Anda di halaman 1dari 21

Hukum Dagang

Oleh :
Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.

Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.


Kontrak Perkuliahan

10%Presensi Kehadiran

20%Tugas

30%Ujian Tengah Semester

40%Ujian Akhir Semester

Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.


Literasi (Bahan Bacaan)
1) Abdulkadir Muhammad. 2007. Kajian Hukum Ekonomi: Hak Kekayaan Intelektual.
Citra Aditya Bakti. Bandung.
2) Abdulkadir Muhammad. 2010. Hukum Perusahaan Indonesia . Citra Aditya
Bakti. Bandung.
3) Abdulkadir Muhammad. 2011. Hukum Asuransi. Citra Adiya Bakti.
BandungSunaryo. (Hukum Lembaga Pembiayaan)
4) Abdulkadir Muhammad. 2013. Hukum Dagang Tentang Surat-Surat Berharga
Cetakan Kedelapan. Citra Aditya Bakti. Bandung.
5) C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil. 2013. Pokok-pokok Penget ahuan Hukum
Dagang Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta.
6) Dijan Widijowati. 2012. Hukum Dagang. Penerbit Andi. Yokyakarta.
7) Kurniawan. 2014. Hukum Perusahaan: Karakteristik Badan Usaha Berbadan
Hukum dan Tidak Berbadan Hukum. Genta Publishing. Yogyakarta.
8) Zainal Asikin SH.SU. 2014. Hukum Dagang. Rajawali Pers. Jakarta
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.
Road Map Perkuliahan
• Kontrak Pembelajaran
Perte • Pengertian Hk. Dagang
mua • Hubungan Hk. Perdata dgn Hk. Dagang
nI

• Perusahaan
Perte • Badan Usaha
mua
n II

• Persekutuan Perdata, Firma, Commanditaire


Perte Vennootschap (CV)
mua • PT, Koperasi, Yayasan, Perjan, Perum, Persero
n III

Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.


Perte • Keperantaraan
mua
n IV

• Lembaga Pembiayaan, Perusahaan


Perte
mua
nV
Pembiayaan

Perte • Kontrak
mua
n VI

• Usaha Mikro, Kecil dan Menengah


Perte
mua
n VII
(UMKM)

Perte
mua
• Persaingan Usaha
n
VIII

Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.


Perte
muan
• Perlindungan Konsumen
IX

Perte
muan
• Surat Berharga
X

Perte
muan
• Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
XI

Perte
muan
• Kepailitan
XII

Perte
muan
• Penyelesaian Sengketa
XIII

Perte
muan
• Asuransi
XIV

Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.


Latar Belakang Munculnya Hukum
Dagang
 Sebelum adanya Hukum Dagang, hubungan antara
pedagang diatur berdasakan Kebebasan berkontrak dan
putusan pengadilan dagang atau jurisprudensi. Hal inilah
yang dijadikan Hukum Kebiasaan oleh para Pedagang
 Raja Prancis Louis ke-14 memerintahkan untuk
mensistemasi ketentuan tentang perdagangan hingga
muncul :
 Ketentuan tentang perdagangan pada umumnya
(Ordonnance de commerce) pada tahun 1673
 Ketentuan tentang perdangan melalui laut (ordonannce
de la marina) pada tahun 1681
 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Code de
commerce) yang dibuat pascarevolusi pada tahun 1789.

Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.


Latar Belakang Munculnya Hukum
Dagang
Pada permulaan abad 19, Napoleon-lah memulai
mengadakan kodifikasi baik dalam Hukum perdata
(code civil) dan Hukum Dagang (code de
commerce)
Kodifikasi di Prancis tidak jauh berbeda dengan
kodifikasi di Belanda, yaitu Hukum Perdata
(Burgerlijke Wetboek) dan Hukum Dagang
(Wetboek van Koophandel), dan kodifikasi di
Indonesia pun tidak jauh berbeda karena pada saat
itu Indonesia di jajah oleh Belanda dengan asas
konkordansi
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.
Tugas Perdagangan
1. Membawa/memindahkan barang dari tempat-
tempat yang berkelebihan (surplus) ke
tempat-tempat yang berkekurangan (minus);
2. Memindahkan barang-barang dari produsen
ke konsumen;
3. Menimbun dan menyimpan barang-barang
itu dalam masa yang berkelebihan sampai
mengancam bahaya kekurangan.

Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.


Istilah Hukum Dagang
Istilah Hukum Dagang muncul karena dasar hukum
yang dipergunakan adalah Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD) atau Wetboek van Koopandel
(WvK), mulai berlaku di Indonesia (Hindia Belanda)
pada tanggal 1 Mei 1848 Stb. No. 23 Tahun 1847).
KUHD pada awalnya terdiri dari 3 kitab, dan yang
sampai sekarang masih berlaku dan/atau dipakai
sebagai pedoman adalah 2 kitab, yaitu Kitab I tentang
Dagang Pada Umumnya, dan Kitab II tentang Hak
dan Kewajiban yang terbit dari Pelayaran, sedangkan
Kitab III tentang Kepailitan sudah dicabut.
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.
Kitab Pertama tentang Dagang Pada
Umumnya
Bab I : dihapuskan
Bab II : tentang pemegangan buku
Bab III : tentang beberapa jenis perseroan/persekutuan.
Bab IV : tentang Bursa Dagang, makelar dan kasir.
Bab V : tentang komisioner, ekspeditur, pengangkut, dan
tentang juragan-juragan perahu yang melalui sungai dan
perairan darat.
Bab VI : tentang surat-surat berharga
Bab VII : tentang cek, promes dan kwitansi.
Bab VIII : tentang reklame atau penuntutan kembali dalam
hal kepailitan.
Bab IX : tentang asuransi dan pertanggungan umumnya.
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.
Kitab Kedua tentang Hak dan
Kewajiban-Kewajiban yang Terbit
dari Pelayaran
 Bab I : tentang kapal-kapal dan muatan nya.
 Bab II : tentang pengusaha-pengusaha kapal dan perusahaan-perusahaan perkapalan.
 Bab III : tentang nahkoda, anak buah kapal dan penumpang.
 Bab IV : tentang perjanjian kerja laut.
 Bab V A : tentang pengankutan barang.
 Bab V B : tentang pengankutan orang.
 Bab VI : tentang penubrukan kapal.
 Bab VII : tentang pecahnya kapal, perdamparan dan diketemukannya barang di laut.
 Bab VIII : dihapuskan.
 Bab IX : tentang pertanggungan terhadap segala bahaya laut dan terhadap bahaya
perbudakan.
 Bab X : tentang bahaya pertanggungan terhadap bahaya dalam pengangkutan di
daratan, di sungai, dan di perairan darat.
 Bab XI : tentang kerugian laut.
 Bab XII : tentang berakhirnya perikatan-perikatan dalam perdagangan laut.
 Bab XIII : tentang kapal-kapal dan perahu-perahu yang melalui sungai-sungai dan
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.
perairan darat.
Akhir Abad ke-19 (Tahun 1893)
Usul Prof. Molengraaff

Rencana UU Kepailitan
( menggantikan Buku III KUHD Belanda)

