Anda di halaman 1dari 42

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN


DIREKTORAT RUMAH SWADAYA
Jl. Pattimura No.20 kebayoran baru, Jakarta Selatan, 12110 Telp/Fax. 021-7264031

RUMAH LAYAK HUNI

PEMBEKALAN PELAKSANAAN
BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA (BSPS)
Peta Gempa Indonesia
A. DEFINISI RUMAH LAYAK
HUNI *)
Rumah Layak Huni yang selanjutnya disingkat RLH adalah
rumah yang memenuhi persyaratan :
1. Keselamatan Bangunan, antara lain meliputi:
a. Kehandalan Komponen Struktur dan
b. Peningkatan Kualitas Bahan Komponen Non Struktur
( Penutup Atap, Lantai dan Dinding )
2. Kesehatan Penghuni, antara lain terpenuhinya persyaratan:
a. Pencahayaan
b. Penghawaan dan
c. Sanitasi (Kamar Mandi, Cuci, Kakus).
3. Kecukupan Minimum Luas Bangunan
Memenuhi kecukupan luas minimum 9 m²/orang.
*) Menurut Permen PUPR No 2 Tahun 2016
1. KOMPONEN KESELAMATAN BANGUNAN

A. Keandalan komponen struktur adalah bagian bangunan yang


menahan beban-beban yang diberikan kepadanya seperti:
1. Struktur bawah : pondasi, sloof.
2. Struktur atas : kolom, ring balok, kuda-kuda, rangka atap.

B. Peningkatan kualitas bahan komponen non-struktur adalah


bagian bangunan pengisi/penutup bagian ruang yang tidak
menahan beban agar rumah menjadi layak fungsi seperti:
- Lantai - Langit-langit
- Dinding - Daun pintu
- Kusen - Daun jendela
- Atap
PERSYARATAN POKOK RUMAH YANG AMAN
dan TAHAN GEMPA

1. KUALITAS BAHAN BANGUNAN YANG BAIK

2. KEBERADAAAN DAN DIMENSI STRUKTUR YANG


SESUAI

3. SELURUH ELEMEN STRUKTUR UTAMA


TERSAMBUNG DENGAN BAIK

4. MUTU PENGERJAAN YANG BAIK


KOMPONEN STRUKTUR dan NON STRUKTUR
3. KOMPONEN KECUKUPAN LUAS BANGUNAN

a. Memenuhi kecukupan luas minimum 9 m²/orang misal :


untuk 4 orang minimal dibutuhkan luas: 4 x 9= 36 m²
b. Pemenuhan persyaratan kecukupan luas menjadi
tanggungjawab pemilik rumah
TABEL LUAS MINIMUM RUMAH SEDERHANA SEHAT

SUMBER: KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH


NOMOR: 403/KPTS/M/2002
2. KOMPONEN KESEHATAN
a. Terpenuhinya persyaratan penghawaan, yaitu: minimal 15% - 20% dari luas tapak/lahan atau
5% - 10% dari luas lantai ruangan (SNI).
b. Terpenuhinya persyaratan pencahayaan, yaitu: cahaya alami minimal 15% - 20% dari luasan
lantai didalam ruangan rumah, cahaya buatan minimal 50 – 300 lux/meter (SNI).

c. Sanitasi (KM,WC atau jamban keluarga).


d. Tersedianya sarana mandi, cuci dan kakus (MCK)

Sumber:
SNI 03-2396 Pencahayaan Alami
SNI 03-6575 Pencahayaan Buatan
4. Pengenalan Bahan Bangunan

Lihat Buku Pengenalan Bahan Bangunan


B. MODEL KONSTRUKSI
RUMAH SEDERHANA
1. Konstruksi Rumah Tembok

2. Konstruksi Rumah Setengah Tembok

3. Konstruksi Rumah Kayu Non Panggung

4. Konstruksi Rumah Kayu Panggung


C. FUNGSI RUANG RUMAH
SEDERHANA
Fungsi ruang yang dibutuhkan di dalam rumah
sederhana minimal terdiri atas: mengacu pada Pedoman RIT
Keputusan Mentri Permukiman dan Prasarana Wilayah.Nomor :
403/KPTS/M/2002

Rencana Pengembangan
Pasca Kegiatan melalui swadaya

 Teras,
 Ruang Tamu,
 Ruang Tidur,
 Ruang Makan/Keluarga,
 Dapur,
 KM/WC
D. PEKERJAAN KONSTRUKSI
RUMAH
1. Pekerjaan Galian dan Urugan
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Struktur (Sloof, Kolom, Ring Balok)
4. Pekerjaan Penutup Dinding
5. Pekerjaan Pasangan Pintu dan Jendela
6. Pekerjaan Plesteran
7. Pekerjaan Atap
8. Pekerjaan Lantai
9. Pekerjaan MCK
10.Pekerjaan Instalasi Listrik
1. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
a) Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian yang dimaksud meliputi:
 Galian Pondasi
 Galian tanah pondasi dengan kedalaman sampai 70 cm untuk
mencapai tanah keras guna mendapat daya dukung tanah
terhadap beban bangunan
 Pematangan Tanah
 Pekerjaan ini untuk meratakan lahan yang akan dibangun
rumah
 Galian sumur/septic tank/resapan.

b) Pekerjaan Urugan
Pekerjaan urugan yang dimaksud meliputi:
 Urugan Pondasi
 Urugan Lantai, untuk menimbun lahan yang tidak rata, atau
untuk meninggikan permukaan lantai rumah
2. PEKERJAAN PONDASI /STRUKTUR BAWAH
Pondasi diibaratkan “telapak kaki” bangunan, untuk itu telapaknya sendiri
harus kuat/kokoh, sedangkan tanah di bawahnya harus mampu menahan
beban pondasi.

Terdapat 2 jenis pondasi yaitu:


1. Pondasi Menerus, pondasi yang mengikuti bangunan dinding
2. Pondasi setempat dalam bentuk pondasi telapak atau umpak

Pondasi Batukali Menerus Pondasi Umpak (Setempat)

Pondasi Telapak Beton Setempat


Jenis – Jenis Pondasi

Beban P Beban P

Beban P

Pondasi Batu kali


Pondasi Telapak
ditanah rawa

Pondasi Telapak
MODEL PONDASI DI KALIMANTAN :
1-Konstruksi Pondasi Batang Besar 2- Konstruksi Pondasi Batang Kecil (Kacapuri)

Sundu
Kalang Sunduk k

Kacapuri
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
PEKERJAAN PASIR DAN BATU KOSONG
Batu kosong atau pasangan batu tanpa direkatkan bertujuan untuk mencegah air kapiler,
meratakan beban dan sebagai lantai kerja fondasi
PERBANDINGAN CAMPURAN
Pondasi batu kali bisa dibuat dengan campuran 1 PC: 4-8 pasir, tergantung kualitas
pasirnya.
Ada daerah tertentu yang pasirnya sangat berkualitas, banyak mengandung silikat
sehingga apabila dicampur dengan Semen akan menghasilkan campuran yang plastis dan
sangat kuat.
3. PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
Pekerjaan Struktur Beton

Pekerjaan Struktur Beton bangunan Ampig / balok Sopi-sopi


tidak bertingkat terdiri dari.
Ringbalk

Lintel/Latei
Dinding
Kolom

Sloof

1) Sloof (balok pondasi) sebagai ganti rollag, untuk meratakan


beban di atasnya dan menahan dinding agar tidak retak

2) Kolom /tiang sebagai penyangga dan untuk menyalurkan


beban dari ring balok.
3) Ring Balok, sebagai pengikat kolom dan untuk
menyalurkan beban dari atap ke kolom.
1) Sloof
(balok pondasi)

2) Kolom / tiang

3) Ringbalok
4. PEKERJAAN PENUTUP DINDING
Penutup Dinding Rumah Sederhana dapat terdiri atas:
a. Penutup Dinding Pasangan Batu Bata
b. Penutup Dinding Pasangan Batako
c. Penutup Dinding Pasangan Hollow Brick
d. Penutup Dinding Balok dan Papan Kayu
e. Penutup Dinding Simpai (di Kalimantan)
Dinding Batu Bata

Dinding Papan Dinding Hollow Brick Dinding Batako

Dinding Simpai
(di Kalimantan)
Batu bata = Panjang  240 mm, Lebar 115 mm dan Tebal 52 mm
Batu bata = Panjang 230 mm, Lebar 110 mm dan Tebal 50 mm
5. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
Untuk meletakkan daun pintu atau daun jendela pada dinding,
dipasang rangka yang disebut Kusen.
Kusen untuk tempat tinggal terbuat dari kayu atau logam.

Dalam pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela perlu


diperhatikan:
1. Pemilihan bahan
2. Kadar air bahan atau tingkat kekeringan kayu
3. Sambungan
4. Penyetelan
Kusen/Frame

Sambungan Kusen

LURUS

RAPAT

PRESISI
PELAPISAN MENI KUPINGAN ALUR KAPUR

SPONING SKUR
Bentuk daun pintu atau daun jendela
STANDAR PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN
Standar Pencahayaan sebesar 5% - 10% dari luas lantai.
Jika luas lantai 3 x 3 m², maka luas lubang pencahayaan sebesar 0,1 x 9 = 0,9 m²
Lubang pencahayaan berasal dari kaca jendela :
 Untuk model jendela minimalis ukuran kaca 0,25 m x 1,2m = 0,3 m²
 Untuk memenuhi standar, maka kamar menggunakan : 0,9 / 0,3 = 3 buah jendela minimalis

Standar Penghawaan sebesar 5% dari luas lantai.


Jika luas lantai 3 x 3 m², maka luas lubang pencahayaan sebesar 0,05 m x 9 = 0,45 m²
Lubang pencahayaan berasal dari lubang ventilasi:
 Untuk lubang ventilasi ukuran 0,25 m x 0,1 m = 0,025 m²
 Untuk memenuhi standar, maka kamar menggunakan : 0,45 / 0,025 =18 buah lubang
ventilasi
5 cm 25 cm 5 cm
Dari analisa di atas terasa bahwa jumlah
7,5 cm 7,5 cm
Jendela dan Ventilasi terlalu banyak. 5 cm
Untuk itu perlu peninjauan standar 7,5 cm

yang digunakan
10 cm

2 cm 2 cm
2 cm

145 cm 120 cm

25 cm

2 cm
7,5 cm
5 cm
Ventilasi
50 cm

Jendela Minimalis
6. PEKERJAAN PLESTERAN
a. Fungsi Plesteran :
 Melindungi dari pengaruh cuaca
 Meratakan permukaan tembok
 Meresap dan Menguapkan air
b. Plesteran Bagian Dalam
c. Plesteran Bagian Luar :
 Rata permukaan
 Tegak lurus
 Tidak retak/ tidak lepas
 Aciannya sempurna

Plesteran biasa menggunakan adukan 1 pc : 5 psr


dan plesteran trasram menggunakan adukan
1 pc : 3 psr.
Langkah Pekerjaan Plesteran
 Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai
yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.

 Tentukan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.

 Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata
untuk menghindarkan keretakan.

 Buat adukan untuk plesteran dinding bata.

 Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm dengan alat bantu unting-
unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.

 Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekitarnya, kemudian ratakan dengan
raskam dan jidar.

 Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.

 Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
 Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air.
 Untuk memperoleh hasil acian yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen,
permukaan acian sebelum mengering digosok dengan menggunakan kertas gosok.
7. PEKERJAAN ATAP
Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan:

balok tembok, kuda-kuda, gording, usuk, reng, nok (bubungan), dan lisplang

serta pemasangan penutup atap (genteng/seng gelombang / atap metal


lainnya dsb).

Atap Perisai

Atap Pelana
Sambungan Atap
8. PEKERJAAN LANTAI
Lantai sebagai bidang horisontal tempat berpijak. Pemasangan lantai biasanya
untuk jangka waktu yang lama, sehingga perlu direncanakan dengan matang.

