Anda di halaman 1dari 54

GEOMORFOLOGI

• Joan Prameswari (5017231030)


• Alya Amanda H (5017231038)
• Haniya Azahra (5017231076)
• Rozenia Trimaulidya (5017231080)
Geologi Fisik Geomorfologi

TABLE OF CONTENTS

VULKANIK FLUVIAL

STRUKTURAL KARST
VULKANIK
VULKANIK
Geologi Fisik Vulkanisme 1

PROSES VULKANISME

Vulkanisme secara harafiah berarti aktivitas alamiah yang berupa keluarnya


magma dari dalam bumi. Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya
aktivitas magma disebut vulkanisme. Gerakan magma itu terjadi karena
magma mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk
menekan batuan yang ada di sekitarnya.
1
Geologi Fisik Vulkanisme

GUNUNG API
Pengertian gunungapi menurut beberapa ahli :
1. Gunungapi adalah tempat atau lubang keluarnya bahan pijar atau gas yang berasal dari dalam bumi ke
permukaan bumi (Macdonald, 1972).
2. Gunungapi merupakan bentuk timbulan kumpulan bahan letusan di muka bumi yang berasal dari
magma yang tersebar secara mandiri, berkelompok atau berantai (Matahelemual, 1982).
3. Gunungapi adalah tempat keluarnya magma, abu dan hasil erupsi yang dibentuk di sekitar pusat
lubang vulkan karena aktivitas erupsi (Montogomery, 1989).
Geologi Fisik Vulkanisme 1

Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkan, ada tiga macam bentuk
gunungapi, yaitu :
1. Gunungapi Perisai
Gunungapi ini terjadi karena magma yang keluar
sangat encer. Magma yang encer ini akan mengalir ke
segala arah sehingga membentuk lereng sangat
landai. Ini berarti gunung ini menjulang tetapi
melebar. Contohnya adalah
Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan
Hawaii.
Geologi Fisik Vulkanisme 1

2. Gunungapi Maar
Gunung api ini terjadi akibat adanya letusan eksplosif.
Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber
magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini
biasanya tidak tinggi dan terdiri dari timbunan bahan
padat (efflata). Dibekas kawasannya seperti sebuah
cekungan yang kadang-kadang terisi air dan tidak
mustahil menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah
di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.
Geologi Fisik Vulkanisme 1

3. Gunungapi Strato

Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara


eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus
menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya berlapis-
lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan.
Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di
dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung
Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud dan lain-lain.
Geologi Fisik Vulkanisme 1

JENIS BENTANG ALAM VULKANIK

KUBAH VULKANIK DEPRESI VULKANIK

DATARAN VULKANIK VULKAN SEMU


Geologi Fisik Vulkanisme 1

Kubah Vulkanik
Geologi Fisik Vulkanisme 1

Kubah vulkanik merupakan morfologi gunung api yang mempunyai bentuk cembung ke atas. Morfologi ini dibedakan
atas dasar asal kejadiannya menjadi:
• Kerucut Semburan dan Kerucut Perisai
Morfologi ini terbentuk oleh erupsi lava yang bersifat encer basaltis. Sedangkan lava yang bersifat granitis
menghasilkan morfologi kubah sumbat (plug dome).
• Kerucut parasit (parasitic cone)
Morfologi ini terbentuk sebagai hasil erupsi gunung api yang berada pada lereng gunung api yang lebih besar.

• Kerucut sinder (cinder cone)


Morfologi ini merupakan kubah yang terbentuk oleh lerusan kecil yang terjadi pada kaki gunung api, berupa
kerucut rendah dengan bagian puncak tampak cekung datar.
Geologi Fisik Vulkanisme 1

Depresi Vulkanik
Depresi vulkanik adalah morfologi bagian vulkanik yang secara umum berupa cekungan.
Berdasarkan material pengisinya, depresi vulkanik dibedakan menjadi:

• Danau vulkanik, yaitu depresi vulkanik yang terisi oleh air sehingga membentuk danau

• Kawah, yaitu depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan dengan diameter maksimum 1,5 km
dan tidak terisi oleh apapun selain material hasil letusan.
• Kaldera, yaitu depresi vulkanik terbentuknya belum tentu oleh letusan, tetapi didahului oleh
amblesan pada kompleks volkan dengan ukuran lebih dari 1,5 km. Pada kaldera ini sering
muncul gunung api baru.
Geologi Fisik Vulkanisme 1

Dataran Vulkanik

Secara relatif, dataran vulkanik dicirikan oleh topografi yang datar,


dengan variasi beda tinggi (relief) tidak menyolok. Macam-macam
dataran vulkanik diantaranya adalah dataran rendah basal, plato basal
dan dataran kaki vulkan.
Geologi Fisik Vulkanisme 1

Vulkan Semu
Vulkan semu adalah morfologi mirip kerucut gunung api, bahan
pembentuknya berasal dari vulkan yang berdekatan. Dapat pula terbentuk oleh
erosi lanjut terhadap suatu vulkan yang sudah lama tidak menunjukkan
kegiatannya (mati/dominan). Contoh morfologi vulkan semi ini adalah gunung
gendol di daerah Muntilan, Jawa Tengah pada dataran kaki vulkan gunungapi
Merapi.
Geologi Fisik Vulkanisme 1

DAMPAK LINGKUNGAN GUNUNG API


Ada 2 dampak lingkungan gunungapi yaitu,
1. Dampak Negatif
Ketika gunung meletus, dampak yang bisa dirasakan hingga ke kota atau negara lain ialah
pencemaran udara. Gas yang ikut disemburkan dari dalam perut bumi mengandung zat berbahaya,
seperti sulfur dioksida (SO2), hidrogen sulfida (H2S), nitrogen dioksida (NO2) dan material debu
lain yang biasanya mengandung racun.
2. Dampak Positif
Dampak positif terjadinya letusan gunung berapi adalah menjadikan tanah pertanian makin subur;
material yang dihasilkan dari perut bumi dapat dijadikan sumber mata pencarian masyarakat
setempat, misalnya penambang pasir; ada sumber mata air panas yang bermanfaat untuk kesehatan
kulit dan dapat dijadikan obyek wisata.
Geologi Fisik Vulkanisme 1

BENTANG ALAM VULKANIK DALAM PETA TOPOGRAFI

Pada peta topografi bentang alam vulkanik memiliki kenampakan pola


kontur yang khas. Umumnya kontur yang dibentuk oleh bentang alam
vulkanik adalah radial sesuai dengan bentuk bentang alamnya. Di samping
memiliki pola kontur yang khas seperti tersebut, bentang alam vulkanik
dicirikan oleh pola penyaluran yang khas yaitu radial.
FLUVIAL
FLUVIAL
Geologi Fisik Fluvial 2

PROSES FLUVIATIL
Bentang alam fluvial merupakan satuan geomorfologi yang erat hubungan-nya dengan
proses fluviatil. Proses fluviatil adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika,
maupun kimia.
Proses fluviatil dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu:
a. Erosi oleh sungai adalah pelepasan secara progresif material dasar dan tebing sungai. Erosi
sungai dapat berbentuk :
• Hidraulic action
• Korasi/abrasi
• Korosi
Geologi Fisik Fluvial 2

b. Transportasi oleh sungai disebabkan oleh adanya kekuatan aliran sungai yang sering dikenal dengan istilah
kompetensi sungai (stream competency), yaitu kecepatan aliran tertentu yang mampu mengangkut sedimen dengan
diameter tertentu. Pada debit sungai, material sedimen, dan kecepatan aliran. ada tiga bentuk/macam sedimen yang
terangkut ,yaitu :
• Muatan terlarut (dissolved load)
• Muatan tersuspensi (suspended load)
• Muatan dasar (bed load)

c. Deposisi/sedimentasi adalah akumulasi secara progresif material sungai yang terangkut pada dasar sungai
maupun dataran banjir atau tubuh perairan dimana
sungai terhenti.

Ketiga proses sungai diatas tidak dapat terpisahkan satu sama lain sehingga dikenal dengan istilah
“Three Phases of Single Activity”.
Geologi Fisik Fluvial 2

PROSES SEDIMENTASI
Sedimentasi adalah proses mengendapnya material hasil erosi di suatu tempat
tertentu. Pengendapan material dapat diakibatkan oleh air, angin, es atau gletser pada
suatu cekungan yang kemudian membentuk jenis batuan baru yang dinamakan batuan
sedimen.

Proses sedimentasi merupakan proses panjang yang dipengaruhi oleh kekuatan alam,
seperti aliran sungai, hembusan angin, pencairan es dan gletser, serta faktor-faktor
penyebab lain yang telah disebutkan diatas.
Geologi Fisik Fluvial 2

POLA PENYALURAN

> Pola Dendritik


> Pola Rektangular
> Pola Trellis
> Pola Radial
> Pola paralel
Geologi Fisik Fluvial 2

JENIS BENTANG ALAM FLUVIAL

SUNGAI BAR DEPOSIT DATARAN TANGGUL


TERANYAM BANJIR ALAM

KIPAS OXBOW CREVASSE


DELTA
ALUVIAL LAKE SPLAYS
Geologi Fisik Fluvial 2
Geologi Fisik Fluvial 2
Geologi Fisik Fluvial 2

BENTANG ALAM FLUVIAL DALAM PETA TOPOGRAFI

Dalam peta topografi standar,


sebagian dari bentang alam fluvial
tidak terekspresikan, utamanya yang
berukuran kecil, misalnya gosong
sungai dan tanggul
alam.
Geologi Fisik Fluvial 2

APLIKASI

Daerah sekitar aliran sungai merupakan daerah yang potensial untuk


dijadikan wilayah penambangan didukung oleh sesumber yang
banyak terdapat di dalam sungai, misalnya sebagai penyedia air
irigasi, untuk air minum, dan material pasir batu yang terdapat di situ
dan dapat dijadikan sebagai bahan bangunan.
STRUKTURAL
STRUKTURAL
Geologi Fisik Struktural 3

Bentuk lahan struktural terbentuk karena terdapat tenaga endogen yang disebut
proses tektonik atau diatropisme. Proses ini meliputi pengangkatan, penurunan dan
perlipatan kerak bumi sehingga terbentuk struktur geologi yaitu lipatan dan
patahan. Selain itu, terdapat pula struktur horizontal yang lazimnya merupakan
stuktur asli sebelum mengalami perubahan.
Geologi Fisik Struktural 3

PRINSIP UNTUK MENGIDENTIFIKASI

Untuk mengidentifikasi bentang alam struktural perlu didasari oleh beberapa prinnsip berikut:

• Resitensi (Perbedaan daya tahan) lapisan batuan terhadap tenaga pengikisan sangat berpengaruh terhadap
perbedaan relief. Lapisan batuan yang resisten akan menghasilkan relief positif (meninjol), lapisan yang tidak
resisten (mudah terkikis) akan menghasilkan relief-relief negatif (cekung/lembah)
• Permeabilitas (kelolosan air) dari batuan penyusun yang berbeda antar lapisan batuan mengakibatkan perbedaan
kepadatan alur pengatusan. Lapisan yang kedap (tidak tembus air) akan menghasilkan relief dengan alur-alur
pengatusan yang dapat, sedangkan batuan yang sarang (porous) alur pengatusannya jarang.
• Pada umumnya, pola aliran pada bentuk lahan struktural sangat terkontrol oleh struktur.
Geologi Fisik Struktural 3

JENIS BENTANG ALAM STRUKTURAL

STRUKTUR STRUKTUR
MENDATAR MIRING

STRUKTUR STRUKTUR
LIPATAN PATAHAN
Geologi Fisik Struktural 3

STRUKTUR MENDATAR
Menurut ketinggiannya (elevasi) dataran dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

• Dataran rendah adalah dataran yang memiliki elevasi antara 0-500 kaki dari muka air laut
• Dataran Tinggi (plateau) adalah dataran yang menempati elevasi lebih dari 500 kaki di atas muka air laut.

Pola penyaluran yang berkembang pada daerah yang berstruktur mendatar ini adalah dendritik. Hal ini terjadi
karena oleh adanya keseragaman resistensi batuan yang ada di permukaan.
Geologi Fisik Struktural 3
Geologi Fisik Struktural 3

• Plateaus, yaitu daerah dataran tinggi relatif datar terbentuk di daerah lapisan batuan horizontal.
Dataran tinggi terbelah oleh sungai dan terbentuklah bentang alam khas.
• Mesa, yaitu daerah yang umumnya datar, dibatasi oleh tebing yang agak lebih lebar (biasanya)
daripada tingginya.
• Butte, yaitu bentuk lahan yang lebih kecil dan datar yang diisolasi oleh erosi. Mereka kurang
lebih selebar tingginya.
• Monument (atau menara), yaitu fitur ramping yang jauh lebih tinggi daripada lebarnya.
Geologi Fisik Struktural 3

STRUKTUR MIRING
Hampir semua lapisan endapan dalam posisi yang mendatar. Sedimen yang mempunyai kemiringan asal
diendapkan pada dasar pengendapan yang sudah miring, seperti pada lereng gunung api dan di sekitar terumbu
karang. Kemiringan lapisan sedimen yang demikian disebut kemiringan adal degan sudut maksimum 35 derajat
(Tjia, 1987).
Berdasarkan besar sudut kemiringan dari kedua lerengnya, bentang alam ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
• Cuesta, sudut kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut lereng yang searah perlapisan
batuan kurang dari 30 derajat (Tjia, 1987). Cuesta memiliki kelerangan scarp slope yang lebih curam
sedangkan dip slopenya relatif landai pada arah sebaliknya sehingga terlihat tidak simetri.
• Hogback, sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut lereng yang searah perlapisan batuan kebih dari
30derajat (Tjia, 1987). Hogback memiliki kelerengan scarp slope dan dip slope yang hampir sama sehingga
terlihat simetri
Geologi Fisik Struktural 3
Geologi Fisik Struktural 3

STRUKTUR LIPATAN
Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami gaya kompresi (gaya tekan). Pada suatu lipatan
yang sederhana, bagian punggungan disebut dengan antiklin, sedangkan bagian lembah disebut dengan sinklin.
Unsur-unsur yang terdapat pada struktur ini dapat diketahui dengan menafsirkan kedudukan lapisan batuannya.
Kedudukan lapisan batuan (dalam hal ini arah kemiringan lapisan batuan), pada peta topografi akan berlawanan
arah dengan bagian garis kontur yang rapat (fore slope), dimana garis kontur yang rapat tersebut menunjukkan
adanya gawir-gawir yang terjal dan yang memotong landai dari topografinya (biasanya diperlihatkan dengan
punggungan yang landai/back slope).
Morfologi struktur lipatan terbagi secara umum menjadi tiga yaitu: Struktur antiklin siklin, Strktur antiklin siklin
menunjam, dan lipatan tertutup
Geologi Fisik Struktural 3

STRUKTUR ANTIKLIN DAN SIKLIN


Pada prinsipnya penafsiran pada kedua struktur ini berdasarkan atas kenampakan fore slope dan back slope yang terdapat secara
berpasangan. Bila fore slope saling berhadapan (infacing scarp), maka terbentuk lembah antiklin. Sedangkan apabila yang saling
berhadapan adalah back slope, maka disebut lembah sinklin. Pola pengaliran yang dijumpai pada lembah antiklin adalah pola trellis.

B
Ilustrasi contoh pola kontur pada pegunungan lipatan antiklin
(A) dan Lembah siklin B
Geologi Fisik Struktural 3

STRUKTUR ANTIKLIN DAN SIKLIN MENUNJAM


Struktur ini merupakan kelanjutan atau perkembangan dari pegunungan lipatan satu arah (cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin
dan antiklin). Bila tiga fore slope saling berhadapan maka disebut sebagai lembah antiklin menunjam. Sedangkan bila tiga back slope
saling berhadapan maka disebut sebagai lembah sinklin menunjam.

Ilustrasi pola garis kontur pada struktur menunjam


Geologi Fisik Struktural 3

STRUKTUR LAPISAN TERTUTUP


KUBAH
Memiliki ciri ciri kenampakan alam yaitu :
• Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam).
• Mempunyai pola kontur tertutup.
• Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda.
• Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.

CEKUNGAN
Memiliki ciri ciri kenampakan alam yaitu :
• Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam).
• Mempunyai pola kontur tertutup.
• Pada stadia muda pola penyaluran annular
Geologi Fisik Struktural 3
Geologi Fisik Struktural 3

STRUKTUR PATAHAN
Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya tekan yang bekerja pada kulit bumi, sehingga mengakibatkan adanya pergeseran
letak kedudukan lapisan batuan. Ada 3 jenis sesar (berdasarkan arah gerak relatifnya) yaitu sesar geser, sesar naik dan sesar
turun.
ciri ciri kenampakan bentang alam struktur patahan :
• Beda tinggi yang relatif menyolok pada daerah yang sempit.
• Mempunyai resistensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi yang hampis sama
• Adanya kenampakan dataran/depresi yang sempit memanjang.
• Dijumpai sistem gawir yang lurus (pola kontur yang panjang lurus dan rapat).
• Adanya batas yang curam antara perbukitan/pegunungan dengan dataran yang rendah.
• Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan dan membelok dengan tiba-tiba dan menyimpang dari arah umum.
• Sering dijumpai (kelurusan) mata air pada bagian yang naik/terangkat
• Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa recangular, trellis dan contorted, serta modifikasi dari ketiganya.
• Adanya jajaran triangular pada gawir yang lurus
Geologi Fisik Struktural 3

Hasil dari sesar turun berupsa morfologi horst dan graben. Sedangkan untuk sesar naik
menghasilkan morfologi pegunungan
KARST
KARST
Geologi Fisik Karst 4

Bentang alam karst adalah bentuk topografi yang terutama terbentuk dari pelarutan
batuan seperti batu kapur, dolomit, dan gipsum. Ini ditandai dengan fitur-fitur
seperti gua, sinkhole, dan bukit-bukit kapur
Geologi Fisik Karst 4

Faktor faktor yang mempengaruhi bentang alam karst


Faktor Geologi
• Jenis Batuan: Karst terbentuk terutama dari batuan yang larut dalam air, seperti batu kapur, dolomit, dan gipsum. Sifat kimia
batuan ini memungkinkan mereka larut ketika terpapar air yang mengandung asam karbonat, yang berasal dari CO2 di
atmosfer dan tanah.
• Struktur Geologi: Struktur batuan, seperti retakan, lipatan, dan patahan, sangat mempengaruhi pembentukan karst. Air
mengalir melalui retakan ini, memperluas dan membentuk fitur karst seperti gua dan sinkhole. Pola retakan menentukan arah
aliran air bawah tanah dan pembentukan sistem gua.
• Komposisi Kimia: Komposisi kimia batuan, termasuk kandungan mineral dan kepadatan, juga mempengaruhi laju pelarutan.
Batuan dengan kandungan kalsium karbonat yang tinggi cenderung lebih rentan terhadap proses karstifikasi.
• Usia Batuan: Usia dan sejarah geologis batuan juga berperan. Batuan yang lebih tua mungkin telah mengalami lebih banyak
proses geologis yang mempengaruhi pembentukan karst.
Geologi Fisik Karst 4

Faktor faktor yang mempengaruhi bentang alam karst


Faktor Iklim
• Curah Hujan: Tingkat dan distribusi curah hujan memainkan peran penting dalam pembentukan karst. Curah hujan yang tinggi
meningkatkan jumlah air yang mengalir melalui batuan karst, mempercepat proses pelarutan batuan.
• Suhu: Suhu mempengaruhi laju reaksi kimia pelarutan batuan. Di iklim yang lebih hangat, reaksi kimia dapat berlangsung
lebih cepat, yang mempercepat proses karstifikasi.
• Musim dan Variabilitas Iklim: Variasi musiman dalam curah hujan dan suhu juga mempengaruhi pembentukan karst.
Misalnya, musim hujan yang intens dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam aliran air bawah tanah dan erosi.
• Iklim Mikro: Kondisi iklim lokal, seperti kelembaban, juga berpengaruh. Kelembaban tinggi dapat memfasilitasi proses
pelarutan dan pembentukan fitur karst.
Geologi Fisik Karst 4

Faktor faktor yang mempengaruhi bentang alam karst


Faktor Biologis
• Vegetasi: Tumbuhan dan akarnya memainkan peran penting dalam proses karstifikasi. Akar dapat menembus retakan batuan,
memperluasnya dan memfasilitasi infiltrasi air. Selain itu, vegetasi menyerap CO2, yang berkontribusi pada pembentukan
asam karbonat dalam air hujan, mempercepat pelarutan batuan karst.
• Aktivitas Mikroorganisme: Mikroorganisme di tanah dan dalam sistem gua juga mempengaruhi pembentukan karst. Mereka
berperan dalam siklus karbon dan nitrogen, yang dapat mengubah keseimbangan kimia air dan mempercepat proses pelarutan
batuan.
• Fauna Karst: Hewan, termasuk spesies gua, dapat mempengaruhi morfologi karst melalui aktivitas mereka. Misalnya, hewan
yang menggali dapat membantu membentuk struktur permukaan karst dan mempengaruhi aliran air bawah tanah.
• Kontribusi Organik: Bahan organik dari tumbuhan dan hewan, ketika terurai, menghasilkan asam yang dapat meningkatkan
pelarutan batuan karst.
Geologi Fisik Karst 4

PROSES PEMBENTUKAN MORFOLOGI KARST


Pelarutan Batuan

Pelarutan batuan adalah proses kunci dalam pembentukan karst.


Ini terjadi ketika air hujan, yang secara alami asam karena
terlarutnya karbon dioksida dari atmosfer, bereaksi dengan batuan
kapur (kalsium karbonat) atau batuan serupa yang larut. Reaksi ini
menghasilkan larutan kalsium bikarbonat, secara bertahap
melarutkan batuan dan membentuk fitur karst seperti gua dan
sinkhole.
Geologi Fisik Karst 4

PROSES PEMBENTUKAN MORFOLOGI KARST


Pembentukan Gua dan Sinkhole

Gua Karst: Gua terbentuk ketika pelarutan batuan terus-menerus


memperluas retakan kecil dalam batuan menjadi rongga yang
lebih besar. Air mengalir melalui celah-celah ini, secara bertahap
memperbesar dan membentuk gua.
Sinkhole: Sinkhole terbentuk ketika atap gua runtuh atau ketika
pelarutan batuan terjadi dekat dengan permukaan tanah,
menciptakan depresi atau lubang besar. Ini bisa terjadi secara
tiba-tiba atau perlahan-lahan seiring waktu.
Geologi Fisik Karst 4

PROSES PEMBENTUKAN MORFOLOGI KARST


Proses Kimia dan Fisik
• Proses Kimia: Melibatkan reaksi antara asam karbonat dalam air
hujan dengan batuan kapur, menghasilkan larutan kalsium
bikarbonat. Proses ini mengurangi batuan dan membentuk fitur
karst.
• Proses Fisik: Termasuk erosi mekanis oleh air yang mengalir,
transportasi material yang terlarut dan erosi, serta sedimentasi di
dalam gua. Proses-proses ini membantu membentuk dan
memodifikasi lansekap karst, termasuk pembentukan stalaktit dan
stalagmit di dalam gua.
Geologi Fisik Karst 4

JENIS BENTANG ALAM KARST

KONSTRUKSIONAL RESIDU
Geologi Fisik Karst 4

Bentang Alam Hasil Proses Karstifikasi

Karst Minor
• Karst Lapies: Bentuk permukaan tidak rata pada bebatuan karbonat,
terbentuk akibat pelarutan bebatuan dengan unsur lain.
• Karst Split: Celah pelarutan yang terbentuk di permukaan, sering
disebut pengembangan karst runnel.
• Parit Karst: Alur memanjang pada permukaan yang membentuk parit,
akibat pelarutan bebatuan karbonat.
• Fitokarst: Permukaan berlekuk-lekuk dengan lubang yang saling
berhubungan, dipengaruhi oleh aktivitas biologis seperti algae.
• Karst Speleothem: Ditemukan di dalam gua, memiliki endapan warna
putih yang mirip tetesan air, terbentuk dari presipitasi kalsium karbonat.
Geologi Fisik Karst 4

Bentang Alam Hasil Proses Karstifikasi

Karst Mayor

• Karst Doline (Sinkhole): Cekungan yang tertutupi oleh hasil pelarutan


karbonat, bisa berbentuk bundar atau lonjong.
• Uvala: Gabungan beberapa karst doline, membentuk cekungan besar
dengan lantai dasar tidak rata.
• Polje: Cekungan besar dengan lantai dasar dan dinding curam, terbentuk
akibat patahan pada lapisan kedap air.
• Karst Jendela: Lubang di atap gua yang menghubungkan ruang dalam
gua dengan udara luar, terbentuk karena runtuhnya atap gua.
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH
Berikut link untuk video presentasi kami :
https://youtu.be/AD_rniM9wks?si=CxkE3-3xN2eaFs2t

Anda mungkin juga menyukai