SEMISOLIDA
GROUP 2 :
Zaqina Erin Setya Fazri 201710410311213
Alief Faris Kurniawan 201710410311214
Dinda Aulia Riska 201710410311220
Yayuk Maulina Sari 201710410311227
Berliana Anis Azizah 201710410311235
Roisya Marzuqi 201710410311242
1
Gel, kadang-kadang disebut Jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan (FI edisi V, 2014).
2
Karakteristik Gel
1. Swelling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat mengabsorbsi larutan sehingga terjadi
pertambahan volume.
2. Sineresis
Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel.
3. Struktur
Kekakuan gel dapat terjadi akibat dari adanya gelling agent yang digunakan yaitu pada partikel
gelling agent.
4. Aging
Aging yang dimaksud adalah suatu proses pembentukan gelling agent yang terdispersi oleh pelarut
sehingga terjadi padat.
5. Rheologi
Larutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang terflokulasi memberikan sifat aliran
pseudoplastis yang khas, dan menunjukkan jalan aliran non Newton yang dikarakterisasi oleh
penurunan viskositas dan peningkatan laju aliran.
3
Fungsi Gel
1. Obat topikal yang dioleskan langsung ke kulit, selaput lendir atau mata.
2. Memiliki fungsi hampir sama dengan bentuk obat yang disuntikkan. Yaitu dapat
menembus secara intramuskular.
3. Sebagai pengikat dalam granulasi tablet, koloid pelindung dalam suspensi,
pengental dalam cairan oral dan basis supositoria.
4. Dalam kosmetik seperti shampo, produk pewangi, pasta gigi, dan berbagai
perawatan kulit dan rambut.
5. Pelumas.
4
Syarat Sediaan Gel
1. Memiliki viskositas dan daya lekat tinggi, tidak mudah mengalir pada permukaan
kulit
2. Memiliki sifat tiksotropi, mudah merata bila dioleskan
3. Memiliki derajat kejernihan tinggi (efek estetika)
4. Tidak meninggalkan bekas atau hanya berupa lapisan tipis seperti film saat
pemakaian
5. Mudah tercucikan dengan air
6. Daya lubrikasi tinggi
7. Memberikan rasa lembut dan sensasi dingin saat digunakan
5
Formulasi Gel Bawang Dayak
6
Cara Pembuatan Gel
7
Uji Karakteristik Fisik Sediaan
Organoleptis
Pengamatan organoleptis sediaan dimaksudkan untuk melihat tampilan fisik sediaan yang
meliputi bentuk, warna dan bau
Homogenitas
Sediaan ditimbang 0,1 gram kemudian dioleskan secara merata dan tipis pada kaca arloji. Gel
harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya bintik-bintik.
Pengukuran pH
Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan pH meter, alat dikalibrasi sebelum digunakan.
Kalibrasi dilakukan dengan larutan dapar pH 4,0 dan 7,0 hingga alat menunjukkan harga ph
tersebut. Kemudian elektrode dicuci dengan air dan dikeringkan dengan tisu. Celupkan
elektroda pH meter kedalam gel, angka pada pH meter dibiarkan bergerak sampai
menunjukkan angka tetap kemudian dicatat. Gel yang baik harus memiliki pH yaitu 4-6.
8
Uji Karakteristik Fisik Sediaan
Viskositas
Pengukuran viskositas sediaan gel diukur menggunakan alat viskometer Brookfield. Pertama
150 gram gel dimasukkan kedalam beaker glass. Kemudian dipasang spindel nomer 4, lalu
spindel diturunkan sampai batas spindel tercelup pada sediaan gel. Kemufian dinyalakan alat
dengan menekan tombol on. Kecepatan alat diatur mulai 0,3 rpm. Dari masing-masing
pengukuran dengan perbedaan kecepatan rpm dibaca skala hingga jarum merah yang bergerak
stabil.
Diameter Daya Sebar
Sebanyak 0,5 gram sediaan diletakkan ditengah-tengah kaca bulat. Kemudian ditutup kaca
lain yang telah ditimbang terlebih dahulu dan dibiarkan selama 1 menit. Gel yang menyebar
diukur diameternya dengan mengambil panjang rata-rata diameter dari beberapa sisi.
Diatasnya ditambah beban 50 gram, dibiarkan 1 menit dan diukur diameter sebarnya.
Diteruskan penambahan beban tiap kali sebesar 50 gram hingga 250 gram, setelah 1 menit
diukur hingga diperoleh diameter yang cukup untuk melihat pengaruh beban terhadap
perubahan diameter sebar gel
9
Uji Aktivitas Antibakteri
Penentuan aktifitas antibakteri staphylococus aureus dilakukan dengan menggunakan metode difusi
dengan cara Sumuran. Prosedurnya yaitu :
a. Dibuat sumuran pada media agar yang telah dipadatkan dengan menggunakan alat lubang
tipis atau pencadang.
b. Diberi label pada masing-masing lubang sumuran dengan masing-masing kontrol negatif dan
positif
c. Setelah diberi label dimasukkan ekstrak kedalam lubang sumuran pada masingmasing
konsentrasi . Perlakuan ini diulang sebanyak tiga kali
d. Cawan agar diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37˚C
e. Setelah diinkubasi, zona hambatan yang terbentuk diamati dan diukur.
10
HASIL
1. Uji Karakteristik Fisik Sediaan
a) Organoleptis
11
HASIL
b) Pemeriksaan pH
12
HASIL
b) Viskositas : Formula I
13
HASIL
b) Viskositas : Formula 2
14
HASIL
c) Viskositas : Formula 3
15
HASIL
16
HASIL
d) Pengukuran Daya Sebar Gel
17
HASIL
e) Homogenitas
18
HASIL
Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel
19
HASIL
20
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Sediaan gel ekstrak etanol Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)
dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 6% berpengaruh signifikan terhadap karakteristik
fisik sediaan yakni dapat meurunkan pH serta daya sebar dan dapat meningkatkan
viskositas sediaan.
2. Sediaan gel ekstrak etanol Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr)
dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 6% berpengaruh signifikan terhadap zona hambat
bakteri Staphylococcus aureus. Dimana semakin besar konsentrasi ekstrak etanol
Bawang Dayak maka semakin besar pula zona hambat yang didapatkan.
21
UJI KARAKTERISTIK FISIK DAN
AKTIVITAS ANTIBAKTERI GEL
EKSTRAK ETANOL BAWANG
DAYAK Eleutherine palmifolia
(Terhadap Pseudomonas aeruginosa)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) adalah tanaman asli dari Provinsi
Kalimantan yang sudah digunakan secara turun – temurun oleh masyarakat dayak sebagai obat.
memiliki khasiat untuk diuretik, analgetik, mengobati luka, sakit kuning, sakit perut, batuk, diaret
berdarah, disentri, radang poros usus, kanker kolon, kanker payudara, obat bisul, dan perangsang
muntah.
Umbi bawang dayak yang diekstrak dengan n-hexane, ethyl acetate, dan etanol 96%
dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen terutama MRSA, B. cereus, Shigella sp, dan
P.aeruginosa dengan kadar tertinggi 10 mg/mL. Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang
bersifat patogen oportunistik, dapat menyebabkan infeksi pada individu dengan kesehatan yang
menurun.
Gel merupakan bentuk sediaan topikal dan memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan
dengan sediaan topikal yang lain, kelebihan bentuk sediaan gel yaitu lebih mudah diaplikasikan,
penyebarannya di kulit juga sangat mudah, teksturnya yang lembut, mudah dioleskan, mudah dicuci,
warnanya yang bening, dan tidak meninggalkan lemak
23
Cara Pembuatan Gel Formulasi Gel Ekstrak Etanol
Bawang Dayak
Antibakteri
1. Carbopol dimasukkan ke dalam beaker glass yang
udah berisi aquadest dan dikembangkan ad
mengembang
2. Dimasukkan aquadest ke dalam beaker glass dan
kembangkan carbomer ad terbentuk gel
3. Dilarutkan metil paraben ke dalam propilen glikol
aduk ad larut.
4. Tambahkan gliserin masukkan ke dalam campuran
aduk ada homogen
5. Ditambahkan TEA dengan cara diteteskan ad
terbentuk massa gel dan mencapai pH 7
6. Dimasukkan ekstrak etanol umbi bawang dayak ke
dalam basis gel dan diaduk ad homogen.
24
Uji Aktivitas Antibakteri
Sterilisasi Alat Pembuatan Media Mueller Hinton Agar (MHA)
Alat-alat kaca seperti beker gelas, gelas ukur, • Media MHA steril sebanyak 19 gram
erlenmeyer, dan tabung reaksi, cawan petri, cakram dilarutkan dalam 500 ml air suling
kertas steril, batang pengaduk dibungkus dengan • Media disterilkan dengan autoklaf pada
kertas HVS. Kemudian alat tersebut dimasukkan ke suhu 121ºC selama 15 menit
dalam oven dengan suhu 1800 C selama 1 jam. Ose • Didinginkan hingga suhu 45ºC-50ºC
disterilisasi dengan cara dibakar • Kemudian media MHA dituangkan ke
Pembuatan Suspensi Bakteri Pseudomonas dalam cawan petri steril masing-masing
aeruginosa sebanyak 20 mL dan dibiarkan hingga
Diambil 1 ose bakteri, dimasukkan ke dalam tabung beberapa saat sampai memadat.
reaksi yang berisi 10 ml larutan NaCl fisiologi
Peremajaan Biakan Bakteri
0,9%, dengan biakan murni Pseudomonas
Inokulasi bakteri ialah menumbuhkan bakteri di dalam
aeruginosa di dalam tabung reaksi dikocok hingga
tabung reaksi agar yang telah dibuat. Cara yang
homogen, kemudian disamakan dengan standar Mc
dilakukan adalah : diambil 1 ose bakteri dan
Farland yaitu 1-2 x 108 CFU/ml atas lampu bunsen
digoreskan di media agar miring, kemudiaan
sampai pijar .
diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 24 jam.
25
Uji Daya Hambat Antibakteri
27
HASIL
2. Viskositas
Menunjukkan bahwa Formula I memiliki nilai viskositas paling tinggi dibandingkan dengan
Formula 2 dan 3. Dari data dilakukan analisis statistik menggunakan One- Way Anova dan
didapatkan nilai signifikan (0,021) < α (0,05) yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
pada setiap penambahan ekstrak etanol bawang dayak pada setiap formula.
HASIL
3. Daya Sebar
4. Homogenitas
Diperoleh nilai pH dari sediaan gel antibakteri ekstrak etanol bawang dayak. Formula I memiliki nilai
pH yang lebih besar dibandingkan dengan Nilai pH dari Formula II dan III. Untuk mengetahui adanya
pengaruh ekstrak etanol bawang dayak yang ditambahkan kedalam sediaan gel, maka dilakukan analisis
statistik dengan One-Way Anova didapatkan nilai signifikan (0,270) > α(0,05) yang menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada setiap peningkatan kadar ekstrak etanol bawang dayak pada
nilai pH disetiap formula.
HASIL
36
• Secara empiris, bawang Dayak (Eleuherine palmifolia)
telah digunakan oleh masyarakat lokal sebagai obat
untuk berbagai jenis penyakit seperti kanker payudara,
hipertensi, diabetes mellitus, kolesterol, maag, kanker
usus besar dan stroke preventif (Galingging, 2009). Di
tempat lain, tanaman ini digunakan untuk penyembuhan
luka (Agyare et al., 2009).
• Skrining fitokimia menunjukkan ekstrak umbi bawang
Dayak yang mengandung flavonoid, polifenol, alkaloid,
kuinon, tanin, steroid, monoterpenoid, dan
PENDAHULUAN sesquiterpenoid (Puspadewi, Adirestuti, & Menawati,
2013) yang kehadiran aktivitas antibakteri pada bawang
disebabkan oleh naphthoneone.
37
• Ekstrak etanol bawang Dayak dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif dan
gram positif termasuk Staphylococcus epidermis (Novaryatiin, Pratiwi, & Ardhany, 2018),
Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa (Padhi & Panda, 2015) yang
merupakan mikrobiota normal pada kulit (Byrd, Belkaid, & Segre, 2018) dan memiliki sifat
oportunistik, sehingga, mereka dengan mudah memasuki tubuh jika ada luka terbuka dan
menyebabkan infeksi kulit
• Beberapa keuntungan utama dari formulasi hidrogel dibandingkan bentuk sediaan semipadat
lainnya adalah hidrogel yang mudah diformulasikan, elegan, tidak berminyak, mudah
diaplikasikan, dapat terurai secara hayati dan biokompatibel, membentuk lapisan pelindung,
memberikan sensasi dingin, dan cocok untuk kedua kutub dan kutub. obat non-polar (Kaur
& Guleri, 2013), apalagi, hidrogel memiliki penyerapan air yang relatif tinggi yang sangat
berguna untuk menyerap eksudat dari luka basah, oleh karena itu menggunakan basis
hidrogel untuk persiapan topikal, terutama untuk mengatasi jerawat, dermatitis atopik atau
luka sangat tepat
FORMULA
Physical-Chemical Characteristics of Dayak Onion
Hydrogels
• Karakteristik fisik-kimia hidrogel bawang Dayak Sediaan hidrogel yang dibuat mengandung umbi ekstrak bawang
Dayak pada konsentrasi 2,0%, 4,0%, dan 6,0%. Ditemukan bahwa semua hidrogel homogen, tidak berminyak, aromatik
merah-cokelat yang lebih tajam sesuai dengan tingkat umbi Dayak yang digunakan.
• Hasil pH yang ditentukan gel ekstrak bawang Dayak, gel yang mengandung hidrogel bawang Dayak 2,0%, 4,0%, dan
6,0% masing-masing memiliki pH 6,31, 6,12, dan 5,97. PH hidrogel lebih dari 5,8, tetapi ini tidak membahayakan kulit
karena kulit memiliki toleransi untuk bahan yang memiliki pH hingga pH 8 (Kim et al., 2009)
• Viskositas hidrogel bawang Dayak 2,0% dan 4,0% tidak berbeda nyata, tetapi ini memiliki viskositas lebih tinggi
daripada hidrogel bawang Dayak 6,0%. Perbedaan viskositas ini mungkin disebabkan oleh sifat asam dari ekstrak
bawang Dayak yang memiliki pH 5. Zat pembentuk gel yang digunakan dalam formulasi ini adalah karbopol.
Viskositas karbopol tergantung pada pH, karbopol akan memiliki viskositas yang baik pada pH netral dan akan
menurun pada pH asam (Gibson, 2016).
• Dengan demikian semakin tinggi kandungan yang diekstraksi, semakin asam pH sediaan
hidrogel sehingga viskositas berkurang. viskositas hidrogel bawang Dayak berbeda pada
setiap kecepatan, semakin tinggi kecepatan pengadukan, atau laju geser semakin rendah
viskositas, ini berarti aliran hidrogel bawang Dayak adalah perilaku pseudo-plastik (Kaur
& Guleri , 2013). kemampuan penyebaran bawang Dayak hidrogel 2,0% dan 4,0% tidak
berbeda, masing-masing 0,040 g / cm dan 0,043 g / cm, dan keduanya lebih rendah dari
bawang Dayak hidrogel 6,0% yang memiliki kemampuan penyebaran 0,05 g / cm. Hasil
ini sesuai dengan viskositas masing-masing formula gel bahwa peningkatan viskositas
akan mengurangi kemampuan penyebaran. Jadi, hidrogel bawang Dayak 6,0% adalah
yang terbaik.
• Kemampuan penyebaran bawang Dayak hidrogel 2,0% dan 4,0% tidak berbeda, masing-
masing 0,040 g / cm dan 0,043 g / cm, dan keduanya lebih rendah dari bawang Dayak
hidrogel 6,0% yang memiliki kemampuan penyebaran 0,05 g / cm. Hasil ini sesuai dengan
viskositas masing-masing formula gel bahwa peningkatan viskositas akan mengurangi
kemampuan penyebaran. Jadi, hidrogel bawang Dayak 6,0% adalah yang terbaik
• Aktivitas antibakteri dari setiap formula hidrogel
bawang Dayak dilakukan dengan metode difusi agar-
agar. Bakteri patogen yang digunakan adalah
Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermis
• Setiap uji antibakteri dilakukan dalam tiga ulangan.
Pengujian Sebagai kontrol negatif adalah basis gel dan sebagai
kontrol positif adalah salep Oxy tetrasiklin 1,0%.
Aktivitas • Semua bakteri uji dikultur dalam Media Mueller Hinton
Agar (MHA) untuk semalam pada suhu 37 ⁰C sebelum
Antibakteri digunakan untuk uji antibakteri
Uji antibakteri dilakukan sebagai berikut:
• Diameter 6 mm dibuat pada media Agar Mueller Hinton yang telah diinokulasi bakteri.
• Hidrogel bawang Dayak 2,0%, 4,0%, dan 6,0%, serta kontrol positif dan kontrol negatif,
ditambahkan sebanyak 0,10 gram ke dalam lubang.
• Ini diinkubasi selama 1x24 jam pada 37ºC
• Diameter zona hambat diamati setelah periode inkubasi.
(Di mana d1 adalah diameter lubang (6mm) dan d2 adalah diameter zona hambat
(mm))
• Kemudian, hasil pengukuran zona hambat dari masing-masing formula gel dihitung efektivitas
antibakteri dengan membandingkan diameter zona hambat setiap formula gel dengan kontrol positif,
salep tetrasiklin oxy 1,0%.
• Efektivitas antibakteri dari formulasi hidrogel terhadap kontrol positif dihitung dengan persamaan
● Aktivitas Antibakterihasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa antibakteri Dayak hidrogel
positif. menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis, dan Pseudomonas
aeruginosaHidrogel bawang Dayak 2,0% hanya memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus
epidermis, aktivitas penghambatannya adalah 140,7%, sedangkan aktivitas penghambatan Hidrogel
bawang Dayak 4,0% terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis, dan Pseudomonas
aeruginosa masing-masing adalah 63,3%, dan 144,4%. Dan aktivitas penghambatan hidrogel bawang
Dayak 6,0% adalah 96,7%, 196,3%, dan 107,4%, masing-masing. Peningkatan konsentrasi ekstrak
berkorelasi dengan peningkatan aktivitas penghambatan kecuali untuk Staphylococcus epidermis di
mana Dayak bawang hidrogel 2,0% dan 4,0% tidak memiliki aktivitas antibakteri yang berbeda. Dengan
demikian, aktivitas penghambatan tertinggi hidrogel bawang Dayak adalah menuju Staphylococcus
epidermis.Efektivitas antibakteri dihitung menggunakan salep oksi-tetrasiklin 1,0% sebagai kontrol
positif.
Lanjutan
Pengertian
Gel, kadang-kadang disebut Jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan (FI edisi V, 2014).
49
Sifat Gel
Sifat dan Karakteristik Gel Menurut Lachman dkk, 1994 sedian gel yang ideal memiliki sifat
sebagai berikut:
1. Zat pembentuk gel yang ideal untuk kosmetik dan sediaan farmasi harus inert, aman
dan tidak bereasi dengan komponen-komponen bahan yang lain
2. Pemilihan bahan pembentuk gel seharusnya bisa memberikan bentuk yang baik
selama penyimpanan.
3. Karakteristik dari sediaan gel harus sesuai dengan tujuan penggunaan.
4. Pemilihan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya tinggi atau BM besar dapat
menghasilkan gel yang jelek.
5. Gel dapat terbentuk melalui penurunan suhu, atau bisa juga terbentuk setelah terjadi
pemanasan hingga suhu tertentu.
6. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fasa yang disebabkan oleh pemanasan
disebut juga dengan thermogelation
Kelebihan Gel
Keterangan :
Formula I : Mengandung 2 % ekstrak etanol Bawang Dayak
Formula II : Mengandung 4 % ekstrak etanol Bawang Dayak
Formula III : Mengandung 6 % ekstrak etanol Bawang Dayak
● Dengan adanya penambahan konsentrasi gel ekstrak etanol Bawang Dayak dapat
menurunkan pH sediaan. Hal tersebut diarenakan pH asam yang dimiliki oleh bahan
aktif yaitu ekstrak etanol Bawang Dayak
Uji Viskositas
● 1. Formula I
● 2. Formula II
● 3. Formula III
● Dari penelitian yang telah dilakukan pada uji viskositas sediaan gel
ekstrak etanol Bawang Dayak menunjukkan dengan adanya penambahan
konsentrasi ekstrak etanol Bawang Dayak dapat menurunkan viskositas
sediaan gel didapatkan hasil tipe aliran sediaan gel ekstrak etanol
Bawang Dayak yang menunjukkan bahwa pada formula I, formula II,
dan formula III memiliki aliran pseudoplastis karena seiring dengan
peningkatan kecepatan (rpm) maka nilai yang didapat semakin kecil.
Uji Daya Sebar
Didapatkan hasil daya sebar sediaan gel ekstrak etanol Bawang Dayak menunjukan dengan
penambahan konsentrasi ekstrak dapat meningkatkan daya sebar pada sediaan gel
Uji Homogenitas
Uji Aktivitas Antibakteri
Sterilisasi Alat
● Media agar Muller Hilton ditimbang sebanyak 40 gram dan dilarutkan dalam
aquades sampai 1 liter sambil dididihkan. Selanjutnya bila sudah larut,
disterilkan dengan autoklaf dengan suhu 121˚ selama 15 menit. Larutan dituang
ke dalam 4 cawan petri steril sampai ketebalan 9mm dan ditutup dan biarkan
sampai membeku, diambil 20µL biakan murni Staphylococcus epidemidis,
dituangkan biakan murni tersebut dalam masing-masing cawan petri, dibuat
lubang kecil di agar Muller Hilton kering dalam tiap-tiap cawan petri,
dimasukan masing-masing 10µL standar, Gel dari ekstrak etanol umbi Bawang
Dayak 2%, 4% dan 6% kedalam lubang kecil, dimasukkan kontrol negatif dan
kontrol positif ke masing-masing agar Muller Hilton dalam cawan petri,
menutup seluruh cawan petri, membalik dan menginkubasi seluruh cawan petri
dalam inkubator suhu 37˚selama 24jam (Misna & Diana, 2016)
Persiapan suspensi bakteri
● Uji ini untuk melihat seberapa besar daya hambat ekstrak etanol Bawang dayak
terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis
● Hasil yang didapat penambahan konsentrasi ekstrak etanol Bawang Dayak pada sediaan memiliki
daya hambat terhadapa bakteri Staphylococcus epidermidis
Kesimpulan