Anda di halaman 1dari 14

Pelayanan Kefarmasian

Pada Pediatri
Perbedaan Farmakokinetika Obat Pada Pediatri

 Absorpsi
Absorpsi obat pada saluran cerna tergantung dari pH dan motilitas saluran cerna.
Pada bayi dan anak sekresi asam lambung belum sebanyak pada dewasa,
sehingga pH lambung menjadi lebih alkalis.
pH lambung pada neonatus berkisar antara 6-7. Hal tersebut akan menurunkan
absorbsi obat – obat yang bersifat asam lemah seperti fenobarbital dan fenitoin,
sebaliknya akan meningkatkan absorpsi obat – obat yang bersifat basa lemah
seperti penisilin dan eritromisin.
Waktu pengosongan lambung pada bayi baru lahir yaitu 6-8 jam sedangkan
dewasa 3-4 jam. Oleh karena itu harus diperhatikan pada pemberian obat yang di
absorbsi di lambung. Peristaltik pada neonatus tidak beraturan dan mungkin lebih
lambat karena itu absorbsi obat di usus halus sulit diprediksi.
Distribusi Obat
Con’t….
Metabolisme
 Rendahnya metabolisme obat di hati pada neonatus disebabkan oleh
rendahnya aliran darah ke hati, asupan obat oleh sel hati, kapasitas enzim
hati dan ekskresi empedu.
 Sistem enzim di hati pada neonatus dan bayi belum sempurna, terutama
pada proses oksidasi dan glukoronidase, sebaliknya pada jalur konjugasi
dengan asam sulfat berlangsung.
 Dosis beberapa jenis antiepilepsi dan teofilin untuk bayi lebih besar daripada
dosis dewasa agar tercapai konsentrasi plasma terapeutik. Hal ini disebabkan
bayi belum mampu melakukan metabolisme senyawa tersebut menjadi bentuk
metabolit aktifnya.
Eliminasi

 Filtrasi glomerulus, sekresi tubulus, reabsorbsi tubulus menurun dan bersihan


(clearance) obat tidak dapat di prediksi, tergantung cara eliminasi obat
tersebut di ginjal. Pada umumnya obat dan metabolitnya dieliminasi melalui
ginjal.
 Kecepatan filtrasi glomerulus pada neonatus adalah 0,6–0,8 mL/menit per
1,73 m dan pada bayi adalah 2-4 mL/menit per 1,73 m2 . Proses filtrasi
glomerulus, sekresi tubuler dan reabsorpsi tubuler akan menunjukkan
efisiensi ekskresi ginjal. Proses perkembangan ini akan berlangsung sekitar
beberapa minggu sampai satu tahun setelah kelahiran.
DRP
 Dosis Obat : Perhitungan dosis obat pada anak-anak menggunakan dosis per
kgBB
 Rute Pemberian : Pasien pediatri terkadang belum bisa menelan tablet utuh,
padahal sediaan yang tersedia adalah tablet yang tidak boleh digerus misar
tablet SR, XR , Anak – anak sering kesulitan menggunakan inhalasi
 Pemilihan Obat yang tidak Tepat : Beberapa obat yang tidak
direkomendasikan penggunaannya pada anak – anak (usia tertentu ):
Tetrasiklin, Kotrimoksazol, Antibiotik golongan quinolone
 Adverse Drug Reaction (ADR) ex, Steven Johnson Syndrome akibat penggunaan
obat seperti carbamazepin, parasetamol.
 Reaksi alergi terhadap obat kemoterapi L-asparaginase
 Red man syndrome pada pemberian vancomisin intravena
 Drug induced liver disease (DILI) pada penggunaan obat tuberkulosis
Cont’…
 Gagal Menerima Obat Dapat disebabkan karena
 Muntah
 Ketidakpatuhan
 Kurangnya pengetahuan orang tua tentang obat yang digunakan.
Perbedaan Parameter Klinik pada Anak dan
Dewasa
Penggunaan Obat Pada Gangguan Ginjal
 Penyesuaian dosis tergantung dari sifat obat dan derajat penurunan fungsi
ginjal.
 Penyesuaian dosis obat diprioritaskan untuk obat – obat yang lebih toksik atau
dengan indeks terapi sempit, serta memiliki efikasi dan toksisitas yang
tergantung pada konsentrasi plasma.
 Total dosis pemeliharaan harian suatu obat dapat dikurangi dengan dengan
menurunkan dosis per pemberian atau memperpanjang interval antar dosis.
Untuk beberapa obat, meskipun dosis pemeliharaan diturunkan, diperlukan
pemberian loading dose jika efek obat diperlukan segera. Hal ini disebabkan
karena dibutuhkan waktu sekitar lima kali dari waktu paruh dari suatu obat
untuk mencapai kadar steady state. Loading dose yang diberikan sama dengan
dosis inisial pada anak dengan fungsi ginjal normal.
Penggunaan Obat Pada Gangguan Hepar

 Anak – anak memiliki kapasitas metabolisme hati yang luas, sehingga


modifikasi dosis tidak diperlukan meskipun pada kasus gangguan hati yang
berat. Tetapi dibutuhkan pertimbangan khusus pada kondisi – kondisi berikut
 Gagal hati dikarakteristik oleh kerusakan parah dari enzim hati yang menimbulkan
jaundice.
 Penggunaan obat sedatif, opioids, dan penggunaan obat lain seperti diuretik yang
dapat memberikan efek hipokalemia dapat menyebabkan hepatic
 ensefalopati.

Anda mungkin juga menyukai