Anda di halaman 1dari 6

ISUE BANGUNAN TAHAN GEMPA

• SEMAKIN TINGGI BANGUNAN, SEMAKIN


BESAR GAYA LATERAL (ANGIN & GEMPA)
• SEMAKIN BESAR BEBAN BANGUNAN DAN
BEBAN HIDUPNYA ( PENGHUNI + PERABOT)
• STRATEGI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN
GEMPA SISTEM CORE & SHEARWALL
SISTEM CORE STIFFNESS
• KEMAMPUAN BANGUNAN DALAM MENJAGA BENTUK
NYA, ATAU
• KETAHANAN STRUKTUR DALAM MENAHAN
DEFORMASI/DEFLEKSI
 LOKASI CORE
• DI TENGAH, SUPAYA EFEKTIF
• ATAU BERADA PADA PUSAT MASSA/ BERAT
BANGUNAN
• KURANG EFEKTIF JIKA POSISI NYA TIDAK LANGSUNG
BERHADAPAN DENGAN PUSAT BERAT BANGUNAN
SISTEM CORE STIFFNESS

 1  2

MUNCUL MOMEN

x 1
SHEAR WALL
• MENAHAN GAYA LATERAL : GEMPA DAN ANGIN,
RIGIDITY
• BERPERAN SEBAGAI DINDING
EKSTERIOR/INTERIOR YANG KEDAP
• DAPAT BERPERAN SEBAGAI BEARING WALL
YANG MEMIKUL BEBAN VERTIKAL BANGUNAN
• CORE BANGUNAN DAPAT TERBUAT DARI
SUSUNAN SHEARWALL
• TIDAK BOLEH ADA BUKAAN PADA SHEARWALL
BEARING WALL
• MEMIKUL GAYA VERTIKAL
• BERBAHAN BATA, BETON, ATAU KAYU
• BUKAN UNTUK MENAHAN GAYA LATERAL
• TIDAK DISARANKAN PADA BANGUNAN
TINGGI/ ZONA GEMPA
DILATASI STRUKTUR
• MEMISAHKAN STRUKTUR YANG TERLALU PANJANG, AGAR SAAT GEMPA ATAU
TANAH BERGERAK, STRUKTUR TIDAK MUDAH PATAH AKIBAT DIMENSINYA
SENDIRI
• JARAK ATAU GAP PADA DILATASI HARUS DIPERHITUNGKAN SUPAYA SAAT TERJADI
PERGERAKAN BANGUNAN, STRUKTUR TIDAK SALING MEMBENTUR SATU SAMA
LAIN DAN POTENSI TERJADI NYA KEBOCORAN AKIBAT GAP DILATASI.
• MENGGUNAKAN KARET SEBAGAI PENGHUBUNG GAP DILATASI

Anda mungkin juga menyukai