DISUSUN OLEH:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010
A. PENGERTIAN DAN SEJARAH HUKUM DAGANG
Dan pada tahun 1807 di Perancis di buat hukum dagang tersendiri dari hukum
sipil yang ada yaitu (CODE DE COMMERCE ) yang tersusun dari ordonnance du
commerce (1673) dan ordonnance du la marine(1681). Pada saat itu Nederlands
menginginkan adanya hukum dagang tersendiri yaitu KUHD belanda , dan pada tahun
1819 drencanakan dalam KUHD ini ada 3 kitab dan tidak mengenal peradilan khusus.
Pada tahun 1838 akhirnya disahkan .
Pada zaman Jepang dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1942 disebutkan
bahwa : "Semua badan pemerintahan dan kekuasaannya, hukum, dan Undang-undang
dari pemerintah yang dulu, tetap diakui buat sementara waktu asal saja tidak
bertentangan dengan aturan pemerintah bala tentara Jepang".
a. Undang-Undang
b. Tidak tertulis:
Kebiasaan yang timbul dari praktek perdagangan, misalnya beberapa provisi
komisioner untuk jenis barang dagang tertentu.
c. Persetujuan khusus:
Persetujuan khusus yang dibuat oleh pihak-pihak.
d. Yurisprudensi
Perubahan dalam Hukum Dagang
Asas hukum dagang bagi pedagang tidak dapat dipertahankan lagi. Oleh sebab
itu pembentuk undang-undang telah mengadakan peubahan dengan hukum dagang
degan dikeluarkannya S. 1938/276 yang mulai berlaku tanggal 17 Juli 1938.
Perubahan ini memuat dua hal:
Menurut Subekti :
Terdapatnya KUHD dan KUHPer sekarang tidak dianggap pada tempatnya, oleh
karena “Hukum Dagang” tidak lain adalah “hukum perdata” itu sendiri melainkan
pengertian perekonomian.
KUHPer (BW) merupakan hukum perdata umum, sedang KUHD (WvK)
merupakan hukum perdata khusus. Maka berlaku asas hukum “Lex specialis derogat
lex generali” (hukum khusus mengenyampingkan hukum umum). Adagium ini
dirumuskan dalam Pasal 1 KUHD : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, seberapa
jauh dalam Kitab Undang-Undang ini (KUHD) tidak khusus diadakan penyimpangan-
penyimpangan, berlaku juga terhadap hal-hal yang disinggung dalam Kitab ini
(KUHD).
Contoh :
1. Perjanjian jual beli yang merupakan bidang terpenting dalam hukum dagang diatur
di dalam KUHPer.
2. Perjanjian persekutuan yang diatur dalam KUHD diatur dalam KUHPer.
3. Perjanjian asuransi yang merupakan bagian dari KUHPer diterapkan juga dalam
KUHD.