DEPARTEMEN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10cm 2023
PENDAHULUAN
10cm 2
Latar Belakang
Mediastinum ⇒ rongga yang memuat berbagai organ vital ⇒ memiliki signifikansi secara
klinis karena berbagai abnormalitas dan patologi dapat terjadi
Massa mediastinum cukup langka terjadi, dengan manifestasi mulai dari asimtomatis
hingga dapat menjadi keganasan dan menginvasi.
Identifikasi tipe, ukuran, lokasi dan karakteristik tumor krusial menjadi prioritas untuk
menegakkan kecurigaan klinis dan mendukung prosedur biopsi dan pembedahan (Ghigna
and de Montpreville, 2021)
10cm
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
2. Peserta kepaniteraan klinik mampu memahami dan menerapkan teori serta teknik pembacaan gambaran radiologi pada massa
mediastinum
3. Sebagai persyaratan dalam kelulusan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan dan Profesi Dokter di Departemen
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan memberi manfaat sebagai bahan rujukan dan pembelajaran untuk menambah informasi,
wawasan dan keterampilan terkait gambaran radiologi massa mediastinum bagi penulis dan pembaca.
10cm
Anatomi Mediastinum
Mediastinum merupakan kompartemen di antara kantung pleura paru-paru yang membentang
sepanjang rongga toraks.
1. Mediastinum superior
-Batasan pada mediastinum superior dimulai dari apertura thoracis superior sampai vertebrae thorakal
ke-5 dan bagian bawah sternum.
- Mediastinum superior berisi organ, yang terdiri dari esofagus, trakea dan timus.
- Arteri pada mediastinum superior, yang terdiri dari arkus aorta dan 3 cabangnya (arteri
braciocephalica, arteri carotis communis sinistra dan arteri subclavia sinistra)
- Vena dan limfatik, yang terdiri dari vena cava superior, vena braciocephalica, arkus azygos dan ductus
thoracis.
- Dipersarafi oleh nervus vagus dextra dan sinistra, nervus phrenicus dextra dan sinistra, thoracic
sympathetic trunks, nervus cardiac dan nervus laryngeus rekuren sinistra
- Pada mediastinum anterior terdapat organ yaitu timus, arteri yaitu cabang toraks internal, vena dan limfatik
yaitu cabang toraks internal dan kelenjar getah bening parasternal.
3. Mediastinum Posterior
- Mediastinum posterior terdiri dari organ yaitu esofagus (lebih terlihat di anterior), arteri (aorta desendens).
- Vena dan limfatik yaitu ductus thoracic, vena azygos hemiazygos dan kelenjar getah bening.
- Persarafan pada mediastinum posterior yaitu nervus vagus dextra dan sinistra, trunkus simpatikus dextra
dan sinistra beserta cabangnya (nervus splanikus).
Dimulai dari garis batas mediastinum superior ke diafragma di antara mediastinum anterior dan
posterior.
- Pada mediastinum medial terdiri dari organ yaitu jantung yang tertutup dalam perikardium, serta trakea
dan bronkus utama.
- Vena dan limfatik yaitu vena cava superior, vena pulmonalis dan vena pericardiacophrenic.
- Persarafan yaitu nervus prenikus, dan nervus vagus serta sympathetics nerves
- Massa mediastinum mencakup spektrum histopatologis yang luas, mulai dari jinak hingga ganas.
- 50% massa terjadi di mediastinum anterior, yang paling umum terjadi yaitu timoma, teratoma,
thyroid goiter, dan limfoma.
- Kista kongenital sering terlihat pada massa mediastinum tengah, sedangkan tumor neurogenik,
termasuk schwannoma, sering ditemukan pada massa mediastinum posterior
- Prevalensi lesi mediastinum berkisar antara 0,7% sampai dengan 0,9 (Roden et al., 2020).
- Kejadian tumor mediastinum primer tergolong sebagai salah satu tumor yang jarang ditemukan
dibandingkan dengan jenis tumor lainnya. Insiden timoma, yaitu tumor mediastinum yang paling umum,
berkisar antara 2,2 hingga 2,6 per juta orang per tahun (Travis et al., 2015).
- Sebuah penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo, dari 1 Januari 2007
hingga Desember 2008 menemukan 7 kasus tumor mediastinum.
● Kondisi yang dikenal sebagai limfadenopati mediastinum terjadi ketika satu atau lebih kelenjar
getah bening pada mediastinum membesar, dengan ukuran lebih dari 10 mm, karena penyebab
jinak seperti suatu kondisi inflamasi yaitu tuberkulosis atau terjadi suatu keganasan seperti
limfoma
● Lesi enkapsulasi yang terdiri dari lemak, jaringan lunak dan pembuluh darah
● Umumnya ditemukan di mediastinum anterior
● Lipoblastoma adalah neoplasma jinak, terbungkus dengan baik yang biasanya hadir
sebelum usia dari 3 Tahun
● Lipoblastoma memiliki tingkat kekambuhan lokal 27% dengan bedah kuratif eksisi sebagai
andalan utama pengobatan. Belum ditemukan untuk bermetastasis dan hanya menjadi gejala
dengan efek massa pada yang struktur terdekat.
● Tumor ganas diferensiasi adipocytic yang jarang timbul dalam mediastinum, namun paling
sering muncul dari jaringan ikat pada tubuh manusia
● 4 tipe : well- differentiated/atypical lipomatous tumor (WDL/ALT), dedifferensiasi, miksoid
dan pleomorphic liposarkoma (PLS)
● WDL/ALT lebih banyak sering di kompartemen anterior daripada di daerah lain dari
mediastinum
● Tipe tidak terdiferensiasi memiliki prognosis yang lebih buruk.
2) Timoma
● Massa mediastinum anterior paling umum dijumpai
● >40 tahun, wanita = pria
● Massa padat, berbatas tegas, berwarna coklat
● Berpotensi transformasi jadi ganas dalam 10 - 14 tahun
● Berhubungan dengan myasthenia gravis dan penyakit autoimun lain
Ref X-Ray Exp / 18
10cm
Massa Solid
3) Hiperplasia timus
● Terbagi 2
○ True thymic hyperplasia = pertumbuhan jaringan abnormal pasca paparan stres, mengalami
rebound hyperplasia
○ Thymic lymphoid hyperplasia = peningkatan folikel limfoid dan inti germinal, timus tidak
selalu dijumpai membesar (Araki et al., 2014)
4) Karsinoma timus
10cm
Massa Kistik
● Massa kistik mediastinum adalah lesi bulat berbatas tegas yang mengandung cairan dan
dilapisi dengan epitel
● Kista primer mediastinum berkisar 15-20% dari semua massa mediastinum
10cm 22
Massa Kistik
1) Kista Bronkogenik
23
10cm
Kista bronkogenik pada pria 37 tahun.
● Gambar (a) CT scan tanpa kontras menunjukkan massa mediastinum anterior homogen dengan kontur halus dan
bentuk oval (panah). Massa isodense relatif terhadap otot dinding dada.
● Gambar (b) MR pada T2 menunjukkan massa (panah) yang sama dengan intensitas sinyal yang sangat tinggi
● Gambar (c), meskipun terlokalisasi, kista bronkogenik dikonfirmasi dengan pemeriksaan histologis setelah reseksi
bedah
10cm 24
Massa Kistik
2) Kista Duplikasi
● Kista duplikasi, yang juga dikenal sebagai duplikasi saluran pencernaan, adalah lesi bawaan pada saluran
pencernaan.
● Kista ini dapat dibagi menjadi duplikasi foregut, midgut, dan hindgut, tergantung pada bagian saluran
pencernaan yang melekat erat.