Tahun 1896
Dibentuk UU Kepailitan (Faillisementwet)
Dimuat dalam LN Belanda 1893 Nr.140
Berlaku 1 September 1896
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.
Pengertian dan Sumber Hukum Dagang
 Pengertian Hukum Dagang : Keseluruhan peraturan atau norma
hukum yang mengatur hubungan antara perseorangan dan atau
badan hukum di lapangan perdagangan.
 Fockema Andreae : Hukum Dagang adalah keseluruhan dari aturan
hukum mengenai perusahaan dalam lalulintas perdagangan, sejauh
mana diatur dalam KUHD dan beberpa undang-undang tambahan
 Perdagangan pada umumnya dalah pekerjaan membeli barang dari
suatu tempat pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat
lain atau pada waktu berikutnya dengan maksud untuk memperoleh
keuntungan.
 Dalam kondisi sekarang pekerjaan perdagangan umumnya tidak
begitu saja dilakukan oleh perorangan, tapi dilakukan dengan
perantara orang lain yang bisa disebut perantara atau makelar yang
semata-mata bertujuan untuk memudahkan produsen dan konsumen.
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.
Sumber hukum utama dari Hukum Dagang adalah Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). KUHD ini
merupakan warisan dari Hindia Belanda Wtboek van
Koophandel (WvK) yang berdasarkan asas konkordansi
masih terus berlaku sampai ada peraturan perundang-
undangan Republik Indonesia yang menggantikannya.
Sumber Hukum Dagang menurut tata urutan peraturan
perundang-undangan di Indonesia :
1. Undang-Undang
2. Yurisprudensi
3. Kebiasaan
4. Perjanjian
5. Doktrin
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.
Hubungan Antara KUHD Dan Kuh Perdata
Apabila dicermati Pasal 1 KUHD yang isinya :
 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, seberapa jauh
dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang ini tidak
khusus diadakan penyimpangan-penyimpangan, berlaku
juga terhadap hal-hal yang disinggung dala kita ini
disimpulkan bahwa KUHPerdata adalah ketentuan umum
dalam mengatur hubungan dunia usaha, dan KUHD adalah
ketentuan khusus yang mengatur dunia usaha
Untuk lebih jelas dapat dilihat dari Pasal 15 KUHD yang
isinya:
 Segala perseroan tersebut dalam bab ini dikuasai oleh
persetujuan pihak-pihak yang bersangkutan oleh kitab ini
(KUHD) dan oleh hukum perdata
Asas yang berlaku adalah Lex Specialis Derogat Lex
Generalis
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.
Istilah Perusahaan
Istilah pedagang dan perbuatan pedagang ada dalam
Pasal 2 s/d 5 KUHD sebelum dicabut Pada Tahun 1938
brdsrkn Stb. 1938 : 276 tanggal 17 Juli 1938
dikarenakan alasan sbg berikut:
 Pengertian barang tidak hanya barang bergerak, tetapi juga
barang tidak bergerak sebagai objek perdagangan.
 Pengertian menjual termasuk perbuatan perniagaan (dagang)
 Bila timbul perselisihan antara pedagang dengan bukan
pedagang sulit untuk menentukan hukum apa yang berlaku.
Istilah perusahaan pertama kali ditemui pada pasal 6
KUHD
 Setiap orang yang menjalankan perusahaan wajib membuat
pembukuan
Masalah yang timbul adalah dalam KUHD tidak ditemui
pengertian dari Perusahaan
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.
Istilah Perusahaan
Memorie van Toeligting, MvT : Keseluruhan perbuatan
yang dilakukan secara tidak terputus-putus, terang-
terangan, dalam kedudukan tertentu dan mencari laba
Molenggraaf : Keseluruhan perbuatan yang dilakyukan
secara terus menerus, bertindak ke luar mendapatkan
penghasilan, memperdagangkan barang-barang,
menyerahkan barang, mengadakan perjanjian perdagangan
Polak : Perusahaan mempunyai 2 (dua) ciri, yaitu
mengadakan perhitungan laba-rugi dan melakukan
pembukuan
Rumusan berdasarkan Pasal 1 butir b UU No. 3/1982
tentang wajib daftar perusahaan : Setiap bentuk usaha
yang menjalankan usaha yang bersifat tetap, terus-menerus
dan berkedudukan di wilayah Republik Indonesia untuk
memperoleh keuntungan dan atau laba
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.
Unsur-unsur Perusahaan
 Bentuk usaha baik Badan Hukun/ Non
Badan Hukum
 terus-menerus
 terang-terangan
 berkedudukan di Indonesia
 mencari untung / laba
 ada perhitungan laba-rugi (Pembukuan)
 Dilakukan oleh perorangan atau badan
hukum
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.
Kewajiban Membuat Pembukuan
Ada pada Pasal 6 Ayat 1, 2 dan 3 KUHD
Pembukuan bersifat rahasisa, artinya tidak setiap
orang dapat melihat, kecuali yang diperbolehkan oleh
undang-undang, yaitu:
Untuk penyelesaian dalam warisan
bagi yang turut berkepentingan dalam usaha bersama
untuk kepentingan persero
bagi yang turut mengangkat agen atau kuasa yang langsung
berkepentingan
dalam kepailitan untuk keperluan para kreditor

Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.


Kewajiban Membuat Pembukuan
Sifat rahasia pembukuan dapat diterobos dalam hal
:
Pembukaan (representation), kepada para pihak
yang bersengketa di pengadilan (Pasal 8 KUHD)
Pemberitaan (Communcation), berdasarkan
pasal 12 KUHD
 Pemilik perusahaan (pengusaha)
 Pesero
 Buruh
 Ahli Waris pengusaha
Copyright : Aditya Migi Prematura, S.H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai