FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
KELOMPOK A
ISTININGTYAS NURDZAHABIYYAH DBB 114 030
• OBJEK II :
MASJID BESAR KIYAI GEDE KOTAWARINGIN
I. Bentuk Bangunan
II. Ruang Dalam
III. Ruang Luar
IV. Konstruksi (Sambungan, Sistem Struktur)
V. Material
VI. Teknologi Konstruksi
VII. Sosial Budaya
OBJEK I (UTAMA) :
BANGUNAN CAGAR BUDAYA , ASTANA AL NURSARI , KOTAWARINGIN LAMA,
KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
I. Bentuk Bangunan
II.Konstruksi
Bentuk bangunan
• Susunan Fasade
• Urutan Fasade
• Batas / Geometri
• Filosofi Bentuk Bangunan
• Elemen Pembentuk Fasade
Susunan Fasade
2
1
Urutan Fasade
ATAS
TENGAH
BAWAH
Batas / Geometri
1
1 2 3
OBJEK I (UTAMA) :
BANGUNAN CAGAR BUDAYA , ASTANA AL NURSARI ,
KOTAWARINGIN LAMA, KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT
• BENTUK BANGUNAN
Konstruksi
• Konstruksi Bawah
• Konstruksi Tengah
• Konstruksi Atas
KONSTRUKSI
CIRI-CIRI BANGUNAN
• Atap Sindang Langit tanpa plafond
• Tangga naik selalu ganjil
• Pamedangan diberi lapangan kelilingnya dengan “Kandang Rasi” berukir
• Konstruksi bagunan yaitu bahan utamanya “Kayu Ulin” karena faktor alam
kalimantan yang penuh dengan hutan rimba, telah memberikan bahan konstruksi
yang melimpah (.. : kayu)
• Bagian konstruksi pokok
a) Tubuh bangunan yang memanjang lurus kedepan merupakan Bangunan
Induk.
b) Bangunan yang menempel dikiri dan kanan disebut “Anjung”
c) Bubungan atap yang tinggi melancip disebut “Bubungan Tinggi”
d) Bubungan atap sengkuap yang memanjang kedepan disebut “Atap Sindang
Langit”
e) Bubungan atap yang memanjang kebelakang disebut “Atap Hambin Awan”.
8
9
7 6 5 4 3 2 1
1
2
3
4
5 6
DENAH TIANG
ASLI
DENAH TIANG
SETELAH
PEMUGARAN
• Total Keseluruhan Tiang
Tiang lama : 66
Tiang Tambahan : 461
Total : 527
• Jarak Antar Tiang
Tiang Lama : 1.50 M - 3.00 M ±
Tiang Tambahan : 80 Cm – 1.00 M ±
Ukuran Rata-Rata Tiang
Tiang lama : 50 Cm – 55 Cm (Diameter) ±
Tiang Tambahan : 5/10 (Balok Ulin)
Tinggi Tiang
Tinggi Keseluruhan Tiang : 1.90 m
I. Bentuk Bangunan
II. Ruang Dalam
III. Ruang Luar
IV. Konstruksi (Sambungan, Sistem
Struktur)
V. Material
VI. Teknologi Konstruksi
VII. Sosial Budaya
Bentuk bangunan
• Susunan Fasade
• Urutan Fasade
• Batas / Geometri
• Filosofi Bentuk Bangunan
• Elemen Pembentuk Fasade
Bentuk Bangunan
Bagian konstruksi inti dan ciri khas rangka atap pada bangunan rumah tradisional
Joglo adalah terletak pada susunan struktur rangka atap “brunjung” (bentuk piramida
terbalik, yaitu makin ke atas makin melebar dan terletak di atas ke-empat tiang “soko guru”
disusun bertingkat sampai dengan posisi “dudur dan iga-iga”) dan susunan rangka “uleng”
(susunan rangka atap berbentuk piramida yang disusun diatas ke-empat tiang “soko guru” ke
arah bagian dalam).
Atap Tumpang Sari
Kedua struktur ini kita kenal dengan nama
“Tumpang sari” bagian dalam dan bagian luar.
Kedua struktur rangka ini merupakan ciri khas yang
hanya dimiliki oleh bangunan tradisional bentuk
Joglo.
Pemasangan keseluruhan balok kayu
rangka ini dengan menggunakan sistim “cathokan”
atau saling berkaitan dengan sistim tarik, sehingga
fungsinya mengikat konstruksi secara rigid. Sistim
pengunci pada bagian rangka brunjung atau
“tumpang” bagian atas adalah dengan sistim
“sundhuk” dengan “emprit gantil”. Posisi pengunci
terletak pada tumpang terakhir yang juga merupakan
tempat menopang “dudur” dan “iga-iga” untuk
menopang konstruksi rangka usuk dan reng atap.
“Emprit Ganthil ini terdang dibentuk polosan atau
diukir dengan bentuk ornament jenis “nanasan”.
Dalam hal ini, jenis atap tumpang sari
merupakan jenis atap yang digunakan pada rumah
joglo.
RUMAH JOGLO
Penghawaan Pada Rumah Joglo.
ATAS
TENGAH
BAWAH
Urutan fasade
• Kaki
• Badan
• Kepala
Bentuk Bangunan
Bangunan berdenah bujursangkar tipe joglo
dikelilingi pagar kayu, kini diganti batu bata. Untuk
masuk ke ruangan dalam digunakan tangga kayu.
Masjid terdiri dari 4 tiang utama segi delapan sisinya
penuh dengan ukiran bermotif sulur-sulur dan spiral di
tengah ruangan berdiri di atas umpak berbentuk kelopak
bunga teratai. 12 tiang bulat tanpa ukiran lebih kecil dari
tiang sokoguru. Pada bagian tengah bulatannya lebih
kecil dari bagian dan lebih kecil dari tiang 12 pada
deretan kedua mengelilingi sokoguru sebagai penguat
dinding yang letaknya menempel pada dinding dalam
masjid. Di ruang utama terdapat mihrab, mimbar, dan
bedug. Bangunan tambahan di bagian belakang sebagai
tempat jamaah. Dinding dari kayu berventilasi udara di
atasnya. Atap ketiga bentuk kerucut dan dipuncaknya
terdapat hiasan bunga tiga tangkai. Atap bagian bawah
ujungnya ada hiasan sulur. Pada ujung bawah dinding
atap tingkat dua terdapat tiang penyangga atap teratas
dan alat pengeras sura adzan.
Ruang Dalam
• Bentuk Ruang
• Ukuran Ruang
• Susunan Ruang
• Urutan Ruang
• Orientasi Ruang
• Hirarki Ruang
• Elemen Pembentuk Ruang
• Filosofi Ruang
• Nilai Ruang
• Ornament Ruang Dalam
• Sifat Ruang
Ruang Luar
• Batas Ruang Luar
• Ukuran Ruang
• Pola Permukiman
• Pola Vegetasi / Landscape
• Ornament Ruang Luar
• Symbol
• Susunan Ruang Luar
• Tekstur
• Skala
• Ruang Negatif Dan Ruang Positif
Konstruksi (Sambungan, Sistem
Struktur)
• Konstruksi Kaki
• Konstruksi Badan
• Konstruksi Kepala
OBJEK II :
MASJID BESAR KIYAI GEDE KOTAWARINGIN