Anda di halaman 1dari 30

IMPLEMENTASI DAN NILAI

PANCASILA MENJAGA PERSATUAN


DAN IDENTITAS BUDAYA DI ERA
GLOBALISASI

B A D A N K E S B A N G P O L P R O V. J AT E N G
REFORMASI:
• Sentralisasi ke desentralisasi
Latar Belakang
• Muncul paham-paham sektoral,
menguatnya ideologi
keagamaan tertentu, &

3
kurikulum Pancasila di hapus
digantikan pendidikan karakter

ORDE LAMA:
• Periode 1945-1950 : pembrontakan
PKI (Madiun 1948) & DI/TII
• Periode 1950-1959 : muncul paham
ideologi liberal, pemberontakan (RMS,
PRRI, dan Permesta), pemerintah
mengeluarkan Dekrit Presiden 1959
• Periode 1956-1965 : kudeta PKI yang
akan menggantikan dasar & ideologi
negara
2
1 ORDE BARU:
Desiminasi Pancasila melalui
metode P4 & Kurikulum PMP
KONSENSUS PARA PENDIRI BANGSA (FOUNDING FATHERS)
PADA SIDANG PPKI TGL 18 AGUSTUS 1945

1 Pancasila merupakan falsafah negara

UUD 1945 merupakan hukum dasar utk


2 penyelenggaraan pemerintahan negara &
pengelolaan kehidupan berbangsa
Pada masa perumusan rancangan konstitusi Negara kesatuan republik indonesia indonesia
negara dlm sidang BPUPKI & PPKI, telah terjadi
perbedaan paham mengenai “ideolgi negara” yg 3 adalah negara yg berbentuk unitaris (bukan
federalis) dgn pemerintahan negara berbentuk
akan diterapakan utk “negara indonesia merdeka” republik & demokratis dimana kedaulatan di
Jalan keluar terhadap perbedaan paham di bpupki tangan rakyat (bukan monarkhi, bukan
melalui kompromi “disepakati piagam jakarta” khilafah, bukan otokrasi)

Jalan keluar pada saat sidang PPKI melalui 4 Semboyan bhinneka tunggal ika
kompromi “dengan menghapus tujuh kata-kata merupakan panduan/pedoman utk
dlm pembukaan & batang tubuh UUD 1945” mengelola bangsa yg plural & multi-kultur
PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Ir. SOEKARNO PANITIA SEMBILAN SIDANG PPKI MENETAPKAN &


MENAWARKAN FALSAFAH DASAR (PANCASILA DALAM PIAGAM MENGESAHKAN (PANCASILA
NEGARA DENGAN 5 PRINSIP YANG DALAM PEMBUKAAN UUD NRI
JAKARTA)
DIBERI NAMA PANCASILA TAHUN 1945) 18 AGUSTUS 1945
1 JUNI 1945 22 JUNI 1945

FALSAFAH DASAR
NEGARA (PANCASILA)
PIAGAM JAKARTA PANCASILA
1. Ketuhanan dengan kewajiban 1. Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Kebangsaan Indonesia menjalankan syariat Islam bagi
2. Kemanusiaan Yang Adil
2. Internasionalisme Atau pemeluk- pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab Dan Beradab
Perikemanusiaan
3. Persatuan Indonesia 3. Persatuan Indonesia
3. Mufakat Atau Demokrasi 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
4. Kesejahteraan Sosial kebijaksanaan dalam Hikmat Kebijaksanaan Dalam
permusyawaratan / perwakilan Permusyawaratan / Perwakilan
5. Ketuhanan Yang Maha 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Esa Indonesia Rakyat Indonesia

Rangkaian dokumen sejarah perumusan Pancasila yang bermula dari 1 Juni 1945, 22 Juni 1945, hingga teks final 18 Agustus 1945 harus dimaknai sebagai satu kesatuan
dalam proses kelahiran Pancasila sebagai dasar negara.
Pancasila, sebagai ideologi, penting dilihat
sebagai hasil dari imajinasi dan penafsiran
bersama berdasarkan pengalaman sejarah yang
nyata. Para perumus Pancasila tidak
menyusunnya berdasarkan wahyu dari langit,
tetapi melalui pergumulan pikiran yang
bersumber dari pengalaman bersama secara
materiil karena penjajahan dan revolusi
menentangnya. Pancasila, oleh karena itu, harus
dilihat sebagai ideologi tandingan terhadap
tatanan kolonialisme dan pembimbing menuju
struktur sosial, politik, dan ekonomi baru yang
egaliter dan independen.
WASPADA
RADIKALISME DIGITAL
• Dapat mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa
• Kewajiban warga negara untuk
meminimalisir konten negatif dan membanjiri
konten positif
• Kecakapan digital harus ditingkatkan untuk
melahirkan narasi-narasi positif yang kreatif
dan massif
Indeks Potensi Radikalisme Jawa Tengah Tahun 2020 12,2%
Indeks Nasional
Indek Potensi Radikalisme Jawa Tengah di bawah rata-rata nasional

6,8%
12,2% 6,8% Indeks Jawa Tengah

• Potensi radikalisme di Jawa Tengah adalah sebesar 6.8% dimana dimensi sikap adalah yang tertinggi dibandingkan dengan
dimensi lainnya.
• lndeks potensi radikalisme cenderung lebih tinggi di kalangan perempuan, generasi muda (gen Z dan milenial) serta pada
mereka yang aktif mencari dan menyebar konten keagamaan di internet dan media sosial.
• Secara umum, tingkat literasi digital di Jawa Tengah masih rendah jika dibangdingkan dengan aksesibilitas masyarakat
terhadap internet.
Source: BNPT.2022
GENERASI MUDA RENTAN TERPAPAR

Penyebaran radikalisme di media sosial lewat


propaganda bisa dianggap menarik oleh generasi
muda.

Generasi muda berada di usia yang rawan, karena


kebutuhan jati diri dan eksistensi.
Penyebaran paham radikal yang sering dibumbui
narasi heroisme, kemudahan akses internet dan
banyaknya waktu luang, kemudian konten dan narasi
radikal disebar dengan mudah dan diakses generasi
muda
MASA DEPAN BANGSA

Bagaimana menghadapinya?

KENALI_INTOLERAN, RADIKALISME, TERORISME_ LAWAN


Intoleransi
Orientasi negatif atau penolakan seseorang terhadap hak-hak politik dan sosial dari
kelompok yang ia tidak setujui

Radikalisme
Perubahan Cepat Kekerasan Tafsiran keagamaan

Radikalisme > Terorisme


Menolak Pancasila Menolak NKRI Intoleran Takfir
Apa itu terorisme ?

Terorisme
Perbuatan yang menggunakan Kata kunci terorsime:
kekerasan atau ancaman  Perbuatan.
kekerasan yang menimbulkan  Menggunakan kekerasan.
suasana teror atau rasa takut
 Menggunakan ancaman kekerasan.
secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat  Menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas.
massal, dan/atau menimbulkan  Dapat menimbulkan korban yang bersifat massal.
kerusakan atau kehancuran  Menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap :
terhadap objek vital yang
strategis, Iingkungan hidup,
- Objek vital strategis
fasilitas publik, fasilitas - Lingkungan hidup
internasional dengan motif - Fasilitas publik
ideologi, politik, atau gangguan - Fasilitas internasional
keamanan.
UU Nomor 5 tahun 2018 Pasal 1
 Motif Ideologi, Politik atau Gangguan Keamanan
ayat (2); pasal 1 ayat (3) Perpres
Nomor 7 Tahun 2021
PANCASILA
Pedoman tata nilai dan tata lalu Berbangsa dan Bernegara.

PANCA
Kita harus mampu menunjukan bahwa PANCASILA menjadi perekat
Kebangsaan kita hari ini.
PANCASILA DALAM TINDAKAN mampu mengatasi tantangan
kebangsaan.
DALAM TINDAKAN Pancasila dalam tindakan, Pancasila dalam tindakan menjadi gaya hidup

SILA
sehari-hari, dapat diaplikasikan di perbuatan atau laku sederhana semua
masyarakat.
PANCASILA digali dari akar budaya bangsa Indonesia yang
mengandung nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi hingga
sekarang,
PANCASILA baik nilai-nilai agama, adat istiadat, kebersamaan, keseteraan,
keadilan, maupun perjuangan untuk melepaskan diri dari segala
FALSAFAH HIDUP BANGSA
bentuk penjajahan.
Nilai-nilai luhur ini mengkristal dalam rumusan Pancasila
sebagai perwujudan filsafat kemanusiaan yang mencerminkan
hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan
manusia dengan lingkungan alam sekitarnya.
Falsafah Pancasila ini merupakan suatu pandangan hidup yang
telah diyakini bangsa Indonesia sebagai suatu kebenaran dan
dijadikan falsafah hidup bangsa.
Pancasila Strategi Budaya
Membangun Jati Diri Bangsa
Pancasila sebagai ekspresi dari cipta, rasa dan karsa bangsa
Indonesia yang dirumuskan dan disepakati oleh Bung Karno dan
para pendiri bangsa adalah puncak kebudayaan bangsa Indonesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah cita-cita
peradaban tertinggi bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai puncak kebudayaan nasional merupakan ideologi
yang dinamis dan dapat bekerja di tengah masyarakat.
Pembudayaan Pancasila di tengah masyarakat, dapat menjadikan
masyarakat Indonesia seutuhnya, yang mampu menghargai
perbedaan, santun, cinta Tanah Air, demokratis, adil, dan solid.
Membudayakan Pancasila berarti menghidupkan dan merefleksikan
nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila di kehidupan nyata.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERLUASAN KESEMPATAN

• PEMBENTUKAN IKLIM YG KONDUSIF BAGI • PENYUSUNAN KEBIJAKAN YANG


PENGEMBANGAN & PENINGKATAN BERDAMPAK LANGSUNG KEPADA

STRATEGI PARTISIPASI MASY DALAM PEMBAURAN


DAN PENGUATAN KEBHINNEKAAN
• PENGUATAN KAPASITAS PENDAMPINGAN
MASYARAKAT ADAT, BUDAYA DAN ETNIS
• DUKUNGAN PEMBANGUNAN SARANA
PRASARANA UNTUK MEMUDAHKAN AKSES

PEMBERDAYAAN PEMERINTAH & LEMBAGA MITRA TERLIBAT


• PROGRAM KEGIATAN FASILITASI KEGIATAN
• PEMBERIAN AKSES LEMBAGA MITRA
(PENDIDIKAN, SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI,
YG BERKELANJUTAN LINGKUNGAN) UNTUK MELAKUKAN
Penguatan pembauran selain dilakukan dengan • PENYEDIAAN FASILITATOR PENGGERAK PENGUATAN

penguatan kelembagaan melalui FPK dan


Perantara (bagi generasi muda) juga Penting
untuk menguatkan kesatuan masyarakat adat,
dan menjadikannya sebagai laborat penguatan
Pancasila, pembauran dan kebhinnekaan dalam
tindakan. PENGEMBANGAN
PERLINDUNGAN SOSIAL KAMPANYE NILAI BERSAMA

• LEGALITAS ORGANISASI DAN • PENGEMBANGAN PEREKAMAN PRAKTIK BAIK,


KELEMBAGAAN DOKUMENTASI DAN MEDIA KAMPANYE
• PEMBENTUKAN / PENGUATAN KELOMPOK • JARINGAN KAMPANYE BERSAMA PRAKTIK BAIK
ORGANISASI SECARA MODERN PENGUATAN PEMBAURAN DAN KEBHINNEKAAN
• PEMBENTUKAN JARINGAN KERJASAMA / • KOMITMEN BERSAMA PERLINDUNGAN
NETWORKING TERHADAP KOMUNITAS/ LEMBAGA/ ETNIS
TERKAIT KELESTARIAN NILAI KEARIFAN DAN
KERAGAMAN BUDAYA
DUSUN GIYANTI
WONOSOBO
Tradisi Nyadran sebagai sebuah kearifan lokal yang mengandung nilai-
nilai perdamaian dan aktualisasinya dalam membangun budaya damai
di Giyanti Wonosobo.

