Anda di halaman 1dari 24

BENTO

KELOMPOK 4(EMPAT)
1. ANISA PUTRI (C1K02310002)
2. YANDI RIZKI PRATAMA (C1K02310060)
3. AZWAR ANAS (C1K02310024)
4. YUDIAKMA PUTRAWAN (C1K023101000)
5. AKHMAD FATURROZIQIN (C1K02310082)
6. DESTA ADELIA (C1K02310026)
PEMBAHASAN

01 PENDAHULUAN
02 PEMBAHASAN
03 PENUTUP
1. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bentos merupakan hewan dan tumbuhan - tumbuhan yang hidup di
aats atau di bawah dasar laut atau pada wilayah yang disebut lubuk maupun dasar
daerah tepian. Bentos berbeda dengan plankton yang hidup menggembang di air.

2. METODE PENELITIAN
Sejumlah 35 survei sporadik dilaksanakan dalam rentang waktu
Oktober 2017 hingga Juli 2019 pada sebelas titik penyelaman di Selat Sempu,
Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo, kecamatan Sumbermanjing Wetan,
Malang . Metode survei yang digunakan dalam studi ini adalah Roving Diver
Technique .
Pengambilan sampel langsung dilakukan di lapangan dengan
menggunakan teknik purposive sampling yaitu berdasarkan kondisi lingkungan pada
danau, dengan menetapkan enam stasiun pengamatan dan pengambilan sampel pada
setiap stasiun dilakukan dengan tiga kali pengulangan.
2. PEMBAHASAN
A. SIPUT LAUT

1. Penggertian Siput laut adalah nama umun


untuk moluska gastropoda laut yang
siput laut bergerak lambat, seperti whelk atau
abalone. Mereka berbagi kelas taksonomi
Gasstropoda dengan siput, yang di
bedakan dari siput terutama karena tidak
adanya cangkang yang terlihat.
2. JENIS-JENIS SIPUT
a. Subkelas Heterobranchia Burmeister, 1837 Ordo Aplysiida Pelseneer, 1906
Famili Aplysiidae Lamarck, 1809 Genus Aplysia Linnaeus, 1767 Aplysia
oculifera A. Adams & Reeve, 1850 Deskripsi: Berukuran besar, memiliki
sepasang parapodia di bagian dorsal, warna tubuh kuning kecokelatan dengan
bercak – bercak putih dan pola cincin kecil berwarna hitam di tubuhnya.
Catatan: Ditemukan dengan ukuran 10 cm, satu spesimen tercatat
mengeluarkan cairan tinta berwarna merah pekat ketika terganggu. Sebaran:
Tersebar di seluruh Indo-Pasifik [2] pada umumnya di antara lintang 40°N dan
40°S
b. Genus Dolabella Lamarck, 1801 Dolabella auricularia Lightfoot, 1786
Deskripsi: Berukuran besar, tubuh membulat dengan bagian posterior
berbentuk pipih. Warna tubuh abu – abu dengan bercak hitam, tubuh dipenuhi
oleh tonjolan – tonjolan kecil (tubercle). Kepala pendek dan tumpul. Catatan:
Ditemukan dengan ukuran 20-25 cm, beberapa specimen tercatat berwarna
cokelat gelap.
2. JENIS-JENIS SIPUT
c. Stylocheilus longicauda Quoy & Gaimard, 1825 Deskripsi: Berukuran kecil, tubuh
memanjang berwarna kuning dengan bintik – bintik biru tanpa adanya corak
berupa garis. Catatan: Ditemukan dengan ukuran 3-5 cm, ditemukan melimpah di
antara kumpulan alga.
d. Sebaran: Sirkum tropis . Genus Bursatella Blainville, 1817 Bursatella leachii
Blainville, 1817 Deskripsi: Berukuran sedang, tubuh membulat ditutupi oleh
papillae yang memanjang (menyerupai rambut). Warna tubuh abu – abu cerah di
bagian ventral, dan hitam di bagian dorsal. Terdapat corak berupa bintik – bintik
putih yang rapat dan cincin tebal berwarna biru neon (ocelli) yang jarang. Catatan:
Ditemukan dengan ukuran 7-10 cm.
2. JENIS-JENIS SIPUT
e. Genus Notarchus Cuvier, 1816 Notarchus indicus Schweigger, 1820 Deskripsi:
Berukuran kecil, dikenal dengan mudah karena bentuk tubuh yang membulat.
Warna tubuh cokelat dengan corak berupa bintik – bintik kuning, hitam dan putih
yang menyebar. Parapodia tidak terlihat jelas. Catatan: Ditemukan dengan ukuran
7-10 cm, ditemukan di kawasan perairan dangkal. Sebaran: Indo-pasifik dan Pasifik
Timur.
f. Goniobranchus sp. Deskripsi: Berukuran kecil, tubuh oval memanjang dan
melebar. Berwarna putih dengan garis tepian mantel berwarna ungu, terdapat
bercak semu berwarna kuning di sekujur tubuh. Rhinopore dan insang berwarna
merah, bagian dalam insang berwarna putih. Catatan: Ditemukan dengan ukuran
2,5 cm. Nudibranch ketiga yang diidentifikasi hingga tingkat genus. Ciri morfologis
menunjukkan identifikasi terdekat dari spesimen ini adalah Goniobranchus sp. 39
dalam Gosliner [2]. Terlihat tidak bisa mengangkat mantel maupun ujung anterior
kepala.
2. JENIS-JENIS SIPUT
h. Hypselodoris apolegma Yonow, 2001 Deskripsi: Berukuran sedang dengan tubuh oval.
Warna dasar tubuh ungu dengan garis tebal putih pada tepian mantel. Di antara warna
ungu dan warna putih pada tubuhnya terdapat bercak – bercak ungu yang memudar
seiring menuju tepian mantel. Rhinopore dan insang berwarna merah. Insang memiliki
gagang (peduncle), sehingga tidak menempel langsung pada tubuhnya. Catatan: Ditemukan
berpasangan dengan ukuran 6 cm. Spesies ini masih sering diidentifikasi sebagai
Hypselodoris bullockii Collingwood, 1881 oleh para penggiat makrofotografi, namun H.
bullockii memiliki warna yang pucat dan tidak terdapat pola bercak ungu di bagian tepian
mantelnya.
i. Hypselodoris pulchella Rüppel & Leuckart, 1830 Deskripsi: Berukuran sedang dengan
tubuh oval dan profil badan tinggi. Warna dasar tubuh putih krem dengan corak
kemerahan, dan bintik kuning. Tepian mantel bergaris ungu tipis. Rhinopore berwarna
ungu, insang berwarna putih dengan bagian luar bergaris merah. Catatan: Ditemukan
berpasangan dengan ukuran 6 cm. Memperlihatkan trailing behavior pada saat ditemukan.
Satu spesimen ditemukan dengan bintik yang merah pada tubuhnya, meski pasangannya
memiliki bintik yang berwarna normal (kuning).
3. Kesimpulan
Secara keseluruhan, sebanyak 45 spesies siput laut heterobranchia
ditemukan, dimana 35 spesies siput laut berasal dari Ordo Nudibranchia, enam
spesies dari Ordo Aplysiida , dua spesies dari Ordo Cephalaspidea, dan dua spesies
dari superordo Sacoglossa. Sebesar 53% dari total spesies yang ditemukan dalam
studi ini merupakan spesies yang umum ditemukan di kawasan Indo-Pasifik, dan
sebesar 5% dari total spesies yang ditemukan memiliki sebaran sirkumtropis.
Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah spesies siput laut Heterobranchia di Selat
Sempu lebih tinggi dibandingkan dengan Maladewa, Pasir Putih Situbondo, Sangihe,
dan Paiton Probolinggo berdasarkan dari studi terkini.
B. BULU BABI

