Anda di halaman 1dari 6

TUGAS HUKUM DAGANG

A. PENGERTIAN DAN SEJARAH HUKUM DAGANG

B. SUMBER HUKUM DAGANG DAN PERUBAHAN-


PERUBAHANNYA

C. HUBUNGAN KUHD DENGAN KUH PERDATA

DISUSUN OLEH:

AULIA RIZAL 0910112098


DESSY F. SHANTY 0910112099
YOSE HADISAPUTRA 0910112100
FEBBY MELLISA 0910112101
ALDHIKO YENDIE 0910112102

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010
A. PENGERTIAN DAN SEJARAH HUKUM DAGANG

• Perdagangan atau perniagaan dalam arti umum ialah pekerjaan membeli


barang dari suatu tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di
tempat lain atau pada waktu yang berikut dengan maksud memperoleh
keuntungan.
• Hukum Dagang adalah hukum perikatan yang timbul khusus dari lapangan
perusahaan.
• Hukum Dagang merupakan keseluruhan dari aturan-aturan hukum yang
mengatur dengan disertai sanksi perbuatan-perbuatan manusia di dalam usaha
mereka untuk menjalankan usaha atau perdagangan.

Perkembangan hukum dagang dimulai sejak abad pertengahan Eropa. Tetapi


pada saat itu hukum Romawi (corpus lurus civilis ) tidak dapat menyelsaikan
perkara-perkara dalam perdagangan. Para pedagang membutuhkan peraturan-
peraturan mengenai perniagaan yang semakin lama makin berkembang, maka
kebutuhan hukum perniagaan makin bertambah. Maka dibuatlah hukum baru di
samping hukum Romawi yang berdiri sendiri pada abad ke-16 & ke-17 yang berlaku
bagi golongan yang disebut hukum pedagang (koopmansrecht) khususnya mengatur
perkara di bidang perdagangan (peradilan perdagangan ) dan hukum pedagang ini.

Karena bertambah pesatnya hubungan dagang maka diadakan kodifikasi


dalam hukum dagang oleh mentri keuangan dari Raja Louis XIV (1613-1715) yaitu
Corbert dengan peraturan (ORDONNANCE DU COMMERCE) 1673. Dan pada
tahun 1681 disusun ORDONNANCE DE LA MARINE yang mengatur tentang
kedaulatan.

Dan pada tahun 1807 di Perancis di buat hukum dagang tersendiri dari hukum
sipil yang ada yaitu (CODE DE COMMERCE ) yang tersusun dari ordonnance du
commerce (1673) dan ordonnance du la marine(1681). Pada saat itu Nederlands
menginginkan adanya hukum dagang tersendiri yaitu KUHD belanda , dan pada tahun
1819 drencanakan dalam KUHD ini ada 3 kitab dan tidak mengenal peradilan khusus.
Pada tahun 1838 akhirnya disahkan .
Pada zaman Jepang dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1942 disebutkan
bahwa : "Semua badan pemerintahan dan kekuasaannya, hukum, dan Undang-undang
dari pemerintah yang dulu, tetap diakui buat sementara waktu asal saja tidak
bertentangan dengan aturan pemerintah bala tentara Jepang".

Sejarah hukum dagang Indonesia berdasarkan Pasal I Aturan Peralihan UUD


1945. Maka berlakulah “ Burgerlijk Wetboek “ dan “Wetboek van Koophandel” di
Indonesia atas dasar asas konkordasi (Pasal 131 IS) yang diumumkan dengan
publikasi Tgl 30 April 1847, S. 1847/23. KUHD Indonesia hanya turunan belaka dari
“Wetboek van Kopandel” Belanda. KUHD berlaku di Indonesia pada 1 Mei 1848.

B. SUMBER HUKUM DAGANG DAN PERUBAHAN-


PERUBAHANNYA

Sumber hukum dagang:

1. Hukum tertulis yang sudah di kodifikasikan:

a. KUHD (Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) atau Wetboek van Koophandel


Indonesia (WvK).
b. KUHPer (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) atau Burgerlijk Wetboek
Indonesia (B.W).

2. Hukum-hukum tertulis yang belum dikoodifikasikan, yakni perundang-


undangan khusus yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan dengan
perdagangan:

a. Undang-Undang

1. UU tentang Koperasi (UU No. 25 Th. 1992)


2. UU tentang Usaha Perasuransian (UU No. 2 Th. 1992)
3. UU tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UU No.
20 Th. 2008)
4. UU tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara (UU No. 1 Th.
1969)
5. UU tentang Perbankan Syariah (UU No. 21 Th. 2008)
6. UU tentang Perseroan Terbatas (UU No. 40 Th. 2007)
7. UU tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (UU No. 37 Th. 2004)
8. UU tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat (UU No. 5 Th. 1999)
9. UU tentang dokumen perusahaan (UU No. 8 Th. 1997)
10. UU tentang wajib daftar perusahaan (UU No. 3 Th.
1982)
11. UU tentang perbankan (UU No. 10 Th. 1992)
12. UU tentang pasar modal (UU No. 8 Th. 1995)
13. UU tentang Merek (UU No. 15 Th. 2001)
14. UU tentang Hak Cipta (UU No. 19 Th. 2002)
15. UU tentang Paten (UU No. 14 Th. 2001)
16. UU tentang Rahasia Dagang (UU No. 30 Th. 2000)
Dan lain-lain

b. Tidak tertulis:
Kebiasaan yang timbul dari praktek perdagangan, misalnya beberapa provisi
komisioner untuk jenis barang dagang tertentu.

c. Persetujuan khusus:
Persetujuan khusus yang dibuat oleh pihak-pihak.

d. Yurisprudensi
Perubahan dalam Hukum Dagang

Asas hukum dagang bagi pedagang tidak dapat dipertahankan lagi. Oleh sebab
itu pembentuk undang-undang telah mengadakan peubahan dengan hukum dagang
degan dikeluarkannya S. 1938/276 yang mulai berlaku tanggal 17 Juli 1938.
Perubahan ini memuat dua hal:

1. Penghapusan Pasal 2 sampai dengan 5 pada Bab I, Buku I KUHD. Pasal-pasal


tersebut mengenai pengertian pedagangdan pengertian perbuatan perniagaan.
Pengertian pedagang dalam pasal-pasal tersebut diganti dengan pengertian
perusahaan.
2. Memasukkan istilah “perusahaan” dalam hukum dagang, di antara mana tercantum
dalam pasal 6, 16, 36, dan lain-lain.
3. Dihapusnya Buku III KUHD pada tahun 1893 dengan UU Kepailitan (Failissement
Verordening) dengan S 1905-348yang berlaku tahun 1906.

C. HUBUNGAN KUHD DENGAN KUH PERDATA

Menurut Van Kant :


Hukum Dagang adalah suatu tambahan hukum perdata, yaitu yang mengatur hal-hal
khusus.

Menurut Van Apeldoorn :


Hukum dagang suatu bagian istimewa dari lapangan hukum perikatan yang
ditetapkandalam Buku III KUH Perdata.

Menurut Subekti :
Terdapatnya KUHD dan KUHPer sekarang tidak dianggap pada tempatnya, oleh
karena “Hukum Dagang” tidak lain adalah “hukum perdata” itu sendiri melainkan
pengertian perekonomian.
KUHPer (BW) merupakan hukum perdata umum, sedang KUHD (WvK)
merupakan hukum perdata khusus. Maka berlaku asas hukum “Lex specialis derogat
lex generali” (hukum khusus mengenyampingkan hukum umum). Adagium ini
dirumuskan dalam Pasal 1 KUHD : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, seberapa
jauh dalam Kitab Undang-Undang ini (KUHD) tidak khusus diadakan penyimpangan-
penyimpangan, berlaku juga terhadap hal-hal yang disinggung dalam Kitab ini
(KUHD).

Contoh :
1. Perjanjian jual beli yang merupakan bidang terpenting dalam hukum dagang diatur
di dalam KUHPer.
2. Perjanjian persekutuan yang diatur dalam KUHD diatur dalam KUHPer.
3. Perjanjian asuransi yang merupakan bagian dari KUHPer diterapkan juga dalam
KUHD.

Anda mungkin juga menyukai