Anda di halaman 1dari 108

Pemeriksaan Radiologi

Pada Massa Mediastinum


Muhammad Fakhruddin 220131052
Shofi Ainun Azzahra Br. Manurung 220131072
Alfatihatu Fadhilatul Hayah 220131080
Safira Aini Siagian
220131083
Maulana Raihandi.M
220131127
Pembimbing:
Dr. dr. Elvita Rahmi Daulay, M.Ked(Rad), Sp.Rad(K)

DEPARTEMEN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10cm 2023
PENDAHULUAN

10cm 2
Latar Belakang
Mediastinum ⇒ rongga yang memuat berbagai organ vital ⇒ memiliki signifikansi secara
klinis karena berbagai abnormalitas dan patologi dapat terjadi

Massa mediastinum cukup langka terjadi, dengan manifestasi mulai dari asimtomatis
hingga dapat menjadi keganasan dan menginvasi.

Identifikasi tipe, ukuran, lokasi dan karakteristik tumor krusial menjadi prioritas untuk
menegakkan kecurigaan klinis dan mendukung prosedur biopsi dan pembedahan (Ghigna
and de Montpreville, 2021)

Modalitas pencitraan radiologi memiliki peranan penting untuk mengevaluasi massa

10cm
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Peserta kepaniteraan klinik dapat memahami teori mengenai massa mediastinum

2. Peserta kepaniteraan klinik mampu memahami dan menerapkan teori serta teknik pembacaan gambaran radiologi pada massa
mediastinum

3. Sebagai persyaratan dalam kelulusan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan dan Profesi Dokter di Departemen
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan memberi manfaat sebagai bahan rujukan dan pembelajaran untuk menambah informasi,
wawasan dan keterampilan terkait gambaran radiologi massa mediastinum bagi penulis dan pembaca.

10cm
Anatomi Mediastinum
Mediastinum merupakan kompartemen di antara kantung pleura paru-paru yang membentang
sepanjang rongga toraks.

Mediastinum terbagi menjadi 4 kompartemen yaitu : Regio mediastinum superior, anterior,


medial, dan posterior.

10cm Ref X-Ray Exp / 5


Batas – batas setiap regio mediastinum.

1. Mediastinum superior

-Batasan pada mediastinum superior dimulai dari apertura thoracis superior sampai vertebrae thorakal
ke-5 dan bagian bawah sternum.

- Mediastinum superior berisi organ, yang terdiri dari esofagus, trakea dan timus.

- Arteri pada mediastinum superior, yang terdiri dari arkus aorta dan 3 cabangnya (arteri
braciocephalica, arteri carotis communis sinistra dan arteri subclavia sinistra)

- Vena dan limfatik, yang terdiri dari vena cava superior, vena braciocephalica, arkus azygos dan ductus
thoracis.

- Dipersarafi oleh nervus vagus dextra dan sinistra, nervus phrenicus dextra dan sinistra, thoracic
sympathetic trunks, nervus cardiac dan nervus laryngeus rekuren sinistra

10cm Ref X-Ray Exp / 6


Inervasi Mediastinum
Superior
Mediastinum Superior
Vaskularisasi Mediastinum
Superior

10cm Ref X-Ray Exp / 7


2. Mediastinum Anterior

Dimulai dari garis batas mediastinum superior ke diafragma di depan jantung.

- Pada mediastinum anterior terdapat organ yaitu timus, arteri yaitu cabang toraks internal, vena dan limfatik
yaitu cabang toraks internal dan kelenjar getah bening parasternal.

3. Mediastinum Posterior

Dimulai dari garis batas mediastinum superior ke diafragma di belakang jantung.

- Mediastinum posterior terdiri dari organ yaitu esofagus (lebih terlihat di anterior), arteri (aorta desendens).

- Vena dan limfatik yaitu ductus thoracic, vena azygos hemiazygos dan kelenjar getah bening.

- Persarafan pada mediastinum posterior yaitu nervus vagus dextra dan sinistra, trunkus simpatikus dextra
dan sinistra beserta cabangnya (nervus splanikus).

10cm Ref X-Ray Exp / 8


Mediastinum Posterior
Vaskularisasi
Mediastinum Posterior
10cm Ref X-Ray Exp / 9
4. Mediastinum Medial (Tengah)

Dimulai dari garis batas mediastinum superior ke diafragma di antara mediastinum anterior dan
posterior.

- Pada mediastinum medial terdiri dari organ yaitu jantung yang tertutup dalam perikardium, serta trakea
dan bronkus utama.

- Arteri yaitu aorta asendens, pulmonary trunk, dan arteri perikardiakofrenik.

- Vena dan limfatik yaitu vena cava superior, vena pulmonalis dan vena pericardiacophrenic.

- Persarafan yaitu nervus prenikus, dan nervus vagus serta sympathetics nerves

10cm Ref X-Ray Exp / 10


Definisi
- Massa mediastinum adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang berkembang di mediastinum.

- Massa mediastinum mencakup spektrum histopatologis yang luas, mulai dari jinak hingga ganas.

- 50% massa terjadi di mediastinum anterior, yang paling umum terjadi yaitu timoma, teratoma,
thyroid goiter, dan limfoma.

- Kista kongenital sering terlihat pada massa mediastinum tengah, sedangkan tumor neurogenik,
termasuk schwannoma, sering ditemukan pada massa mediastinum posterior

10cm Ref X-Ray Exp / 11


Epidemiologi
- Tumor mediastinum dapat bersifat primer atau merupakan metastasis dari tumor yang terletak di tempat
lain.

- Prevalensi lesi mediastinum berkisar antara 0,7% sampai dengan 0,9 (Roden et al., 2020).

- Kejadian tumor mediastinum primer tergolong sebagai salah satu tumor yang jarang ditemukan
dibandingkan dengan jenis tumor lainnya. Insiden timoma, yaitu tumor mediastinum yang paling umum,
berkisar antara 2,2 hingga 2,6 per juta orang per tahun (Travis et al., 2015).

- Sebuah penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Nasional Cipto Mangunkusumo, dari 1 Januari 2007
hingga Desember 2008 menemukan 7 kasus tumor mediastinum.

10cm Ref X-Ray Exp / 12


Klasifikasi Massa Mediastinum

10cm Ref X-Ray Exp / 13


Limfadenopati
● Istilah medis untuk pembengkakan kelenjar getah bening, yang dapat diakibatkan oleh infeksi
bakteri, virus, jamur, penyakit autoimun, atau keganasan (Maini and Nagalli, 2022) .

● Kondisi yang dikenal sebagai limfadenopati mediastinum terjadi ketika satu atau lebih kelenjar
getah bening pada mediastinum membesar, dengan ukuran lebih dari 10 mm, karena penyebab
jinak seperti suatu kondisi inflamasi yaitu tuberkulosis atau terjadi suatu keganasan seperti
limfoma

10cm Ref X-Ray Exp / 14


Massa Lemak
1. Timolipoma
● Neoplasma enkapsulasi jinak yang terdiri dari 50-85% lemak,
● Biasa dijumpai pada sudut cardiophrenic pada CT scan
● Lebih dari 50% pasien timolipoma datang tanpa gejala
● Gejala : pernapasan ( batuk, dyspnea, nyeri dada suara serak)
● Dapat berhubungan dengan myasthenia gravis
● Lesi ini berjumlah kurang dari 5% dari prevaskular massa mediastinum pada semua
kelompok umur dan cenderung sangat besar presentasi, dengan ukuran rata- rata yang
dilaporkan 20 cm

10cm Ref X-Ray Exp / 15


2. Lipoma

● Lesi enkapsulasi yang terdiri dari lemak, jaringan lunak dan pembuluh darah
● Umumnya ditemukan di mediastinum anterior
● Lipoblastoma adalah neoplasma jinak, terbungkus dengan baik yang biasanya hadir
sebelum usia dari 3 Tahun
● Lipoblastoma memiliki tingkat kekambuhan lokal 27% dengan bedah kuratif eksisi sebagai
andalan utama pengobatan. Belum ditemukan untuk bermetastasis dan hanya menjadi gejala
dengan efek massa pada yang struktur terdekat.

10cm Ref X-Ray Exp / 16


3. Liposarkoma

● Tumor ganas diferensiasi adipocytic yang jarang timbul dalam mediastinum, namun paling
sering muncul dari jaringan ikat pada tubuh manusia
● 4 tipe : well- differentiated/atypical lipomatous tumor (WDL/ALT), dedifferensiasi, miksoid
dan pleomorphic liposarkoma (PLS)
● WDL/ALT lebih banyak sering di kompartemen anterior daripada di daerah lain dari
mediastinum
● Tipe tidak terdiferensiasi memiliki prognosis yang lebih buruk.

10cm Ref X-Ray Exp / 17


Massa Solid
1) Goiter Mediastinum

● Massa tiroid intratorakal akibat pertumbuhan yang berlebih


● Mediastinum anterior atau media
● Pasien >50 tahun, wanita > pria
● 1,4% - 21% menjadi keganasan (Hajhosseini et al., 2012)

2) Timoma
● Massa mediastinum anterior paling umum dijumpai
● >40 tahun, wanita = pria
● Massa padat, berbatas tegas, berwarna coklat
● Berpotensi transformasi jadi ganas dalam 10 - 14 tahun
● Berhubungan dengan myasthenia gravis dan penyakit autoimun lain
Ref X-Ray Exp / 18
10cm
Massa Solid
3) Hiperplasia timus
● Terbagi 2
○ True thymic hyperplasia = pertumbuhan jaringan abnormal pasca paparan stres, mengalami
rebound hyperplasia
○ Thymic lymphoid hyperplasia = peningkatan folikel limfoid dan inti germinal, timus tidak
selalu dijumpai membesar (Araki et al., 2014)

4) Karsinoma timus

● Langka, umumnya pada laki-laki dewasa


● Massa berukuran besar, keras, menginfiltrasi struktur di sekitar
● Dapat mengalami perubahan menjadi kista atau nekrosis

Ref X-Ray Exp / 19


10cm
Massa Solid
5) Limfoma
● Limfoma = 50 - 60% keganasan mediastinum
● Limfoma non hodgkin:
○ T-Lymphoblastic Lymphoma (T-LBL) = remaja dan laki-laki dewasa, massa besar +
limfadenopati + leukemia akut
○ Primary Mediastinal Large B-Cell Lymphoma (PMBL) = wanita, menginfiltrasi struktur
sekitar seperti paru

6) Germ cell tumours


● Mediastinum = lokasi ekstragonadal tersering, umumnya mediastinum anterior
● 80% bersifat jinak
● Teratoma = paling sering, usia 20 - 40 tahun, pria = wanita
● Tipe lain = seminoma (ganas), dapat tumbuh besar sehingga sulit dibedakan dari timus dan
perikardial
Ref X-Ray Exp / 20
10cm
Massa Solid
7) Tumor Neurogenik

● 71 - 95% terjadi di mediastinum posterior


● Schwannoma, neurofibroma, perineouroma dan ganglioneuroma = jinak
● Malignant peripheral nerve sheath tumor = ganas

10cm
Massa Kistik
● Massa kistik mediastinum adalah lesi bulat berbatas tegas yang mengandung cairan dan
dilapisi dengan epitel
● Kista primer mediastinum berkisar 15-20% dari semua massa mediastinum

10cm 22
Massa Kistik
1) Kista Bronkogenik

● Berasal dari percabangan trakeobronkial yang abnormal selama perkembangan embriologi


● Dilapisi oleh epitel pernapasan dan kapsulnya mengandung tulang rawan, otot polos, dan
jaringan kelenjar mukosa.
● Dii dekat karina (52%) dan di daerah paratrakeal (19%)
● Jika ada udara di dalam kista menunjukkan adanya infeksi sekunder dan komunikasi dengan
cabang trakeobronkial (Juanpere et al., 2013).

23
10cm
Kista bronkogenik pada pria 37 tahun.

● Gambar (a) CT scan tanpa kontras menunjukkan massa mediastinum anterior homogen dengan kontur halus dan
bentuk oval (panah). Massa isodense relatif terhadap otot dinding dada.
● Gambar (b) MR pada T2 menunjukkan massa (panah) yang sama dengan intensitas sinyal yang sangat tinggi
● Gambar (c), meskipun terlokalisasi, kista bronkogenik dikonfirmasi dengan pemeriksaan histologis setelah reseksi
bedah

10cm 24
Massa Kistik
2) Kista Duplikasi

● Kista duplikasi, yang juga dikenal sebagai duplikasi saluran pencernaan, adalah lesi bawaan pada saluran
pencernaan.
● Kista ini dapat dibagi menjadi duplikasi foregut, midgut, dan hindgut, tergantung pada bagian saluran
pencernaan yang melekat erat.
● Ileum, diikuti oleh eshopagus, adalah lokasi yang paling umum untuk kista duplikasi ini (Anand et al., 2022).

25
10cm
Kista duplikasi pada pria tanpa gejala berusia 42 tahun.

