Anda di halaman 1dari 53

TATA KELOLA RUMAH SAKIT

SESUAI STARKES 2022


KELOMPOK 2 PJJ KARS 2022

Yunita Fenilho 2206118833


Dimas Maulana Syafeli 2206118575
Syifa Alkaf 2206118796
Oki Yancy 2206006124
Rodiyah Azhar 2206006490
Suci Nurul 2206118783
GAMBARAN UMUM
TKRS : kelompok
manajemen

Sinergitas : Pemilik – Rep – Direktur – Direksi – Level dibawahnya


Cerminan Pola Kepemimpinan yang Efektif

PENAMPILAN Rapi KONSISTEN

Ringkas Resik

MUTU dan
KESELAMATAN
Rajin Rawat PASIEN
KERAMAHAN
Fokus TKRS
1 Representatif Pemilik/ Dewas
12 Budaya Keselamatan

2 Direktur Utama/ Direktur/ Kepala RS


13 Etik RS

3-8 Pimpinan RS ( Wadir/ Kbid Medik,


Keperawatan, Adm, dll) 14 Manajemen Risiko

15 penelitian Menggunakan Subjek

9-11 Kepala Unit Klinis/ Non Klinis Manusia


TKRS 1

• Tentang Representasi Pemilik/Dewan Pengawas


Struktur organisasi serta wewenang
pemilik/representasi pemilik dijelaskan di dalam
aturan internal rumah sakit (Hospital by Laws) yang
ditetapkan oleh pemilik rumah sakit.
TKRS 1
• Maksud dan tujuan :
• Mengatur tugas pokok dan kewenangan Pemilik dan Representatif pemilik yang tertuang
dalam Hospital By Laws
• Struktur organisasi pemilik dan representatif pemilik harus terpisah dari struktur organisasi
rumah sakit
• Pemilik tidak boleh menjadi Direktur : posisinya diatas representatif pemilik
• Pemilik rumah sakit mengembangkan sebuah proses komunikasi dan kerja sama dengan
Direktur/Direktur Utama/Kepala Rumah Sakit untuk mencapai misi dan perencanaan rumah
sakit
• Representasi pemilik, sesuai dengan bentuk badan hukum kepemilikan rumah sakit
memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk memberi persetujuan, dan pengawasan
Organisasi Pemilik/
Rep

Peran, tugas dan


kewenangan Pemilik/
Rep

HBL
Peran, tugas,
wewenang Direktur

Organisasi Tenaga
Medis

Peran, tugas,
wewenang tenaga
medis
TKRS 2
Tentang Akuntabilitas Direktur Utama/ Direktur/ Kepala Rumah Sakit

Maksud dan Tujuan


- Mengatur bahwa pimpinan tertinggi rumah sakit disebut Direktur Utama/
Direktur
- Dalam menjalankan tugasnya Direktur dibantu oleh Wadir, yang jumlahnya
sesuai kebutuhan dan disebut Direksi
TKRS 2

• Persyaratan untuk direktur Rumah Sakit sesuai dengan peraturan


perundangan adalah :

• Tenaga medis yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang


perumahsakitan.
• Pendidikan dan pengalaman Direktur tersebut telah memenuhi persyaratan
untuk melaksanakan tugas yang termuat dalam uraian tugas serta peraturan
dan perundangan.
TANGGUNG
JAWAB
PEMILIK

STO RS tergantung kebutuhan


dalam pelayanan dan ketentuan
peraturan perundangan yang
ada
TANGGUNG
JAWAB
DIREKTUR
TKRS 2
ELEMEN PENILAIAN
TKRS 3
Tentang : akuntabilitas Pimpinan Rumah Sakit

Pimpinan rumah sakit menyusun misi, rencana kerja dan kebijakan untuk memenuhi misi rumah
sakit serta merencanakan dan menentukan jenis pelayanan klinis untuk memenuhi kebutuhan
pasien yang dilayani rumah sakit

Maksud dan tujuan :


Direktur melibatkan wakil direktur rumah sakit dan kepala- kepala unit dalam proses menyusun
misi dan nilai yang dianut rumah sakit.
Apabila misi dan rencana kerja dan kebijakan telah ditetapkan oleh pemilik atau Dewan
Pengawas, maka pimpinan bekerja sama untuk melaksanakan misi dan kebijakan yang telah
dibuat
TKRS 3
TKRS 3.1
Pimpinan rumah sakit memastikan komunikasi yang efektif telah dilaksanakan secara
menyeluruh di rumah sakit.

Maksud dan Tujuan


Terselenggaranya komunikasi yang efektif di rumah sakit : Manajemen – PPA – antar PPA –
Umum – Pasien - masyarakat
• Pimpinan rumah sakit mengatur :
• Parameter
• Keakuratan
• Ketepatan waktu
• Pelaksanaan komunikasi yang efektif

Pimpinan rumah sakit membentuk Tim PKRS


Metode komunikasi dapat berupa : story board, buletin, poster, dll.
TKRS 3.1

Elemen penilaian

a) Pimpinan rumah sakit memastikan bahwa terdapat proses untuk menyampaikan informasi
dalam lingkungan rumah sakit secara akurat dan tepat waktu

b) Pimpinan rumah sakit memastikan bahwa komunikasi yang efektif antara unit klinis dan
nonklinis, antara PPA dengan manajemen, antar PPA dengan pasien dan keluarga serta
antar staf telah dilaksanakan

c) Pimpinan rumah sakit telah mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, rencana strategis dan
kebijakan rumah sakit kepada semua staf.
TKRS 4

• Direktur dan pimpinan RS berpartisipasi dalam merencanakan mengembangkan dan


menerapkan program PMKP di lingkungan RS

• Pimpinan RS memilih dan menetapkan proses pengukuran, pengkajian data, rencana


perbaikan dan mempertahankan PMKP di lingkungan RS

• Pimpinan RS memastikan terlaksananya program PMKP termasuk memberikan dukungan


teknologi dan sumber daya yang adekuat serta menyediakan pendidikan staf tentang PMKP di
RS agar dapat berjalan secara efektif

• Pimpinan RS menetapkan mekanisme pemantauan dan koordinasi program PMKP.


DEWAS
Lapor PMKP Lapor MR
3 bln/x 6 bln/x
DIREKTUR DAN
PIMPINAN RS
KOORDINASI &
Lapor PMKP Lapor MR INTEGRASI
3 bln/x 6 bln/x

KOMITE 2 KOMITE WADIR 2


MUTU

Saluran komunikasi kepada staf


KA2 UNIT • Face to face
• Laporan
• Memo
• Email
• FGD
KEPALA UNIT • Buletin
• Story board
TKRS 5
Direktur dan pimpinan RS berpartisipasi menetapkan PRIORITAS PERBAIKAN DI TINGKAT
RS yang merupakan PROSES YANG BERDAMPAK LUAS/MENYELURUH DI RS termasuk
KEGIATAN KESELAMATAN SERTA ANALISA DAMPAK PERBAIKAN

• Direktur dan pimpinan RS menggunakan data yang tersedia (data based) dalam menetapkan
indikator prioritas RS yang perbaikannya akan berdampak luas/menyeluruh meliputi (a-f) dalam
maksud dan tujuan.

• Dalam memilih prioritas perbaikan di tingkat RS maka direktur dan pimpinan menggunakan
kriteria prioritas meliputi poin a-h dalam maksud dan tujuan

• Direktur dan pimpinan RS mengkaji dampak perbaikan primer dan dampak perbaikan sekunder
pada indikator prioritas RS yang ditetapkan di tingkat RS maupun tingkat departemen/unit
PRIORITAS DANPAK
DATA PERBAIKA
DAMPAK
SEKUND
BASED N RS PRIMER
ER

KRITERIA
PRIORITAS
KRITERIA PEMILIHAN PRIORITAS PRIORITAS PERBAIKAN RS
PENGUKURAN DAN PERBAIKAN
1. Sasaran keselamatan pasien (6 skp)
2. Pelayanan klinis prioritas untuk perbaikan mis.
1. Masalah di rumah sakit Pelayanan beresiko tinggi dan terdapat maslah mis.
2. Jumlah yang banyak (high volume) Pelayanan HD, pelayanan kemoterapi dll
3. Proses berfesiko tinggi (high process) 3. Tujuan strategi RS mis. Menjadi RS rujukan pasien
kanker. Prioritas perbaikan mis
4. Ketidakpuasan pasien dan staf • KPI meningkatkan efisiensi
5. Kemudahan dalam pengukuran • Mengurangi angka readmisi
6. Ketentuan pemerintah/persyaratan eksternal • Mengurangi masalah alur pasien di IGD atau
• Memantau mutu layanan yang diberikan oleh
7. Sesuai dengan tujuan strategi rumah sakit
pihak lain yang di kontrak
8. Memberikan pasien lebih baik 4. Perbaikan sistem : perbaikan yaqng akan
berdampak luas / menyeluruh di RS yang dapat
diterapkan di beberapa unit, mis. Sistem
pengelolaan obat, komunikasi serah terima dll.
5. Manajemen risiko untuk perbaikan proaktiv
terhadap proses berisiko tinggi yang datanya dapat
di ambil dari profil risiko, atau proses yang telah
dilakukan analisa FMEA
6. Penelitian klinis dan program pendidikan
DAMPAK PERBAIKAN
Direktur dan pimpinan RS akan menilai dampak perbaikan :
• Dampak primer : hasil capaian setelah dilakukan perbaikan mis.

• Target kepuasan pasien tercapai 90% atau

• Hasil kepatuhan terhadap proses yang ditetapkan misalnya, kepatuhan pelaporan hasil kritis < 30
menit tercapai 100%
• Dampak sekunder : dampak terhadap efisiensi setelah dilakukan perbaikan mis.

• Efisensi pada proses klinis yang kompleks,

• Perubahan alur pelayanan yang kompleks,

• Penghematan biaya pengurangan sumber daya,

• Perubahan ruangan yang dibutuhkan dalam proses pelayanan tersebut.

• Penilaian dampak perbaikan akan memberikan pemahaman tentang biaya yang dikeluarkan untuk
investasi mutu, SDM, keuangan, dan keuntungan lain dari investasi tersebut.
TKRS 6
Pimpinan Rumah Sakit bertanggung jawab untuk mengkaji, memilih, dan memantau
kontrak klinis dan nonklinis serta melakukan evaluasi termasuk inspeksi kepatuhan
layanan sesuai kontrak yang disepakati.

Kontrak pelayanan klinis disebut kontrak klinis adalah perjanjian pelayanan klinis yang
diberikan oleh pihak ketiga kepada pasien misalnya layanan laboratorium, layanan
radiologi dan pencitraan diagnostik dan lain-lainnya.

Kontrak pelayanan manajemen disebut kontrak manajemen adalah perjanjian yang


menunjang kegiatan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien misalnya:
layanan kebersihan, kemanan, rumah tangga/tata graha/housekeeping, makanan, linen,
dan lain-lainnya
Kriteria TKRS 6
• Untuk memastikan mutu dan keselamatan
pasien, perlu dilakukan evaluasi untuk
semua layanan baik secara langsung oleh
rumah sakit maupun melalui kontrak
• Isi kontrak dengan pihak yang dikontrak
mencantumkan apa yang diharapkan untuk
menjamin mutu dan keselamatan pasien,
data apa yang harus diserahkan kepada
rumah sakit, frekuensi penyerahan data,
serta formatnya.
• Pimpinan unit layanan menerima laporan
mutu dari pihak yang dikontrak tersebut,
untuk kemudian ditindaklanjuti dan
memastikan bahwa laporan- laporan
tersebut diintegrasikan ke dalam proses
penilaian mutu rumah sakit.
TKRS 7 ( Sumber Daya)
Pimpinan rumah sakit membuat keputusan Pimpinan rumah sakit akan
tentang pengadaan dan pembelian. mengutamakan mutu dan keselamatan
Penggunaan sumber daya manusia dan pasien daripada biaya pada saat akan
sumber daya lainnya harus berdasarkan mengambil keputusan terkait
pertimbangan mutu dan dampaknya pada pembelian dan keputusan terhadap
keselamatan sumber daya lainnya

Pimpinan rumah sakit mengembangkan


proses untuk mengumpulkan data dan
informasi untuk pembelian ataupun Investasi untuk teknologi informasi
keputusan mengenai sumber daya kesehatan (TIK) merupakan sumber
untuk memastikan bahwa daya yang penting bagi rumah sakit
keputusannya sudah berdasarkan
pertimbangan mutu dan keselamatan.
Elemen penilaian TKRS 7
Elemen TKRS 7.1 Rantai pembekalan

• Pimpinan rumah sakit mencari dan menggunakan data serta informasi


tentang keamanan dalam rantai perbekalan untuk melindungi pasien dan
staf terhadap produk yang tidak stabil, terkontaminasi, rusak, dan palsu.
• Rantai perbekalan meliputi serangkaian proses dimulai dari produsen
hingga pengantaran perbekalan ke rumah sakit.
• Evaluasi terhadap rantai pembekalan dapat bersifat prospektif maupun
retrospektif
Elemen penilaian TKRS 7.1
TKRS 8
Pengorganisasian dan Akuntabilitas Komite Medik, Komite
Keperawatan, dan Komite Tenaga Kesehatan Lain

Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga kesehatan Lain menerapkan
pengorganisasisannya sesuai peraturan perundang-undangan untuk mendukung tanggung
jawab serta wewenang mereka.