1. Penggertian Bulu babi di padang lamun bisa


hidup soliter atau hidup mengelompok,
bulu babi tergantung kepada jenis dan habitatnya
misalnya, jenis Diadema setosum, D.
antillarum, Tripneustes gratilla, T. ventricosus,
Lytechinus variegatus, Temnopleurus
toreumaticus dan Strongylocentrotus spp.
cenderung hidup mengelompok, sedangkan
jenis Mespilia globulus, Toxopneustes pileolus,
Pseudoboletia maculata, dan Echinothric
diadema cenderung hidup menyendiri
2. Jenis – jenis spesies
Spesies yang paling banyak ditemukan adalah D. setosum sebanyak 828
individu. Hal ini disebabkan oleh lingkungan perairan dan kondisi habitatnya cocok untuk
kehidupan spesies ini, 4 dari 4 stasiun penelitian memiliki substrat berupa pasir dan
terumbu karang yang merupakan habitat yang disukai oleh spesies ini..
Spesies yang paling sedikit ditemukan adalah E. calamaris sebanyak 40
individu yang ditemukan pada 3 stasiun yaitu stasiun 1, 2 dan 4. Hal ini dikarenakan
stasiun 1, 2 dan 4 berada pada daerah terumbu karang yang dekat dengan daerah tubir dan
bulu babi jenis E. calamaris hidupnya bersembunyi di bawah karang, untuk menghindari
predator sehingga di saat penelitian jumlah spesies ini sedikit tercuplik di dalam plot
penelitian. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Mustaqim dkk. (2013: 66) yang menyatakan
bahwa bulu babi jenis E. calamaris dapat ditemukan pada daerah rataan terumbu karang
dan daerah tubir. Gooding dan Ponder (1978: 160) menyatakan bahwa bulu babi jenis E.
calamaris ditemukan pada sisi karang dan daerah tubir pada bagian timur pantai Wakiki.
3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa total bulu babi yang ditemukan sebanyak 868 individu yang
terdiri dari 1 ordo, 1 famili, 2 genus dan 2 spesies, yaitu Diadema
setosum dan Echinothrix calamaris. Spesies yang paling banyak
ditemukan adalah bulu babi jenis D. setosum sebanyak 828 individu.
Spesies yang paling sedikit ditemukan adalah E. calamaris sebanyak
40 individu.
C. BINTANG LAUT

1. Pengertian Bintang Laut merupakan anggota


dari kelas Asteroidea (filum Echinodermata)
bintang laut secara ekologis berperan sangat penting bagi
ekosistem laut. Kelas Asteroidea ini
mempunyai species yang paling tinggi pada
filum echinodermata, yaitu hampir 1900 species
yang masuk dalam 36 famili dan 370 genera di
dunia
2. Jenis – jenis spesies
Spesies yang paling banyak ditemukan dari kelas Asteroidea adalah dari ordo
Valvatida, family Ophidiasteridae, dan spesies yang paling banyak adalah Linckia
laevigata. Hal ini diduga karena kemampuanya yang luar biasa dalam beregenerasi
Empat spesies Echinoidea ditemukan pada penelitian ini, yang kesemuanya
berasal dari ordo Diadematoida. Diadema merupakan regular urchin, umumnya memiliki
duri yang panjang, berlubang, cangkang ada yang kaku dan ada yang fleksibel (Barnes,
1980; Arnold dan Birtles, 1989). Secara keseluruhan Echinoidea yang paling banyak
ditemukan berturut-turut adalah D. setosum (25 indv.), D. antillarum (22 indv.), D.
savignyi (10 indv.) dan Echinothrix calamaris (5 indv.). Ketiga species bulu babi genus
Diadema ditemukan disemua stasiun dan E. calamaris tidak ditemukan di Stasiun 2. D.
setosum menyebar hampir di semua habitat baik pada daerah rataan pasir, karang, lamun
dan daerah tubir seperti pada penelitian Dominggus et al. (2008).
3. Kesimpulan
Pulau Cilik di Kepulauan Karimunjawa mempunyai dasar perairan
yang landai dengan substrat dasar terdiri dan pasir, terumbu karang dan
pecahan karang yang merupakan habitat bagi hewan jenis Asteroidea dan
Echinoidea. Di perairan tersebut ditemukan enam spesies Asteroidea (Bintang
Laut), yaitu Linckia laevigata, L. multifora, Neoferdifla ocellata (Famili
Ophidiasteridae), Luidia alternate (Famili Luidiidae), Culcita novaeguineae
(Famili Oreasteridae) dan Acanthaster planci yang termasuk dalam Famili
Acanthasteridae. Species Echinoidea (Bulu Babi) ditemukan 4 spesies
Diadema setosum, D. antillarum, D. savignyi dan Echinothrix calamaris
semua anggota famili Diadematidae.
D. GANGGA

1. Pengertian Makroalga merupakan tumbuhan yang


hidup di air laut, seluruh bagian makroalga disebut
Makroalga thallus sehingga makroalga digolongkan kedalam
tumbuhan tingkat rendah karena tidak dapat
dibedakan antara akar, batang dan daun.
Tumbuhan makroalga merupakan
tumbuhan yang selalu menempati habitat yang
lembab dan basah. Penyebaran tumbuh-tumbuhan
hijau terbatas pada daerah litoral dan sub litoral
dimana masih terdapat sinar yang cukup untuk
dapat berlangsungnya proses fotosintesis.
2. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik simpulan Spesies makroalga yang terdapat di perairan Lhoknga
kabupaten Aceh Besar terdiri dari Galaxaura apiculata, Galaxaura fastigiata,
Halimeda discoidea, Halimeda macroloba, Halimeda opuntia, Turbinaria
deccurens, Padina australis, Sargassum polycystum. Keanekaragaman
makroalga yang terdapat di perairan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar
tergolong kategori rendah yaitu H = 1, 7. Pemanfaatan hasil penelitian
tentang keanekaragaman makroalga yang terdapat di perairan Lhoknga
kabupaten Aceh Besar berupa media buku saku.
E. Anemon

1. Pengertian Anemon laut adalah salah satu laut yang berbentuk


bunga, sehingga dapat dikatakan bahwa karang dan
Anemon Laut anemon laut adalah anggota taksonomi kelas yang
sama yaitu kelas dari Anthozoa. Anemon laut juga
merupakan salah satu jenis karang dari Filum
Cnidaria dan Coelentrata.
2. Jenis – jenis Anemo
a. Anemone Clown
Jenis anemone ini sering disebut pedagang dengan sebutan anemone nemo atau anemone badut. Karena
memang anemone ini menjadi tempat ikan Perculla Clownfish “Nemo” tingga.
b. Anemon Karpet
Jenis anemone ini memiliki ciri khusus pada tubuhnya, yaitu jika kita disentuh akan terasa lengket.
Biasanya berwarna coklat keabua-abuan. Ikan jenis nemo dan negro sangat suka tinggal di anemone ini.
c. Anemon Jagung
Anemone jenis ini biasa ditinggali oleh ikan balong (Maroon Clown fish). Dinamakna anemone jagung
karena jika mengembang bentuknya seperti jagung.
e. Anemon pantat merah
Jenis anemone ini juga disukai oleh berbagai jenis ikan badut, pantat anemone ini berwrna merah dan akan
menempel sangat kuat di karang.
e . Anemon Pasir
Jenis anemone ini terdapat berbagai macam warna,yaitu antara lain kuning dan putih. Ikan-ikan jenis ikan
badut juga sangat disukai.
3. PENUTUP
Kesimpulan
Secara keseluruhan, sebanyak 45 spesies siput laut heterobranchia
ditemukan, dimana 35 spesies siput laut berasal dari Ordo Nudibranchia,
enam spesies dari Ordo Aplysiida , dua spesies dari Ordo Cephalaspidea, dan
dua spesies dari superordo Sacoglossa. Sebesar 53% dari total spesies yang
ditemukan dalam studi ini merupakan spesies yang umum ditemukan di
kawasan Indo-Pasifik, dan sebesar 5% dari total spesies yang ditemukan
memiliki sebaran sirkumtropis. Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah
spesies siput laut Heterobranchia di Selat Sempu lebih tinggi dibandingkan
dengan Maladewa, Pasir Putih Situbondo, Sangihe, dan Paiton Probolinggo
berdasarkan dari studi terkini.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai