1
Identitas
- Move : gerak aktif dan pasif pada hip joint terbatas karena nyeri.
- NVD : sensibilitas baik, pulsasi arteri Dorsalis pedis (+), pulsasi arteri Tibia
Posterior (+), CRT <2 detik
Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN LABORATORIUM(29/05/23)
Pemeriksaan darah lengkap
WBC : 25.9 103/uL Normal : 4.0 – 10.0 103/uL
RBC : 4.77 106/uL Normal : 4.0 – 5.50 106/uL
HGB : 14.3 g/dL Normal : 11.0 – 16.0 g/dL
HCT : 42.2% Normal : 37 – 54 %
MCV : 88.5 fL Normal : 80 – 100 fL
MCH : 30.0 pg Normal : 27.0 – 34.0 pg
MCHC : 33.9 g/dL Normal : 32.0 – 36.0 g/dL
PLT : 212.000 Normal :150.000 – 400.000
PEMERIKSAAN RADIOLOGI (29/05/23)
Pemeriksaan Toraks
o Corakan bronkovaskular
kedua paru normal, tidak
tampak infiltrate dan
metastasis
o Cor: Bentuk, ukuran, dan letak
normal
o Kedua sinus dan diafragma
baik
o Tulang-tulang tervisualisasi
intak
Fraktur dapat didefinisikan sebagai diskontinyuitas pada tulang baik sebagian atau seluruhnya, di satu
Fraktur femoralis adalah cedera ortopedi umum yang terjadi pada trauma energi tinggi atau trauma
energi rendah pada orang tua. Fraktur shaft femur sering dikaitkan dengan komorbiditas lain yang
Sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556057/
14
KLASIFIKASI UMUM FRAKTUR
Menurut bentuk garis fraktur dan hubungan dengan mekanisme trauma Menurut derajat kerusakan tulang
Sumber : Sanjay Meena, Pankaj Sharma, Abhishek Kumar Sambharia, Ashok Dawar. Fractures of Distal Radius: An Overview. 2014. 325-335 15
KLASIFIKASI FRAKTUR
Menurut Jumlah Garis Patahan Menurut hubungan dengan jaringan ikat sekitarnya
• Fraktur Komunitif : fraktur dimana garis patah • Fraktur Terbuka : Fraktur terbuka adalah fraktur yang terjadi
lebih dari satu dan saling berhubungan. hubungan dengan dunia luar
• Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah • Fraktur Tertutup : Terjadinya diskontuinitas dari jaringan tulang
lebih dari satu tapi tidak berhubungan. dimana tidak ada luka yang menghubungkan tulang patah
• Fraktur Multipel: fraktur diman garis patah lebih dengan udara luar
Sumber : Sanjay Meena, Pankaj Sharma, Abhishek Kumar Sambharia, Ashok Dawar. Fractures of Distal Radius: An Overview. 2014. 325-335 16
Klasifikasi Fraktur Femur
Klasifikasi fraktur poros femur bersifat deskriptif di mana lokasi, jenis, angulasi, pemendekan,
kominusi, rotasi, dan displacement dijelaskan.
Sumber: Femur. Journal of Orthopaedic Trauma 32():p S33-S44, January 2018. | DOI: 10.1097/BOT.0000000000001058
Mekanisme Fraktur
• Fraktur femur dapat terjadi akibat mekanisme energi tinggi/rendah dan sering dikaitkan
dengan cedera serius lainnya.
• Penyebab paling umum : kecelakaan mobil, jatuh dari ketinggian, jatuh dari permukaan
tanah pada individu dengan osteoporosis,
• Penyebab lain (Jarang): adalah fraktur atipikal akibat penggunaan bifosfonat, fraktur
patologis melalui lesi tulang, fraktur insufisiensi akibat osteoporosis, dan fraktur stres
akibat penggunaan berlebihan pada atlet dan rekrutan militer.
18
EPIDEMIOLOGI
• Insiden fraktur poros femur di seluruh dunia berkisar antara 10 dan 21 per
100.000 per tahun. 2% adalah fraktur terbuka.
• Pria lebih cenderung mengalami fraktur antara usia 15 hingga 35 tahun,
sementara wanita mulai menunjukkan peningkatan yang stabil mulai usia 60
tahun.
• Pria lebih mungkin mengalami fraktur akibat kecelakaan mobil atau mekanisme
energi tinggi lainnya. Wanita lebih mungkin mengalami fraktur akibat dari
jatuhnya ke tanah.
• Fraktur femoralis distal mewakili 3-6% dari fraktur femoralis
• Insidensi fraktur neck femur kira-kira sama dengan insidensi fraktur
pertrochanteric, dengan kombinasi lebih dari 90% dari semua fraktur femur
proksimal. 19
Sumber : Khan, A.M., Tang, Q.O. and Spicer, D. (2017) The epidemiology of adult distal femoral shaft fractures in a central London Major Trauma Centre over five years, The open orthopaedics journal.
Denisiuk, M. and Afsari, A. (2023) Femoral shaft fractures, National Center for Biotechnology Information.
H. Wu, C., C. Bäcker, H. and Maniglio, M. (2020) Epidemiology of proximal femoral fractures, Journal of Clinical Orthopaedics and Trauma.
FAKTOR RESIKO
Osteoporosis
Pola Hidup
Usia
Jenis Kelamin
Fahry, H. and Yuwana, S. (2018) Life style risk factors for femoral neck fracture in dr. Sardjito Hospital, Journal of the Medical Sciences (Berkala
Ilmu Kedokteran). Available at: https://jurnal.ugm.ac.id/bik/article/view/28665 (Accessed: 02 June 2023). 20
Diagnosa
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK
Nyeri
Bengkak
Pemeriksaan fisik harus meliputi evaluasi neurovascular distal. Dan evaluasi kemungkinan adanya
sindrom kompartemen
Sumber : Icopim. Penanganan Konservatif Dan Operatif Bedah Orthopaedi Fraktur Radius Ulna 1/3 Tengah. 2018; 1-18. 21
Radiografi
• Pencitraan radiografi penting dalam diagnosis, klasifikasi, pengobatan dan penilaian tindak lanjut dari
fraktur ini, foto polos dada dan panggul dilakukan sebagai bagian dari protokol ATLS.
• Ketika pasien sudah stabil, radiografi ortogonal dari ekstremitas yang diduga cedera, termasuk sendi
ipsilateral proksimal dan distal dari cedera, harus diperoleh untuk mengetahui karakterisasi fraktur.
• Foto polos membantu mengidentifikasi potensi fraktur pada acetabulum, femur proksimal, tibia proksimal,
dan patela serta membantu mengidentifikasi kemungkinan floating knee injury.
22
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Gambar: Radiografi panggul rutin seorang pria berusia
91 tahun dilakukan untuk menyelidiki lebih lanjut
penyebab nyeri lutut kirinya. Ditunjukkan adalah fraktur
“insidental”, , intrakapsular sebagai leher fraktur femur
sinistra dengan tepi yang terkortikasi dengan baik
Sumber: Vaish, A., Sancheti, P. and Vaishya, R. (2016) An unusual case of ACL cyst with multiple melon seed bodies of the knee, Journal of orthopaedic case reports. Available at: 23
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5404152/ (Accessed: 02 June 2023).
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Gambar: Wanita 76 tahun datang dengan trauma jatuh
di rumah.
Foto polos anteroposterior pasca trauma awal pada
tulang paha. Displasia pinggul dengan artritis parah
dikenali. Fraktur oblique terungkap
Sumber: Tsakotos, G.A., Koutsostathis, S.D. and Macheras, G.A. (2010) Treatment of a femoral shaft fracture in a patient with congenital hip disease: A case report - journal of medical 24
case reports, BioMed Central. Available at: https://jmedicalcasereports.biomedcentral.com/articles/10.1186/1752-1947-4-221 (Accessed: 02 June 2023)
Tatalaksana
• Penatalaksanaan konservatif :
Proteksi adalah proteksi fraktur terutama untuk mencegah trauma lebih lanjut pada
ekstremitas yang cedera
Imobilisasi dengan bidai : Imobilisasi pada fraktur dengan bidai eksterna hanya memberikan
imobilisasi.
Reduksi tertutup dengan menggunakan manipulasi dan imobilisasi eksterna yang
menggunakan gips. Reduksi tertutup yang diartikan manipulasi dilakukan dengan
pembiusan umum dan lokal
25
• Penatalaksanaan pembedahan
Open Reduction and Internal Fixation (ORIF). ORIF akan mengimobilisasi fraktur dengan
melakukan pembedahan untuk memasukan paku, sekrup atau pen kedalam tempat fraktur
untuk memfiksasi bagian-bagian tulang pada fraktur secara bersamaan.
Open Reduction and External Fixation (OREF). Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati
fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak. Alat ini memberikan dukungan yang
stabil untuk fraktur kominutif (hancur atau remuk).
Intraoperative Complications:
Neurovascular injury
Iatrogenic fractures
Compartment syndrome
Malalignment
-Duffy, S. et al. (2021) The clinical features, management options and complications of paediatric femoral fractures - European Journal of Orthopaedic Surgery & Traumatology,
SpringerLink. Available at: https://link.springer.com/article/10.1007/s00590-021-02933-1 (Accessed: 02 June 2023). 27
-https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556057/#article-81253.s7
Kesimpulan
Fraktur Femur adalah salah satu fraktur ekstremitas bawah yang paling umum.
Identifikasi lokasi dan karakteristik fraktur dengan anamnesis dan pemeriksaan
fisik yang tepat, serta pemeriksaan penunjang dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya komplikasi saat dilakukan tatalaksana yang sesegera mungkin.
Click icon to add picture
Terima Kasih