Kode Etik Surveior LAFKI Surveior dalam melaksanakan survei akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG harus mematuhi kode etik yang telah ditetapkan sebagai berikut:
Bersikap ramah, santun dan terbuka;
Bersikap jujur dan tidak memihak Sadar akan kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai surveior yang merupakan wakil dari lembaga penyelenggara akreditasi; Dapat memberikan solusi/penyelesaian bila ditemukan ketidaksesuaian standar; Memegang teguh rahasia yang berkaitan dengan tugasnya; Menjaga kondisi kesehatan dan menghilangkan kebiasaan tidak sehat; Patuh terhadap ketentuan di Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG setempat; Menjaga penampilan dalam hal berpakaian pada saat pelaksanaan survei; Mengikuti dan memahami perkembangan IPTEK, dalam bidang keahliannya terutama dalam bidang pelayanan kesehatan, peningkatan mutu, praktek klinis, manajemen dan instrumen akreditasi; Bekerja sesuai pedoman dan kode etik yang ditetapkan; Tidak menggunakan tim/lembaga penyelenggara akreditasi/ Kementerian Kesehatan untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu atau melakukan promosi diri dengan tujuan memperoleh imbalan. Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Oleh Surveior : Bersikap tidak bersahabat; Menyatakan kelulusan atau ketidaklulusan; Meminta fasilitas di luar bidang akreditasi baik untuk kepentingan pribadi maupun keluarga; Menyalahkan tanpa dasar dan tak memberi solusi; Merokok dan minum minuman keras selama kegiatan survei; Memakai baju tidak resmi/tidak sopan/baju casual/jeans pada saat survei; Menawarkan diri untuk menjadi pembimbing; Meminta/menerima uang/oleh-oleh/barang; Mempersingkat waktu survei; Meninggalkan Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG disaat survei; Memberikan komentar negatif terhadap pembimbing atau surveior lain; Mengirimkan laporan survei yang tidak sesuai dengan fakta dan analisa yang ditemukan dilapangan; Tergabung dalam lebih dari 1 (satu) lembaga penyelenggara akreditasi. Sanksi Surveior
Surveior akreditasi yang terbukti melanggar kode etik
dalam melaksanakan tugas survei akreditasi Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG dapat diberikan sanksi berupa:
Sanksi Ringan : Berupa teguran tertulis
Sanksi Sedang : Berupa penghentian sementara penugasan survei selama 6 (enam) bulan Sanksi Berat : Berupa pemberhentian sebagai surveior Hak Surveior Mendapatkan akomodasi tempat tinggal dan transportasi oleh Fasyankes yang dinilai sesuai ketentuan yang berlaku Mendapatkan honor dari Lembaga (LAFKI) sesuai SK 073/LAFKI/SK/V/2023 Sebesar 80% dari tarif survey akreditasi Honor dibayarkan saat hasil penilaian telah di kirimkan ke Kemkes Jika mekanisme pembayaran langsung dari Dinkes ke Surveior, maka surveyor wajib menyetorkan selisihnya kepada Lembaga dengan mengirimkan bukti transfer kepada bagian keuangan Metode dan Tata Cara Pelaksanaan Survei Metode Survei dilakukan dengan 2 metode yakni secara luring dan daring Hybrid/Daring : Hari pertama dilakukan secara daring untuk kegiatan presentasi Kepala Puskesmas, Klinik, laboratorium Kesehatan dan UTD dan telusur dokumen. Hari kedua dilakukan survei secara luring dengan kunjungan lapangan untuk kegiatan telusur fasilitas dan pelayanan di Puskesmas, Klinik, laboratorium Kesehatan dan UTD, wawancara petugas, simulasi, dan kegiatan lain Full luring Melakukan kunjungan lapangan, dengan kegiatan yang meliputi presentasi Kepala Puskesmas, Klinik, laboratorium Kesehatan dan UTD, telusur dokumen, telusur fasilitas, wawancara petugas, simulasi, dan kegiatan lain di Puskesmas, Klinik, laboratorium Kesehatan dan UTD. Full daring Dilakukan melalui online dengan kegiatan yang meliputi presentasi TPMD/TPMDG, telusur dokumen, telusur fasilitas, wawancara, simulasi, dan kegiatan lain di TPMD/TPMDG. TERIMA KASIH