Anda di halaman 1dari 29

Bagian Orthopedi & Traumatologi

Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Refleksi Kasus

FRAKTUR OS FEMUR DEXTRA


Dokter Pembimbing Klinik : dr. A. Dhedie Prasatia Sam, M.Kes, Sp.OT

1
Identitas

- Nama : Tn. Angga Umar


- Umur : 30 Tahun
- Tanggal Lahir : 2 Juni 1992
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Pekerjaan : Wiraswasta
- Alamat : Jl. Poros Malino, Bontomanai
- Agama : Islam
- Suku : Bugis
- Tgl MRS : 29-05-2023
- No. RM : 245590
Anamnesis
KELUHAN UTAMA
Nyeri pada Paha Kanan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien masuk di IGD RS.Ibnu Sina dengan keluhan nyeri pada Paha Kanan akibat kecelakaan lalu lintas
yang dialami. Pasien sadar saat kejadian. Pusing tidak ada, mual dan muntah tidak ada. Pasien
mengeluhkan nyeri saat menggerakkan Paha kanannya. Pasien memiliki luka lecet pada kedua tungkai
bawahnya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
- Riwayat fraktur (-) - Riwayat jantung (-)
- Riwayat alergi (-) - Riwayat DM (-)
- Riwayat jantung (-) - Riwayat hipertensi (-)
- Riwayat DM (-)
- Riwayat hipertensi (-) - RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
- Merokok (-)
- Minum Alkohol (-)
- Olahraga (-)
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
KEADAAN UMUM : Tampak sakit sedang
KESADARAN : Komposmentis kooperatif (GCS 15)
VITAL SIGN
- TD : 110/74 mmHg
- HR : 80x/menit
- RR : 20x/menit
- Suhu : 37,2 ºC
- SpO2 : 98%
- Skala Nyeri: 6
STATUS LOKALIS PADA RIGHT FEMORAL REGION
- Look : deformitas (-), jejas (-), swelling (+), hematoma (-), kontusio (+),
wound (-), perdarahan aktif (-)

- Feel : ternderness (+), teraba hangat (+)

- Move : gerak aktif dan pasif pada hip joint terbatas karena nyeri.

- NVD : sensibilitas baik, pulsasi arteri Dorsalis pedis (+), pulsasi arteri Tibia
Posterior (+), CRT <2 detik
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN LABORATORIUM(29/05/23)
Pemeriksaan darah lengkap
WBC : 25.9 103/uL Normal : 4.0 – 10.0 103/uL
RBC : 4.77 106/uL Normal : 4.0 – 5.50 106/uL
HGB : 14.3 g/dL Normal : 11.0 – 16.0 g/dL
HCT : 42.2% Normal : 37 – 54 %
MCV : 88.5 fL Normal : 80 – 100 fL
MCH : 30.0 pg Normal : 27.0 – 34.0 pg
MCHC : 33.9 g/dL Normal : 32.0 – 36.0 g/dL
PLT : 212.000 Normal :150.000 – 400.000
PEMERIKSAAN RADIOLOGI (29/05/23)

Pemeriksaan Femur AP/Lat

o Displaced Fracture Proksimal


Os. Femur Dextra
o Mineralisasi tulang baik
o Soft Tissue Swelling

Kesan: Displaced Fracture


Proximal Os. Femur Dextra
PEMERIKSAAN RADIOLOGI (29/05/23)

Pemeriksaan Toraks
o Corakan bronkovaskular
kedua paru normal, tidak
tampak infiltrate dan
metastasis
o Cor: Bentuk, ukuran, dan letak
normal
o Kedua sinus dan diafragma
baik
o Tulang-tulang tervisualisasi
intak

Kesan: Foto Thoraks normal


Diagnosa
- Closed Fracture 1/3 Proximal os. Femur Dextra
Tatalaksana
- Operatif
Open Reduction Internal Fictation (ORIF) Selasa/30-05-23/08.00
- Farmakologi
o NaCL 0,9% 20 tpm
o Ceftriaxon 1gr/12j/iv
o Ketorolac 3mg/8j/iv
1.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI Post-OP (30/05/23)

Pemeriksaan Femur AP/Lat

o Posisi plat dan screw di proximal femur kanan


baik, tidak ada tanda osteomyelitis
o Jaringan lunak disekitar masih tampak swelling
A N AT O M I

Sumber: Netter's Concise Orthopaedic Anatomy,2 nd Edition 13


DEFINISI FRAKTUR

Fraktur dapat didefinisikan sebagai diskontinyuitas pada tulang baik sebagian atau seluruhnya, di satu

tempat atau beberapa tempat dan dalam berbagai sudut

Fraktur femoralis adalah cedera ortopedi umum yang terjadi pada trauma energi tinggi atau trauma

energi rendah pada orang tua. Fraktur shaft femur sering dikaitkan dengan komorbiditas lain yang

memerlukan penilaian trauma menyeluruh dan perawatan interdisipliner.

Sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556057/
14
KLASIFIKASI UMUM FRAKTUR
Menurut bentuk garis fraktur dan hubungan dengan mekanisme trauma Menurut derajat kerusakan tulang

• Fraktur lengkap (Complet) Dikatakan lengkap bila patahan

tulang terpisah satu dengan yang lainya, atau garis fraktur

melibatkan seluruh potongan menyilang dari tulang dan

fragmen tulang biasanya berubaH tempat.

• Fraktur tidak lengkap (Incomplet) Bila antara patahan

tulang masih ada hubungan sebagian.

Sumber : Sanjay Meena, Pankaj Sharma, Abhishek Kumar Sambharia, Ashok Dawar. Fractures of Distal Radius: An Overview. 2014. 325-335 15
KLASIFIKASI FRAKTUR

Menurut Jumlah Garis Patahan Menurut hubungan dengan jaringan ikat sekitarnya

• Fraktur Komunitif : fraktur dimana garis patah • Fraktur Terbuka : Fraktur terbuka adalah fraktur yang terjadi

lebih dari satu dan saling berhubungan. hubungan dengan dunia luar

• Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah • Fraktur Tertutup : Terjadinya diskontuinitas dari jaringan tulang

lebih dari satu tapi tidak berhubungan. dimana tidak ada luka yang menghubungkan tulang patah

• Fraktur Multipel: fraktur diman garis patah lebih dengan udara luar

dari satu tapi tidak pada tulang yang sama

Sumber : Sanjay Meena, Pankaj Sharma, Abhishek Kumar Sambharia, Ashok Dawar. Fractures of Distal Radius: An Overview. 2014. 325-335 16
Klasifikasi Fraktur Femur
Klasifikasi fraktur poros femur bersifat deskriptif di mana lokasi, jenis, angulasi, pemendekan,
kominusi, rotasi, dan displacement dijelaskan.

AO/Orthopaedic Trauma Association:

Sumber: Femur. Journal of Orthopaedic Trauma 32():p S33-S44, January 2018. | DOI: 10.1097/BOT.0000000000001058
Mekanisme Fraktur
• Fraktur femur dapat terjadi akibat mekanisme energi tinggi/rendah dan sering dikaitkan
dengan cedera serius lainnya.
• Penyebab paling umum : kecelakaan mobil, jatuh dari ketinggian, jatuh dari permukaan
tanah pada individu dengan osteoporosis,
• Penyebab lain (Jarang): adalah fraktur atipikal akibat penggunaan bifosfonat, fraktur
patologis melalui lesi tulang, fraktur insufisiensi akibat osteoporosis, dan fraktur stres
akibat penggunaan berlebihan pada atlet dan rekrutan militer.

18
EPIDEMIOLOGI
• Insiden fraktur poros femur di seluruh dunia berkisar antara 10 dan 21 per
100.000 per tahun. 2% adalah fraktur terbuka.
• Pria lebih cenderung mengalami fraktur antara usia 15 hingga 35 tahun,
sementara wanita mulai menunjukkan peningkatan yang stabil mulai usia 60
tahun.
• Pria lebih mungkin mengalami fraktur akibat kecelakaan mobil atau mekanisme
energi tinggi lainnya. Wanita lebih mungkin mengalami fraktur akibat dari
jatuhnya ke tanah.
• Fraktur femoralis distal mewakili 3-6% dari fraktur femoralis
• Insidensi fraktur neck femur kira-kira sama dengan insidensi fraktur
pertrochanteric, dengan kombinasi lebih dari 90% dari semua fraktur femur
proksimal. 19

Sumber : Khan, A.M., Tang, Q.O. and Spicer, D. (2017) The epidemiology of adult distal femoral shaft fractures in a central London Major Trauma Centre over five years, The open orthopaedics journal.
Denisiuk, M. and Afsari, A. (2023) Femoral shaft fractures, National Center for Biotechnology Information.
H. Wu, C., C. Bäcker, H. and Maniglio, M. (2020) Epidemiology of proximal femoral fractures, Journal of Clinical Orthopaedics and Trauma.
FAKTOR RESIKO

Osteoporosis

Pola Hidup

Usia

Jenis Kelamin

Fahry, H. and Yuwana, S. (2018) Life style risk factors for femoral neck fracture in dr. Sardjito Hospital, Journal of the Medical Sciences (Berkala
Ilmu Kedokteran). Available at: https://jurnal.ugm.ac.id/bik/article/view/28665 (Accessed: 02 June 2023). 20
Diagnosa
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

 Deformitas di daerah yang fraktur: angulasi, rotasi atau shorthening

 Nyeri

 Bengkak

 Pemeriksaan fisik harus meliputi evaluasi neurovascular distal. Dan evaluasi kemungkinan adanya

sindrom kompartemen

Sumber : Icopim. Penanganan Konservatif Dan Operatif Bedah Orthopaedi Fraktur Radius Ulna 1/3 Tengah. 2018; 1-18. 21
Radiografi
• Pencitraan radiografi penting dalam diagnosis, klasifikasi, pengobatan dan penilaian tindak lanjut dari
fraktur ini, foto polos dada dan panggul dilakukan sebagai bagian dari protokol ATLS.
• Ketika pasien sudah stabil, radiografi ortogonal dari ekstremitas yang diduga cedera, termasuk sendi
ipsilateral proksimal dan distal dari cedera, harus diperoleh untuk mengetahui karakterisasi fraktur.
• Foto polos membantu mengidentifikasi potensi fraktur pada acetabulum, femur proksimal, tibia proksimal,
dan patela serta membantu mengidentifikasi kemungkinan floating knee injury.

22
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Gambar: Radiografi panggul rutin seorang pria berusia
91 tahun dilakukan untuk menyelidiki lebih lanjut
penyebab nyeri lutut kirinya. Ditunjukkan adalah fraktur
“insidental”, , intrakapsular sebagai leher fraktur femur
sinistra dengan tepi yang terkortikasi dengan baik

Sumber: Vaish, A., Sancheti, P. and Vaishya, R. (2016) An unusual case of ACL cyst with multiple melon seed bodies of the knee, Journal of orthopaedic case reports. Available at: 23
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5404152/ (Accessed: 02 June 2023).
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Gambar: Wanita 76 tahun datang dengan trauma jatuh
di rumah.
Foto polos anteroposterior pasca trauma awal pada
tulang paha. Displasia pinggul dengan artritis parah
dikenali. Fraktur oblique terungkap

Sumber: Tsakotos, G.A., Koutsostathis, S.D. and Macheras, G.A. (2010) Treatment of a femoral shaft fracture in a patient with congenital hip disease: A case report - journal of medical 24
case reports, BioMed Central. Available at: https://jmedicalcasereports.biomedcentral.com/articles/10.1186/1752-1947-4-221 (Accessed: 02 June 2023)
Tatalaksana
• Penatalaksanaan konservatif :
 Proteksi adalah proteksi fraktur terutama untuk mencegah trauma lebih lanjut pada
ekstremitas yang cedera
 Imobilisasi dengan bidai : Imobilisasi pada fraktur dengan bidai eksterna hanya memberikan
imobilisasi.
 Reduksi tertutup dengan menggunakan manipulasi dan imobilisasi eksterna yang
menggunakan gips. Reduksi tertutup yang diartikan manipulasi dilakukan dengan
pembiusan umum dan lokal

25
• Penatalaksanaan pembedahan
 Open Reduction and Internal Fixation (ORIF). ORIF akan mengimobilisasi fraktur dengan
melakukan pembedahan untuk memasukan paku, sekrup atau pen kedalam tempat fraktur
untuk memfiksasi bagian-bagian tulang pada fraktur secara bersamaan.
 Open Reduction and External Fixation (OREF). Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati
fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak. Alat ini memberikan dukungan yang
stabil untuk fraktur kominutif (hancur atau remuk).

Fiksasi operatif dengan intramedullary nailing adalah gold standar


operatif di negara-negara maju
Ghouri, S.I. et al. (2021) Patterns, management, and outcome of traumatic femur fracture: Exploring the experience of the only level 1 trauma center in Qatar, International journal of
26
environmental research and public health. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8198965/ (Accessed: 02 June 2023).
Komplikasi
Avascular necrosis (AVN)/Osteonecrosis
Mal-union
Non-Union
Gangguan pertumbuhan tulang/Growth Arrest

Intraoperative Complications:
Neurovascular injury
Iatrogenic fractures
Compartment syndrome
Malalignment

-Duffy, S. et al. (2021) The clinical features, management options and complications of paediatric femoral fractures - European Journal of Orthopaedic Surgery &amp; Traumatology,
SpringerLink. Available at: https://link.springer.com/article/10.1007/s00590-021-02933-1 (Accessed: 02 June 2023). 27
-https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556057/#article-81253.s7
Kesimpulan
Fraktur Femur adalah salah satu fraktur ekstremitas bawah yang paling umum.
Identifikasi lokasi dan karakteristik fraktur dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik yang tepat, serta pemeriksaan penunjang dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya komplikasi saat dilakukan tatalaksana yang sesegera mungkin.
Click icon to add picture

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai