Anda di halaman 1dari 30

EKSKRESI

OBAT
KELOMPOK 3
NAMA NAMA KELOMPOK
BERIKUT INI ADALAH MATERI YANG
AKAN KAMI PAPARKAN:

• EKSKRESI OBAT
• ELIMINASI ORDE 1
• ELIMINASI ORDE 0
• T1/2
• KLIRENS
01. EKSKRESI
OBAT
Ekskresi obat merupakan proses
pengeluaran obat atau metabolitnya dari
tubuh melalui system renal (Ginjal) dan
melalui system biliaris (saluran yang
mengalirkan empedu dari hepar ke dalam
duodenum).

—Pengertian eksresi
Ada 4 system eksresi manusia
Ginjal
Kulit

Paru paru Hati


Eksresi melalui ginjal

Ekskresi melalui ginjal melibatkan tiga proses:


□ 1.Filtrasi glomerulus
□ 2.Sekresi aktif di tubulus proksimal
□ 3.Reabsorbsi pasif di sepanjang tubulus

Ginjal manusia bisa dibilang sebagai organ utama sistem ekskresi. Fungsi organ ginjal adalah
mengeluarkan cairan dan zat sisa metabolisme melalui urin.
Ginjal kita setiap hari memfiltrasi hampir 200 liter darah dan memproduksi sekitar 2 liter urin
setiap hari. Pada bagian ginjal, terdapat hampir 1 juta nefron, masing-masing berfungsi
membentuk urin, yang lalu dikeluarkan melalui uretra.
Mengeluarkan urin membantu menstabilkan kadar garam dan cairan dalam tubuh agar tidak
berlebihan.
Eksresi paru-paru
Paru-paru manusia berjumlah sepasang, terletak di dalam rongga
dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru memiliki
fungsi utama sebagai organ pernapasan. Paru-paru juga
merupakan organ ekskresi yang berfungsi mengeluarkan gas-gas
sisa proses pernapasan yaitu gas CO 2 (karbon dioksida) dan H2O
(uap air). Paru-paru selain berfungsi sebagai organ ekskresi, juga
berfungsi sebagai organ yang menjaga suhu dan tingkat
kelembaban di dalam tubuh agar tetap normal.
Eksresi hati
Hati berada di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah
diafragma yang dilindungi oleh selaput tipis bernama kapsula
hepatis. Hati berfungsi untuk mengeksresikan getah
empedu zat sisa dari perombakan sel darah merah yang
telah rusak dan dihancurkan di dalam limpa. Selain
berfungsi sebagai organ ekskresi, hati juga berperan sebagai
penawar racun, menyimpan glikogen (gula otot),
pembentukan sel darah merah pada janin dan sebagai kelenjar
pencernaan.
Eksresi kulit
Kulit merupakan lapisan jaringan pelindung terluar yang
terdapat di permukaan tubuh. Kulit berfungsi sebagai organ
ekskresi karena mampu mengeluarkan zat-zat sisa berupa
kelenjar keringat. Selain sebagai organ ekskresi, kulit juga
berfungsi sebagai alat indera perasa dan peraba.
Kulit manusia terdiri dari tiga
lapisan yaitu:
• Epidermis – lapisan paling luar, melindungi dari
bakteri luar agar tidak masuk ke dalam tubuh.
Epidermis juga memberikan warna pada kulit untuk
melindungi kita dari sinar UV.
• Dermis – lapisan kedua pada kulit. Lapisan dermis
terdiri dari pembuluh kapiler, ujung-ujung saraf,
kelenjar keringat, kelenjar minyak, kantong rambut,
dan pembuluh darah. Indera perasa seperti rasa
dingin, panas, sakit, dan tekanan diatur pada lapisan
dermis ini.
• Subkutan (Hipodermis) – Lapisan paling bawah
yang mengandung lemak paling banyak untuk
melindungi tubuh dari benturan. Lapisan subkutan
juga berfungsi meregulasi suhu tubuh kita, serta
mengikat kulit ke otot dan jaringan di bawahnya.
02. ELIMINASI
ORDE 1
ELIMINASI OBAT
Eliminasi adalah upaya membersihkan tubuh dari senyawa bioaktif. Dapat berlangsung melalui dua cara, yakni
metabolisme atau ekskresi dalam bentuk tetap. Pada dasarnya obat merupakan zat asing bagi tubuh sehingga tubuh
akan berusaha untuk merombaknya menjadi metabolit yang tidak aktif lagi dan sekaligus bersifat lebih hidrofil agar
memudahkan proses ekskresinya oleh ginjal. Obat yang telah diserap usus ke dalam sirkulasi lalu diangkut melalui
sistim pembuluh porta ke hati. Dalam hati seluruh atau sebagian obat mengalami perubahan kimiawi secara
enzimatis. Enzim yang berperan pada proses biotransformasi ini adalah enzim mikrosom di retikulum endoplasma
sel hati.
Tetapan laju eliminasi (K) : Laju eliminasi untuk sebagian besar senyawa bioaktif merupakan proses order kesatu.
Tetapan laju eliminasi total ini dipengaruhi oleh proses metabolisme (biotransformasi) dan eksresi urine.
Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain meliputi empedu, feses, paru-paru, saliva,
keringat, dan air susu ibu. Obat bebas, yang tidak berikatan, yang larut dalam air, dan obat-obat yang tidak diubah,
difiltrasi oleh ginjal. Obat-obat yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Sekali obat
dilepaskan ikatannya dengan protein, maka obat menjadi bebas dan akhirnya akan diekskresikan melalui urin.
ELIMINASI ORDE 1
Eliminasi obat kebanyakan mengikuti pesamaan reaksi
orde 1 dan beberapa obat mengikuti orde nol. Jika
proses eliminasi tdkdijelaskan secara khusus, berarti
mengikuti orde 1.
Tetapan kecepatan eliminasi menunjukkan laju penurunan
kadar obat setelah proses-proses kinetik mencapai
keseimbangan. Satuannya adalah fraksi per waktu
(jam-1 atau menit-1). Nilai ini menggambarkan
proses eliminasi, walaupun perlu diingat bahwa pada
waktu itu mungkin proses absorpsi dan distribusi
masih berlangsung.
Ciri-ciri obat mengikuti eliminasi orde 1

 ln Cpt= ln Cp0 – K1 t atau


- % obat yang tereliminasi  log Cpt = log Cp0 - K1
persatuan waktu adalah tetap t/2,303
- hubungan kadar vs waktu  Cp0= kadar obat dalam
tidak linear plasma mula2x
- hubungan log kadar vs  Cpt = kadar obat dalam
waktu adalah linier plasma dalam waktu t
 t= waktu tertentu
- Eliminasi orde 1 mengikuti
 Dari persamaan diatas akan
persamaan: diperoleh nilai:
 t1/2= 0,693/K1 atau K1=
0,693/t1/2
03. ELIMINASI
ORDE 0
ELIMINASI ORDE 0
Eliminasi Orde 0 Adalah jumlah obat( berapapun
jumlahnya )berkurangdengan kecepatan tetap.
Jika ditulis dalam persamaan matematika maka reaksi
orde 0 ditulis dalam bentuk= dD/dt = -K0.
K0 = kecepatan reaksi orde nol ( massa/ waktu ). Jika di
integral kan D= - K0. t + D0. D0 =
jumlah obat pada waktu t =0. Jika di plot pada kertas
grafik biasa kurvanya berbentuk
garis lurus dengan intersep pada sumbu y = D0 dan slope
= -K0.
BERIKUT ADALAH ELIMINASI ORDE 0
04. T1/2
T1/2
Waktu paruh eliminasi (t1/2)
t1/2 adalah waktu paruh obat yang menggambarkan waktu yang
dibutuhkan untuk mengubah jumlah obat di dalam tubuh
menjadi separuh dari jumlah sebelumnya.
Waktu paruh eliminasi menunjukkan lamanya waktu yang
diperlukan oleh sejumlah obat atau konsentrasi obat untuk dapat
tereliminasi menjadi setengahnya (berkurang menjadi
setengahnya)
Nilai T1/2 ini banyak digunakan untuk memperkirakan berbagai kondisi kinetic, misalnya
kapan obat akan habis dari dalam tubuh, kapan sebaiknya dilakukan pemberian ulang
(interval pemberian), kapan kadar obat dalam sirkulasi sistemik mencapai keadaan tunak
Rumus waktu paruh:
(steady state) pada pemberian berulang, dsb.
Nt/No=(1/2)t/t½
Nilai T1/2 ini dapat dihitung dengan rumus 0,693/Kel.
Keterangan:

Nt: jumlah zat yang tersisa

No: jumlah zat mula-mula

t = waktu peluruhan

t1/2= waktu paru


Kerja obat dapat berlangsung beberapa jam, hari,
minggu, atau bulan. Lama kerja tergantung dari
waktu paruh obat, jadi waktu paruh merupakan
pedoman yang penting untuk menentukan interval
dosis obat. Obat- obat dengan waktu paruh pendek,
seperti penisilin G (t ½: 2 jam), diberikan beberapa
kali sehari; obat-obat dengan waktu paruh panjang,
seperti digoksin (36 jam), diberikan sekali sehari.
Jika sebuah obat dengan waktu paruh panjang
diberikan dua kali atau lebih dalam sehari, maka
terjadi penimbunan obat di dalam tubuh dan
mungkin dapat menimbulkan toksisitas obat. Jika
terjadi gangguan hati atau ginjal, maka waktu paruh
obat akan meningkat. Dalam hal ini, dosis obat
yang tinggi atau seringnya pemberian obat dapat
menimbulkan toksisitas obat.
05. KLIRENS
PENGERTIAN
Klirens obat adalah terminologi farmakokinetik
yang menggambarkan eliminasi obat dalam
tubih tanpa mengidentifikasi mekanisme
prosesnya.
Klirens total
Klirens total = klirens hepatitis + non
hepatitis
Mekanisme Klirens ginjal
Proses ekskresi lewat ginjal

Filtrasi Sekresi aktif Reabsorbsi


glomerulus tubular tubular
Mekanisme Klirens Ginjal
Filtrasi glomerulus
- tekanan hidrostatika sebagai daya dorong Sekresi aktif tubular (memerlukan energi)
- filtrasi terjadi bagi molekul kecil (BM<500) Dikenal dua sistem transportort aktif di ginnjal )asam lemah dan
- obat terikat protein tidak terfiltrasi basa lemah)
laju filtrasi glomerulus diukur dengan menggunakan n Mengukur sekresi aktif biasanya dilakukan perbandingan dengan
dieleminasi hanya dengan fitrasi obat yang sudah diketahui proses dan laju klierenya melalui
Contoh: inulin dan kreatinin dgn GFR=125-130ml/min ginjal
GFR berhubungan langsung dengan [obat]
bebas

Rearbsorbsi tubulus distal


- Obat dapat direarbsorbsi kembali di tubular baik secara aktif Proses ekskresi obat lewat ginjal
maupun pasif
- Rearbsorbsi obat-obat asam atau basa lemah dipengaruhi oleh pH
cairan tubulus ginjal (pH urin) dan pKa obat Filtrasi glomerulus
- pKa suatu abat adalah tetap, tetapi pH urin berubah dari 4,5
sampai 8
Sekresi aktif tubular
- pH urin berbantung pada : diat, patofisiolgi,dan obat

Reabsorpsi tubular
Thanks!
Do you have any questions?

farmakologi3@gmail.com
+62 820 421 838
farmakathree.com

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


This presentation
including was created
icons by Flaticon, andby farmakothree,including
infographics & images by
icons by farmakothree,and infograpichs
Freepik. tho

Anda mungkin juga menyukai