Tradisi Nyadran di Giyanti sudah digelar sejak tahun 1757, dibagi dalam tiga
rangkaianya :
• Kegiatan menjelang acara inti Tradisi Nyadran,
• acara inti Tradisi Nyadran
• Merti Dusun.
Setiap rangkaian kegiatan dalam Tradisi Nyadran memiliki nilai-nilai yang berkorelasi
dengan nilai-nilai perdamaian.
Pertemuan nilai ini mampu menyatukan masyarakat Giyanti yang berbeda dari segi
agama, suku dan golongan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Tradisi Nyadran diaktualisasikan dalam kehidupan
sosial masyarakat. Masyarakat yang merasa memiliki sejarah yang sama dan berasal dari
satu ikatan keluarga membuat budaya damai kian nyata di Dusun Giyanti.
Mereka gotong royong mempersiapkan setiap prosesi adat bersama-sama.
Nilai-nilai kearifan lokal yang bersifat universal seperti halnya dalam Tradisi Nyadran di
Giyanti, terbukti berkontribusi dalam membangun budaya damai yang berkorelasi
dengan upaya pertahanan negara demi keutuhan NKRI.
DESA JRAHI PATI
PENUH TOLERANSI
DESA Jrahi Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, terkenal akan
kerukunan antarumat beragama.
Desa Jrahi dihuni oleh penganut agama Islam, Kristen, Hindu, Buddha dan aliran
kepercayaan Sapto Darmo. Meski berbeda keyakinan, mereka tetap bersatu,
saling menghargai dan membantu satu sama lain.
Empat agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha dan aliran kepercayaan
seperti Sapto Darmo yang ada di desa ini, tidak pernah berseteru serta selalu
saling memahami dan membantu. Sehingga selain dari sisi wisata alam, yang
tidak kalah penting juga adalah pengembangan wisata religi yang terkait dengan
desa wisata Pancasila
Masyarakat Desa Jrahi menarik. Kepala desanya dari agama Buddha. Bahkan
sudah dua kali menjabat.
Desa ini pantas disebut sebagai Desa Pancasila. Karena politik identitas tidak
mengental di Desa Jrahi, menjadikan masyarakat desa bisa hidup guyub dan
rukun.
Pasar Bahulak
Pasar Gotong Royong Plupuh Sragen
Desa Karungan mendirikan Pasar Bahulak, di tanah kas Desa seluas empat ha. Dengan
semangat gotong royong dan ketulusan masyarakat desa, ingin menciptakan pasar yang
mengenang kuliner masa lalu, Pasar mulai September 2020 hingga saat ini.

Di pasar terdapat 74 pedagang yang semuanya warga desa berjualan. Kegiatan pasar
dilaksanakan dua pekan sekali, mengerahkan 292 tenaga kerja.
Mereka sangat senang, rukun, dan guyub, untuk mencintai desanya sebagai rasa
nasionalisme.
Selain itu, selama operasional Pasar Bahulak, ada 63 Satgas Covid yang dikerahkan.
Mereka disebar di seluruh pasar agar memastikan pengunjung menerapkan protokol
kesehatan.

Prof Yudian
saat menetapkan Desa Karungan dan Pasar Bahulak di
Kabupaten Sragen sebagai Desa Pancasila dan Pasar Gotong
Royong(7/3/21).
REFLEKSI NILAI AJARAN SEDULUR SIKEP
Nilai- nila i ajar an Samin Sur osentiko yang kini diwariskan kepa da
para pe ngikutnya, selar as de ngan Pancasila.
Nilai- nila i Pancasila itu seja tinya sudah te rtanam sejak manusia
dalam kandungan hingga lahir dan dewasa. Pancasila senantiasa ada
di dada .
Pancasila har us diajar ka n, dihayati dan diama lkan dalam kehidupa n
alam nyata, se bagai pegangan hidup. ora ng tua tidak ha nya sekedar
paha m Panc asila, melainkan menjadi tauladan sosok dan f igur yang
ber-Pancasila baik di dalam keluarga da n ber masyara kat.
Saling me nghormati dan tolera nsi akan memper era t ke ber sama an.
Me njaga kele sta rian dan ke damaian dengan menge depanka n

PANCASILA kejujura n.

DAN SEDULUR SIKEP SAMIN


BLORA JAWA TENGAH
Pancasila menurut Samin mengibaratkan sikap dan tingkah laku manusia
dalam menjalani kehidupan. Lima sila yang tertuang dalam Pancasila
merupakan refleksi dari pemahaman “papat kiblat limo pancer” yang diartikan
terdapat empat arah mata angin yang merupakan empat tujuan hidup manusia,
namun empat itu tidaklah cukup dan sempurna tanpa adanya kiblat ke lima,
yaitu hati manusia sebagai penentu arah tujuan hidup manusia.
Desa Damai Berbudaya Contoh Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten terdiri atas masyarakat yang
beragam, baik agama maupun status ekonomi.
Cara Bumikan Keberagaman itu menjadi potensi besar untuk dikembangkan sehingga pada November 2017

Pancasila dijadikan sebagai Desa Damai Berbudaya.


Melalui pendampingan dari Wahid Foundation, Desa Nglinggi mulai mewujudkan diri sebagai

& Kebhinnekaan
Desa Damai Berbudaya dengan menerapkan sembilan nilai utama Gus Dur. Di antara
ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan,
kesatria, dan kearifan lokal.
Desa ini punya program mengucapkan selamat ulang tahun kepada setiap warga. Lalu selama
pandemi warga saling membantu bahkan saat ada pencanangan dua hari di rumah saja desa
menyiapkan bantuan sembako selama dua hari.
JOGO TONGGO, Praktik Pancasila dalam tindakan
berakar dari ajaran kearifan lokal budaya. jogo tonggo
sudah terlebih dahulu mengakar sebagai laku budaya warga
lereng Muria, sebagaimana ajaran Raden Umar Said atau
Sunan Muria. Sunan Muria memiliki filosofi ajaran
Pagarono Omahmu Kanti Mangkuk (Pagarilah Rumahmu
dengan Mangkuk). Masyarakat telah diajarkan untuk
ringan tangan membantu apa yang dibutuhkan tetangga
terdekat.
laku Pagar Mangkuk ini mensyaratkan penerapan nilai
positif yang sejalan dengan spirit Gotong-Royong yang
bisa mendorong guyub rukun warga. Keikhlasan, kemauan
untuk saling bersimpati, tepo seliro dan asah, asih, asuh
menjadi lekat sebagai laku hidup sehari-hari. Warga saling
mengerti, saling menjaga diri dan selalu berusaha untuk
menjaga sesamanya.

Dukuh Piji Wetan, Desa Lau, Dawe, Kudus


Warga di Kampung Piji Wetan sedang bersedekah. Bersedekah dengan tetangga menjadi salah satu laku Sunan
Muria. (Sumber : Radar Kudus
TANTANGAN PERADABAN
MASA DEPAN
ADAPTIF DAN TERBUKA HAL BARU KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
Urban middle-class millennials merupakan generasi Generasi muda hari ini cenderung terbuka (open minded),
“kepo”, sebelum memutuskan SIKAP terlebih dahulu individualis, dan multikultur.
mencari informasi melalui internet maupun sosial media. cenderung show up dan speak up, Mementingkan status
masyarakat sosial yang melek dan adaptable pada sosial (selfie-update status).
teknologi. Cenderung suka memanfaatkan teknologi Makin pudarnya identitas budaya tradisional. Bergesernya
untuk mempermudah segala aktivitas.
masyarakat rural ke urban membawa konsekuensi bagi
Cenderung beralih dari aktivitas konvensional ke
nilai-nilai budaya lokal dan bergesernya masyarakat
aktivitas modern cashless-paperless berbasis virtual.
monokultul menjadi masyarakat multikultur

PEKERJAAN DAN ENTERPRENEURSHIP PREFERENSI - KEYAKINAN


cenderung individualis dan materialis. Potensi
Generasi Muda cenderung melek teknologi dan adaptasi, masyarakat akan beralih dari kultural ke puritan yang
namun memiliki kelemahan dalam kemampuan problem lebih mengusung keberagamaan yang cenderung
solving. individualis.
Kreatif dan percaya diri, Berorientasi pada capaian dan Referensi keyakinan dari kyai ke internet.
ambisi. Peradaban masa depan adalah era ekonomi kreatif. perdepatan pemikiran keagamaan dan keabsahan ritual
Generasi muda akan menjadi trigger bagi ekonomi kreatif keagamaan akan makin dinamis.
Indonesia dimasa depan. mereka lebih nyaman berada di Ideologi trans-nasional cenderung berkembang, muncul
lingkungan yang mampu mengakomodasi kebebasan fenomena gerakan lone wolf, yang mendasarkan
berekspresi dan berkarya. referensi pada bacaan internet dan sosmed.
KESIMPULAN
Momentum peringatan Hari Lahir Pancasila yang diperingati
setiap tanggal 1 Juni menjadi saat yang tepat untuk
membumikan kembali nilai-nilai Pancasila di tengah deru ombak
ideolagi lain yang berusaha menggesernya. Peringatan hari
lahirnya Pancasila harusnya menjadi cambuk bagi seluruh elemen
masyarakat utamanya Aparatur Sipil Negara untuk memupuk
patriotisme, jiwa Nasionalisme yang tidak sekedar menjadi
peringatan seremonial belaka, yang tidak hanya sebagai pemanis
kehidupan dalam setiap hafalan sila- silanya melainkan
menanamkannya dalam sanubari sebagai kebanggaan, panutan
hidup serta melaksanakan nilai- nilainya dalam kehidupan agar
TERIMA KASIH

BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK


PROVINSI JAWA TENGAH

Anda mungkin juga menyukai