● Ileum, diikuti oleh eshopagus, adalah lokasi yang paling umum untuk kista duplikasi ini (Anand et al., 2022).
25
10cm
Kista duplikasi pada pria tanpa gejala berusia 42 tahun.
● Gambar (a) CT scan dengan kontras menunjukkan massa berbatas bulat (panah) yang berdekatan dengan
kerongkongan dengan atenuasi air yang homogeny.
● Gambar (b) Lesi (panah) menyajikan intensitas sinyal cerah pada gambar MR yang ditekan lemak dengan pada T2
10cm 26
Massa Kistik
3) Kista Neuroenterik Mediastinum
● Kista Neuroenterik Mediastinum adalah tonjolan anomali leptomeninges melalui foramen intervertebralis atau
defek pada vertebra
● Lesi ini terjadi dari perkembangan yang salah dari struktur mesodermal dan entodermal tertentu selama minggu
ketiga embriogenesis
27
10cm
Massa Kistik
4) Kista Perikardial
● Kista Perikardial adalah lesi jinak sekitar 5-10% dari semua tumor mediastinum.
● Sebagian besar kista perikardial bersifat unilokular dan umumnya terletak di ruang kardiofrenikus kanan
28
10cm
● Gambar (a) rontgen dada lateral seorang pria perokok berusia 58 tahun yang alergi terhadap yodium menunjukkan
massa yang terdefinisi dengan baik (*) di ruang kardiofrenik dan opasitas paru nodular (panah terbuka) di parenkim
paru bagian bawah.
● Gambar (b, c) CT Scan non-contrast-enhanced menegaskan adanya massa atenuasi cairan (*) di sudut
kardiofrenikus kanan (kista perikardial) dan menunjukkan kekeruhan paru-paru yang mencurigakan (panah terbuka)
di lobus kanan bawah paru-paru ( karsinoma sel skuamosa)
10cm 29
Massa Kistik
5) Kista Timus
● Kista timus yang didapat jauh lebih umum, cenderung multilokular biasanya karena peradangan, proses
iatrogenik seperti pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, atau malignant neoplasma seperti timoma, limfoma,
atau tumor sel germinal (Carter, 2023).
30
10cm
Kista timus pada pria berusia 43 tahun.
● Gambar (a) CT scan dengan kontras menunjukkan massa multiloculated water-attenuation yang terdefinisi
dengan baik (*) di mediastinum anterior. Pada gamvar
● (b) pada MR T2 sagital menunjukkan massa multilokulasi dengan intensitas sinyal tinggi yang khas dan
septa internal halus di dalam (panah)
10cm 31
Massa Kistik
6) Limfangioma
● Limfangioma adalah lesi jinak yang langka berasal dari limfatik, melibatkan leher atau daerah ketiak pada lebih
dari 80% kasus dan toraks pada 10% kasus .
32
10cm
● Limfangioma kistik (hygroma) pada wanita berusia 47 tahun dengan penyakit retroperitoneal.
● Massa mediastinum posterior dengan redaman cairan homogen diidentifikasi pada CT (panah putih) dan
pada radiografi dada posteroanterior sebagai massa mengganggu garis paraspinal kiri inferior (panah
hitam)
10cm 33
Massa Kistik
7) Pseudokista Pankreas
● Pseudokista Pankreas dapat meluas ke mediastinum melalui hiatus esofagus atau aorta. CT menunjukkan
dinding tipis, kista yang mengandung cairan dalam mediastinum posterior yang mungkin berhubungan dengan
dengan kumpulan cairan intrapancreatic atau peripancreatik (Juanpere et al., 2013)
34
10cm
Pseudokista pankreas pada pria 52 tahun dengan rsiwayat pankreatitis berulang.
10cm 35
Uncommon Mass
10cm Ref X-Ray Exp / 36
Adenoma Paratiroid
● Tumor jinak dari kelenjar paratiroid.
● Kelenjar paratiroid bisa terletak di leher, dekat atau menempel di sisi belakang kelenjar tiroid.
● Adenoma paratiroid dapat terlihat di lokasi ektopik atau mediastinum yang menjadi tempat yang
paling sering.
● Fibrosing mediastinitis (FM) juga merupakan penyakit jarang yang ditandai dengan infiltrasi
fibrotik invasif yang padat pada mediastinum atau hilar yang menyebabkan penyempitan atau
penyumbatan pada struktur dada yang penting, termasuk arteri pulmonalis, vena pulmonalis,
vena kava superior, saluran napas atau bronkus, atau kerongkongan.
● Karena sifat vital dari struktur-struktur ini, penyakit yang berkembang secara perlahan ini
dikaitkan dengan morbiditas yang signifikan dan dapat berakibat fatal jika menyerang kedua
paru.
10cm 40
Haematoma
● Hematoma mediastinum adalah temuan yang jarang terjadi pada trauma
tumpul pada dada.
b) Hematoma mediastinum iatrogenik (panah) pada pria berusia 64 tahun yang menjalani
bronkoskopi dengan biopsi transtrakea. Perhatikan nilai atenuasi yang tinggi pada lesi
dibandingkan dengan jaringan otot
● Diagnosis yang pasti terkadang sulit dilakukan karena biasanya memiliki ciri-ciri yang tidak spesifik
pada gambar computed tomography (CT) fase tunggal yang ditingkatkan kontrasnya.
● Seorang wanita berusia 60 tahun datang dengan massa di leher kanan yang menunjukkan
pembesaran secara bertahap selama setengah tahun. Pemeriksaan fisik tidak menunjukkan adanya
kelainan lain yang mencolok. Awalnya, dicurigai adanya lesi tiroid. Data laboratorium termasuk
fungsi tiroid berada dalam batas normal.
Mediastinum anterior termasuk area yang dibatasi oleh permukaan bawah sternum
dan permukaan anterior pembuluh darah besar.
Sarkoma mediastinum adalah tumor langka yang mewakili kurang dari 10% dari tumor
mediastinum dan sekitar 1-2% dari semua keganasan secara umum.
10cm 46
CT menunjukkan massa mediastinum atau dada kanan yang
sangat besar dengan penebalan pleura dan cairan. Lobus
tengah dan bawah kanan tampak hampir sepenuhnya kolaps
● A: Gambar aksial T2-weighted TSE fat sat . Jaringan patologis menunjukkan sinyal hiperintens
yang tidak homogen (panah merah).
Gejala:
Sindrom vena
Batuk Sesak napas Suara serak Disfagia
kava
Pendekatan anterior yang dilakukan melalui sayatan di bagian depan dada dan tulang dada (sternum), yang disebut sternotomi
dan pendekatan lateral yang dilakukan melalui sayatan kecil di sisi dada, di antara tulang rusuk, dengan prosedur invasif minimal
video-assisted thoracic surgery (VATS) dan robot-assisted thoracic surgery (RATS)
2. Radioterapi
Radiaoterapi biasa dilakukan pada timoma, kanker timus, atau limfoma. Radioterapi definitif diindikasikan untuk pasien yang
memiliki penyakit lanjut yang tidak dapat dioperasi atau bagi pasien yang tidak dapat dilakukan pembedahan (Choe et al., 2009).
Obat kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker dan mengecilkan tumor. Perawatan kemoterapi biasanya digunakan untuk mengobati
kanker timus, seminoma mediastinal germ cell tumor dengan ukuran tumor yang lebih besar dan Non-seminoma mediastinal germ cell tumor.
(Juanpere et al., 2013)
4. Antibiotik
Antibiotik diberikan apabila massa mediastinum disebabkan oleh infeksi, seperti pada limfadenopati.
5. Pemantauan
Pemantauan biasanya dilakukan apabila tumor dianggap jinak dan tidak menimbulkan gejala.
● Penyebaran tumor jinak atau ganas ke struktur terdekat seperti jantung dan pembuluh darah besar (aorta dan vena
cava)
● Masa mediastinum dapat menyebabkan obstruksi jalan napas yang mengarah ke distres pernapasan atau dikenal
dengan sindroma massa mediastinum kritis.
● Tracheomalacia, kondisi di mana trakea memanifestasikan ekspirasi kolaps yang berlebihan karena adanya
kerusakan pada elatic fibers (dinding) trakea
10cm 57
Pemeriksaan Radiologi Pada
Massa Mediastinum
10cm 58
X-Ray
Limfadenopati Mediastinum
10cm 76
● Limfoma
Kista timus kongenital pada pria berusia 47 tahun. CT scan dengan peningkatan kontras
menunjukkan lesi unilateral yang tidak mengalami peningkatan pada mediastinum
anterior yang menunjukkan pelemahan cairan yang homogen (panah)
10cm 79
Gambaran Ct Scan Massa Lemak
Pencitraan dada menunjukkan dengan baik isi teratoma mediastinum yang sangat heterogen.
Teratoma kistik dewasa pada pria berusia 40 tahun. a) CT scan dengan kontras yang ditingkatkan
menunjukkan massa mediastinum anterior yang heterogen dengan area lemak (panah terbuka),
kalsifikasi (panah) dan pelemahan cairan (*). Pergeseran posterior struktur mediastinum juga
terlihat. b) Foto spesimen bedah. c) CT scan dengan kontras yang ditingkatkan pada seorang
wanita berusia 24 tahun yang tidak menunjukkan gejala menunjukkan massa unilokulasi yang
terdefinisi dengan baik yang terletak di ruang prevaskular yang menunjukkan perubahan kistik di
dalamnya (*). Tidak ada fokus kalsifikasi yang teridentifikasi. d) Massa diangkat melalui
pembedahan dan pemeriksaan patologis mengkonfirmasi teratoma jinak.
10cm 81
Lipoma
10cm 82
Liposarkoma
10cm 84
Gambaran Ct Scan Massa Kista
10cm 85
Kista Bronkogenik
Kista duplikasi pada pria berusia 42 tahun tanpa gejala. a) CT scan dengan kontras yang
ditingkatkan menunjukkan massa bulat yang berbatas tegas (tanda panah) yang
berdekatan dengan kerongkongan dengan penurunan air yang homogen. b) Lesi (tanda
panah) menunjukkan intensitas sinyal yang terang pada citra MR dengan penekanan lemak
tertimbang T2
Massa yang bermargin baik dengan atenuasi homogen, biasanya dalam kisaran atenuasi air (0-
20 HU) dan tanpa peningkatan pada dinding atau tampilan infiltratif adalah ciri khas kista
mediastinum jinak. Kemungkinan kista timus (a) dan kista perikardial (b)
Pseudokista pankreas pada pria berusia 52 tahun dengan riwayat pankreatitis berulang.
Rekonstruksi multiplanar aksial (a, b) dan oblik-sagital (c) CT scan menunjukkan lesi cairan
peri-esofagus berdinding tipis (panah terbuka putih) yang berkomunikasi dengan
pengumpulan cairan intrapankreas (panah terbuka hitam) melalui hiatus esofagus oleh
fistula duktus (panah terbuka putih).
10cm Ref X-Ray Exp / 92
MRI
● MRI merupakan teknik pencitraan cross-sectional yang akan mempermudah dalam mengevaluasi massa
mediastinum secara optimal.
● MRI juga dapat membedakan antara lesi jaringan lunak kistik, padat dan massa yang tumbuh dari tulang
● Gambaran jaringan lunak pada MRI yang sangat baik membantu dalam mengevaluasi asal dan luas lesi serta
derajat invasi ke struktur di sekitarnya. Hilangnya lapisan lemak di antara tumor dan struktur didekatnya
dipertimbangkan sebagai indikasi invasi lokal (Park et al., 2021).
● Jenis massa yang paling sering dijumpai pada pemeriksaan MRI mediastinum adalah lesi kistik yang berasal dari
timus, bronkus atau perikardial.
10cm
MRI
● Kista menghasilkan gambaran intensitas tinggi pada pencitraan MRI T2 dan terkadang menunjukkan intensitas
tinggi atau intermediate pada pencitraan T1 karena adanya komponen darah atau protein
● Focus of enhancement = kemungkinan bukan lesi jinak
● Untuk mendeteksi lemak mikroskopis pada jaringan => chemical shift imaging
● Untuk mendeteksi lemak makroskopis pada jaringan => fat supression imaging
10cm
Limfadenopati
Gambar (a) menunjukkan limfanenopati yang terletak di sub karina. Gambar (b) menunjukkan gambaran diffusion
restriction sentral yang ringan. Limfadenopati ganas memiliki gambaran diffusion restriction dengan nilai sensitivitas dan
negative predictive value 100% (Ramamoorthy et al., 2023).
10cm
Lipoma
MRI toraks potongan aksial dengan sekuens T1 (kanan) dan T2 (kiri). Tampak lipoma dengan densitas
yang serupa dengan jaringan lemak lainnya.
Gambaran lipoma pada MRI menyerupai intensitas lemak subkutan pada semua sekuens.
10cm
TIMOLipoma
Gambar 2.65 menunjukkan massa lemak yang besar dengan beberapa kista dan nodul solid. Massa lemak
mengalami kontak dengan diafragma kanan, pleura parietal, lobus kanan bawah dan mediastinum. Tidak tampak
ada infiltrasi pada struktur yang berdekatan.
10cm
Goiter mediastinum
Gambaran khas pada mediastinal goiter adalah massa
berkapsul dan berlobul yang tampak inhomogen dengan
area kistik, kalsifikasi dan peningkatan kecerahan kontras
(Juanpere et al., 2013).
10cm
Timoma
Gambar (A) menunjukkan gambaran massa homogen intensitas intermediate di mediastinum prevaskular. Pada gambar(B), terlihat
massa homogen dengan intensitas high. Pemberian kontras intravene, seperti yang ditunjukkan gambar (C), menghasilkan gambaran
10cm enhancement yang homogen (Carter et al., 2017)
Thymic hyperplasia
Berdasarkan gambar 2.68(A), tampak massa homogen dengan intensitas low. Ketika sekuens diganti menjadi out-of-phase, massa
kehilangan intensitas secara seragam. Hal tersebut mengonfirmasi keberadaan lemak mikroskopis. Thymic hyperplasia dan timus normal juga
10cm mengalami kehilangan intensitas gambar pada sekuens out-of-phase.(Carter et al., 2017).
KARSINOMA TIMUS
Gambar 2.(A) menunjukkan lesi thymic carcinoma berupa massa homogen dengan intensitas low
Gambar (B) dengan teknik short tau inversion recovery, tampak massa dengan intensitas high yang heterogen serta area fokus dengan
intensitas high yang lebih dominan yang menunjukkan perubahan kistik
Gambar
10cm
(C), setelah pemberian kontras massa memperlihatkan enhancement yang heterogen dan dijumpai invasi yang minimal pada trunkus
pulmonaris
Limfoma
Gambar MRI toraks potongan aksial pada pasien limfoma non-Hodgkin yang belum diterapi.
Tampak massa isointens pada sekuens T1 (a) dan massa hiperintens heterogen pada sekuens T2 (b).
10cm
Teratoma matur
A B
Gambar (A)==> massa dengan intensitas low hingga intermediate homogen pada kompartemen paravertebral kiri.
Gambar(B) dengan sekuens short tau inversion recovery ⇒ intensitas high pada bagian sentral massa dengan intensitas yang
heterogen pada bagian perifer
10cm
Gambar(C), setelah kontras tampak enhancement perifer dan hypoenhancement sentral (Carter et al., 2017)
Tumor kista
Kista Neuroenterik
10cm
Kista Perikardial Kista Timus
Kesimpulan
Massa mediastinum adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang berkembang di mediastinum. Mulai dari jinak hingga ganas, serta bersifat
primer atau merupakan metastasis dari tumor yang terletak di tempat lain. Berdasarkan komposisi lesi, masa mediastinum dapat dibedakan menjadi
limfadenopati, massa lemak (teratoma matur, timolipoma, lipoma, dan liposarcoma), massa kistik yang meliputi kista jinak kongenital
(bronchogenic cysts, duplication cysts, neurenteric cysts, pericardial cysts, thymic cysts), meningocele cystic teratoma dan lymphangioma, massa
solid (mediastinal goite, thymoma, thymic hyperplasia, thymic carcinoma, limfoma, germ cell tumours, neurogenic tumours) dan uncommon mass
(adenoma paratiroid, fibrosing mediastinitis, haematoma, haemangioma, sarcoma, extramedullary haematopoiesis)
Manifestasi yang dapat ditimbulkandari massa mediastinum bergantung kepada struktur yang mengalami penghimpitan, organ yang
mengalami infiltrasi dan derajat keganasan. Secara umum, gejala yang dapat timbul seperti batuk, sesak nafas, suara serak, disfagia, obstruksi vena
cava dan penurunan badan. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan paling umum untuk mendiagnosa dan mengevaluasi kanker mediastinum.
meliputi rontgen thoraks , CT Scan thoraks, MRI thoraks, mediastinoscopy dengan biopsi, Endobronchial ultrasound (EBUS), Endoscopic
ultrasound (EUS), pemeriksaan laboraturium, dan testicular ultrasound.
10cm 106
Kesimpulan
Rontgen thoraks dengan posteroanterior dan lateral merupakan langkah pertama dalam menemukan adanya massa mediastinum dan dapat membantu melokalisasi massa. CT
scan thoraks diperlukan untuk mengevaluasi massa mediastinum yang terlihat pada foto rontgen thoraks. CT scan dada biasanya dilakukan dengan kontras intravena (IV), yang
seringkali dapat menunjukkan lokasi yang tepat, apakah massa berbatas tegas, atau jika menginfiltrasi struktur di sekitarnya. MRI thoraks diindikasikan ketika temuan CT scan
thoraks samar-samar, pemeriksaan MRI dengan kontras memungkinkan evaluasi yang akurat mengenai lokasi massa, ukuran dan hubungannya dengan struktur sekitar massa.
Mediastinocopy dengan biopsi merupakan tes yang mengumpulkan sel-sel dari mediastinum untuk menentukan jenis massa yang ada untuk diagnosa definitive. Penerapan USG
untuk prosedur endoskopi atau disebut Endobronchial ultrasound (EBUS) memungkinkan visualisasi dan pengambilan sampel limfe mediastinum dan hilus.
Penatalaksanaan untuk tumor mediastinum tergantung pada jenis tumor, lokasinya, agresivitas, dan gejalanya. Adapun pilihan pengobatan yang biasa dilakukan seperti
pembedahan, radioterapi, kemoterapi, antibiotik, maupun pemantauan. Komplikasi tumor mediastinum dapat berupa kompresi sumsum tulang belakang (mati rasa, nyeri, lemah,
obstruksi jalan napas yang mengarah ke distres pernapasan), tracheomalacia dan penyebaran tumor jinak atau ganas ke struktur terdekat seperti jantung dan pembuluh darah besar
(aorta dan vena cava). Prognosis setelah reseksi massa mediastinum sangat bervariasi, tergantung pada jenis lesi yang direseksi. Setelah reseksi kista mediastinum dan tumor jinak,
prognosis umumnya sangat baik.
10cm 107
Terima Kasih
10cm 108