● Gambar (a) CT scan dengan kontras menunjukkan massa berbatas bulat (panah) yang berdekatan dengan
kerongkongan dengan atenuasi air yang homogeny.
● Gambar (b) Lesi (panah) menyajikan intensitas sinyal cerah pada gambar MR yang ditekan lemak dengan pada T2

10cm 26
Massa Kistik
3) Kista Neuroenterik Mediastinum

● Kista Neuroenterik Mediastinum adalah tonjolan anomali leptomeninges melalui foramen intervertebralis atau
defek pada vertebra

● Lesi ini terjadi dari perkembangan yang salah dari struktur mesodermal dan entodermal tertentu selama minggu
ketiga embriogenesis

27
10cm
Massa Kistik
4) Kista Perikardial

● Kista Perikardial adalah lesi jinak sekitar 5-10% dari semua tumor mediastinum.

● Sebagian besar kista perikardial bersifat unilokular dan umumnya terletak di ruang kardiofrenikus kanan

28
10cm
● Gambar (a) rontgen dada lateral seorang pria perokok berusia 58 tahun yang alergi terhadap yodium menunjukkan
massa yang terdefinisi dengan baik (*) di ruang kardiofrenik dan opasitas paru nodular (panah terbuka) di parenkim
paru bagian bawah.

● Gambar (b, c) CT Scan non-contrast-enhanced menegaskan adanya massa atenuasi cairan (*) di sudut
kardiofrenikus kanan (kista perikardial) dan menunjukkan kekeruhan paru-paru yang mencurigakan (panah terbuka)
di lobus kanan bawah paru-paru ( karsinoma sel skuamosa)

10cm 29
Massa Kistik
5) Kista Timus

● Kista timus yang didapat jauh lebih umum, cenderung multilokular biasanya karena peradangan, proses
iatrogenik seperti pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, atau malignant neoplasma seperti timoma, limfoma,
atau tumor sel germinal (Carter, 2023).

30
10cm
Kista timus pada pria berusia 43 tahun.

● Gambar (a) CT scan dengan kontras menunjukkan massa multiloculated water-attenuation yang terdefinisi
dengan baik (*) di mediastinum anterior. Pada gamvar
● (b) pada MR T2 sagital menunjukkan massa multilokulasi dengan intensitas sinyal tinggi yang khas dan
septa internal halus di dalam (panah)

10cm 31
Massa Kistik
6) Limfangioma

● Limfangioma adalah lesi jinak yang langka berasal dari limfatik, melibatkan leher atau daerah ketiak pada lebih
dari 80% kasus dan toraks pada 10% kasus .

32
10cm
● Limfangioma kistik (hygroma) pada wanita berusia 47 tahun dengan penyakit retroperitoneal.
● Massa mediastinum posterior dengan redaman cairan homogen diidentifikasi pada CT (panah putih) dan
pada radiografi dada posteroanterior sebagai massa mengganggu garis paraspinal kiri inferior (panah
hitam)

10cm 33
Massa Kistik
7) Pseudokista Pankreas

● Pseudokista Pankreas dapat meluas ke mediastinum melalui hiatus esofagus atau aorta. CT menunjukkan
dinding tipis, kista yang mengandung cairan dalam mediastinum posterior yang mungkin berhubungan dengan
dengan kumpulan cairan intrapancreatic atau peripancreatik (Juanpere et al., 2013)

34
10cm
Pseudokista pankreas pada pria 52 tahun dengan rsiwayat pankreatitis berulang.

● CT scan aksial (a, b) dan oblik-sagital


● (c) menunjukkan lesi cairan peri-esofagus berdinding tipis (panah terbuka putih) yang berhubungan
dengan pengumpulan cairan intrapankreas (panah terbuka hitam) melalui hiatus esofagus oleh saluran
fistula (panah putih)

10cm 35
Uncommon Mass
10cm Ref X-Ray Exp / 36
Adenoma Paratiroid
● Tumor jinak dari kelenjar paratiroid.

● Kelenjar paratiroid bisa terletak di leher, dekat atau menempel di sisi belakang kelenjar tiroid.

● Adenoma paratiroid dapat terlihat di lokasi ektopik atau mediastinum yang menjadi tempat yang
paling sering.

10cm Ref X-Ray Exp / 37


Adenoma paratiroid pada pria berusia 66 tahun dengan
hiperkalsemia, hipofosfatemia, dan peningkatan nilai PTH.
Hasil pemeriksaan MIBI Tc-99m menunjukkan fokus
hiperaktivitas (panah hitam) yang berdekatan dengan kutub
bawah lobulus tiroid kiri. Pemeriksaan CT yang
disempurnakan menunjukkan peningkatan massa
mediastinum superior (panah putih)

10cm Ref X-Ray Exp / 38


Fibrosing Mediastinitis
● Fibrosis padat yang secara progresif membungkus dan akhirnya melenyapkan lumen
pembuluh darah mediastinum dan saluran udara.

● Fibrosing mediastinitis (FM) juga merupakan penyakit jarang yang ditandai dengan infiltrasi
fibrotik invasif yang padat pada mediastinum atau hilar yang menyebabkan penyempitan atau
penyumbatan pada struktur dada yang penting, termasuk arteri pulmonalis, vena pulmonalis,
vena kava superior, saluran napas atau bronkus, atau kerongkongan.

● Karena sifat vital dari struktur-struktur ini, penyakit yang berkembang secara perlahan ini
dikaitkan dengan morbiditas yang signifikan dan dapat berakibat fatal jika menyerang kedua
paru.

10cm Ref X-Ray Exp / 39


Mediastinitis fibrosis idiopatik pada seorang pria berusia 64 tahun.
a) Rekonstruksi multiplanar koronal dan CT scan aksial.
b) Constrast-enhanced CT scan menunjukkan massa jaringan lunak yang menyusup ke dalam
mediastinum yang membungkus pembuluh darah utama.
Kalsifikasi belang-belang diamati (panah hitam) serta peningkatan hemidiafragma kanan
(panah terbuka) yang disebabkan oleh keterlibatan saraf frenikus.

10cm 40
Haematoma
● Hematoma mediastinum adalah temuan yang jarang terjadi pada trauma
tumpul pada dada.

● Dapat disebabkan oleh cedera aorta, cedera pembuluh darah mediastinum


seperti cedera aorta, dan fraktur tulang dada dan tulang belakang.

● Atenuasi hematoma yang tinggi dapat diamati pada pemeriksaan


unenhanced CT selama 72 jam pertama. Ketika hematoma menua,
pelemahannya berkurang pada CT dengan cara sentripetal.

10cm Ref X-Ray Exp / 41


a) CT scan dengan peningkatan kontras pada seorang pria yang mengalami kecelakaan
lalu lintas. Hematoma mediastinum infiltratif diidentifikasi dengan area halus dengan nilai
atenuasi CT yang tinggi (panah). Efusi pleura bilateral (*) dan fraktur tulang dada (panah
terbuka) juga terlihat.

b) Hematoma mediastinum iatrogenik (panah) pada pria berusia 64 tahun yang menjalani
bronkoskopi dengan biopsi transtrakea. Perhatikan nilai atenuasi yang tinggi pada lesi
dibandingkan dengan jaringan otot

10cm Ref X-Ray Exp / 42


Haemangioma
● Hemangioma adalah tumor jinak yang jarang terjadi pada mediastinum.

● Diagnosis yang pasti terkadang sulit dilakukan karena biasanya memiliki ciri-ciri yang tidak spesifik
pada gambar computed tomography (CT) fase tunggal yang ditingkatkan kontrasnya.

● Seorang wanita berusia 60 tahun datang dengan massa di leher kanan yang menunjukkan
pembesaran secara bertahap selama setengah tahun. Pemeriksaan fisik tidak menunjukkan adanya
kelainan lain yang mencolok. Awalnya, dicurigai adanya lesi tiroid. Data laboratorium termasuk
fungsi tiroid berada dalam batas normal.

10cm Ref X-Ray Exp / 43


CT scan pra-kontras menunjukkan atenuasi rendah dan massa yang terbatas pada mediastinum superior
kanan. Batas antara lesi massa dan kelenjar tiroid terlihat jelas. Kista bronkogenik awalnya dicurigai
berdasarkan lokasinya dan atenuasi yang rendah pada gambar pra-kontras. Namun, dikarenakan adanya
beberapa fokus peningkatan perifer yang terlihat pada citra pasca-kontras, kemungkinan kista bronkogenik
tidak mungkin terjadi. Untuk mengevaluasi sifat dan pola peningkatan massa, dilakukan studi CT dinamis
dengan pemberian 100 mL media kontras secara intravena dengan kecepatan 3,5 mL/dtk oleh injektor yang
kuat. Pemeriksaan spiral massa mediastinum dilakukan berulang kali pada 30 detik, 1 menit dan 3 menit
setelah injeksi. Massa menunjukkan peningkatan nodular perifer pada awalnya dengan pengisian pusat secara
bertahap pada gambar fase tertunda.
10cm Ref X-Ray Exp / 44
Sarcomas
Sarkoma mediastinum primer didefinisikan sebagai sarkoma yang timbul di ruang
antara dua pleura dada.

Mediastinum anterior termasuk area yang dibatasi oleh permukaan bawah sternum
dan permukaan anterior pembuluh darah besar.

Sarkoma mediastinum adalah tumor langka yang mewakili kurang dari 10% dari tumor
mediastinum dan sekitar 1-2% dari semua keganasan secara umum.

10cm Ref X-Ray Exp / 45


Terdapat massa hilar atau mediastinum sisi kanan
dengan efusi sisi kanan yang cukup besar dan
kolaps atau konsolidasi pada lobus kanan bawah

10cm 46
CT menunjukkan massa mediastinum atau dada kanan yang
sangat besar dengan penebalan pleura dan cairan. Lobus
tengah dan bawah kanan tampak hampir sepenuhnya kolaps

10cm Ref X-Ray Exp / 47


Extramedullary Haematopoiesis
Extramedullary hematopoiesis (EMH) adalah pembentukan dan aktivasi sel darah
di luar sumsum tulang (BM), sebagai respons terhadap stres hematopoietik yang
disebabkan oleh infeksi mikroba dan penyakit tertentu, seperti neoplasma
mieloproliferatif (MPN), limfoma, dan leukemia, ketika fungsi sumsum tulang yang
semestinya menurun

10cm Ref X-Ray Exp / 48


Pasien pria Kaukasia berusia 59 tahun dengan hematopoiesis
ekstrameduler. Gambar CT aksial menunjukkan jaringan lunak
homogen yang mengalami hipoatenuasi di sekitar saluran empedu
intrahepatik (panah merah) (A), dengan peningkatan minimal,
membungkus saluran empedu umum (panah merah) (B)

10cm Ref X-Ray Exp / 49


● Pasien pria Kaukasia berusia 59 tahun dengan hematopoiesis ekstrameduler.

● A: Gambar aksial T2-weighted TSE fat sat . Jaringan patologis menunjukkan sinyal hiperintens
yang tidak homogen (panah merah).

● B: Gambar T1-weighted aksial. Jaringan patologis menunjukkan sinyal hiperintens (panah


merah)

10cm Ref X-Ray Exp / 50


Manifestasi Klinis
● 60% pasien dengan massa mediastinum mengalami gejala
● Umumnya diakibatkan penekanan organ akibat massa
● Gejala bervariasi dan dipengaruhi oleh letak massa, organ yang
mengalami penghimpitan, derajat infiltrasi dan keganasan

Gejala:

Sindrom vena
Batuk Sesak napas Suara serak Disfagia
kava

Nyeri dada Demam Batuk berdarah Paralisis

● Beberapa tumor biasanya disertai kondisi yang khas seperti myasthenia


gravis (timoma), penurunan BB pada keganasan
Ref X-Ray Exp / 51
10cm
Pemeriksaan Fisik
● Penurunan BB
● Edema ekstremitas dan wajah
● Hipotensi
● Limfadenopati asimetris tanpa nyeri
● Hepato dan splenomegali
● Ronkhi, wheezing
● Efusi pleura — bunyi redup pada perkusi, penurunan fremitus pada palpasi,
dan penurunan bunyi napas pada auskultasi paru
● Myasthenia gravis — lemah badan, kelopak mata sulit digerakkan dan sulit
menelan

10cm Ref X-Ray Exp / 52


Pemeriksaan penunjang
● Rontgen thoraks posteroanterio dan lateral — langkah pertama menentukan dan melokalisasi
massa
● CT scan thoraks untuk mengevaluasi massa
● MRI thoraks — apabila temuan ct scan samar samar
● Mediastinocopy dengan biopsi — mengumpulkan sel-sel dari mediastinum untuk menentukan
jenis massa yang ada untuk diagnosa definitif.
● Endobronchial ultrasound (EBUS) dan endoscopic ultrasound (EUS)— untuk menilai lymph
nodes
● Pemeriksaan laboraturium :
1. Beta-hCG (terkait dengan tumor sel germinal dan seminoma)
2. LDH (mungkin meningkat pada pasien dengan limfoma)
3. AFP (terkait dengan tumor sel germinal ganas): Mediastinal non seminomatous germ cell tumors

10cm Ref X-Ray Exp / 53


Penatalaksanaan
1. Pembedahan

Pendekatan anterior yang dilakukan melalui sayatan di bagian depan dada dan tulang dada (sternum), yang disebut sternotomi
dan pendekatan lateral yang dilakukan melalui sayatan kecil di sisi dada, di antara tulang rusuk, dengan prosedur invasif minimal
video-assisted thoracic surgery (VATS) dan robot-assisted thoracic surgery (RATS)

2. Radioterapi

Radiaoterapi biasa dilakukan pada timoma, kanker timus, atau limfoma. Radioterapi definitif diindikasikan untuk pasien yang
memiliki penyakit lanjut yang tidak dapat dioperasi atau bagi pasien yang tidak dapat dilakukan pembedahan (Choe et al., 2009).

10cm Ref X-Ray Exp / 54


Penatalaksanaan
3. Kemoterapi

Obat kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker dan mengecilkan tumor. Perawatan kemoterapi biasanya digunakan untuk mengobati
kanker timus, seminoma mediastinal germ cell tumor dengan ukuran tumor yang lebih besar dan Non-seminoma mediastinal germ cell tumor.
(Juanpere et al., 2013)

4. Antibiotik

Antibiotik diberikan apabila massa mediastinum disebabkan oleh infeksi, seperti pada limfadenopati.

5. Pemantauan

Pemantauan biasanya dilakukan apabila tumor dianggap jinak dan tidak menimbulkan gejala.

10cm Ref X-Ray Exp / 55


Prognosis
● Prognosis setelah reseksi massa mediastinum sangat bervariasi, tergantung pada jenis lesi yang
direseksi
● Kelompok massa mediastinum yang memiliki prognosis baik termasuk neoplasma seperti
timolipoma; tumor mesenkim jinak seperti fibroma, angioma, dan limfangioma; jaringan tiroid
jinak ektopik, termasuk perluasan intratoraks cervical goiter dan adenoma paratiroid
● Pada limfoma tingkat kelangsungan hidup sangat baik
● Fibrosarkoma memiliki prognosis yang buruk, dan sebagian besar pasien meninggal karena
penyakit mereka dalam beberapa tahun
● Karsinoma paratiroid mediastinum prognosisnya umumnya baik jika reseksi lengkap dapat
dilakukan. Goiter intrathoracic dengan keganasan tersembunyi prognosisnya umumnya baik jika
reseksi lengkap kelenjar dapat dilakukan

10cm Ref X-Ray Exp / 56


Komplikasi
● Komplikasi tumor mediastinum dapat berupa kompresi sumsum tulang belakang (mati rasa, nyeri, lemah)

● Penyebaran tumor jinak atau ganas ke struktur terdekat seperti jantung dan pembuluh darah besar (aorta dan vena
cava)

● Masa mediastinum dapat menyebabkan obstruksi jalan napas yang mengarah ke distres pernapasan atau dikenal
dengan sindroma massa mediastinum kritis.

● Tracheomalacia, kondisi di mana trakea memanifestasikan ekspirasi kolaps yang berlebihan karena adanya
kerusakan pada elatic fibers (dinding) trakea

10cm 57
Pemeriksaan Radiologi Pada
Massa Mediastinum

10cm 58
X-Ray
Limfadenopati Mediastinum

Limfadenopati hilar bilateral yang ditandai pada


kelompok nodal yang berbeda, sebagian besar
menyatu dan membentuk massa jaringan lunak.
nodul paru kecil tersebar di seluruh paru,
retikulasi halus, dan pembuluh parenkim paru
yang padat.

10cm Ref X-Ray Exp / 59


Mediastinal Goiter

Pada posisi lateral terlihat pembengkakan


jaringan lunak yang cukup besar di daerah leher
dan terlihat meluas ke daerah mediastinum,
dibuktikan dengan efek massa terhadap trakea
yang menyebabkan deviasi trakea ke kanan

10cm Ref X-Ray Exp / 60


Timoma
Radiografi dada dapat menunjukkan antara
45 dan 80% kasus timoma.

Timoma umumnya tampak sebagai massa


yang halus, berbatas tegas, ovoid atau
berlobus yang menonjol secara unilateral di
atas mediastinum, meskipun jarang terlihat
menonjol secara bilateral di atas
mediastinum

10cm Ref X-Ray Exp / 61


Thymic Hyperplasia

Rontgen dada frontal pada bayi dan anak


menunjukkan timus yang sangat besar dan thymic
sail sign dapat dilihat.

Timus biasanya tetap terlihat pada radiografi


sampai usia 3 tahun. Pada radiografi
konvensional, hiperplasia timus biasanya tampak
normal (Khan, 2022)

10cm Ref X-Ray Exp / 62


Teratoma Matur
Terlihat teratoma kistik matur mediastinum pada
pasien perempuan usia 54 tahun.

Rontgen dada frontal menunjukkan kepadatan


jaringan lunak yang besar dan kalsifikasi di sisi
kanan.

Massa terletak di mediastinum anterior karena


menghilangkan siluet normal vena cava superior dan
batas jantung kanan. Pembuluh hilar dapat dilihat
melalui massa (hilum overlay sign)
(Duc et al., 2020).

10cm Ref X-Ray Exp / 63


Lipoma
Terlihat gambaran dua massa dengan batas halus
dapat diidentifikasi, tampak massa lebih besar di
aspek lateral toraks kanan bawah (panah besar) dan
tampak massa lebih kecil tepat di atas diafragma
kanan, dekat dengan sudut kardiofrenikus (panah
kecil).

Dapat dilakukan lateral chest radiograph untuk


memastikan lokasi massa di mediastinum

10cm Ref X-Ray Exp / 64


Kista Duplikasi

Radiografi dada posisi posteroanterior


menunjukkan opasitas bulat yang terdefinisi
dengan baik di mediastinum posterior

10cm Ref X-Ray Exp / 65


Kista Perikardial

Rontgen menunjukkan massa


berbatas tegas yang kontak dengan
batas jantung kanan.

10cm Ref X-Ray Exp / 66


USG
Endobronchial ultrasound (EBUS) dapat dilakukan secara
bersamaan dengan transbronchial needle aspiration (TBNA)
untuk memungkinkan pengambilan sampel lesi mediastinum.
EBUS- TBNA dipertimbangkan menjadi prosedur invasif
minimal untuk mendapatkan sitologi atau sampel histologinya

Endobronchial ultrasound (EBUS) menggunakan probe konveks


yang dapat menjangkau area paratrakeal atas dan bawah, sub
karina, hillus, interlobaris, dan kelenjar getah bening

Pemeriksaan EBUS-TNA dapat menjangkau area paraesofageal,


ligament paru, dan kelenjar getah benings. Area paratrakeal sulit
melalui esofagus karena interposisi trakea

10cm Ref X-Ray Exp / 67


● Lymph nodes normal memiliki diameter pendek,
10 mm, satu pedikel vaskular di hilus, bentuk
segitiga atau oval, parenkim homogen, dan
struktur echogenic pusat.,
● diduga keganasan jika diameter >10 mm, bentuk
(segitiga, bulat, oval).
● Ekogenitasnya dibandingkan dengan struktur
mediastinum yang hyperechoic dan struktur
vaskular yang hypoechoic, dan margin serta
tanda nekrosis koagulasi yaitu daerah hipoekoik
daerah tanpa aliran darah dan margin yang tajam

10cm Ref X-Ray Exp / 68


Lymph Nodes (4L) dengan ekogenitas heterogen pada Iregular Shape Lymph Node pada
Endobronchial Ultrasound
Endobronchial Ultrasound

10cm Ref X-Ray Exp / 69


● Sensitivitas pemeriksaan gabungan EBUS-TBNA dan EUS-FNA adalah 91%,
yang secara signifikan lebih tinggi daripada sensitivitas gabungan EBUS- TBNA
saja (80%)
● Kombinasi EUS dan EBUS mencegah >50% prosedur bedah untuk menentukan
stadium dalam mendiagnosis penyakit lanjut pada pasien yang dicurigai kanker
paru-paru dan pembesaran kelenjar getah bening yang membesar atau PET-
positif
● EBUS-TBNA dapat menjadi modalitas diagnostik pertama dalam diagnosis
limfoma berulang

10cm Ref X-Ray Exp / 70


Adenoma paratiroid

● USG paratiroid harus mencakup ruang


paratrakea, sumbu karotis-jugularis dengan
aspek superior mencapai percabangan karotis,
dan kelenjar tiroid dengan aspek inferior
mencapai lekukan sternum
● Morfologi adenoma paratiroid pada USG adalah
digambarkan sebagai struktur berbentuk lonjong
atau bulat telur, struktur hypoechoic dengan
ekogenisitas seragam, dengan kapsul ekogenik,
yang biasanya hipervaskular pada doppler warna
di sekitar kapsul dan secara terpusat.

10cm Ref X-Ray Exp / 71


Gambaran Ct Scan Massa Solid

10cm Ref X-Ray Exp / 72


Mediastinal goitres

a) CT scan rekonstruksi multiplanar koronal


menunjukkan massa mediastinum anterior (*) yang
berasal dari tiroid yang berada di sebelah superior.
Perhatikan degenerasi kistik di dalam gondok (panah
terbuka).

b) CT scan non-kontras menunjukkan gondok


mediastinum unilateral dengan area kalsifikasi perifer
(panah terbuka).

c) Foto spesimen bedah yang telah dibedah


menunjukkan tampilan massa yang berlobulasi dan
heterogen.

d) CT scan dengan peningkatan kontras menunjukkan


gondok mediastinum posterior yang berbatas tegas (*)
dengan peningkatan kontras yang nyata.

10cm Ref X-Ray Exp / 73


Thymoma
● Terdapat lesi padat yang cukup jelas dengan beberapa area
nekrotik yang tidak membesar di dalamnya, terlihat di
mediastinum anterior.

● Tidak ada kista kalsifikasi atau komponen lemak yang terlihat


di dalamnya.

● Lesi berbatasan dengan tulang rawan kosta tengah kanan


dan tulang dada. Namun tidak ada erosi tulang yang jelas
atau keterlibatan dinding dada yang terlihat.

● Postero-medial berbatasan dengan atrium kanan dan aorta


asendens dengan intervensi lapangan lemak yang
dipertahankan

● Tidak ada infiltrasi ke struktur yang berdekatan yang terlihat.

10cm Ref X-Ray Exp / 74


Thymic hyperplasia

Hiperplasia limfoid timus pada wanita berusia 41 tahun


dengan diagnosis klinis miastenia gravis. CT scan yang tidak
ditingkatkan kontrasnya menunjukkan pembesaran kelenjar
timus (tanda panah) tanpa efek massa pada struktur yang
berdekatan.

10cm Ref X-Ray Exp / 75


Thymic Carcinoma
● Wanita berusia 80 tahun dengan karsinoma timus
adenoskuamosa.
● (a) CT dengan kontras yang ditingkatkan menunjukkan tumor
mediastinum prevaskular kanan (panah) yang menyerang
perikardium di antara atrium kanan (RA), aorta asendens (A) dan
ventrikel kanan (RV).
● (b) PET/CT menunjukkan tumor secara nyata.

10cm 76
● Limfoma

● Seorang pria berusia 28 tahun dengan limfoma Hodgkin.


● Foto rontgen dada frontal dan CT scan yang ditingkatkan
kontrasnya menunjukkan massa jaringan lunak yang homogen
pada tingkat subcarina (panah).
● Limfadenopati jendela aortopulmoner dapat dideteksi dengan CT
scan (panah terbuka).
● Garis paratrakeal kanan tidak terlihat pada radiografi dada
bagian depan, kemungkinan besar dilenyapkan oleh
limfadenopati paratrakeal kanan (tanda panah). * Carina
10cm 77
Germ cell tumor

Kista timus kongenital pada pria berusia 47 tahun. CT scan dengan peningkatan kontras
menunjukkan lesi unilateral yang tidak mengalami peningkatan pada mediastinum
anterior yang menunjukkan pelemahan cairan yang homogen (panah)

10cm Ref X-Ray Exp / 78


● Neurogenic tumor

● CT mengkonfirmasi adanya massa di hemithoraks kanan


posterior.
● Lesi berpusat pada foramina saraf.
● Memiliki batas sklerotik di dalam tubuh vertebra yang
menunjukkan pertumbuhan yang lambat.
● Penampakannya menunjukkan tumor neurogenik

10cm 79
Gambaran Ct Scan Massa Lemak

10cm Ref X-Ray Exp / 80


Mature Teratoma

Pencitraan dada menunjukkan dengan baik isi teratoma mediastinum yang sangat heterogen.
Teratoma kistik dewasa pada pria berusia 40 tahun. a) CT scan dengan kontras yang ditingkatkan
menunjukkan massa mediastinum anterior yang heterogen dengan area lemak (panah terbuka),
kalsifikasi (panah) dan pelemahan cairan (*). Pergeseran posterior struktur mediastinum juga
terlihat. b) Foto spesimen bedah. c) CT scan dengan kontras yang ditingkatkan pada seorang
wanita berusia 24 tahun yang tidak menunjukkan gejala menunjukkan massa unilokulasi yang
terdefinisi dengan baik yang terletak di ruang prevaskular yang menunjukkan perubahan kistik di
dalamnya (*). Tidak ada fokus kalsifikasi yang teridentifikasi. d) Massa diangkat melalui
pembedahan dan pemeriksaan patologis mengkonfirmasi teratoma jinak.
10cm 81
Lipoma

a) Hasil pencitraan tomografi menunjukkan adanya atelektasis parsial pada


paru-paru, bersama dengan perpindahan ringan dari vena kava inferior
dan kerongkongan.

b) Neoplasma lemak meluas ke persimpangan thoracoabdominal

10cm 82
Liposarkoma

Massa lemak atau padat campuran di mediastinum


tengah, memanjang ke arah superior ke leher. Deviasi
trakea ke arah kiri

10cm Ref X-Ray Exp / 83


Timolipoma

Timolipoma pada seorang pria berusia 47 tahun tanpa gejala. Rekonstruksi


multiplanar aksial dan koronal dari CT scan yang tidak ditingkatkan kontrasnya
menunjukkan massa yang besar dan terdefinisi dengan baik (panah) yang memiliki
kandungan lemak yang luas dan mengandung sedikit septa fibrosa tipis.

10cm 84
Gambaran Ct Scan Massa Kista

10cm 85
Kista Bronkogenik

Kista bronkogenik pada pria berusia 37 tahun. a) CT scan tanpa kontras


menunjukkan massa mediastinum anterior yang homogen dengan kontur halus dan
bentuk oval (panah). Massa tersebut isodense relatif terhadap otot dinding dada. b)
Gambaran MR berbobot T2 menunjukkan massa yang sama (panah) dengan
intensitas sinyal yang sangat tinggi. c) Meskipun lokasinya tidak diketahui, kista
bronkogenik dikonfirmasi dengan pemeriksaan histologis setelah reseksi bedah.

10cm Ref X-Ray Exp / 86


Kista Duplikasi

Kista duplikasi pada pria berusia 42 tahun tanpa gejala. a) CT scan dengan kontras yang
ditingkatkan menunjukkan massa bulat yang berbatas tegas (tanda panah) yang
berdekatan dengan kerongkongan dengan penurunan air yang homogen. b) Lesi (tanda
panah) menunjukkan intensitas sinyal yang terang pada citra MR dengan penekanan lemak
tertimbang T2

10cm Ref X-Ray Exp / 87


Kista neuroenterik pada wanita berusia 30 tahun dengan nyeri panggul. a) Radiografi dada
menunjukkan massa bulat yang terdefinisi dengan baik (tanda panah) di daerah dada bagian bawah.
(b-c) Kedua gambar MR berbobot T1 aksial dan koronal T2 menunjukkan massa besar dengan
intensitas sinyal tinggi yang homogen di daerah paravertebral kanan (panah). Kista tersebut mungkin
mengandung cairan protein. d) Foto tumor yang telah direseksi menunjukkan massa kistik yang
dibungkus dengan dinding tebal.
10cm Ref X-Ray Exp / 88
Kista Perikardial
a) Radiografi dada lateral seorang pria perokok berusia 58 tahun yang alergi terhadap yodium menunjukkan
massa yang terdefinisi dengan baik (*) di ruang kardiofrenik dan kekeruhan paru nodular (panah terbuka) di
parenkim paru bagian bawah. b-c) CT scan tanpa kontras yang disempurnakan mengonfirmasi adanya massa
dengan pelemahan cairan (*) pada sudut kardiofrenik kanan (kista perikardial) dan menunjukkan kekeruhan
paru yang mencurigakan (panah terbuka) pada lobus kanan bawah paru (karsinoma sel skuamosa).

10cm Ref X-Ray Exp / 89


Kista Timus

Massa yang bermargin baik dengan atenuasi homogen, biasanya dalam kisaran atenuasi air (0-
20 HU) dan tanpa peningkatan pada dinding atau tampilan infiltratif adalah ciri khas kista
mediastinum jinak. Kemungkinan kista timus (a) dan kista perikardial (b)

10cm Ref X-Ray Exp / 90


Kistik Limfangioma

Limfangioma kistik (juga disebut sebagai higroma) pada wanita berusia


47 tahun dengan penyakit retroperitoneal. Massa mediastinum posterior
dengan atenuasi cairan homogen diidentifikasi pada CT (panah putih)
dan pada radiografi dada posteroanterior sebagai massa yang
mengganggu garis paraspinalis kiri di bagian inferior (panah hitam).

10cm Ref X-Ray Exp / 91


Pseudokista Pankreas

Pseudokista pankreas pada pria berusia 52 tahun dengan riwayat pankreatitis berulang.
Rekonstruksi multiplanar aksial (a, b) dan oblik-sagital (c) CT scan menunjukkan lesi cairan
peri-esofagus berdinding tipis (panah terbuka putih) yang berkomunikasi dengan
pengumpulan cairan intrapankreas (panah terbuka hitam) melalui hiatus esofagus oleh
fistula duktus (panah terbuka putih).
10cm Ref X-Ray Exp / 92
MRI
● MRI merupakan teknik pencitraan cross-sectional yang akan mempermudah dalam mengevaluasi massa
mediastinum secara optimal.

● MRI juga dapat membedakan antara lesi jaringan lunak kistik, padat dan massa yang tumbuh dari tulang

● Gambaran jaringan lunak pada MRI yang sangat baik membantu dalam mengevaluasi asal dan luas lesi serta
derajat invasi ke struktur di sekitarnya. Hilangnya lapisan lemak di antara tumor dan struktur didekatnya
dipertimbangkan sebagai indikasi invasi lokal (Park et al., 2021).

● Jenis massa yang paling sering dijumpai pada pemeriksaan MRI mediastinum adalah lesi kistik yang berasal dari
timus, bronkus atau perikardial.

10cm
MRI
● Kista menghasilkan gambaran intensitas tinggi pada pencitraan MRI T2 dan terkadang menunjukkan intensitas
tinggi atau intermediate pada pencitraan T1 karena adanya komponen darah atau protein
● Focus of enhancement = kemungkinan bukan lesi jinak
● Untuk mendeteksi lemak mikroskopis pada jaringan => chemical shift imaging
● Untuk mendeteksi lemak makroskopis pada jaringan => fat supression imaging

10cm
Limfadenopati

Gambar (a) menunjukkan limfanenopati yang terletak di sub karina. Gambar (b) menunjukkan gambaran diffusion
restriction sentral yang ringan. Limfadenopati ganas memiliki gambaran diffusion restriction dengan nilai sensitivitas dan
negative predictive value 100% (Ramamoorthy et al., 2023).
10cm
Lipoma

MRI toraks potongan aksial dengan sekuens T1 (kanan) dan T2 (kiri). Tampak lipoma dengan densitas
yang serupa dengan jaringan lemak lainnya.

Gambaran lipoma pada MRI menyerupai intensitas lemak subkutan pada semua sekuens.
10cm
TIMOLipoma

Gambar 2.65 menunjukkan massa lemak yang besar dengan beberapa kista dan nodul solid. Massa lemak
mengalami kontak dengan diafragma kanan, pleura parietal, lobus kanan bawah dan mediastinum. Tidak tampak
ada infiltrasi pada struktur yang berdekatan.

10cm
Goiter mediastinum
Gambaran khas pada mediastinal goiter adalah massa
berkapsul dan berlobul yang tampak inhomogen dengan
area kistik, kalsifikasi dan peningkatan kecerahan kontras
(Juanpere et al., 2013).

Pada gambar, dijumpai massa multikistik dengan area


hemoragik dan kalsifikasi yang melekat pada arkus
aorta, arteri pulmonaris dan ventrikel kiri.

10cm
Timoma

Gambar (A) menunjukkan gambaran massa homogen intensitas intermediate di mediastinum prevaskular. Pada gambar(B), terlihat
massa homogen dengan intensitas high. Pemberian kontras intravene, seperti yang ditunjukkan gambar (C), menghasilkan gambaran
10cm enhancement yang homogen (Carter et al., 2017)
Thymic hyperplasia

Berdasarkan gambar 2.68(A), tampak massa homogen dengan intensitas low. Ketika sekuens diganti menjadi out-of-phase, massa
kehilangan intensitas secara seragam. Hal tersebut mengonfirmasi keberadaan lemak mikroskopis. Thymic hyperplasia dan timus normal juga
10cm mengalami kehilangan intensitas gambar pada sekuens out-of-phase.(Carter et al., 2017).
KARSINOMA TIMUS

Gambar 2.(A) menunjukkan lesi thymic carcinoma berupa massa homogen dengan intensitas low
Gambar (B) dengan teknik short tau inversion recovery, tampak massa dengan intensitas high yang heterogen serta area fokus dengan
intensitas high yang lebih dominan yang menunjukkan perubahan kistik
Gambar
10cm
(C), setelah pemberian kontras massa memperlihatkan enhancement yang heterogen dan dijumpai invasi yang minimal pada trunkus
pulmonaris
Limfoma

Gambar MRI toraks potongan aksial pada pasien limfoma non-Hodgkin yang belum diterapi.
Tampak massa isointens pada sekuens T1 (a) dan massa hiperintens heterogen pada sekuens T2 (b).

10cm
Teratoma matur
A B

Gambar MRI toraks potongan sagital pada pasien teratoma matur.


Pada sekuen T1 (A), massa tampak berintensitas low, intermediate, dsan high. Sekuen T2 turbo
sipin-echo, struktur internal tumor tampak hiperintens.
10cm
Tumor neurogenik

Gambar (A)==> massa dengan intensitas low hingga intermediate homogen pada kompartemen paravertebral kiri.
Gambar(B) dengan sekuens short tau inversion recovery ⇒ intensitas high pada bagian sentral massa dengan intensitas yang
heterogen pada bagian perifer
10cm
Gambar(C), setelah kontras tampak enhancement perifer dan hypoenhancement sentral (Carter et al., 2017)
Tumor kista

Kista Bronkogenik Kista Duplikasi Esofagus

Kista Neuroenterik

10cm
Kista Perikardial Kista Timus
Kesimpulan
Massa mediastinum adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang berkembang di mediastinum. Mulai dari jinak hingga ganas, serta bersifat
primer atau merupakan metastasis dari tumor yang terletak di tempat lain. Berdasarkan komposisi lesi, masa mediastinum dapat dibedakan menjadi
limfadenopati, massa lemak (teratoma matur, timolipoma, lipoma, dan liposarcoma), massa kistik yang meliputi kista jinak kongenital
(bronchogenic cysts, duplication cysts, neurenteric cysts, pericardial cysts, thymic cysts), meningocele cystic teratoma dan lymphangioma, massa
solid (mediastinal goite, thymoma, thymic hyperplasia, thymic carcinoma, limfoma, germ cell tumours, neurogenic tumours) dan uncommon mass
(adenoma paratiroid, fibrosing mediastinitis, haematoma, haemangioma, sarcoma, extramedullary haematopoiesis)

Manifestasi yang dapat ditimbulkandari massa mediastinum bergantung kepada struktur yang mengalami penghimpitan, organ yang
mengalami infiltrasi dan derajat keganasan. Secara umum, gejala yang dapat timbul seperti batuk, sesak nafas, suara serak, disfagia, obstruksi vena
cava dan penurunan badan. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan paling umum untuk mendiagnosa dan mengevaluasi kanker mediastinum.
meliputi rontgen thoraks , CT Scan thoraks, MRI thoraks, mediastinoscopy dengan biopsi, Endobronchial ultrasound (EBUS), Endoscopic
ultrasound (EUS), pemeriksaan laboraturium, dan testicular ultrasound.

10cm 106
Kesimpulan
Rontgen thoraks dengan posteroanterior dan lateral merupakan langkah pertama dalam menemukan adanya massa mediastinum dan dapat membantu melokalisasi massa. CT
scan thoraks diperlukan untuk mengevaluasi massa mediastinum yang terlihat pada foto rontgen thoraks. CT scan dada biasanya dilakukan dengan kontras intravena (IV), yang
seringkali dapat menunjukkan lokasi yang tepat, apakah massa berbatas tegas, atau jika menginfiltrasi struktur di sekitarnya. MRI thoraks diindikasikan ketika temuan CT scan
thoraks samar-samar, pemeriksaan MRI dengan kontras memungkinkan evaluasi yang akurat mengenai lokasi massa, ukuran dan hubungannya dengan struktur sekitar massa.
Mediastinocopy dengan biopsi merupakan tes yang mengumpulkan sel-sel dari mediastinum untuk menentukan jenis massa yang ada untuk diagnosa definitive. Penerapan USG
untuk prosedur endoskopi atau disebut Endobronchial ultrasound (EBUS) memungkinkan visualisasi dan pengambilan sampel limfe mediastinum dan hilus.

Penatalaksanaan untuk tumor mediastinum tergantung pada jenis tumor, lokasinya, agresivitas, dan gejalanya. Adapun pilihan pengobatan yang biasa dilakukan seperti
pembedahan, radioterapi, kemoterapi, antibiotik, maupun pemantauan. Komplikasi tumor mediastinum dapat berupa kompresi sumsum tulang belakang (mati rasa, nyeri, lemah,
obstruksi jalan napas yang mengarah ke distres pernapasan), tracheomalacia dan penyebaran tumor jinak atau ganas ke struktur terdekat seperti jantung dan pembuluh darah besar
(aorta dan vena cava). Prognosis setelah reseksi massa mediastinum sangat bervariasi, tergantung pada jenis lesi yang direseksi. Setelah reseksi kista mediastinum dan tumor jinak,
prognosis umumnya sangat baik.

10cm 107
Terima Kasih

10cm 108

Anda mungkin juga menyukai