Anda di halaman 1dari 18

KEBAHASAAN TEKS DISKUSI

KATA DEPAN

• di: Adik sekarang ada di Jakarta


• ke: Poandra pergi ke Sugio
• dari: Lambang baru dating dari pasar
• pada: Pada hari Minggu aku turut ayah ke kota
• bagi, untuk, buat, guna: Pada intinya, mereka memakainya untuk
berteduh.
• Tentang: Biarkan saya berpikir tentang itu
• Dengan: Rozi membaca Teks Proklamasi dengan lantang
• Oleh: Berita itu disampaikan oleh Tita.
KATA SANDANG (ARTIKULA)
: jenis kata yang mendampingi kata benda atau yang membatasi makna jumlah
orang atau benda.

Sang: merupakan kata sandang yang biasa digunakan untuk


menyertai penyebutan manusia, makhluk hidup lain, atau benda
mati yang memiliki dianggap memiliki martabat tinggi.
Contoh: Seluruh peserta upacara memberi hormat pada Sang Saka
merah putih.
Yang:merupakan kata sandang biasa dipakai untuk menggantikan
penyebutan nama Tuhan atau seseorang yang sangat dimuliakan.
Contoh: Tuhan Yang Maha Pemurah pasti memberi banyak rezeki asal
kita mau berusaha.
Lanjutan

Sri: merupakan kata sandang yang biasa digunakan untuk menyertai


nama seseorang yang memiliki gelar tinggi, seperti keturunan raja.
Contoh: Sri Sultan Hamengkubuwono X menghadiri acara gerebek
Suro.
Hang: merupakan kata sandang yang jarang digunakan. Kata
sandang ini hanya digunakan dalam karya sastra lama guna
menyebut seseorang yang dimuliakan.
Contoh: Sungguh berjasa sosok Hang Jebat, keberaniannya membela
kaum Melayu akan diingat sampai nanti.
Lanjutan

Hyang: merupakan kata sandang yang hanya digunakan untuk


menyebut atau mengiringi panggilan kepada Dewa dan Dewi.
Karenanya, kata sandang ini kerap digunakan oleh umat Hindu di
Indonesia untuk menyebut para Dewa dan Dewi yang disembah.
Contoh: Semua umat Hindu percaya Hyang Widhi senantiasa
menjaga mereka selama mereka melakukan darma.
Si: merupakan kata sandang netral yang cukup populer karena sering
digunakan di cerita dongeng.
Contoh: Si Kancil memang binatang yang amat cerdik.
Lanjutan

Para: merupakan kata sandang jamak yang paling umum digunakan.


Biasanya, Para dipakai untuk menyebut sekelompok manusia yang
memiliki kesamaan dalam aspek tertentu (pekerjaan, jenis
kelamin).
Contoh: Para hadirin dipersilahkan duduk kembali.
Tugas

• Sang
• Yang
• Sri
• Hang
• Hyang
• Si
• para
KATA SERU (INTERJEKSI)

adalah kata yang dipakai untuk mengunkapkan perasaan.


1. Interjeksi kejijikan : bah, cih, cis, ih, idih

a. Bah, segera kau keluar dari kamar ini juga!


b. Cih, tidak tahu malu ! Maunya ditraktir orang melulu!
c. Cis, gua muak lihat muka lu ! Dasar cowok enggak tau diri!
d. Ih, mulutmu bau amat, sih! Nggak pernah disikat, 'kali!
e. Idih, WC-nya bau pesing banget ! Jijik, ah!
2. Interjeksi kekesalan atau kecewa: brengsek, sialan, buset (busyet) ,
keparat, celaka

a. Brengsek, disuruh ngebantuin malah ngomel!


b. Sialan, baru mau tidur sudah dibangunin!
c. Buset, aku dimarahi guru gara-gara kamu!
d. Keparat, dompet saya kecopetan di pasar!
e. Celaka, kopornya ketinggalan di lobi bandara!
3. Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduh, waduh (duh), aduhai,
amboi, asyik, wah

a. Aduh, cantik sekali kamu malam ini!


b. Aduhai, indah sekali pemandangan di sini!
c. Amboi, akhirnya sampai juga kita dengan selamat!
d. Asyik, nikmatnya kita duduk-duduk di pantai yang sepi ini.
e. Wah, goyang dangdut penyanyi itu benar-benar seksi!
4. Interjeksi kesyukuran: syukur, alhamdulillah, untung

a. Syukur, kamu dapat diterima pada perusahaan itu!


b. Alhamdulillah, keluarga saya luput dari kecelakaan itu.
c. Untung, waktu terjadi kerusuhan itu toko kami tidak dijarah.
5. Interjeksi harapan : insya Allah, mudah-mudahan, semoga

a. Insya Allah, saya akan datang ke pesta pernikahanmu!


b. Mudah-mudahan Anda tiba dengan selamat di tanah air!
c. Semoga cita-citamu lekas tercapai!
6. Interjeksi keheranan : aduh, aih, ai, lo, duilah, eh,
oh, ah

a. Aduh, kamu kok suka gonta ganti pacar!


b. Aih, kurus amat kamu sekarang ini ! Lagi diet?
c. Ai, tasnya keren banget! Merek apa, sih?
d. Lo, masa nggak kenal lagi! Kamu 'kan teman sekolahku di SMP.
e. Duilah, begitu saja kamu tidak bisa!
f. Eh, aku heran dia bisa lulus ujian. Pada hal jarang belajar!
g. Oh, saya baru tahu kalau kamu sudah menikah
h. Ah, saya tidak kira kalau kamu pandai bahasa Korea.
7. Interjekasi kekagetan: astaga, astagafirullah, masyaallah, masa, alamak, gila
(gile)

a. Astaga, mahal amat baju ini! Nggak sanggup beli, deh!


b. Astagafirullah, seluruh keluarganya dibantai perampok?
c. Masyallah, pamanmu punya bini muda lagi?
d. Masa, si Ria udah hamil? Kan dianya belon menikah.
e. Alamak, dandanan cewek-cewek bachiguro itu serem banget!
f. Gile, dia bisa abisin bir selusin sendirian tapi nggak mabuk!
8. Interjeksi ajakan : ayo, yuk, mari

a. Ayo,, siapa mau ikut minum-minum ke kedai minum?


b. Yuk, kita pergi barengan ke Shibuya!
c. Mari, dicoba kuenya. Jangan malu-malu!
9. Interjeksi panggilan : hai, he, hei, eh, halo (alo)

a. Hai, kapan kamu datang dari Tokyo?


b. He, di mana si Alya tinggal sekarang?
c. Hei, tolong beliin gua rokok sebungkus!
d. Eh, mau ikut nggak ngedugem malam ini!
e. Halo, apa kabar, sayang!
10. Interjeksi marah atau makian: goblok, tolol, sontoloyo

a. Goblok, sudah diajarin juga nggak ngerti-ngerti.


b. Tolol, kopinya bukan diisi gula tapi garam!
d. Sontoloyo, kerjaan segampang ini nggak becus!

Anda mungkin juga menyukai