Anda di halaman 1dari 35

Material Penimbun Conduit

Material Penimbun
 Timbunan adalah material yang terdapat disekeliling
conduit.
 Material ini dapat berasal dari stone crusher atau alami
yang digali di lokasi pemasangan conduit.
Material Penimbun
 Material timbunan ini akan memberikan
kekuatan, kekakuan, tegangan kontak yang
seragam dan stabilitas terhadap conduit serta
akan berguna untuk meminimalisasi deformasi
pada conduit akibat tekanan dari luar (tanah).
Material di sekitar Conduit
 Berdasarkan pengalaman tanah yang terdapat di sekitar
conduit dapat menambah tekanan dan deformasi akibat
desakan tekanan horizontal oleh conduit dan ditranfer
melalui material timbunan.
 Hal ini biasanya akan mengakibatkan efek yang kecil
tetapi dapat juga mengakibatkan penambahan defleksi
pada conduit.
 Kondisi ini dapat terjadi ketika kondisi tanah asli dalam
keadaan basah dan lepas, lunak atau tanah asli
mengelupas ke dalam galian selama proses penggalian
dan tidak dibersihkan.
Material di sekitar Conduit
 Oleh karena itu harus ada pertimbangan untuk
menggunakan material yang terdapat di sekitar
lokasi conduit
Tekanan Pada Conduit
 Tekanan yang terjadi pada conduit besarnya tidak sama.
 Pada puncak (crown) akan lebih kecil dibandingkan
dengan pada dasarnya (invert/bottom)
 Pada sisi coduit (spring line) akan lebih besar akibat
adanya tekanan lateral yang memobilisasi tahanan
lateral passip dan Arching pada tanah.
 Karena pentingnya peran tekanan tanah disekeliling
pipa, maka disekeliling conduit harus dibungkus dengan
material penimbun dan material penimbun conduit (pipa)
ini diijinkan untuk dipadatkan.
Kekuatan Tanah Penimbunan
 Saat pemilihan material harus dipertimbangkan
bagaimana ukuran butiran, bentuk dan distribusi akan
mempengaruhi kepada kekuatan dukungannya
 Ukuran butiran, bentuk dan distribusi material akan
mempengaruhi kekuatan dukungan pada conduit
 Tanah dengan ukuran butiran yang besar seperti kerikil
akan menghasilkan kekakuan yang paling tinggi dan
akan menghasilkan kekuatan dukungan yang paling
tinggi.
Kekuatan Tanah Penimbunan
 Material yang bulat cenderung lebih mudah untuk
berputar dibandingkan dengan bersudut yang cenderung
akan saling mengikat dan menghasilkan tahanan geser
yang lebih baik.
 Material yang bergradasi baik yang merupakan
gabungan antara GW dan SW yang mengandung
susunan gradasi material yang baik cenderung untuk
lebih tahan dibandingkan dengan material yang
bergradasi seragam (GP dan SP)
Kepadatan Material Penimbun
 Pemadatan tanah mempunyai efek yang
paling besar pada kekakuan timbunan.
 Pada tanah yang padat terjadi interlocking
antara butiran dan kontak antara butiran yang
tinggi.
 Perpindahan pada massa tanah yang padat
sangat kecil/terbatas
Kapadatan yang kurang
 Perpindahan mengakibatkan bergesernya butiran tanah
dan membutuhkan energi yang lebih kecil untuk
menggeser materialnya dibandingkan dengan yang
padat.
 Tanah yang lepas mempunyai daya tahan terhadap
pergeseran atau perputaran yang kecil
 Tanah yang lepas mengakibatkan defleksi yang besar
pada conduit/pipa dan defleksi ini lebih besar terjadi jika
dibandingkan dengan tanah yang padat.
Pengkasifikasian Material Penimbun untuk
Conduit
Pengkasifikasian Material Penimbun untuk Conduit
Material Timbunan Class I dan II
 Material kelas I dan II adalah material berbutir
dan cenderung untuk memberikan daya
dukungnya yang maksimum dengan pencapaian
nilai modulus elastisitas E yang tinggi.
 Material kelas I merupakan material yang
berasal dari stone crusher
 Class II material alami yang terdiri dari pasir
murni dan kerikil yang diperoleh dari alam
seperti dari deposit sungai
Class I dan Class II
 Material Class I dan II dapat dicampur untuk
mendapatkan material yang dapat menahan material
tanah yang halus ke dalam timbunan (infiltrasi).
 Material ini dapat dihampar dan dipadatkan melebihi
kadar air optimumnya dan lebih mudah dipadatkan
dbandingkan dengan material lainnya.
 Defleksi yang terjadi pada conduit akan minimum jika
dipasang pada material ini.
Class I dan Class II
 Nilai koefisient permeability material yang tinggi,
mengakibatkan material ini akan membantu
proses de-watering pada lobang galian jika
muka air tanah naik.
Bercampurnya Material
 Jika conduit dipasang di bawah muka air tanah, harus
dipertimbangkan kemungkinan terjadinya infiltrasi dari
material yang ada disekitarnya.
 Infiltrasi dapat terjadi jika rongga pada material
penimbun cukup besar untuk dapat di infiltrasi oleh
material halus yang hanyut dan terkikis/tererosi dari sisi
dinding galian.
 Umumnya tanah yang dapat tererosi adalah material
pasir halus,lempung dan spesial lempung yang dikenal
dengan dispersive clays.
Bercampurnya Material
 Untuk mengantisipasi kondisi ini, maka saat
menggunakan material berbutir ,maka material tersebut
harus bersudut dan mengakibatkan infiltrasi material
yang kecil.
 Material yang bulat cenderung untuk hanyut saat ada air
dan material dengan rongga yang besar dapat
terinfiltrasi oleh material yang terdapat disekelilingnya.
 Cara untuk mengurangi proses infiltrasi adalah dengan
membuat filter berupa mengatur ukuran perbutiran
sebagai berikut:
Design Filter
 Dimana
 D15,D50 dan D85 adalah ukuran butiran dari
distribusi ukuran partikel yang di plot saat
distribusinya lebih halus dari 15 %, 50% dan 85
%
 DE adalah material timbunan tanah
 DA adalah material in-situ.
Bercampurnya Material
 Pendekatan lain yang dapat digunakan adalah
menggunakan geotextile sparator
 Geotextile ini berguna untuk memisahkan lapisan
material penimbun dengan yang berbutir berbutir halusa
seperti pada gambar berikut.
Fungsi Geotextile Separator
Penggunaan Geotextile
Sparator
Material Class III dan IVA
 Dukungan material ini lebih kecil dibandingkan dengan
material kelas I dan II serta jika dipadatkan atau
dicompact pada level tertentu akan menghasilkan
kekakuan yang lebih kecil dibandingkan dengan klas I
dan II.
 Hal ini terjadi sebab adanya pertambahan kadar
lempung pada material ini.
 Membutuhkan daya pemadatan yang lebih besar untuk
mencapai spesifikasi pemadatan yang diinginkan dan
kadar air tanah harus dikontrol dekat dengan kadar air
optimum.
Material Class III dan IVA
 Penghamparan dan pemadatan material klas IV A akan
sensitif terhadap kadar air.
 Jika material ini terlalu basah, alat pemadat dapat
terbenam ke dalam material.
 Jika material terlalu kering, pemadatan terlihat normal,
tetapi jika jenuh air akibat kenaikan muka air tanah
mengkibatkan keruntuhan struktur dan mengakibatkan
kehilangan daya dukung.
 Penggunaan material kelas IV A Ini dibatasi untuk
conduit dengan lapisan penutup yang tipis.
Material Class IVB dan V
 Material ini memberikan dukungan yang kecil
pada conduit dan sering kesulitan untuk
melakukan pekerjaan penghamparan dan
pemadatannya.
 Material ini umumnya tidak direkomendasi
sebagai material timbunan.
 Conduit dapat menjadi float jika material ini
menjadi jenuh
PEMADATAN MATERIAL TIMBUNAN
Soil Compaction
Sebuah proses dimana partikel-partikel tanah
tersusun secara lebih rapat dengan berkurangnya
volume pori, sebagai hasil dari pemakaian beban
seperti rolling (gilas), tamping (menumbuk) atau
getaran. Proses ini meliputi keluarnya udara dari
pori tanpa perubahan yang signifikan terhadap
kadar air.
Standard Pemadatan Proctor
 ASTM D-698: Standar test methods for
Laboratory Compaction Characteristics of
Soil Using Standard Efford (600 kN-m/m3).
 ASTM D-1557: : Standar test methods for
Laboratory Compaction Characteristics of
Soil Using Modified Efford (2.700 kN-m/m3).
Teori Pemadatan Tanah
1. Kriteria: Kepadatan kering d

udara

Air W (%)

Butir 1 Butir
tanah tanah

 d =  /(1 + W)
Pengujian Pemadatan Standard
Sinar
Matahari

Sampel
Tanah

1 2

5 Mold 1 Mold 2 Mold 3

4
(w1) (w2) (w3)

Mold 4 Mold 5
(w4) (w5)

7
Berat Jenis Kering
d)
Zero air voids
Berat Jenis Kering (saturation = 100%)
Maksimum

Proctor 6
Modifikasi

Proctor
Standar

Kurva Kadar Air


Kadar Air (w)
Pemadatan Optimum
Teori Pemadatan Tanah
1. Kriteria: Kepadatan kering  = d / (1 + W)

2. Kurva Pemadatan
Kepadatan Zero air voids
Kering (saturasi = 100%)
d) Kepadatan Kering Maksimum

Gsw
d 
1  wG s
Usaha
Pemadatan
Tinggi
Gs = specific gravity tanah

Usaha
Pemadatan
Rendah

Kadar Air Optimum

Kadar Air (w)


Perilaku Tanah Pasir yang Dipadatkan

 Kurva Pemadatan untuk Tanah Pasir


• Kepadatan yang lebih tinggi dapat diperoleh bila pasir adalah kering
atau basah. Tetapi pada region C, tegangan kapiler antar butiran
menjadi semacam kohesi yang menahan butiran untuk ber-relokasi
dan memadat.
• Vibrasi adalah metode paling efektif untuk pemadatan pada tanah
berpasir.

d

S = 100%

Region C

0 Water Content (w)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai