Contoh :
P S
ü Pergi !
ü Taksi !
Contoh :
S P - S P O
Contoh :
S P
KW S P
Pola kalimatnya : KW S P
SP
JENIS KALIMAT LAINNYA
§ Kalimat Mayor
§ Kalimat Inti
Cirinya :
o Susunannya S – P
Contoh :
Ayahnya guru. (KB – KS)
§ Kalimat luas
Contoh :
Adiknya pergi.
§ Kalimat transformasional
Kalimat inti yang mengalami pemberian intonasi, perubahan susunan kata atau penambahan unsur-
unsur.
Contoh :
PARTIKEL
Partikel adalah semacam akhiran yang berbentuk khusus dan ringkas. Partikel sering diletakkan setelah
kata dasar atau kata berakhiran. Beda partikel dan akhiran adalah : akhiran berfungsi dalam
pembentukan kata sedangkan partikel berfungsi dalam embentukan kalimat setaraf dengan kata tugas.
Oleh karena itu, partikel masuk ke dalam bagian sintaksis.
1. Partikel “lah”
a. Menguatkan perintah/perbuatan
b. Menghaluskan permintaan
c. Menekankan subyek.
e. Penyerahan/merendahkan diri.
2. Partikel “kah”
a. Pembentuk kalimat tanya.
b. Menekankan pertanyaan.
3. Partikel “tah”
4. Partikel “pun”
a. Berarti “juga”
Contoh : Siapapun yang berusaha menyelewengkan UUD 1945, akan behadapan dengan pemerintah
dan rakyat.
Kalimat fakta adalah kalimat yang disusun berdasarkan data atau bukti-bukti yang benar-benar ada.
Ciri kalimat fakta:
Kalimat opini adalah kalimat yang disusun berdasarkan pendapat tanpa bukti-bukti yang jelas dan hanya
merupakan pendapat pribadi itu sendiri.
Ciri:
• Artikel
Artikel merupakan salah satu bentuk karangan non fiksi yang berupa pendapat yang disusun untuk
menanggapi suatu fakta yang terjadi di masyarakat dengan menggunakan penjabaran masalah disertai
masalah.
Ciri-ciri artikel:
v Bersifat objektif
• Tajuk rencana
Tajuk rencana adalah karangan non fiktif yang berisi opini/pendapat penulis (biasanya pemimpin
redaksi), yang disertai alasan, fakta, dan meyakinkan guna mempengaruhi pembaca agar menerima dan
membenarkan pendapat, gagasan, dan keyakinan penulis terhadap suatu masalah penting.
Ciri-ciri:
ü Berisi alasan yang diperjelas dengan fakta dan bukti berupa contoh, data statistik, angka dan
sebagainya
ü Berisi gagasan dan pendapat yang mempengaruhi pembaca sehingga pembaca mau menerima dan
membenarkan gagasan tersebut
• Esai
Esai adalah suatu karangan non fiksi yang disusun berdasarkan pendapat penulis untuk menanggapi
suatu masalah dengan menggunakan analogi dari masalah tersebut yang tidak memerlukan solusi dari
penulis.
Ciri-ciri esai:
• Bersifat subjektif
KERANGKA KARANGAN
Kerangka Karangan adalah kerangka yang dibuat sebelum kita membuat karangan atau tulisan. Kerangka
karangan ibarat jalan/ rambu-rambu pengarah agar karangan kita mencapai tujuan dengan baik. Dengan
kerangka karangan diharapkan karangan/ tulisan kita tidak mengalami penyimpangan. Itulah sebabnya
kerangka karangan menjadi sangat penting bagi penulis.
(1) Pendahuluan,
(3) Penutup.
1. Pendahuluan
Pendahuluan berisi tentang latar belakang timbulnya masalah. Kita dapat memberikan penjelasan
secara global pengertian dari unsur kalimat tema. Yang dimaksud dengan unsur kalimat tema adalah
unsur-unsur yang membentuk kalimat tema yakni unsur subjek, unsur predikat, dan unsur objek atau
keterangan.
2. Isi
Isi karangan dapat dikembangkan dengan memasukkan alas an atau penjelasan secara ekspositoris yang
berkaitan dengan pikiran utama. Isi karangan dapat juga berisi ilustrasi berupa bukti atau contoh atau
rincian. Isi karangan berisi ide-ide pokok atau gagasan-gagasan utama dalam membentuk sebuah
karangan. Bagian ini merupakan bagian yang paling penting dari sebuah karangan, karena inti dari
karangan tersebut terkandung dalam isi.
3. Penutup
Bagian penutup biasanya berisi penegasan kembali pendapat atau gagasan yang telah dipaparkan pada
bagian isi, atau bentuk ringkas dari bagian isi.
- Pembukaan
Bagian pembukaan biasanya menceritakan secara detail mengenai kehidupan sehari-hari tokoh dalam
cerita tersebut, atau memperkenalkan watak dari masing-masing tokoh dalam cerita.
- Konflik
Dalam bagian ini, biasanya mulai dimunculkan konflik atau masalah yang terjadi atau dialami oleh tokoh
dalam cerita tersebut. Konflik dapat berupa konflik dalam kehidupan sehari-hari, atau konflik batin yang
dialami tokoh dalam cerita tersebut.
Bagian ini berisi tentang puncak dari konflik yang ada. Puncak permasalahan dan mulai mengarah
kepada penyelesaian.
- Penyelesaian
Bagian penyelesaian merupakan pemecahan dari masalah yang terjadi. penyelesaian dalam sebuah
cerita dapat dibagi menjadi dua, yaitu berakhir bahagia (happy ending) atau berakhir
menyedihkan. Semua itu ditentukan oleh si pengarang cerita sendiri.
1. Analogi
Pengembangan paragraph secara analogi adalah paragraph yang disertai dengan contoh-contoh yang
nantinya mengarah kepada suatu kesimpulan. Contoh-contoh yang diberikan belum dapat mewakili,
sehingga analogi disebut juga generalisasi yang salah.
Jakarta merupakan kota yang sering dilanda banjir. Ada kawasan-kawasan yang sering dilanda banjir,
ada juga yang aman dari banjir. Cilandak merupakan daerah rawan banjir yang terletak di daerah Jakarta
Selatan. Hal yang sama dialami juga oleh daerah Cileduk. Walaupun berada di kawasan yang berbeda,
Tanjung Duren yang terletak di Jakarta Barat juga sering dilanda banjir. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa Jakarta merupakan kota yang sering mengalami kebanjiran.
2. Generalisasi
Pengembangan paragraph secara generalisasi adalah paragraf disertai contoh-contoh yang mengarah
pada suatu kesimpulan. Contoh-contoh yang diberikan sudah mewakili kesimpulan yang ditarik di dalam
paragraph tersebut.
Jakarta merupakan kota yang sering dilanda banjir. Cilandak dan Cileduk adalah daerah yang sering
dilanda banjir di kawasan Jakarta Selatan. Pada kawasan Jakarta Barat, daerah Pesanggrahan, Kalideres,
dan Kebon Jeruk juga mengalami hal yang sama. Jakarta Timur, daerah Cipinang, Kalimalang, dan
Jatinegara. Jakarta Utara yaitu daerah Ancol dan Sunter. Jakarta Pusat, yaitu Jalan Sabang, Sudirman dan
Roxy. Daerah-daerah tersebut berada di seluruh kota Jakarta, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Kota Jakarta merupakan kota yang sering mengalami kebanjiran.
3. Sebab-akibat
Pengembangan paragraph secara sebab-akibat adalah paragraph yang diawali dengan suatu masalah
yang nantinya akan dibahas sebab dan akibat dari masalah tersebut.
Seno merupakan anak yang nakal. Ia tidak pernah menuruti nasihat orang tuanya. Suatu hari, ia
membeli makanan di pinggir jalan. Setelah melahap makanan tersebut, tiba-tiba ia merasa sakit perut.
Ternyata ia sakit perut karena memakan makanan yang sudah basi. Maka, ia segera lari pulang ke rumah
untuk meminta pertolongan. Lalu, ibunya berkata bahwa halnya dapat terjadi sebagai akibat dari
kenakalan Seno sendiri, yaitu tidak menuruti perintah ibunya, sehingga jajan sembarangan.
IDENTIFIKASI IDE POKOK
Hal-hal pokok yang terdapat dalam paragraf dapat terletak baik di awal maupun di akhir paragraph. Jika
ide pokok terletak pada awal paragraf, maka paragraph itu disebut paragraph deduktif. Namun jika ide
pokok terletak pada akhir suatu paragraf, maka disebut paragraph induktif. Biasanya, ide pokok terdapat
dalam kalimat utama.
Dalam sebuah wacana, terdapat sejumlah hal pokok yang menjadi inti. Hal-hal pokok tersebut dapat
ditulis secara lugas atau tersamar dan tersebar dalam setiap kalimat yang membangun wacana. Jika
dituliskan secara lugas atau eksplisit, pembaca dapat dengan mudah menangkap inti wacana. Namun,
jika ditulis secara implicit, pembaca harus membaca dengan lebih jeli untuk memahaminya.
KALIMAT AMBIGU
Kalimat ambigu adalah kalimat yang memiliki makna ganda, hal ini disebabkan oleh frase ambigu
yang terbentuk di kalimat, sehingga pembaca / pendengar bisa berbeda dalam mentafsirkan maksud si
pembicara/penulis.
Misalnya :
Hal ini dapat diartikan sebagai edward memandangi lukisan yang terdapat gambar hiubert, atau edward
memandangi lukisan hasil karya hiubert, atau edward memandangi lukisan milik hiubert.
KATA PENGHUBUNG
Digunakan untuk menggabunkan dua klausa menjadi satu kalimat, ada beberapa jenis kata penghubung
:
Misalnya : supaya, agar, agar supaya, tetapi, melainkan, biarpun, jikalau, walaupun, meskipun,
sekalipun, kalau
Misalnya : alkisah
Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu konsep, proses,
keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu
Macam-macam istilah :
1. Istilah khusus
adalah istilah yang muncul karena pemakaian dan maknanya terbatas pada suatu bidang
tertentu. Contoh : epidemi, moneter, agraris
2. Istilah umum
Adalah istilah yang muncul karena unsure bahasa digunakan secara umum. Contoh : upaya, kaji, ahli
Ciri – ciri istilah :
5. makna istilah tidak menimbulkan nilai rasa tertentu (bebas konotasi sosial)
Pembentukan istilah :
Penggabungan istilah :
4. gunakan istilah yang berbeda terhadap sinonim asing yang hampir bersamaan. Contoh istilah:
biologi, kimia, fisika, kesehatan, pertanian.
STRUKTUR KALIMAT
Kata atau kelompok kata merupakan pembentuk utama kalimat. Dalam kalimat terdapat pula
pengatruan hubungan antara bagian-bagiannya sehingga kata atau kelompok kata mempunyai fungsi
atau jabatan tertentu.
Fungsi atau jabatan kata dalam kalimat yang umum adalah subyek, predikat, obeyk, keterangan, yang
sering kita kenal dengan SPOK.
o Siapa yang diveritakan atau yang melakukan pekerjaan dalam kalimat tersebut diatas, jawabnya
adalah Deni, maka disini jelas bahwa Deni merupakan subyek
o Mengapa Deni?
Deni memukul anjing. Maka dalam hal ini kata memukul sebagai predikat
Yang dipukul Deni adalah anjing. Jadi dalam hal ini anjing merupakan obyek, yaitu yang dikenai
pekerjaan yang dilakukan oleh subyek.
Untuk mencari keterangan dalam suatu kalimat dapat dibantu dengan menggunakan kata Tanya :
dimana, kemana, kapan, bilamana, berapa, bagaimana, dan sebagainya.
o Siapa : Deni
o Mengapa : memukul
o Apa : anjing
o Obyek
Contoh seperti Deni memukul anjing diatas, anjing merupakan obyek penderita
§ Obyek penyerta
§ Obyek pelaku
Contoh : Baju dijahit ibu untuk adik. Dalam hal ini baju merupakan obyek pelaku
o Keterangan
Kalimat yang terdiri minimal dari subyek dan predikat seperti kalimat – kalimat diatas disebut kalimat
sempurna atau kalimat mayor. Selain itu terdapat pula kalimat minor / elips / tidak lengkap, seperti :
Pergi!, Taksi!
Ada juga kalimat susun balik atau kalimat sungsang / inversi yang mempunyai pola kalimat P-S, predikat-
subyek, seperti : Cantik sekali anak itu. Cantik sekali merupakan predikat dan anak itu merupakan
subyek.
Kalimat langsung adalah kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadian dari sumber lain dengan
langsung menirukan, mengutip atau mengulang kembali ujaran dari sumber tersebut.
Contoh:
Pengiring Kutipan
Kutipan Pengiring
3. Berkemungkinan susunan:
a) pengiring/kutipan
b) kutipan/pengiring
c) kutipan/pengiring/kutipan
Kalimat tak langsung adalah ragam kalimat berita yang memuat peristiwa atau kejadian dari sumber
lain yang diubah susunannya oleh penutur, tidak secara langsung menirukan atau mengucapkan dari
sumber tersebut.
Contoh :
Ciri-ciri:
3. Pelaku yang dinyatakan pada isi kalimat langsung mengalami perubahan, yakni:
c) kata ganti orang ke-2 jamak atau kita menjadi kami atau mereka,
JENIS PARAGRAF
Ø Paragraf deduksi
Contoh :
Rumah Badu sangat luas. Rumahnya dikelilingi oleh taman yang luasnya hamper dua kalinya rumahku.
Gedung rumahnya sendiri teridri dari ntiga lantai. Lantai pertama digunakan untuk ruang keluarga,
ruang tamu dan ruang makan. Lantai 2 ada kamar tidur orang tuanya dan ruang audio visual sedangkan
lantai tiga terdapat Kamar tidur Badu dan adiknya.
Ø Paragraf induksi
Contoh :
Kehadiran pasar swalayan dan plaza akhir-akhir ini semakin semarak di Indonesia,
terutama di Jakarta dan kota pendukungnya seperti Bekasi, Tangerang, Depok dan Bogor. Kalau dulu,
orang yang berkantong tebal dan tinggal di pusat kota sajalah yang dapat menikmatinya. Kini
masyarakat menengah ke bawah pun sudah dapat menikmati sarana semacam itu. Kondisi ini
menunjukkan bahwa pembangunan fisik di Indonesia, khususnya Jakarta dan kota pendukungnya
cukup pesat.
Kalimat utamanya : Kondisi ini menunjukkan bahwa pembangunan fisik di Indonesia, khususnya Jakarta
dan kota pendukungnya cukup pesat.
Ø Paragraf campuran
Contoh :
1. Narasi
Merupakan jenis karangan non fiksi yang menceritakan berdasarkan kronologis waktu.
Ciri utama:
§ kronologis waktu
§ keterangan waktu
2. Deskripsi
Ciri utama :
§ memberikan gambaran
§ panca indera
§ cirri-ciri
3. Eksposisi
Merupakan jenis karangan non fiksi yang bertujuan memaparkan runtutan proses.
Ciri utama :
§ ilmiah
§ sistematis
§ runtun
§ proses
4. Argumentasi
Merupakan jenis karangan non fiksi yang memaparkan masalah beserta pendapat dan referensi
pendukung.
Ciri utama :
§ Pendapat
5. Persuasi
Merupakan jenis karangan non fiksi yang bersifat mengajak atau mempengaruhi pembaca.
Ciri utama :
§ Ajakan
FRASE
Frase adalah kelompok kata yang tidak mempunyai subyek dan predikat (bersifat nonpredikatif). Dalam
sebuah frase terdapat 2 buah unsure/ komponen. Salah satu unsur adalah inti dan yang lain sebagai
penjelas. Sebuah frase disebut menurut intinya.
Sifat frase :
Adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata nominal.
- Ia membeli sepeda
Sepeda baru mempunyai distribusi yang sama dengan kata sepeda. Kata sepeda termasuk kata
nominal, karena itu frase sepeda baru termasuk golongan frase nominal. Secara kategorial frase
nominal terdiri dari :
§ N diikuti N seperti pada rumah pekarangan, ayah ibu, suami istri, gedung sekolah, kakak saya
§ N diikuti bilangan seperti pada telur tiga butir, sawah lima petak, sarung sepuluh helai
§ N diikuti frase depan, seperti pada beras dari pelanggan, penilaian terhadap masalah itu
§ N didahului bilangan seperti pada dua buah sepeda, enam penjahat, sepuluh ekor ayam
§ Yang diikuti V seperti pada yang tidak naik kelas, yang terpandai, yang bertopi
§ Yang diikuti bilangan seperti pada yang 3 buah, yang 10 biji, yang ketiga puluh
§ Yang diikuti keterangan seperti pada yang tadi, yang sekarang, yang kemarin siang
§ Yang diikuti frase depan seperti pada yang ke Surabaya, yang untuk Ahmad
Adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan frase verbal
Frase sedang membaca punya distribusi yang sama dengan kata membaca. Kata membaca termasuk
golongan verba, karena itu frase sedang membaca juga termasuk golongan verba
o Frase bilangan
§ Ia membeli 2 jam
Frase 2 buah dalam 2 buah jam punya distribusi yang sama dengan kata 2. Kata 2 termasuk golongan
kata bilangan, karena itu frase 2 buah termasuk frase bilangan
o Frase keterangan
Frase tadi pagi punya distribusi yang sama dengan kata tadi. Kata tadi termasuk kata keterangan waktu,
maka frase tadi pagi termasuk frase keterangan
Frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda / penjelas diikuti oleh kata / frase sebagai aksis /
unsur pusat
Frase di sebuah rumah terdiri dari kata depan di sebagai penanda diikuti sebuah rumah sebagai aksisnya
o Frase adjektiva
Frase yang terdiri dari sebuah kata sifat sebagai unsur pusat dan sebuah kata / frase sebagai penjelas
Mis : Udaranya terlalu panas.
Frase terlalu panas terdiri dari panas sebagai kata sifat dan sekaligus sebagai unsur pusat dan didahului
kata terlalu sebagai penjelas.
o Frase endosentris koordinatif / setara : suami istri, ayah ibu, kakak adik
o Frase endosentris atributif : ada yhang menjadi inti (DM-MD), diterangkan menerangkat atau
menerangkan diterangkan.
Contoh : rumah saya (rumah sebagai inti / diterangkan dan saya sebagai atribut / menerangkan; tragedi
berdarah (tragedy sebagai inti sedang berdarah merupakan atribut berimbuhan)
Peran S P O
F.bertingkat F.bertingkat
· Pelaku peledakan sedang tersenyum
Peran S P
F. bertingkat F.bertingkat
F.bertingkat F.setara
Peran S P O
F.bertingkat F.bertingkat
I S inti satelit
Peran S P O
Selain frase-frase diatas juga terdapat frase ambigu atau frase yang memiliki makna ganda. Sebagai
contoh frase “Lukisan ayah”. Frase ini dapat berarti lukisan milik ayah, lukisan hasil karya ayah, atau
dapat pula berarti lukisan gambar atau wajah ayah.
Sering terjadi kesalahan antara perbedaan frase dan kata majemuk. Perbedaan frase dan kata majemuk
terletak pada kesatuan artinya dan keeratan bagian pembentuknya. Keeratan itu ditandai oleh
ketidakmungkinan menyisipkan kata di antara bagian itu.
Contoh : “Orang tua itu sakit” dan “Orang tua Ani sakit”.
Orang tua dalam orang tua itu sakit merupakan frase yang berarti orang yang sudah tua. Frase ini dapat
disisipi kata seperti yang menjadi “Orang yang sudah tua itu sakit”. Akan tetapi kata orang tua dalam
Orang tua Ani sakit merupakan kata majemuk, bermakna ayah dan ibu Ani. Kata majemuk ini tidak
dapat disisipi kata lain lagi. Sehingga dapat disimpukan keeratan bagian pembentukan kata majemuk
lebih erat daripada frase karena pada frase masih dapat disisipi kata lain lagi sedang pada kata majemuk
tidak dapat.
KLAUSA
Dia sudah pergi merupakan induk kalimat, sedang ketika saya sudah datang merupakan klausa bawahan
atau yang disebut anak kalimat perluasan keterangan waktu
Ia tidak tahu bahwa ayahnya sakit keras. → SP O
S P O / Pelengkap SP
Ia tidak tahu merupakan induk kalimat sedang bahwa ayahnya sakit keras merupakan anak kalimat
perluasan objek atau pelengkap.
Ketika ia mengalami kecelakaan, ayahnya dinas di luar negeri dan ibunya pergi
K tempat SP
Kalimat di atas merupakan kalimat majemuk campuran dimana ketika ia mengalami kecelakaan
merupakan anak kalimat perluasan keterangan waktu, sedang ayahnya dinas di luar negeri dan ibunya
pergi ke Bandung keduanya adalah induk kalimat yang memiliki kedudukan yang setara atau sederajat.
Jadi yang dimaksud klausa adalah gabungan kata yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat karena
merupakan perluasan bagian – bagian kalimat seperti subyek, predikat, obyek, pelengkap, atau
keterangan. Klausa biasanya dijumpai pada kalimat majemuk yang setidaknya memiliki 2 buah klausa,
yang satu klausa inti atau induk kalimat, sedang yang lain merupakan klausa bawahan atau anak
kalimat. Ciri dari klausa bawahan biasanya didahului kata depan seperti kata bahwa, ketika, saat, akibat,
dsb.