Faktor yang dipertimbangkan sebelum memilih lantai antara lain biaya, keawetan,
keamanan, kenyamanan sampai estetika.
Fungsi lantai :
• Menahan naiknya air tanah ke bagian bangunan
• Menambah nilai artistik ruang
• Menahan beban barang-barang yang berada diatasnya
• Mengatur perbedaan ketinggian bangunan
• Menggambarkan selera pemilik rumah
Jenis Lantai Rumah Layak Huni yang digunakan:
a. Lantai Rabat Beton diaci
b. Lantai Mortar diaci :
tebal rabat beton 5 cm
tebal lantai mortar 5 cm
Rabat beton lantai kerja atau sering disebut lean
concrete merupakan lapisan beton bermutu
rendah dengan ketebalan umumnya sekitar 5 cm
yang biasa terbuat dari campuran beton 1 pc : 3
ps : 5 kr atau bisa juga menggunakan beton
readymix B0 atau readymix K-125.
Untuk menghaluskan permukaan lantai di dalam
rumah Rabat beton dapat dihaluskan dengan
menggunakan acian pc.

Acian
Rabat Beton 5 cm atau
Mortar 5 cm Sloof 15/20

Pasir Urug 5 cm
Mortar lantai adalah adukan yang
terbuat dari campuran 1pc : 3 pasir Tanah Urug
9. PEKERJAAN KAMAR MANDI, CUCI dan KAKUS
(MCK)
Peralatan kamar mandi, cuci dan kakus meliputi:
• Septic Tank
• Kloset
• Instalasi pipa
• Kran

Syarat Kamar mandi sehat :


• Harus mempunyai lubang angin dan penerangan yang
cukup, agar sinar matahari dapat masuk dan
peredaran udara dapat terjadi dengan baik.
• Dinding kamar mandi/kakus harus kedap air agar
percikan air tidak merusak komponen bangunan.
SEPTIK TANK

Tangki septic adalah ruangan


kedap air yang berfungsi untuk
menampung dan mengolah air
limbah dari kakus.
10. PEKERJAAN LISTRIK
 Pemasangan pipa instalasi Listrik dan pipa Air vertikal dilakukan sebelum
pekerjaan plesteran dilakukan.
 Untuk pemasangan instalasi listrik horisontal dilakukan di atas plafon dan
dilakukan sebelum penutupan plafon
 Peletakkan saklar dan stop kontak harus aman dari jangkauan anak-anak.
PENENTUAN JENIS KEGIATAN

JENIS
NO KLASIFIKASI KRITERIA
KEGIATAN
Pembangunan Rumah rusak total/seluruh komponen
baru pengganti bangunan baik struktural dan non struktural
Pembangunan RTLH rusak
1
Baru (PB)
Pembangunan Belum ada rumah
rumah baru Dibangun diatas kavling tanah matang
Peningkatan Kualitas Bahan komponen Non-
Struktur adalah bagian bangunan
pengisi/penutup bagian ruang yang tidak
Peningkatan
2 Tidak Layak Huni menahan beban agar rumah menjadi layak
Kualitas (PK)
fungsi seperti; lantai, dinding, kusen, penutup
atap, langit-langit, daun pintu, dan daun
jendela
DAFTAR LARANGAN ( NEGATIVE LIST ) BSPS
No Indikator Daftar Larangan

 Tidak punya legalitas tanah.


 Dalam sengketa/ rawan sengketa.
 Tidak sesuai tata ruang wilayah.
 Tanah sewa/kontrak.
Kepemilikan
1  Lahan milik negara
Lahan/Lokasi Rumah
 Berada di daerah potensi banjir
 Berada pada daerah sepadan sungai
 Berada pada jalur SUTT dan SUTET
 Berada pada daerah potensi longsor
 Objek tidak tepat (Bangunan Layak Huni)
2 Bangunan  Bangunan komersil
 Bukan tempat tinggal
3 Penerima Bantuan  Tidak memenuhi kriteria dan persyaratan BSPS.
 Dinding Luar : GRC interior
Rencana Penggunaan  Atap : Daun Rumbia, Ijuk, Asbes, bahan non SNI
4
RENCANA PELAKSANAAN
( PRE CONSTRUCTION MEETING )

1. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya


2. Pengorganisasian Pelaksanaan
3. Metode Pelaksanaan
4. Penjadwalan
5. Pemilihan Tukang
6. Teknis Pelaksanaan
7. Lain-lain
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai