Anda di halaman 1dari 11

Hukum Pidana Khusus

Click or drag image here

Ikama Dewi Setia Triana


NIDN. 0603047602
trianadewi007@gmail.com
FH UNWIKU_Ganjil 2023/2024
TINDAK PIDANA KHUSUS DALAM KUHP
BARU
Latar belakang..

Untuk konsolidasi dalam suatu kodifikasi hukum,


Tindak Pidana khusus dikelompokan dalam 1 (satu)
Bab tersendiri dalam KUHP Baru yaitu Bab Tindak
Pidana Khusus yang dirumuskan secara umum/Tindak
Pidana Pokok (core crime) yang berfungsi sebagai
ketentuan penghubung (bridging articles) antara KUHP
dan Undang-Undang diluar KUHP yang mengatur
Tindak Pidana dalam Bab Tindak Pidana Khusus
Penempatan Tindak Pidana khusus dalam Bab
tersendiri dalam KUHP BARU didasarkan pada
karateristik khusus yaitu:
a. dampak viktimisasinya besar;
b. sering bersifat transnasional terorganisasi;
c. pengaturan acara pidanya bersifat khusus
d. sering menyimpang dari asas umum hukum pidana
materiil;
e. adanya lembaga-lembaga pendukung penegak
hukum yang bersifat khusus dengan kewenangan
khusus;
f. merupakan perbuatan yang sangat jahat dan tercela
serta sangat dikutuk masyarakat
KUHP dengan Prinsip Kodifikasi Terbuka dan
Terbatas

Pasal 187 KUHP BARU


Buku Kesatu KUHP berlaku juga bagi
perbuatan yang dipidana berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan di
luar KUHP, kecuali ditentukan lain menurut
Undang-Undang

Prinsip ini tidak berlaku terhadap semua tindak


pidana, terbatas hanya 5 (lima) tindak pidana khusus
Sistem Kodifikasi Terbuka dan Terbatas

1. Penyusunan KUHP BARU diarahkan pada


Kebijakan Kodifikasi Terbuka dan Terbatas yang
menghendaki dibukanya peluang perkembangan
hukum pidana di luar kodifikasi dalam bentuk
Undang-Undang yang berdiri sendiri, dalam hal ini
UU Tindak Pidana Khusus.
2. “Kekhususan” Tindak Pidana Khusus terletak pada
asas, rumusan norma Hukum Pidana dan Ancaman
pidana yang harus diakui menyimpangi dari
standar hukum pidana dan pemidanaan umum yang
ada
3. Sehingga akan terbentuk:

a. Hukum Pidana Khusus yang Eksternal KUHP


BARU (Administrative Penal Law) yang diberi
peluang berada diluar KUHP BARU;
b. Hukum Pidana Khusus yang Internal KUHP
BARU (5 Tindak Pidana Khusus, yaitu
Pelanggaran HAM Berat, Korupsi, Pencucian
Uang, Terorisme dan Narkotika) yang dapat
dilakukan absorpsi kedalam KUHP BARU
dng bentuk terbatas pada Core Crimes-nya saja
Legitimasi Kewenangan Lembaga Penegak
Hukum
1. Konsekuensi penempatan Bab Tindak Pidana Khusus →
perdebatan delegitimasi Kewenangan Lembaga Penegak Hukum
terhadap tindak pidana khusus yang core crimes-nya berada di
dalam kodifikasi KUHP BARU sebagai bentuk Tindak Pidana
Umum.
2. Solusi → pengaturan Kewenangan Lembaga Penegak Hukum
(Pasal 624) yang tetap memberikan kewenangan Lembaga
sebagaimana telah ditentukan dalam Undang-Undang masing-
masing Lembaga tersebut
3. Contoh → KPK tetap memiliki kewenangan melakukan dan
menangani kasus Tindak Pidana Korupsi yang pengaturan ada di
dalam KUHP Baru maupun yang pengaturannya ada di luar
KUHP Baru
Pasal 620 KUHP UU No 1 tahun 2023:
 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,
ketentuan dalam Bab tentang Tindak Pidana
Khusus dalam Undang-Undang ini
dilaksanakan oleh lembaga penegak hukum
berdasarkan tugas dan kewenangan yang diatur
dalam Undang-Undang masing-masing”.

Adanya Bab Tindak Pidana Khusus dalam KUHP BARU


tidak mengurangi adanya kewenangan lembaga penegak
hukum yang sudah diatur dalam Undang-Undangny
Tindak Pidana Khusus Dalam
KUHP BARU
 1. Tindak Pidana Berat Terhadap Hak
Asasi Manusia
 2. Tindak Pidana Terorisme
 3. Tindak Pidana Korupsi
 4. Tindak Pidana Pencucian Uang
 5. Tindak Pidana Narkotika
THANK YOU
& See You Next Session….

Please send comments and feedback


to Ikade_ikadew@yahoo.com
Trianadewi007@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai