sensoris luar yag sesuai dengan kenyataan.
3. Depersonalisasi : Suatu perasaan subjektif terhadap diri yang
tidak sesuai dengan kenyataan, asing dan tidak akrab dengan
diri sendiri
4. Derealisasi : Suatu perasaan subjektif bahwa lingkungannya
asing atau tidak sesuai dengan kenyataan

26
a. Halusinasi penglihatan (visual) : biasa tak berbentuk (sinar)
atau berbentuk (orang)
b. Halusinasi pendengaran (akustik): suara manusia, hewan,
kejadian alamiah, musik
c. Halusinasi penciuman (olfaktorik) : mencium sesuatu bau.
d. Halusinasi pengecapan (gustatorik) : merasa / mengecap
sesuatu.
e. Halusinasi raba (taktil,haptik) : merasa diraba, disentuh atau
merasa ada yang bergerak dibawah kulitnya.

27
f. Halusinasi gerak (kinestetik) : merasa badannya bergerak
dalam sebuah ruang. atau anggota badannya bergerak
(umpamanya anggota bayangan atau “phantom limb”)
g. Halusinasi alat dalam tubuh (somatik, visceral) : merasa
ada sesuatu yang timbul didalam organ tubuhnya
h. Halusinasi hipnagogik : persepsi sensorik palsu yang
terjadi saat akan tertidur.
i. Halusinasi hipnopompik : persepsi palsu yang terjadi saat
terbangun dari tidur.

28
 Perasaan merupakan suatu fungsi jiwa (psikis) yang bersifat
subjektif untuk dapat mempertimbangkan dan menilai sesuatu yang
dialami dalam kualitas senang dan tidak senang dalam berbagai
taraf.
 Menurut Maramis, “Perasaan adalah nada rasa yang menyenangkan
atau tidak, yang menyertai suatu pikiran dan biasanya berlangsung
lama serta kurang disertai komponen fisiologik”
 Menurut Kartini Kartono (1996), “Perasaan atau renjana adalah
reaksi rasa dari segenap organisme psiko-fisik manusia”
 Menurut Abu Ahmadi (1983), “Perasaan adalah suatu keadaan
kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang
atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan
bersifat subjektif”

29
Perasaan dibedakan atas :
1. Emosi : perasaan yang berlangsung singkat dipengaruhi
oleh proses fisiologik didalam tubuh.
2. Afek : Perasaan yang berlangsung lama dan tidak
dipengaruhi oleh proses fisiologik didalam tubuh serta
bersifat objektif.
3. Mood : Suasana perasaan yang berlangsung lama yang
dirasakan oleh seseorang (subjektif) dan tidak dapat dinilai
oleh orang lain.

30
1. Kecemasan (Anxietas) : Perasaan takut yang disebabkan oleh adanya
dugaan bahaya yang mungkin berasal dari dalam atau dari luar diri
seseorang.
2. Kecemasan Mengambang (Free Floating Anxiety) : rasa takut yang meresap
dan tidak berhubungan dengan suatu gagasan.
3. Ketakutan : kecemasan yang disebabkan oleh bahaya yang dikenali secara
sadar dan realistik.
4. Agitasi : Kecemasan berat yang disertai dengan kegelisahan motorik.
5. Panik : Serangan kecemasan yang akut, episodik, dan hebat disertai dengan
peningkatan aktivitas otonomik (sistem saraf otonom).
6. Ambivalensi : terdapatnya secara bersama-sama dua impuls yang
berlawanan terhadap seseorang atau objek atau suatu hal pada waktu yang
sama.

31
1. Afek Tidak Serasi (Inappropriate Affect) : ketidak harmonisan
irama perasaan dengan gagasan, pikiran atau pembicaraan yang
menyertainya.
2. Afek Tumpul (Blunted Affect) : gangguan afek yang
dimanifestasikan oleh penurunan hebat pada intensitas irama
perasaan yang diungkapkan keluar.
3. Afek Terbatas ( Restricted or Contricted Affect) : penurunan
intensitas irama perasaan kurang parah bila dibanding dengan
afek tumpul tetapi jelas menurun.
4. Afek Datar (Flat Affect) : tidak adanya atau hampir tidak adanya
ekspresi afek yang ditandai dengan suara yang monoton dan
wajah yang tidak bergerak
5. Afek Labil (Labile Affect) : Perubahan irama perasaan yang cepat
dan tiba-tiba, yang tidak berhubungan dengan stimulus eksternal.

32
1. Disforik : mood yang tidak menyenangkan.
2. Mood yang meluap-luap (Expansive Mood) : ekspresi perasaan
seseorang tanpa pembatasan, seringkali dengan penilaian yang
berlebihan terhadap kepentingan atau makna seseorang.
3. Mood yang iritabel (Irritable Mood) : Mood yang mudah
diganggu atau mudah dibuat marah.
4. Mood yang meninggi atau elasi (Elevated Mood) : suasana
keyakinan dan kesenangan atau keceriaan yang lebih dari
biasanya.
5. Euforia : elasi yang kuat disertai dengan perasaan kebesaran atau
kegembiraan yang berlebihan sehingga tidak lagi memperhatikan
sekitarnya.
6. Ekstase (Ecstacy) : perasaan kegembiraan dan kegairahan yang
luar biasa disertai kekaguman

33
Gangguan kemauan berkaitan erat dengan gangguan
psikomotorik, karena :
1. Kelakuan / perilaku seseorang didasari oleh adanya
kemauan untuk berperilaku yang diinginkan
2. Inisiatif adalah proses mental untuk mewujudkan suatu
ide seseorang melalui perilaku
Menurut Maramis, Psikomotor merupakan gerakan badan
yang dipengaruhi oleh gerakan jiwa.

34
1. Gerakan lambat :
- Hipokinesia / hipoaktif : gerakan/ aktivitas yang kurang
- Stupor : Tidak bergerak-gerak dan tidak menyadari
sekelilingnya.
- Katalepsi : Mempertahankan posisi tubuh secara kaku
dan tidak dapat diubah orang.
- Flexibilitas Serea : Mempertahankan posisi tubuh yang
dibuat oleh orang lain.
2. Gerakan cepat dan meningkat :
- Hiperaktif : Bergerak terus menerus tidak kenal lelah
- Furor : Gelisah dengan beberapa gerakan
dipertahankan.

35
3. Gerakan / Perilaku aneh :
- Tic : gerakan spontan, berulang-ulang dan tidak
terkendali
- Stereotipi : gerakan satu ekstremitas berulang-
ulang tanpa tujuan.
- Ekopraksi : meniru gerakan orang yang
dilihatnya
- Ekolali : Meniru ucapan orang lain yang
didengarnya
- Kataplexi : Tiba-tiba kehilangan tenaga, lemas
dan tak berdaya.
- Kompulsif : Impuls untuk melakukan tindakan
atau perbuatan berulang-ulang yang tidak dapat
dikendalikan.
36
ANAMNESA - Alasan berobat
- Riwayat gangguan sekarang
- Riwayat gangguan dahulu
- Riwayat perkembangan pribadi
- Latar belakang sosial, pendidikan
PEMERIKSAAN - Fisik Diagnostik
- Status Mentalis
- Laboratorium, Radiologik, Psikologik
DIAGNOSIS - Aksis I : Klinis
- Aksis II : Kepribadian
- Aksis III : Kondisi Fisik
- Aksis IV : Psikososial
- Aksis V : Taraf Fungsi
TERAPI - Psikofarmakologi
- Psikoterapi
- Terapi sosial
- Terapi Okupasi
TINDAK LANJUT - Evaluasi terapi
- Evaluasi Diagnostik

37
Dr. Sitti Mudirusniah, M.kes, Sp.KJ
Etiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
penyebab atau latar belakang terjadinya suatu
penyakit pada seseorang individu.
Secara umum penyebab gangguan jiwa dapat di
kelompokkan berdasarkan :
1. Menurut tahap berfungsinya

2. Menurut sumbernya
Menurut tahap berfungsinya Coleman, Butcher dan
Carson membedakan atas :
1.Penyebab Primer (Primary Causa), adalah kondisi ang
tanpa kehadirannya suatu gangguan tak akan muncul.
2.Penyebab yang menyiapkan (Predisposing Cause),
adalah kondisi yang mendahului atau membuka jalan
bagi kemungkinan terjadinya suatu gangguan.
3.Penyebab pencetus (Precipitating Cause), adalah setiap
kondisi yang tak tertahankan bagi individu dan akhirnya
menyebabkan gangguan
4. Penyebab yang menguatkan (Reinforcing Cause),
adalah suatu kondisi yang cendrung
mempertahankan gangguan yang sudah terjadi
5. Penyebab yang berangkai (Multiple Cause), adalah
serangkaian faktor penyebab yang saling
mempengaruhi dan menyebabkan gangguan.
Menurut sumbernya atau asalnya penyebabnya dapat dibagi
atas :

1.Faktor Organo – Biologik (Biologik), ialah berbagai keadaan


biologis yang menghambat perkembangan fungsi individu
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Coleman, Butcher dan
Carson ada beberapa penyebab biologis yang penting antara
lain : (a) patologik otak (b) kelemahan (c) deprivasi fisik (d)
tingkat kematangan (e) genetik
2. Faktor Psiko – Edukatif (Psikologik), ialah berbagai kondisi
psikologis dan cara mendidik yang menyebabkan gangguan.
Terdiri atas : (a) trauma psikologis (b) deprivasi parental (c) stres
berat

3. Faktor Sosio – Budaya (Socio-Cultural), ialah keadaan objektif


dalam masyarakat atau tuntutan masyarakat yang dapat
mengakibatkan tekanan pada individu dan selanjutnya
menyebabkan gangguan. Misalnya :peperangan, bencana alam,
resesi ekonomi, konflik politik
1. Keturunan
2. Konstitusi
3. Deprivasi fisik
4. Genetika
5. Patologi otak
6. Penyalah gunaan obat
 Dari berbagai penelitian ditemukan adanya
beberapa gangguan mental yang diturunkan
kepada keturunannya, antara lain :
 Skizofrenia
 Gangguan afektif bipolar
 Retardasi mental
 Konstitusi menunjukkan keadaan biologik
keseluruhan, baik yang diturunkan (hereditery)
maupun yang didapatkan (acquired)
 Kelemahan konstitusional : bentuk badan,
cacat fisik dan kecendrungan bereaksi,
kepekaan (sensitivitas), kecerdasan dan bakat.
Faktor Konstitusi Hubungan dengan perkembangan
Abnormal
Bentuk badan Diproporsi badaniah, kelemahan dan
penampakan yang yang jelek lebih sering
berhubungan dengan gangguan jiwa
Energi dan kegiatan Berhubungan dengan apakah individu
mengembangkan reaksi agresif atau lebih
menuju ke dalam keadaan stres , lebih
berjenis gangguan yang timbul
Reaktifitas dan Reaktivitas emosional yang tinggi
susunan saraf berhubungan dengan realisasi yang tinggi
vegetatif terhadap stres ringan dan pembentukan rasa
takut yang tidak jelas. Reaktivitas yang
 Deprivasi (kehilangan) fisik, baik yang dibawa
sejak lahir (congenital), maupun yang didapat
(acquired)
 Contoh : seseorang yang mengalami
kecelakaan sehingga salah satu anggota
badannya harus diamputasi dapat
menyebabkan gangguan mental, baik psikotik
maupun neurosis
 Kelainan genetik dapat menyebabkan gangguan
mental antara lain :
 Down syndrome
 Rett’s syndrome
 Heller syndrome
 Turner’s syndrome
 Cacat congenital sejak lahir dapat mempengaruhi
perkembangan jiwa anak, namun pengaruh cacat ini
tergantung bagaimana individu itu menilai dan
menyesuaikan diri terhadap kecacatannya
 Gangguan pada otak dapat menyebabkan gangguan
mental
 Gangguan otak, antara lain : trauma, infeksi, tumor,
racun, perdarahan, gangguan metabolisme, dan atropi
otak.
 Tumor otak menunjukkan perubahan kepribadian
 Trauma dan lesi, tergantung pada lobus yang terkena :
 Lobus frontalis (unilateral dan bilateral),
menyebabkan : perubahan kepribadian, irritabilitas,
euforia, apati, depresi, impulsif, pada area premotor
terjadi aphasia Broca (ekspresif)
 Lobus temporal akan menyebabkan perilaku psikotik
agresif, halusinasi pendengaran, pada lobus dominan
menyebabkan aphasia Wernicke, pada lobus non
dominan menyebabkan agnosia suara, agnosia
intonasi, kelainan bilateral menyebabkan amnesia
Korsakoff dan Kluver – Bucy Syndrome (placidity
dan hiperseksualitas)
 Epilepsi lobus temporalis : perilaku impulsif & kasar
 Gangguan hipokampus : gangguan panik
 Lobus parietal, pada lobus dominan menyebabkan
aphasia totalis (expresif dan reseptif), membaca dan
menulis, agnosia, apraksia dan kemunduran intelektual.
Lobus mon dominan menyebabkan anosognosia.
 Lobus occipital, menyebabkan seseorang menjadi
kasar, menimbulkan ilusi, halusinasi visual
 Sistem limbik, berhubungan dengan emosi takut,
cemas, marah, impulsif, kehilangan memori,
Korsakoff syndrome bila terkena corpus Mamillary.
 Gangglia basalis dan sistem limbik menyebabkan
gejala depresi
 Atrofi area hipokampus dan amigdala menyebabkan
skizofrenia.
 Disregulasi aliran darah otak menyebabkan gangguan
panik
 Vasolonstriksi pembuluh darah otak menimbulkan
gangguan panik
 Post encephalitis menimbulkan obsesif kompulsif
1. Deprivasi parental, anak yang ditolak, terpisah atau
kehilangan orang tuanya seperti tinggal di asrama dsb
2. Hubungan orang tua dan anak yang patologis,
menurut Coleman keluarga memegang peranan
penting dalam pembentukan kepribadian.
3. Struktur Keluarga yang patologik. Struktur keluarga
inti yang kecil atau besar akan mempengaruhi
perkembangan jiwa anak, terutama bila terjadi
ketidaksesuaian atau konflik dalam keluarga.
4. Stres berat, peristiwa kehidupan yang berturut-turut
akan menyebabkan gangguan mental.
Sikap Orangtua Pengaruh Terhadap Perkembangan Anak
1. Melindungi anak Anak hanya memikirkan dirinya sendiri, hanya menuntut
secara berlebihan saja, cepat berkecil hati, tak tahan kekecewaan, kurang rasa
karena memanjakan tanggung jawab. Menolak peraturan dan minta dikecualikan

2. Melindungi anak Anak kurang berani dalam pekerjaan, bersikap pasif dan
secara berlebihan bergantung pada orang lain. Ingin menjadi anak emas dan
karena sikap “kuasa” menerima saja segala perintah.

3. Penolakan (anak Anak merasa gelisah dan diasingkan, bersikap melawan


tidak disukai). orang tua dan mencari bantuan orang lain, tidak mampu
memberi dan menerima kasih sayang
4. Menentukan norma- Anak sering kaku dan keras dalam pergaulan cenderung
norma etika & moral menjadi sempurna (“perfectionism”) dengan cara yang
yang terlalu tinggi berlebihan. Cepat putus asa, merasa bersalah dan
5. Disiplin yang terlalu Menilai dan menuntut dirinya juga terlalu keras agar dapat
keras meneruskan dan menyelesaikan pekerjaannya dengan baik

6. Disiplin yang tak Sikap anak dalam menilai norma juga tak teratur, tidak
Faktor-faktor sosiokultural meliputi keadaan objektif dalam
masyarakat dan tuntutan masyarakat dapat menimbulkan tekanan
pada individu yang menyebabkan gangguan mental, faktor
tersebut antara lain :
1.Bencana Alam

2.Krisis ekonomi,

3.Konflik sosial

4.Perumahan, perkotaan vs pedesaan

5.Masalah kelompok minoritas

6.Pengaruh rasial dan keagamaan

7.Nilai-nilai dan adat istiadat

Anda mungkin juga menyukai