Anda di halaman 1dari 51

Unsur Kebahasaan

Teks Laporan
Percobaan
Stuktur teks laporan
percobaan ilmiah
(penelitian)
sistematika laporan penelitian yang lazim dipergunakan:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ( Kajian Pustaka)
A. Penemuan-Penemuan Sebelumnya
B. Teori
Name Here yang Mendasari
C. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
B. Pemilihan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
C. Teknik Pengumpulan Data
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
B. Analisis Data Penelitian
C. Pembahasan

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B.Name
Saran
Here

DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN.
Kalimat Deklaratif
01

Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif


02 Kalimat Aktif Transitif dan
Intransitif.

Kata Tugas
03

Beberapa Unsur
Kebahasaan Teks 04 Kata Serapan
Laporan Percobaan
1. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang berisi informasi pernyataan, fakta, atau
pendapat untuk memberitakan suatu peristiwa. Jadi sama dengan kalimat berita.

Ciri-Ciri Kalimat Deklaratif


•Bersifat Informatif.
•Tidak memerlukan jawaban dari lawan bicara.
•Bersifat tidak memaksa.
•Name
Berintonasi
Here netral atau datar.
•Selalu diakhiri dengan tanda baca titik (.). Tanda baca titik (.) ini berfungsi sebagai
tanda akhir atau penutup dari penyampaian informasi oleh narasumber.

•Contoh kalimat deklaratif dalam laporan percobaan:


•Antibiotik yang ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928
berhasil menekan angka kematian akibat infeksi.
2.Kalimat Aktif dan Pasif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya aktif
melakukan suatu perbuatan, sedangkan kalimat
pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu
perbuatan.
Kalimat aktif transitif dapat diubah ke dalam
bentuk kalimat pasif karena dilengkapi dengan objek
dalam pola kalimatnya. Kalimat aktif
intransitif adalah kalimat aktif yang tidak dilengkapi
dengan objek sehingga pola kalimatnya berbentuk S-P
atau S-P-K .
3. Kata Tugas
Kata tugas adalah salah satu jenis kata
dalam bahasa Indonesia yang hanya
memiliki makna gramatikal “maknanya
berubah sesuai konteksnya” dan tidak
memiliki makna leksikal “makna tetap”
artinya makna dari kata tugas akan
menjadi jelas ketika dia dihubungkan
dengan kata lain dalam sebuah kalimat,
sebagian besar kata tugas bentuknya
tetap dan hanya sedikit yang dapat
mengalami perubahan bentuk.
Macam-macam jenis kata tugas
1. Kata Depan “Preposisi”
2. Kata Penghubung “Konjungsi”
3. Kata Seru “Interjeksi”
4. Kata Sandang “Artikula”
5. Partikel Penegas(-lah, -kah,-tah,-pun)
Kata Depan( Preposisi)
Adalah kata yang terletak di posisi
depan tepat sebelum kata yang lain.
Kata lain yang dimaksud adalah kata
benda, kerja, dan keterangan lain.
Aturan penulisan kata depan
1. Aturan penulisan apabila menyatakan
tempat
2. Aturan penulisan jika menjadi
imbuhan 
3.  Aturan penulisan jika berada dalam
judul 
Fungsi Kata Depan( Preposisi)
1. Menyatakan atau menunjukan
tempat. Contohnya: di, pada, dalam,
atas,  antara
2. Menyatakan Arah Asal contohnya:
dari
3.  Menyatakan Arah Tujuan,
Contohnya: ke, kepada, terhadap
4. Menyatakan Pelaku , contohnya: oleh
5. Menyatakan Alat , contohnya: dengan
Fungsi Kata Depan( Preposisi)
6. Menyatakan Perbandingan,
contohnya: daripada
7. Menyatakan Hal atau Masalah,
contohnya: tentang, mengenai
8. Menyatakan Akibat , contohnya:
sampai, hingga
9. Menyatakan Suatu Tujuan ,
contohnya:untuk, buat, guna,  bagi
2. Kata Penghubung( Konjungsi)
Konjungsi adalah kata penghubung
antarklausa, antarkalimat, atau
antarparagraf.
Konjungsi antarklausa, Konjungsi yang
menghubungkan klausa induk dengan
anak, disebut juga konjungsi intrakalimat.
Konjungsi intrakalimat dibagi menjadi dua
jenis, yakni konjungsi koordinatif dan
subordinatif.

Konjungsi koordinatif
Merupakan konjungsi yang
menghubungkan dua klausa atau lebih
yang memiliki kesamaan derajat.
Contoh konjungsinya, yakni dan, atau,
tetapi, sedangkan, melainkan, lalu,
kemudian,  padahal.
Konjungsi subordinatif
Merupakan konjungsi yang
menghubungkan dua klausa atau lebih
yang tidak memiliki kesamaan derajat.

Contoh konjungsinya, yaitu sesudah,


setelah, sebelum, jika, jikalau, bila,
andaikan, seandainya, seumpamanya,
agar, supaya, biar, meskipun, sekalipun,
biarpun, seakan-akan, seolah-olah, seperti,
sebab, karena, sehingga, dll
Kata seru atau interjeksi
Interjeksi atau kata seru adalah kata tugas yang
mengungkapkan rasa hati pembicara.
Untuk memperkuat rasa hati seperti rasa
kagum, sedih, heran, dan jijik, orang memakai
kata tertentu di samping kalimat yang
mengandung maksud pokok.
Di bawah ini diberikan beberapa jenis
interjeksi dan contohnya.
1. Interjeksi kejijikan : bah, cih, cis, ih, idih
(idiih)
  Contoh: a. Bah, segera kau keluar dari
kamar ini juga!
             b. Cih, tidak tahu
malu ! Maunya ditraktir orang melulu!
              c. Cis, gua muak lihat muka
lu ! Dasar cowok enggak tau diri!
              d. Ih, mulutmu bau amat, sih!
Nggak pernah disikat, 'kali!
              e. Idih, WC-nya bau pesing
banget ! Jijik, ah!
Interjeksi kekesalan atau kecewa: brengsek,
sialan, buset (busyet) , keparat, celaka
  Contoh: a. Brengsek, disuruh ngebantuin
malah ngomel!
              b. Sialan, baru mau tidur
sudah dibangunin!
              c. Buset, aku dimarahi guru
gara-gara kamu!
              d. Keparat, dompet saya
kecopetan di pasar!
              e. Celaka, kopornya
ketinggalan di lobi bandara!
 Interjeksi kekaguman atau kepuasan: aduh
(duh), aduhai, amboi, asyik, wah
  Contoh: a. Aduh, cantik sekali kamu malam
ini!
              b. Aduhai, indah sekali
pemandangan di sini!
              c. Amboi, akhirnya sampai
juga kita dengan selamat!
              d. Asyik, nikmatnya kita
duduk-duduk di pantai yang sepi ini.
             e. Wah, goyang dangdut
penyanyi itu benar-benar seksi!
Interjeksi kesyukuran: syukur, alhamdulillah,
untung
Contoh: a. Syukur, kamu dapat diterima pada
perusahaan itu!
       b. Alhamdulillah, keluarga saya
luput dari kecelakaan itu.
       c. Untung, waktu terjadi
kerusuhan itu toko kami tidak dijarah.
Interjeksi harapan : insya Allah, mudah-
mudahan, semoga
  Contoh: a. Insya Allah, saya akan datang ke
pesta pernikahanmu!
            b. Mudah-mudahan Anda tiba
dengan selamat di tanah air!
              c. Semoga cita-citamu lekas
tercapai!
 Interjeksi keheranan : aduh, aih, ai, lo, duilah, eh, oh, ah
  Contoh: a. Aduh, kamu kok suka gonta ganti pacar!
              b. Aih, kurus amat kamu sekarang ini ! Lagi
diet?
              c. Ai, tasnya keren banget! Merek apa, sih?
              d. Lo, masa nggak kenal lagi! Kamu 'kan
teman
sekolahku di SMP.
               e. Duilah, begitu saja kamu tidak bisa!
              f. Eh, aku heran dia bisa lulus ujian. Pada
hal jarang belajar!
              g. Oh, saya baru tahu kalau kamu sudah
menikah
              h. Ah, saya tidak kira kalau kamu pandai
bahasa Korea.
Interjekasi kekagetan: astaga, astagafirullah,
masyaallah, masa, alamak, gila (gile)
  Contoh: a. Astaga, mahal amat baju ini! Nggak
sanggup beli, deh!
        b. Astagafirullah, seluruh
keluarganya dibantai perampok?
        c. Masyallah, pamanmu punya bini
muda lagi?
        d. Masa, si Ria udah hamil? Kan
dianya belon menikah.
        e. Alamak, dandanan cewek-cewek
bachiguro itu serem banget!
        f. Gile, dia bisa abisin bir selusin
sendirian tapi nggak mabuk!
Interjeksi ajakan : ayo, yuk, mari
  Contoh : a. Ayo,, siapa mau ikut minum-
minum ke kedai minum?
              b. Yuk, kita pergi barengan ke
Shibuya!
              c. Mari, dicoba kuenya. Jangan malu-
malu!
Interjeksi panggilan : hai, he, hei, eh, halo (alo)
   Contoh : a. Hai, kapan kamu datang dari
Tokyo?
               b. He, di mana si Alya tinggal
sekarang?
               c.. Hei, tolong beliin gua rokok
sebungkus!
               d. Eh, mau ikut nggak ngedugem
malam ini!
               e. Halo, apa kabar, sayang!
Kata Sandang atau Artikula atau artikel
Kata sandang merupakan jenis kata
yang tidak mempunyai makna secara
khusus. Makna yang terkandung dalam
kata sandang berkaitan dengan kata
benda atau nomina yang menyertainya.
Secara garis besar, kata sandang
terbagi menjadi tiga jenis yaitu kata
sandang tunggal, kata sandang jamak,
dan kata sandang netral.
Adapun beberapa contoh kata sandang
tunggal adalah sebagai berikut.1) Sang
"Sang" merupakan kata sandang yang biasa
digunakan untuk menyertai penyebutan
manusia, makhluk hidup lain, atau benda
mati yang memiliki dianggap memiliki
martabat tinggi. Akan tetapi, terkadang kata
sandang "Sang" kerap dipakai sebagai
sindiran.
Contoh penggunaan kata sandang Sang:
- Sang Ratu sudah memberikan keringanan
hukuman atas pengkhianatan abdinya.
- Seluruh peserta upacara memberi hormat
pada Sang Saka merah putih.
2) Yang
"Yang" merupakan kata sandang biasa
dipakai untuk menggantikan
penyebutan nama Tuhan atau
seseorang yang sangat dimuliakan.
Contoh penggunaan kata sandang
Yang:
- Tuhan Yang Maha Pemurah pasti
memberi banyak rezeki asal kita mau
berusaha.
- Sebagai manusia kita hanya mampu
menerima takdir Yang Maha Esa.
3) Sri
"Sri" merupakan kata sandang yang
biasa digunakan untuk menyertai nama
seseorang yang memiliki gelar tinggi,
seperti keturunan raja.
Contoh penggunaan kata sandang Sri:
- Sri Sultan Hamengkubuwono X
menghadiri acara gerebek Suro.
- Sri Sultan Ahmed dijadwalkan akan
mengunjungi Jakarta siang ini setelah
bertolak dari Brunei.
4) Hang
"Hang" merupakan kata sandang yang jarang
digunakan. Kata sandang ini hanya digunakan
dalam karya sastra lama guna menyebut
seseorang yang dimuliakan.
Contoh penggunaan kata sandang Hang:
- Sungguh berjasa sosok Hang Jebat,
keberaniannya membela kaum Melayu akan
diingat sampai nanti.
- Hang Tuah berada di rumah ibunya saat
kebakaran melanda pemukiman warga
5) Hyang
"Hyang" merupakan kata sandang yang
hanya digunakan untuk menyebut atau
mengiringi panggilan kepada Dewa dan
Dewi. Karenanya, kata sandang ini
kerap digunakan oleh umat Hindu di
Indonesia untuk menyebut para Dewa
dan Dewi yang disembah.
Contoh penggunaan kata sandang
Hyang:
- Semua umat Hindu percaya Hyang
Widhi senantiasa menjaga mereka
Dang
"Dang" merupakan kata sandang yang
termasuk dalam kosakata warisan sastra
lama. Kata sandang ini hanya digunakan
secara khusus untuk menyertai penyebutan
nama wanita yang dihormati.
Contoh penggunaan kata sandang Dang:
- Kecantikan nan rupawan paras Dang Nur,
wajar semua pemuda memperebutkannya.
- Dang Kiran memastikan untuk menerima
pinangan Hang Rama.
Jenis-Jenis Kata Sandang Jamak
1) Umat
"Umat" merupakan kata sandang yang
digunakan untuk menyertai penyebutan
sekelompok orang yang memiliki
keyakinan dan kepercayaan yang sama.
Contoh penggunaan kata sandang
umat:
- Umat muslim akan merayakan hari
raya Idul Fitri pada pertengahan tahun.
- Umat Islam adalah pemeluk agama
terbesar di Indonesia.
2) Kaum
"Kaum" merupakan kata sandang jamak
yang digunakan untuk menyertai
penyebutan sekumpulan orang dengan
kesamaan dalam pandangan.
Contoh penggunaan kata sandang
kaum:
- Kaum muslimah NU sedang
mengadakan takbir akbar keliling se-
Jabotabek.
- Saat ini kaum lemah pun mulai
bersuara menyalurkan aspirasi mereka.
3) Para
"Para" merupakan kata sandang jamak yang
paling umum digunakan. Biasanya, Para
dipakai untuk menyebut sekelompok manusia
yang memiliki kesamaan dalam aspek
tertentu (pekerjaan, jenis kelamin).
Contoh penggunaan kata sandang para:
- Para Romo dipersilahkan duduk kembali.
- Para mahasiswa sedang berdemo di depan
istana presiden menuntut penurunan harga
BBM.
Kata Sandang Netral
1) Si
"Si" merupakan kata sandang netral yang
cukup populer karena sering digunakan di
cerita dongeng. Kata sandang si terkadang
kata sandang Si juga digunakan untuk
membentuk kata benda dari kata sifat.
Contoh penggunaan kata sandang Si:
- Si Kancil memang binatang yang amat
cerdik.
- Si Mancung mengajak adiknya pergi ke
taman kota.
2) Yang
Berbeda dengan kata sandang tunggal "Yang"
diperuntukkan Tuhan, "yang" ternyata juga
bisa jadi satu kata sandang bersifat netral
untuk mengganti seseorang yang tunggal,
tanpa adanya jabatan atau pangkat tinggi.
Contoh penggunaan kata sandang yang:
- Sepertinya tadi ada yang menggoda hatiku.
- Eka akhirnya berjumpa dengan seorang
yang ditunggunya sejak pagi.
Partikel Penegas
Partikel penegas merupakan sebuah bentuk
kata yang mengungkapkan penegasan. Kata
yang satu ini tidak tertakluk pada perubahan
bentuk dan hanya berfungsi menampilkan
unsur yang diiringinya.
Jenis-jenis Partikel Penegas Kata tugas penegas
terbagi menjadi empat jenis yaitu partikel lah, kah,
tah, pun, dan juga per. Berikut adalah masing-masing
penjelasannya :  
Partikel -lah merupakan partikel yang biasanya
digunakan pada kalimat deklaratif. Penulisannya
tidak boleh dipisahkan dengan kata yang
mengikutinya. Selain itu, partikel -lah juga bisa
dipakai untuk memperhalus kalimat dan juga
memberikan penegasan atau penekanan.
contoh dari partikel ini yaitu bacalah, buanglah,
mulailah, kejarlah, bangkitlah, dan masih banyak lagi
yang lainnya.
Partikel -kah
Partikel -kah merupakan partikel yang banyak
ditemukan pada kalimat tanya. Cara
penulisannya harus ditulis serangkai dengan
kata tanya yang mengikutinya. Selain itu,
partikel ini juga bisa diletakkan setelah kata
benda atau kata keterangan. Dalam kondisi ini,
cara penulisannya harus dipisah. Beberapa
contoh dari partikel -kah antara lain yaitu
siapakah, apakah, bagaimanakah, dimanakah,
berapakah, kapankah, dan masih banyak lagi
yang lainnya.
Partikel -tah Jenis yang ketiga adalah partikel -
tah. Partikel yang satu ini digunakan untuk
memberikan perintah atau pertanyaan namun
tidak memerlukan jawaban. Saat ini, tidak
banyak buku yang terdapat tulisan dengan
partikel ini. Kecuali, pada buku sastra
Indonesia lama. Sama seperti partikel -kah dan
-lah, cara penulisan partikel ini wajib
disambung dengan kata yang mengikutinya.
Apatah dan manatah merupakan dua contoh
dari partikel -tah.  
Partikel pun Jenis partikel penegas yang
terakhir adalah partikel -pun. Menurut aturan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia,
partikel ini harus ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya kecuali untuk beberapa
kata yang dianggap padu yaitu : adapun,
ataupun, andaipun, bagaimanapun, biarpun,
kendatipun, kalaupun maupun, meskipun,
sungguhpun, sekalipun dan walaupun. Selain
contoh di atas, contoh lain dari partikel pun
adalah apa pun, malam pun, satu kali pun, mati
pun, aku pun, dan masih banyak lagi yang
lainnya.  
Partikel per
Jenis partikel ini mungkin belum kamu ketahui
sebelumnya karena tergolong masih baru.
Menurut PUEBI, penulisan partikel per ditulis
terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Partikel per bisa diartikan 'demi', 'mulai', atau
'tiap'. Contohnya yaitu satu per satu, per meter,
per kilometer, per bulan, dan lain sebagainya
4. Kata Serapan
kata yang berasal dari
 

bahasa lain (baik itu bahasa


daerah maupun bahasa luar
negeri) yang kemudian
ejaan, ucapan, dan
tulisannya disesuaikan
dengan penuturan 
masyarakat Indonesia untuk
memperkaya kosakata.
Carilah contoh kata
 

serapan Belanda, Inggris,


Arab, Sansekerta, Jawa
Kuno, Tionghoa,
Portugis.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai