Berislam adalah
01 BERSERAH DIRI
Berislam adalah
02 MENYELAMATKAN
01
Rumaisha Ummu Sulaim binti Salman An-Najjari Ra (Istri Abu Thalhah Ra) dikarunia seorang
anak laki laki yang sangat mereka cintai dan sayangi. Suatu hari, tiba-tiba puteranya sakit hingga
meninggal dunia. Rumaisha yang selalu mendampingi puteranya sangat bersedih tetapi tidak
hanyut dalam kesedihan. Ia sangat mengerti bahwa itu adalah takdir dari Allah SWT, Maka ia
tetap tabah dan sabar. Rumaisha Ra memberitahu sang suami bahwa putranya sedang sakit dan
meminta suaminya menghadap kepada Rasulullah Saw untuk mohon doa akan kesembuhannya.
Padahal puteranya sudah tidak bernafas lagi. Setelah kembali, sang suami menanyakan keadaan
puteranya: “Bagaimana anak kita?” Rumaisha Ra menjawab, “Ia sudah baik dan sekarang sedang
istirahat”. Abu Thalhah-pun percaya jawaban istrinya.
Saat menjelang tidur, Rumaisha dengan hati-hati sekali berkata kepada suaminya:”Wahai Abu
Thalhah, Allah telah meminjamkan putera kepada kita dan kemudian Ia mengambilnya kembali.
Maka harapkanlah pahala dari-Nya”.
Mendengar perkataan istrinya, Abu Thalhah Ra terus mengerti bahwa puteranya telah
meninnggal. Tetapi ia heran dan memuji atas sikap istrinya yang begitu tabah atas musibah yang
menimpa puteranya, padahal seorang ibu.
Sumber: Hamid Fahmy Zarkasyi, MINHAJ Berislam, dari Ritual hingga Intelektual, hlm. 24-26
Lanjutan …
Abu Thalhah Ra langsung melihat anaknya, memandikannya, mengkafaninya dan menyolatkan anaknya.
Pagi harinya, setelah menguburkan puteranya, Abu Thalhah menemui Rasulullah Saw dan menjelaskan
apa yang telah terjadi. Mendengar kisah itu Rasulullah Saw bersabda: “Hari ini Allah telah memberkahi
perkawinan kalian berdua dan memberi kalian berdua turunan yang terbebas dari perkara yang tidak
baik. Sungguh aku bersyukur kepada Allah bahwa Dia telah menganugerahkan di tengah-tengah umatku
seorang wanita yang sabar seperti wanita penyabar yang pernah ada di tengah Bani Israel”.
Oleh karena kesabaran dan keikhlasan Rumaisha Ra dalam menghadapi ujian ini. Rasulullah Saw-pun
mengungkapkan ru’yah beliau dan bersabda: “Aku masuk surga. Lalu kudengar suara orang yang
berjalan di depanku, ternyata dia adalah Rumaisha, istri Abu Thalhah”.
Sumber: Hamid Fahmy Zarkasyi, MINHAJ Berislam, dari Ritual hingga Intelektual, hlm. 24-26
Kisah ke-2
Suatu ketika, saat shalat tiba, salah seorang sahabat Nabi Saw masuk masjid dan meninggalkan untanya
di halaman masjid tanpa mengikatnya.
Nabi Saw bertanya, “Mengapa kamu tidak mengikat untamu?”.
Sahabat itu menjawab, “Saya pasrah tawakkal pada Allah”.
Nabi Saw lalu menasihati: “Bukan begitu cara pasrah dan tawakkal pada Allah. Ikat dulu untamu, baru
kamu pasrah tawakkal pada Allah SWT”.
Sumber: Hamid Fahmy Zarkasyi, MINHAJ Berislam, dari Ritual hingga Intelektual, hlm. 24-26
Apa yang dapat dipetik
dari kisah tersebut?
7 Tingkatan
2. memadukan antara DOA dan USAHA sifat Tawakkal
menurut Ibnu
Qayyim Al-
3. memantapkan hati dalam masalah TAUHID
Jauziyah
Berserah diri
Menyerahkan
memerlukan proses
segala keputusan
kepada Allah
Sumber: Hamid Fahmy Zarkasyi, MINHAJ Berislam, dari Ritual hingga Intelektual, hlm. 27
BERSERAH DIRI TAWAKKAL PASRAH
Berserah diri atau tawakkal adalah berusaha dan berdoa. Namun bisa
jadi do’a-do’a itu tidak dikabulkan dan tidak didengar oleh Allah karena
diucapkan oleh orang yang penuh dosa, yang zalim, gemar bermaksiat,
mencuri, dan sebagainya.
Tidak hanya itu, makanan, minuman dan pakaian yang haram dapat
mengotori jiwa dan menutupi do’a-do’a seorang hamba.
Artinya, nasib buruk seorang hamba bukan karena Allah menzalimi
hamba-hamba-Nya, tapi karena hamba-hamba itu menzalimi diri sendiri.
Usaha Usaha
doa
doa Jiwa
Kotor
Usaha Usaha
doa doa
Diagram tersebut menggambarkan Jiwa yang kotor yang do’anya terhalang meski telah berusaha, bias
jadi usahanya berhasil tapi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
Sumber: Hamid Fahmy Zarkasyi, MINHAJ Berislam, dari Ritual hingga Intelektual, hlm. 30
Bagaimana membersihkan diri dari dosa-dosa ?
Menjalankan rukun Islam, membersihkan dosa dapat dilakukan dengan
mengiringi perbuatan dosa dengan amal kebajikan.
Nabi Muhammad Saw bersabda:
“Bertaqwalah kepada Allah di manapun Anda berada. Iringilah perbuatan doa
dengan amal kebaikan, karena kebaikan itu dapat menghapusnya. Serta, bergaullah
dengan orang lain dengan akhlak yang baik”.
Sumber: Musnad Ahmad, jilid 35, hlm. 284, no. 21354; Sunan at-Tirmidzi, jlid 4, hlm. 65, no. 41
METODE TAWHIDY
Sumber: Hamid Fahmy Zarkasyi, MINHAJ Berislam, dari Ritual hingga Intelektual, hlm. 31
doa doa
Usaha Usaha
Usaha Usaha
doa doa
Diagram tersebut menggambarkan bagaimana usaha dan jiwa yang bersih yang disertai oleh do’a bisa dikabulkan
Sumber: Hamid Fahmy Zarkasyi, MINHAJ Berislam, dari Ritual hingga Intelektual, hlm. 32
02