Anda di halaman 1dari 77

PRAKTIKUM

SEMISOLIDA
GROUP 2 :
Zaqina Erin Setya Fazri 201710410311213
Alief Faris Kurniawan 201710410311214
Dinda Aulia Riska 201710410311220
Yayuk Maulina Sari 201710410311227
Berliana Anis Azizah 201710410311235
Roisya Marzuqi 201710410311242

1
Gel, kadang-kadang disebut Jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan (FI edisi V, 2014).
2
Karakteristik Gel
1. Swelling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorbsi larutan sehingga terjadi
pertambahan volume.
2. Sineresis
Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel.
3. Struktur
Kekakuan gel dapat terjadi akibat dari adanya gelling agent yang digunakan yaitu pada partikel
gelling agent.
4. Aging
Aging yang dimaksud adalah suatu proses pembentukan gelling agent yang terdispersi oleh pelarut
sehingga terjadi padat.
5. Rheologi
Larutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang terflokulasi memberikan sifat aliran
pseudoplastis yang khas, dan menunjukkan jalan aliran non Newton yang dikarakterisasi oleh
penurunan viskositas dan peningkatan laju aliran.

3
Fungsi Gel
1. Obat topikal yang dioleskan langsung ke kulit, selaput lendir atau mata.
2. Memiliki fungsi hampir sama dengan bentuk obat yang disuntikkan. Yaitu dapat
menembus secara intramuskular.
3. Sebagai pengikat dalam granulasi tablet, koloid pelindung dalam suspensi,
pengental dalam cairan oral dan basis supositoria.
4. Dalam kosmetik seperti shampo, produk pewangi, pasta gigi, dan berbagai
perawatan kulit dan rambut.
5. Pelumas.

4
Syarat Sediaan Gel
1. Memiliki viskositas dan daya lekat tinggi, tidak mudah mengalir pada permukaan
kulit
2. Memiliki sifat tiksotropi, mudah merata bila dioleskan
3. Memiliki derajat kejernihan tinggi (efek estetika)
4. Tidak meninggalkan bekas atau hanya berupa lapisan tipis seperti film saat
pemakaian
5. Mudah tercucikan dengan air
6. Daya lubrikasi tinggi
7. Memberikan rasa lembut dan sensasi dingin saat digunakan

5
Formulasi Gel Bawang Dayak

6
Cara Pembuatan Gel

7
Uji Karakteristik Fisik Sediaan
Organoleptis
Pengamatan organoleptis sediaan dimaksudkan untuk melihat tampilan fisik sediaan yang
meliputi bentuk, warna dan bau
Homogenitas
Sediaan ditimbang 0,1 gram kemudian dioleskan secara merata dan tipis pada kaca arloji. Gel
harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya bintik-bintik.
Pengukuran pH
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan pH meter, alat dikalibrasi sebelum digunakan.
Kalibrasi dilakukan dengan larutan dapar pH 4,0 dan 7,0 hingga alat menunjukkan harga ph
tersebut. Kemudian elektrode dicuci dengan air dan dikeringkan dengan tisu. Celupkan
elektroda pH meter kedalam gel, angka pada pH meter dibiarkan bergerak sampai
menunjukkan angka tetap kemudian dicatat. Gel yang baik harus memiliki pH yaitu 4-6.

8
Uji Karakteristik Fisik Sediaan
Viskositas
Pengukuran viskositas sediaan gel diukur menggunakan alat viskometer Brookfield. Pertama
150 gram gel dimasukkan kedalam beaker glass. Kemudian dipasang spindel nomer 4, lalu
spindel diturunkan sampai batas spindel tercelup pada sediaan gel. Kemufian dinyalakan alat
dengan menekan tombol on. Kecepatan alat diatur mulai 0,3 rpm. Dari masing-masing
pengukuran dengan perbedaan kecepatan rpm dibaca skala hingga jarum merah yang bergerak
stabil.
Diameter Daya Sebar
Sebanyak 0,5 gram sediaan diletakkan ditengah-tengah kaca bulat. Kemudian ditutup kaca
lain yang telah ditimbang terlebih dahulu dan dibiarkan selama 1 menit. Gel yang menyebar
diukur diameternya dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi.
Diatasnya ditambah beban 50 gram, dibiarkan 1 menit dan diukur diameter sebarnya.
Diteruskan penambahan beban tiap kali sebesar 50 gram hingga 250 gram, setelah 1 menit
diukur hingga diperoleh diameter yang cukup untuk melihat pengaruh beban terhadap
perubahan diameter sebar gel

9
Uji Aktivitas Antibakteri
Penentuan aktifitas antibakteri staphylococus aureus dilakukan dengan menggunakan metode difusi
dengan cara Sumuran. Prosedurnya yaitu :
a. Dibuat sumuran pada media agar yang telah dipadatkan dengan menggunakan alat lubang
tipis atau pencadang.
b. Diberi label pada masing-masing lubang sumuran dengan masing-masing kontrol negatif dan
positif
c. Setelah diberi label dimasukkan ekstrak kedalam lubang sumuran pada masingmasing
konsentrasi . Perlakuan ini diulang sebanyak tiga kali
d. Cawan agar diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37˚C
e. Setelah diinkubasi, zona hambatan yang terbentuk diamati dan diukur.

10
HASIL
1. Uji Karakteristik Fisik Sediaan
a) Organoleptis

11
HASIL
b) Pemeriksaan pH

Dengan adanya penambahan konsentrasi ekstrak etanol Bawang


Dayak dapat menurunkan pH sediaan. Hal tersebut diarenakan pH
asam yang dimiliki oleh bahan aktif yaitu ekstrak etanol Bawang
Dayak.

12
HASIL
b) Viskositas : Formula I

13
HASIL
b) Viskositas : Formula 2

14
HASIL
c) Viskositas : Formula 3

15
HASIL

Dengan adanya penambahan konsentrasi ekstrak etanol Bawang Dayak dapat


menurunkan viskositas sediaan gel.

16
HASIL
d) Pengukuran Daya Sebar Gel

Hasil daya sebar sediaan gel ekstrak


etanol Bawang Dayak menunjukan
dengan penambahan konsentrasi ekstrak
dapat meningkatkan daya sebar pada
sediaan gel.

17
HASIL
e) Homogenitas

Ketika diuji homogenitas dengan cara


mengoleskan gel ekstrak Bawang
Dayak ke objek glass, hasil yang
didapat adalah homogen yang artinya
tidak terdapat gumpalan pada hasil
pengolesan, memiliki struktur dan
warna yang rata, dan tidak terjadi
pemisahan pada sediaan ekstrak
Bawang Dayak.

18
HASIL
Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel

19
HASIL

Penambahan konsentrasi ekstrak dapat meningkatkan daya zona


hambat terhadap bakteri Staphyloccocus aureus.

20
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Sediaan gel ekstrak etanol Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)
dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 6% berpengaruh signifikan terhadap karakteristik
fisik sediaan yakni dapat meurunkan pH serta daya sebar dan dapat meningkatkan
viskositas sediaan.
2. Sediaan gel ekstrak etanol Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)
dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 6% berpengaruh signifikan terhadap zona hambat
bakteri Staphylococcus aureus. Dimana semakin besar konsentrasi ekstrak etanol
Bawang Dayak maka semakin besar pula zona hambat yang didapatkan.

21
UJI KARAKTERISTIK FISIK DAN
AKTIVITAS ANTIBAKTERI GEL
EKSTRAK ETANOL BAWANG
DAYAK Eleutherine palmifolia
(Terhadap Pseudomonas aeruginosa)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) adalah tanaman asli dari Provinsi
Kalimantan yang sudah digunakan secara turun – temurun oleh masyarakat dayak sebagai obat.
memiliki khasiat untuk diuretik, analgetik, mengobati luka, sakit kuning, sakit perut, batuk, diaret
berdarah, disentri, radang poros usus, kanker kolon, kanker payudara, obat bisul, dan perangsang
muntah.
Umbi bawang dayak yang diekstrak dengan n-hexane, ethyl acetate, dan etanol 96%
dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen terutama MRSA, B. cereus, Shigella sp, dan
P.aeruginosa dengan kadar tertinggi 10 mg/mL. Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang
bersifat patogen oportunistik, dapat menyebabkan infeksi pada individu dengan kesehatan yang
menurun.
Gel merupakan bentuk sediaan topikal dan memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan
dengan sediaan topikal yang lain, kelebihan bentuk sediaan gel yaitu lebih mudah diaplikasikan,
penyebarannya di kulit juga sangat mudah, teksturnya yang lembut, mudah dioleskan, mudah dicuci,
warnanya yang bening, dan tidak meninggalkan lemak

23
Cara Pembuatan Gel Formulasi Gel Ekstrak Etanol
Bawang Dayak
Antibakteri
1. Carbopol dimasukkan ke dalam beaker glass yang
udah berisi aquadest dan dikembangkan ad
mengembang
2. Dimasukkan aquadest ke dalam beaker glass dan
kembangkan carbomer ad terbentuk gel
3. Dilarutkan metil paraben ke dalam propilen glikol
aduk ad larut.
4. Tambahkan gliserin masukkan ke dalam campuran
aduk ada homogen
5. Ditambahkan TEA dengan cara diteteskan ad
terbentuk massa gel dan mencapai pH 7
6. Dimasukkan ekstrak etanol umbi bawang dayak ke
dalam basis gel dan diaduk ad homogen.

24
Uji Aktivitas Antibakteri
Sterilisasi Alat Pembuatan Media Mueller Hinton Agar (MHA)
Alat-alat kaca seperti beker gelas, gelas ukur, • Media MHA steril sebanyak 19 gram
erlenmeyer, dan tabung reaksi, cawan petri, cakram dilarutkan dalam 500 ml air suling
kertas steril, batang pengaduk dibungkus dengan • Media disterilkan dengan autoklaf pada
kertas HVS. Kemudian alat tersebut dimasukkan ke suhu 121ºC selama 15 menit
dalam oven dengan suhu 1800 C selama 1 jam. Ose • Didinginkan hingga suhu 45ºC-50ºC
disterilisasi dengan cara dibakar • Kemudian media MHA dituangkan ke
Pembuatan Suspensi Bakteri Pseudomonas dalam cawan petri steril masing-masing
aeruginosa sebanyak 20 mL dan dibiarkan hingga
Diambil 1 ose bakteri, dimasukkan ke dalam tabung beberapa saat sampai memadat.
reaksi yang berisi 10 ml larutan NaCl fisiologi
Peremajaan Biakan Bakteri
0,9%, dengan biakan murni Pseudomonas
Inokulasi bakteri ialah menumbuhkan bakteri di dalam
aeruginosa di dalam tabung reaksi dikocok hingga
tabung reaksi agar yang telah dibuat. Cara yang
homogen, kemudian disamakan dengan standar Mc
dilakukan adalah : diambil 1 ose bakteri dan
Farland yaitu 1-2 x 108 CFU/ml atas lampu bunsen
digoreskan di media agar miring, kemudiaan
sampai pijar .
diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 24 jam.
25
Uji Daya Hambat Antibakteri

Uji aktivitas antibakteri Pseudomonas aeruginosa dilakukan dengan menggunakan


metode difusi dengan cara sumuran. Tahapan yang dilakukan sebagai
berikut :
– Dibuat sumuran berdiameter 6 mm pada media Mueller Hinton Agar yang
sudah dipadatkan dengan alat lubang tipis sebanyak 5 lubang.
– Diberikan label pada masing-masing lubang sumuran sesuai dengan
konsentrasi yang sudah dibuat serta kontrol negatif dan positif.
– Setelah diberi label dimasukkan gel ekstrak etanol bawang dayak, kontrol
negatif dan kontrol positif.
– Cawan agar diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37ºC.
– Setelah diinkubasi, zona hambatan yang telah terbentuk diamati dan diukur
(Difco, 1997; Misna and Diana, 2016).
HASIL
Hasil Uji Karakteristik Fisik Sediaan
1. Organoleptis

Hasil pemeriksaan organoleptis sediaan gel


ekstrak etanol bawang dayak, diketahui
bahwa formula I, formula II, dan formula
III mempunyai tekstur yang lembut, bau
yang khas dan memiliki perbedaan warna
antar formula dimana semakin
meningkatnya kadar ekstrak etanol bawang
dayak akan memberikan warna merah
kecoklatan yang semakin pekat.

27
HASIL

2. Viskositas

Menunjukkan bahwa Formula I memiliki nilai viskositas paling tinggi dibandingkan dengan
Formula 2 dan 3. Dari data dilakukan analisis statistik menggunakan One- Way Anova dan
didapatkan nilai signifikan (0,021) < α (0,05) yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
pada setiap penambahan ekstrak etanol bawang dayak pada setiap formula.
HASIL
3. Daya Sebar

Hasil yang diperoleh dari sediaan gel


antibakteri ekstrak etanol bawang dayak
sebelum penambahan beban didapatkan hasil
yang tidak memenuhi persyaratan daya sebar
yaitu 5-7 cm. Formula III memiliki harga
daya sebar yang lebih tinggi dibandingkan
dengan Formula I dan Formula II. Kemudian
data tersebut dilakukan analisis statistika
dengan One-Way Anova dan di dapatkan nilai
signifikan (0,027) < α (0,05) yang
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
signifikan di setiap penambahan ekstrak
etanol bawang dayak pada setiap formula.
HASIL

4. Homogenitas

Dari pengamatan Homogenitas Gel


ekstrak Etanol Bawang didapatkan hasil
yang homogen dan tidak terdapat bintik-
bintik pada setiap formula pada setiap
formula
HASIL
Hasil Uji Aktivitas Kimia Sediaan
pH

Diperoleh nilai pH dari sediaan gel antibakteri ekstrak etanol bawang dayak. Formula I memiliki nilai
pH yang lebih besar dibandingkan dengan Nilai pH dari Formula II dan III. Untuk mengetahui adanya
pengaruh ekstrak etanol bawang dayak yang ditambahkan kedalam sediaan gel, maka dilakukan analisis
statistik dengan One-Way Anova didapatkan nilai signifikan (0,270) > α(0,05) yang menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada setiap peningkatan kadar ekstrak etanol bawang dayak pada
nilai pH disetiap formula.
HASIL

Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Terhadap Bakteri


Pseudomonas aeruginosa

Hasil diameter zona hambat ekstrak


etanol bawang dayak yaitu pada
konsentrasi 2% menunjukkan zona
hambat sebesar 18 mm, 4%
menunjukkan zona hambat sebesar 22
mm, sedangkan pada konsentrasi 1%
tidak terdapat zona hambat.
HASIL

Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Gel Ekstrak Etanol Bawang Dayak


Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa
HASIL
Zona Hambat Sediaan Gel Ekstrak Etanol Bawang Dayak
Didapatkan hasil negatif pada formula I akan tetapi terdapat
zona hambat pada formula II dan III. Dilakukan analisis
statistika dengan One-Way Anova dengan derajat
kepercayaan α (0,005) P (0,000) < α (0,05) berarti terdapat
perbedaan zona hambat yang bermakna disetiap formula.
Untuk mengetahui perbedaan tiap formula dilakukan uji
Tukey HSD didapatkan antara kontrol negatif dengan
Formula II (α = 0,000) terdapat perbedaan bermakna, kontrol
negatif dengan Formula III (α = 0,000) terdapat perbedaan
bermakna, akan tetapi antara kontrol negatif dengan Formula
I (α = 1,000) tidak terdapat perbedaan bermakna. Data
selengkapnya terlampir pada lampiran.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik


kesimpulan yaitu :
1. Peningkatan kadar ekstrak etanol bawang dayak (2%, 4%, 6%) dapat mempengaruhi
karakteristik fisik sediaan gel ekstrak etanol bawang dayak secara signifikan pada
penurunan viskositas dan peningkatan daya sebar.
2. Peningkatan kadar ekstrak etanol bawang dayak (2%, 4%, 6%) dapat berpengaruh
signifikan terhadap zona hambat Pseudomonas aeruginosa.
3. Dari ketiga sediaan, formula III adalah yang terbaik dari semua sediaan, karena
memiliki aktivitas antibakteri yang paling besar.
Characterization and
Antibacterial Activity of Dayak
Onion (Eleutherine palmifolia)
Hydrogel in Vitro
Uswatun Chasanah*1, A. B. Apriliyanto1, D. Anggara1, Ayu.K. Wardani1 and Dian
Ermawati1 1Department of Pharmacy, Health Science Faculty, University of
Muhamamdiyah Malang 65145, East Java, Indonesia

36
• Secara empiris, bawang Dayak (Eleuherine palmifolia)
telah digunakan oleh masyarakat lokal sebagai obat
untuk berbagai jenis penyakit seperti kanker payudara,
hipertensi, diabetes mellitus, kolesterol, maag, kanker
usus besar dan stroke preventif (Galingging, 2009). Di
tempat lain, tanaman ini digunakan untuk penyembuhan
luka (Agyare et al., 2009).
• Skrining fitokimia menunjukkan ekstrak umbi bawang
Dayak yang mengandung flavonoid, polifenol, alkaloid,
kuinon, tanin, steroid, monoterpenoid, dan
PENDAHULUAN sesquiterpenoid (Puspadewi, Adirestuti, & Menawati,
2013) yang kehadiran aktivitas antibakteri pada bawang
disebabkan oleh naphthoneone.

37
• Ekstrak etanol bawang Dayak dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif dan
gram positif termasuk Staphylococcus epidermis (Novaryatiin, Pratiwi, & Ardhany, 2018),
Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa (Padhi & Panda, 2015) yang
merupakan mikrobiota normal pada kulit (Byrd, Belkaid, & Segre, 2018) dan memiliki sifat
oportunistik, sehingga, mereka dengan mudah memasuki tubuh jika ada luka terbuka dan
menyebabkan infeksi kulit
• Beberapa keuntungan utama dari formulasi hidrogel dibandingkan bentuk sediaan semipadat
lainnya adalah hidrogel yang mudah diformulasikan, elegan, tidak berminyak, mudah
diaplikasikan, dapat terurai secara hayati dan biokompatibel, membentuk lapisan pelindung,
memberikan sensasi dingin, dan cocok untuk kedua kutub dan kutub. obat non-polar (Kaur
& Guleri, 2013), apalagi, hidrogel memiliki penyerapan air yang relatif tinggi yang sangat
berguna untuk menyerap eksudat dari luka basah, oleh karena itu menggunakan basis
hidrogel untuk persiapan topikal, terutama untuk mengatasi jerawat, dermatitis atopik atau
luka sangat tepat
FORMULA
Physical-Chemical Characteristics of Dayak Onion
Hydrogels
• Karakteristik fisik-kimia hidrogel bawang Dayak Sediaan hidrogel yang dibuat mengandung umbi ekstrak bawang
Dayak pada konsentrasi 2,0%, 4,0%, dan 6,0%. Ditemukan bahwa semua hidrogel homogen, tidak berminyak, aromatik
merah-cokelat yang lebih tajam sesuai dengan tingkat umbi Dayak yang digunakan.
• Hasil pH yang ditentukan gel ekstrak bawang Dayak, gel yang mengandung hidrogel bawang Dayak 2,0%, 4,0%, dan
6,0% masing-masing memiliki pH 6,31, 6,12, dan 5,97. PH hidrogel lebih dari 5,8, tetapi ini tidak membahayakan kulit
karena kulit memiliki toleransi untuk bahan yang memiliki pH hingga pH 8 (Kim et al., 2009)
• Viskositas hidrogel bawang Dayak 2,0% dan 4,0% tidak berbeda nyata, tetapi ini memiliki viskositas lebih tinggi
daripada hidrogel bawang Dayak 6,0%. Perbedaan viskositas ini mungkin disebabkan oleh sifat asam dari ekstrak
bawang Dayak yang memiliki pH 5. Zat pembentuk gel yang digunakan dalam formulasi ini adalah karbopol.
Viskositas karbopol tergantung pada pH, karbopol akan memiliki viskositas yang baik pada pH netral dan akan
menurun pada pH asam (Gibson, 2016).
• Dengan demikian semakin tinggi kandungan yang diekstraksi, semakin asam pH sediaan
hidrogel sehingga viskositas berkurang. viskositas hidrogel bawang Dayak berbeda pada
setiap kecepatan, semakin tinggi kecepatan pengadukan, atau laju geser semakin rendah
viskositas, ini berarti aliran hidrogel bawang Dayak adalah perilaku pseudo-plastik (Kaur
& Guleri , 2013). kemampuan penyebaran bawang Dayak hidrogel 2,0% dan 4,0% tidak
berbeda, masing-masing 0,040 g / cm dan 0,043 g / cm, dan keduanya lebih rendah dari
bawang Dayak hidrogel 6,0% yang memiliki kemampuan penyebaran 0,05 g / cm. Hasil
ini sesuai dengan viskositas masing-masing formula gel bahwa peningkatan viskositas
akan mengurangi kemampuan penyebaran. Jadi, hidrogel bawang Dayak 6,0% adalah
yang terbaik.
• Kemampuan penyebaran bawang Dayak hidrogel 2,0% dan 4,0% tidak berbeda, masing-
masing 0,040 g / cm dan 0,043 g / cm, dan keduanya lebih rendah dari bawang Dayak
hidrogel 6,0% yang memiliki kemampuan penyebaran 0,05 g / cm. Hasil ini sesuai dengan
viskositas masing-masing formula gel bahwa peningkatan viskositas akan mengurangi
kemampuan penyebaran. Jadi, hidrogel bawang Dayak 6,0% adalah yang terbaik
• Aktivitas antibakteri dari setiap formula hidrogel
bawang Dayak dilakukan dengan metode difusi agar-
agar. Bakteri patogen yang digunakan adalah
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermis
• Setiap uji antibakteri dilakukan dalam tiga ulangan.
Pengujian Sebagai kontrol negatif adalah basis gel dan sebagai
kontrol positif adalah salep Oxy tetrasiklin 1,0%.
Aktivitas • Semua bakteri uji dikultur dalam Media Mueller Hinton
Agar (MHA) untuk semalam pada suhu 37 ⁰C sebelum
Antibakteri digunakan untuk uji antibakteri
Uji antibakteri dilakukan sebagai berikut:
• Diameter 6 mm dibuat pada media Agar Mueller Hinton yang telah diinokulasi bakteri.
• Hidrogel bawang Dayak 2,0%, 4,0%, dan 6,0%, serta kontrol positif dan kontrol negatif,
ditambahkan sebanyak 0,10 gram ke dalam lubang.
• Ini diinkubasi selama 1x24 jam pada 37ºC
• Diameter zona hambat diamati setelah periode inkubasi.

(Di mana d1 adalah diameter lubang (6mm) dan d2 adalah diameter zona hambat
(mm))
• Kemudian, hasil pengukuran zona hambat dari masing-masing formula gel dihitung efektivitas
antibakteri dengan membandingkan diameter zona hambat setiap formula gel dengan kontrol positif,
salep tetrasiklin oxy 1,0%.
• Efektivitas antibakteri dari formulasi hidrogel terhadap kontrol positif dihitung dengan persamaan

(Dimana, D adalah diameter zona hambat hidrogel (mm) dan Da adalah


diameter zona hambat kontrol positif (mm))
Antibacterial
activity of Dayak
Onion Hydrogel
Antibacterial activity of Dayak Onion Hydrogel

● Aktivitas Antibakterihasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa antibakteri Dayak hidrogel
positif. menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis, dan Pseudomonas
aeruginosaHidrogel bawang Dayak 2,0% hanya memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
epidermis, aktivitas penghambatannya adalah 140,7%, sedangkan aktivitas penghambatan Hidrogel
bawang Dayak 4,0% terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis, dan Pseudomonas
aeruginosa masing-masing adalah 63,3%, dan 144,4%. Dan aktivitas penghambatan hidrogel bawang
Dayak 6,0% adalah 96,7%, 196,3%, dan 107,4%, masing-masing. Peningkatan konsentrasi ekstrak
berkorelasi dengan peningkatan aktivitas penghambatan kecuali untuk Staphylococcus epidermis di
mana Dayak bawang hidrogel 2,0% dan 4,0% tidak memiliki aktivitas antibakteri yang berbeda. Dengan
demikian, aktivitas penghambatan tertinggi hidrogel bawang Dayak adalah menuju Staphylococcus
epidermis.Efektivitas antibakteri dihitung menggunakan salep oksi-tetrasiklin 1,0% sebagai kontrol
positif.
Lanjutan

● Hasil penelitian menunjukkan efektivitas antibakteri bawang Dayak hidrogel


2,0%, 4,0%, dan 6,0% terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermis, dan Pseudomonas aeruginosa lebih rendah dari kontrol
positif, efektivitas antibakteri bawang bombay hidrogel 6,0% terhadap
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis, dan Pseudomonas aeruginosa
adalah 59,2%, 49,5%, dan 63,1%, masing-masing, hidrogel bawang Dayak 4,0%
lebih rendah, masing-masing 38,6%, 36,5%, dan 39,3% sementara hidrogel
bawang Dayak 2,0% hanya untuk Staphylococcus epidermis yang aktivitas
antibakterinya adalah 35,5%. Hidrogen bawang Dayak 6,0% memiliki efektivitas
antibakteri lebih dari sekitar 50%, sehingga mereka dikategorikan secara efektif.
Karakteristik fisik-kimia hidrogel bawang Dayak
pada semua konsentrasi baik sedangkan hidrogel
bawang Dayak 6,0% efektif sebagai antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus
KESIMPULAN
epidermis, dan Pseudomonas aeruginosa.
PENDAHULUAN

Pengertian
Gel, kadang-kadang disebut Jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan (FI edisi V, 2014).

49
Sifat Gel

Sifat dan Karakteristik Gel Menurut Lachman dkk, 1994 sedian gel yang ideal memiliki sifat
sebagai berikut:
1. Zat pembentuk gel yang ideal untuk kosmetik dan sediaan farmasi harus inert, aman
dan tidak bereasi dengan komponen-komponen bahan yang lain
2. Pemilihan bahan pembentuk gel seharusnya bisa memberikan bentuk yang baik
selama penyimpanan.
3. Karakteristik dari sediaan gel harus sesuai dengan tujuan penggunaan.
4. Pemilihan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya tinggi atau BM besar dapat
menghasilkan gel yang jelek.
5. Gel dapat terbentuk melalui penurunan suhu, atau bisa juga terbentuk setelah terjadi
pemanasan hingga suhu tertentu.
6. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fasa yang disebabkan oleh pemanasan
disebut juga dengan thermogelation
Kelebihan Gel

1. Efek dingin pada kulit saat digunakan


2. penampilan sediaan yang jernih dan elegan.
3. pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film yang tembus
pandang, elastis, mempunyai daya lekat yang tinggi dan tidak
menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak terganggu.
4. mudah dicuci dengan air.
5. pelepasan obatnya baik.
6. kemampuan penyebaranya pada kulit baik.
7. tidak lengket dan juga merupakan sediaan yang cepat menguap dan
dapat menghantarkan obat dengan baik ke kulit (Pelen, 2016).
Tanaman Bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) adalah tanaman yang khas dari pulau Kalimantan Tengah. Secara
turun menurun tanaman ini sudah dipergunakan sejak dahulu sebagai obat oleh masyarakat Dayak. Bawang dayak memiliki warna merah
pada umbinya dengan daun berwarna hijau berbentuk pita dan bunganya berwarna putih. Senyawa-senyawa fitokimia pada bawang dayak
yaitu senyawa alkaloid, glikosida, fenolik, flavonoid, steroid dan tanin (Hidayah dkk, 2015).
Bawang dayak memiliki banyak kandungan senyawa kimia yaitu. Alkaloid, flavonoid, fenolik, steroid, glikosid dan tanin
senyawa tersebut sangat potensial untuk dikembangkan sebagai obat. Kandungan Alkaloid pada bawang dayak memiliki fungsi sebagai
antimikroba dan merupakan suatu senyawa organik yang mempunyai sedikit satu atom nitrogen.
Senyawa alkaloid pada bawang dayak dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengganggu komponen
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan mengakibatkan kematian sel bakteri.
Alkaloid juga diketahui sebagai interkelator DNA yang mampu menghambat enzim topoisomerase sel bakteri.
Flavonoid dapat menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil
interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri melalui penghambatan yang mengakibatkan penggabungan rantai glikan tidak terhubung
silang ke dalam peptidoglikan membran sel sehingga menjadi satu struktur yang lebih(Novaryatiin et al., 2018)
Tanin memiliki aktivitas antibakteri yang berhubungan dengan kemampuannya untuk menginaktifkan adhesin sel mikroba,
menginaktifkan enzim dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam sel. Tanin juga mempunyai target pada polipeptida dinding sel
sehingga pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan osmotik maupun
fisik sehingga sel bakteri akan mati (Novaryatiin et al., 2018)
Fungsi

● Secara empiris, umbi bawang dayak sudah dikenal memiliki khasiat


untuk mengatasi berbagai macam penyakit kulit atau bisul yang
disebabkan bakteri. Umbi dari bawang dayak bersifat diuretik, pencahar,
analgetik, astringen, mengobati luka (Galingging, 2009). Menurut
(Novaryatiin dkk, 2018), ekstrak etanol umbi bawang dayak dapat
digunakan sebagai anti bakteri dengan rentang konsentrasi 1%. 5%, 10%
dan 15% dengan konsentrasi tersebut bisa menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus epidermidis.
Formula
Cara Pembuatan
Uji karakteristik Fisik Sediaan
Uni Organoleptis

● Pengamatan organoleptis sediaan dimaksudkan untuk melihat tampilan fisik


sediaan yang meliputi bau, bentuk dan warna.
Dari hasil pemeriksaan organoleptis sediaan ekstrak etanol Bawang Dayak
dapat diketahui bahwa pada formula I, II dan III mempunyai bau yang sama
yaitu khas Bawang Dayak. Pada formula I mempunyai warna merah
kecoklatan, formula II mempunyai warna merah kecoklatan pekat, formula III
mempunyai warna coklat pekat, dan pada formula I, II dan III mempunyai
tekstur yang sama yaitu lembut dan kental.
Uji pH

Keterangan :
Formula I : Mengandung 2 % ekstrak etanol Bawang Dayak
Formula II : Mengandung 4 % ekstrak etanol Bawang Dayak
Formula III : Mengandung 6 % ekstrak etanol Bawang Dayak
● Dengan adanya penambahan konsentrasi gel ekstrak etanol Bawang Dayak dapat
menurunkan pH sediaan. Hal tersebut diarenakan pH asam yang dimiliki oleh bahan
aktif yaitu ekstrak etanol Bawang Dayak
Uji Viskositas

● 1. Formula I
● 2. Formula II
● 3. Formula III
● Dari penelitian yang telah dilakukan pada uji viskositas sediaan gel
ekstrak etanol Bawang Dayak menunjukkan dengan adanya penambahan
konsentrasi ekstrak etanol Bawang Dayak dapat menurunkan viskositas
sediaan gel didapatkan hasil tipe aliran sediaan gel ekstrak etanol
Bawang Dayak yang menunjukkan bahwa pada formula I, formula II,
dan formula III memiliki aliran pseudoplastis karena seiring dengan
peningkatan kecepatan (rpm) maka nilai yang didapat semakin kecil.
Uji Daya Sebar
Didapatkan hasil daya sebar sediaan gel ekstrak etanol Bawang Dayak menunjukan dengan
penambahan konsentrasi ekstrak dapat meningkatkan daya sebar pada sediaan gel
Uji Homogenitas
Uji Aktivitas Antibakteri
Sterilisasi Alat

● Alat-alat kaca seperti beakerglas, gelas ukur, erlenmeyer dan tabung


reaksi, cawan petri cakram kertas steril batang pengaduk dibungkus
dengan kertas perkamen. Kemudian alat-alat tersebut dimasukkan
kedalam oven dengan suhu 180˚ selama 1 jam. Ose disterilisasi dengan
cara dibakar diatas lampu bunsen sampai pijar. Selanjutnya diambil ose
bakteri dan digoreskan pada media agar miring. Stelah itu diinkubasi
selama 24 jam (Misna & Diana, 2016)
Pembuatan Media Muller Hinton Agar (MHA)

● Media agar Muller Hilton ditimbang sebanyak 40 gram dan dilarutkan dalam
aquades sampai 1 liter sambil dididihkan. Selanjutnya bila sudah larut,
disterilkan dengan autoklaf dengan suhu 121˚ selama 15 menit. Larutan dituang
ke dalam 4 cawan petri steril sampai ketebalan 9mm dan ditutup dan biarkan
sampai membeku, diambil 20µL biakan murni Staphylococcus epidemidis,
dituangkan biakan murni tersebut dalam masing-masing cawan petri, dibuat
lubang kecil di agar Muller Hilton kering dalam tiap-tiap cawan petri,
dimasukan masing-masing 10µL standar, Gel dari ekstrak etanol umbi Bawang
Dayak 2%, 4% dan 6% kedalam lubang kecil, dimasukkan kontrol negatif dan
kontrol positif ke masing-masing agar Muller Hilton dalam cawan petri,
menutup seluruh cawan petri, membalik dan menginkubasi seluruh cawan petri
dalam inkubator suhu 37˚selama 24jam (Misna & Diana, 2016)
Persiapan suspensi bakteri

● Membuat larutan suspensi bakteri Staphylococcus epidermidis diambil 1


ose bakteri. Selanjutnya dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi
10ml larutan NaCl fisiologi 0,9%. Dengan biakan murni Staphylococcus
epidermidis didalam tabung reaksi dikocok sampai homogen, kemudian
disamakan dengan standar Mc Farland (Misna & Diana, 2016)
Inokulasi Bakteri (Peremajaan)

● Bakteri dinokulasi pada media agar miring dalam tabung reaksi.


Dibersihkan bagian samping tabung dengan alkohol 70%, bunsen
dinyalakan, ose dibakar hingga pijar, didinginkan sejenak. Ose dioles
pada biakan bakteri Stapylococus epidermidis lalu dioleskan pada media
agar miring dalam tabung reaksi, diinkubasi selama 12-24 jam. Inokulasi
bakteri dilakukan secara aseptik (Susanty, 2018)
Perlakuan

Penentuan aktifitas antibakteri Staphylococcus epidermidis dilakukan dengan


menggunakan metode difusi dengan cara Sumuran. Prosedurnya yaitu:
a. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil sebanyak 100 µl dari setiap
formula gel termasuk kontrol positif dan negative.
b. Dibuat sumuran pada media agar yang telah dipadatkan dengan menggunakan
alat lubang tipis atau pencadang.
c. Diberi label pada masing-masing lubang sumuran dengan masing-masing
kontrol negatif dan positif
d. Setelah diberi label dimasukkan ekstrak ke dalam lubang sumuran pada masing-
masing konsentrssi. Perlakuan ini diulang sebanyak tiga kali
e. Cawan agar diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37˚C
f. Setelah diinkubasi, zona hambatan yang terbentuk diamati dan diukur
Hasil Uji Aktivitas Antibakteri

● Uji ini untuk melihat seberapa besar daya hambat ekstrak etanol Bawang dayak
terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis
● Hasil yang didapat penambahan konsentrasi ekstrak etanol Bawang Dayak pada sediaan memiliki
daya hambat terhadapa bakteri Staphylococcus epidermidis
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :


1. Sediaan gel ekstrak etanol Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)
dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 6% berpengaruh signifikan terhadap
karakteristik fisik sediaan yang meliputi organoleptis, viskositas, daya sebar
sedangkan untuk pH didapat hasil yang tidak signifikan.
2. Sediaan gel ekstrak etanol Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)
dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 6% berpengaruh signifikan terhadap zona
hambat bakteri Staphylococcus epidermidis. Dimana semakin besar konsentrasi
ekstrak etanol Bawang Dayak maka semakin besar pula zona hambat yang
didapatkan.

Anda mungkin juga menyukai