Anda di halaman 1dari 12

Arbitrase Syari’ah

Lidya
Pengertian umum
• Arbitrase Syari’ah adalah cara penyelesaian suatu sengketa ekonomi syari’ah di luar peradilan
agama yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak
yang bersengketa.
• Putusan Arbitrase Syari’ah Internasional adalah putusan arbitrase syari’ah yang dijatuhkan oleh
suatu lembaga arbitrase atau arbiter perorangan di luar wilayah hukum Republik Indonesia, atau
putusan suatu lembaga arbitrase atau arbiter perorangan yang menurut ketentuan hukum
Republik Indonesia dianggap sebagai suatu putusan arbitrase internasional.
Kewenangan Mengadili
a) Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah berwenang mengadili perkara ekonomi syari’ah kecuali sengketa para
pihak yang telah terikat dalam perjanjian arbitrase/klausul arbitrase syari’ah (vide Pasal 3 dan Pasal 11 Undang-
Undang Nomor 30 tahun 1999).
b) Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah berwenang melakukan tindakantindakan yang dimintakan oleh lembaga
arbitrase syari’ah maupun arbitrase syari’ah perorangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c) Ketua Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah berwenang menunjuk arbiter atau majelis arbitrase dalam hal para
pihak tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai pemilihan arbiter atau tidak ada ketentuan yang dibuat
mengenai pengangkatan arbiter, atau atas permohonan para pihak dalam arbitrase syari’ah ad hoc jika para pihak
tidak terdapat kesepakatan dalam menunjuk arbiter (vide Pasal 13 Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999).
d) Perlawanan terhadap eksekusi putusan arbitrase syari’ah menjadi kewenangan Peradilan Agama.
e) Pengadilan Agama Jakarta Pusat berwenang menangani masalah pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase
syari’ah internasional dengan memperhatikan ketentuan ketentuan dalam Pasal 66 dan 67 Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 1999;
f) Pembatalan putusan arbitrase syari’ah dilakukan oleh Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah (vide: Pasal 3
angka (2) Perma Nomor 14 tahun 2016) kecuali pembatalan atas putusan arbitrase syari’ah internasional;
Pelaksanaan Putusan Arbitrase Syariah
• Pendaftaran Putusan Arbitrase Syari’ah Nasional (deponir):
a. Pemohon mengajukan permohonan pendaftaran putusan arbitrase syari’ah ke Panitera Pengadilan
Agama/Mahkamah Syar’iyah paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal putusan arbitrase
syari’ah diucapkan.
b. Petugas Meja Informasi memberikan informasi tentang tata cara Pendaftaran Putusan Arbitrase
Syari’ah Nasional.
c. Petugas Meja Informasi mengarahkan pemohon untuk mendaftarkan permohonannya kepada
Petugas Pendaftaran (Meja I).
d. Petugas Pendaftaran (Meja I) menaksir panjar biaya Pendaftaran Putusan Arbitrase Syari’ah Nasional
dan menuangkannya dalam instrumen taksiran biaya perkara.
e. Pemohon membayar biaya pendaftaran putusan arbitrase syari’ah nasional sejumlah uang yang
tertera dalam instrumen taksiran biaya melalui bank yang ditunjuk.
f. Petugas Register Perkara (Meja II) mencatat permohonan Pendaftaran Putusan Arbitrase Syari’ah
Nasional kemudian meneruskan berkas permohonan ke Panitera;
g. Panitera dan arbiter atau kuasanya melakukan pencatatan dan penandatanganan pada bagian akhir
atau di pinggir putusan arbitrase syari’ah dan catatan tersebut merupakan akta pendaftaran.
Proses Eksekusi Putusan Arbitrase Syari’ah Nasional:
a. Petugas Meja Informasi memberikan informasi tentang tata cara pengajuan permohonan eksekusi
putusan arbitrase syari’ah nasional.
b. Petugas Meja Informasi mengarahkan pemohon untuk mendaftarkan permohonannya kepada
Petugas Pendaftaran (Meja I).
c. Petugas Pendaftaran (Meja I) menaksir panjar biaya eksekusi putusan arbitrase syari’ah nasional
dan menuangkannya dalam instrument taksiran biaya perkara.
d. Pihak pemohon membayar panjar biaya permohonan eksekusi putusan arbitrase syari’ah nasional
sejumlah uang yang tertera dalam instrument taksiran biaya melalui bank yang ditunjuk.
e. Petugas Pembayaran (Kasir) dapat mencetak secara soft file buku kas umum/buku induk
keuangan.
f. Pemohon mengajukan permohonan eksekusi dengan melampirkan:
- Putusan arbitrase syari’ah yang telah didaftar di Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah (telah
terdapat catatan dan penandatanganan pada bagian akhir atau di pinggir putusan arbitrase
syari’ah oleh Panitera Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah dan arbiter atau kuasanya).
- Lembar asli pengangkatan sebagai arbiter.
g. Panitera menyampaikan berkas permohonan eksekusi putusan arbitrase
syari’ah kepada Ketua Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah.
h. Ketua Pengadilan Agama/Mahkamah Syari’ah menolak permohonan
eksekusi jika memandang permohonan pemohon tidak memenuhi ketentuan,
dan atas penolakan tersebut tidak ada upaya hukum;
i. Ketua Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah memberikan perintah
pelaksanaan/eksekusi jika memandang permohonan pemohon telah
memenuhi ketentuan dan perintah tersebut ditulis pada lembar asli dan
salinan otentik putusan arbitrase syari’ah;
j. Perintah eksekusi tersebut diberikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
permohonan eksekusi putusan arbitrase didaftarkan;
k. Perintah eksekusi tersebut selanjutnya dilaksanakan mengikuti prosedur dan
tatacara pelaksanaan putusan (eksekusi) sebagaimana dalam Buku II ini.
Pelaksanaan Putusan Arbitrase Syari’ah Internasional

1) Pendaftaran Putusan Arbitrase Syari’ah Internasional (deponir):


a. Petugas Meja Informasi memberikan informasi tentang tata cara pendaftaran putusan arbitrase syari’ah
internasional.
b. Petugas Meja Informasi mengarahkan pemohon untuk mendaftarkan permohonannya kepada Petugas
Pendaftaran (Meja I).
c. Petugas Pendaftaran (Meja I) menaksir panjar biaya dan menuangkannya dalam instrumen taksiran biaya
perkara.
d. Pemohon membayar biaya pendaftaran putusan arbitrase syari’ah internasional sejumlah uang yang tertera
dalam instrumen taksiran biaya melalui bank yang ditunjuk.
e. Pemohon mengajukan permohonan pendaftaran putusan arbitrase syari’ah internasional ke Panitera
Pengadilan Agama Jakarta Pusat, dengan melampirkan:
• Lembar asli atau salinan otentik putusan arbitrase syari’ah internasional, sesuai ketentuan perihal otentifikasi
dokumen asing, dan naskah terjemahan resminya dalam bahasa Indonesia;
• Lembar asli atau salinan otentik perjanjian yang menjadi dasar putusan arbitrase syari’ah internasional sesuai
ketentuan perihal otentifikasi dokumen asing, dan naskah terjemahan resminya dalam bahasa Indonesia.
• Keterangan dari perwakilan diplomatik Republik Indonesia di negara tempat putusan arbitrase syari’ah
internasional tersebut ditetapkan, yang menyatakan bahwa negara Pemohon terikat pada perjanjian, baik
secara bilateral maupun multilateral dengan negara Republik Indonesia perihal pengakuan dan pelaksanaan
putusan arbitrase syari’ah internasional;
f. Petugas Register Perkara (Meja II) mencatat permohonan pendaftaran putusan arbitrase
syari’ah internasional kemudian meneruskan berkas permohonan ke Panitera;
g. Panitera dan arbiter atau kuasanya melakukan pencatatan dan penandatanganan pada bagian
akhir atau di pinggir putusan arbitrasesyari’ah internasional dan catatan tersebut merupakan
akta pendaftaran.
Proses Eksekusi Putusan Arbitrase Syari’ah internasional:

a. Pemohon mengajukan permohonan eksekusi kepada Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat;
b. Petugas Meja Informasi memberikan informasi tentang tata cara pengajuan permohonan
Eksekusi Putusan Arbitrase Syari’ah internasional.
c. Petugas Meja Informasi mengarahkan pihak beperkara untuk mendaftarkan permohonannya
kepada Petugas Pendaftaran (Meja I).
d. Petugas Pendaftaran (Meja I) menaksir panjar biaya perkara dan menuangkannya dalam
instrumen taksiran biaya perkara.
e. Pemohon membayar panjar biaya perkara sejumlah uang yang tertera dalam instrumen taksiran
biaya melalui bank yang ditunjuk.
f. Petugas Pembayaran (Kasir) menyerahkan berkas kepada Petugas Register (Meja II).
g. Petugas Register Perkara (Meja II) mencatat perkara permohonan kemudian menyampaikan
kepada panitera.
h. Panitera menyampaikan berkas permohonan eksekusi putusan arbitrase syari’ah internasional
kepada Ketua Pengadilan.
i. Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat menolak untuk mengakui dan melaksanakan putusan
arbitrase syari’ah internasional jika memandang permohonan pemohon tidak memenuhi
ketentuan, dan atas penolakan tersebut dapat diajukan kasasi;
j. Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat mengakui dan melaksanakan putusan
arbitrase syari’ah internasional jika memandang permohonan pemohon memenuhi
ketentuan, dan atas pengakuan tersebut tidak dapat diajukan banding dan kasasi;
k. Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat memberikan perintah pelaksanaan/eksekusi
jika mengakui dan melaksanakan putusan arbitrase syari’ah internasional atau jika
permohonan kasasi atas Putusan Ketua Pengadilan Agama Jakarta yang menolak
untuk pengakuan dan melaksanakan putusan arbitrase syari’ah internasional
dikabulkan Mahkamah Agung;
l. Perintah sebagaimana dimaksud pada huruf f tersebut di atas ditulis pada lembar asli
dan salinan otentik putusan arbitrase syari’ah internasional;
m. Pelaksanaan perintah eksekusi tersebut dilimpahkan kepada Ketua pengadilan
Agama/Mahkamah Syar’iyah yang secara relatif berwenang melaksanakannya dan
pelaksanaannya mengikuti prosedur dan tatacara pelaksanaan putusan (eksekusi)
dalam Buku II ini.
Pembatalan Putusan Arbitrase Syari’ah.
1. Putusan arbitrase syari’ah yang dapat dimohonkan pembatalan adalah putusan
arbitrase syari’ah nasional, sebagaimana ketentuan Pasal 70sampai dengan 72
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999;
2. Pembatalan putusan arbitrase syari’ah bukan merupakan upaya hukum banding;
3. Prosedur Pengajuan Pembatalan Putusan Arbitrase Syar'iah:
• Petugas Meja Informasi memberikan informasi tentang tata cara pengajuan perkara
pembatalan putusan arbitrase syari’ah.
• Petugas Meja Informasi mengarahkan pihak beperkara untuk mendaftarkan perkaranya kepada
Petugas Pendaftaran (Meja I).
• Petugas Pendaftaran (Meja I) menaksir panjar biaya perkara dan menuangkannya dalam
instrumen taksiran biaya perkara. d) Pihak beperkara membayar panjar biaya perkara sejumlah
uang yang tertera dalam instrumen taksiran biaya melalui bank yang ditunjuk.
• Petugas Pembayaran (Kasir) dapat mencetak secara soft file buku kas umum/buku induk
keuangan perkara
f. Petugas Pembayaran (Kasir) menyerahkan berkas kepada Petugas Register
Perkara (Meja II).
g. Petugas Register Perkara (Meja II) mencatat perkara pembatalan putusan arbitrase
syari’ah ke dalam register induk perkara gugatan melalui SIPP.
h. Petugas Register Perkara (Meja II) melengkapi berkas perkara dengan Instrumen
yang dibutuhkan.

Pendistribusian dan persidangan perkara pembatalan putusan arbitrase syari’ah.


Pendistribusian dan persidangan perkara pembatalan putusan arbitrase syari’ah
mengikuti prosedur dan tatacara persidangan perkara biasa sebagaimana dalam Buku II.

Anda mungkin juga menyukai