Dalam menjalankan fungsinya, Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan Lain
mempunyai tanggung jawab kepada pasien dan kepada rumah sakit yaitu:
a) Mendukung komunikasi yang efektif antar tenaga profesional;
b) Menyusun kebijakan, pedoman, prosedur serta protokol, tata hubungan kerja, alur klinis, dan
dokumen lain yang mengatur layanan klinis;
c) Menyusun kode etik profesi; dan
d) Memantau mutu pelayanan pasien lainnya.
Elemen Penilaian TKRS 8

• a) Terdapat struktur organisasi Komite Medik, Komite Keperawatan,


dan Komite Tenaga Kesehatan lain yang ditetapkan Direktur sesuai
peraturan perundangundangan yang berlaku.

• b) Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan


Lain melaksanakan tanggung jawabnya mencakup (a-d) dalam
maksud dan tujuan.

• c) Untuk melaksanakan tanggung jawabnya Komite Medik, Komite


Keperawatan, dan Komite Tenaga Kesehatan lain menyusun Program
kerja setiap tahun dan ditetapkan oleh Direktur.
TKRS 9
Akuntabilitas Kepala Unit Klinis / Non Klinis
Unit layanan di RS dipimpin oleh kepala unit yang ditetapkan oleh Direktur
sesuai dengan kompetensinya untuk mengarahkan kegiatan di unitnya

1 Kepala unit kerja diangkat sesuai kualifikasi dalam persyaratan jabatan yang ditetapkan.
2 Kepala unit kerja menyusun pedoman pengorganisasian, pedoman pelayanan dan prosedur sesuai
proses bisnis di unit kerja.
3 Kepala unit kerja menyusun program kerja yang termasuk di dalamnya kegiatan PMKP serta
manajemen risiko setiap tahun.
4 Kepala unit kerja mengusulkan kebutuhan sumber daya mencakup ruangan, peralatan medis,
teknologi informasi dan sumber daya lain yang diperlukan unit layanan serta terdapat mekanisme
untuk menanggapi kondisi jika terjadi kekurangan tenaga.
5 Kepala unit kerja telah melakukan koordinasi dan integrasi baik dalam unitnya maupun
antar unit layanan.
Elemen Penilaian TKRS 10

Kepala unit layanan berpartisipasi dalam meningkatkan mutu dan keselamatan


pasien dengan melakukan pengukuran indikator mutu RS yang dapat diterapkan di
unitnya dan memantau serta memperbaiki pelayanan pasien di unit layanannya.

1 Kepala unit klinis /non klinis melakukan pengukuran INM yang sesuai dengan pelayanan
yang diberikan oleh unitnya.
2 Kepala unit klinis / non klinis melakukan pengukuran IMP-RS yang sesuai dengan
pelayanan yang diberikan oleh unitnya, termasuk semua layanan kontrak yang menjadi
tanggung jawabnya.
3. Kepala unit klinis / non klinis menerapkan pengukuran IMP-Unit untuk mengurangi variasi
dan memperbaiki proses dalam unitnya,
4 Kepala unit klinis/ non klinis memilih prioritas perbaikan yang baru bila perbaikan
sebelumnya sudah dapat dipertahankan dalam waktu satu tahun.
TKRS 11

Kepala unit klinis mengevaluasi kinerja para dokter, perawat dan tenaga kesehatan
profesional lainnya menggunakan indikator mutu yang diukur di unitnya.

1. Penilaian praktik profesional berkelanjutan (On going Professional Practice


Evaluation) para dokter dalam memberikan pelayanan untuk meningkatkan mutu dan
keselamatan pasien menggunakan indikator mutu yang diukur di unit tersebut.

2 Penilaian kinerja para perawat dalam memberikan pelayanan untuk meningkatkan mutu
dan keselamatan pasien menggunakan indikator mutu yang diukur di unit tersebut.

3. Penilaian kinerja tenaga kesehatan lainnya memberikan pelayanan untuk


meningkatkan mutu dan keselamatan pasien menggunakan indikator mutu yang diukur di
unit tersebut.
Tanggung jawab
Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
kepada pasien dan RS

1. Mendukung komunikasi yang efektif antar tenaga professional.


2. Menyusun kebijakan, pedoman, prosedur, serta protokol, tata hubungan kerja, alur klinis,
dan dokumen lain yang mengatur layanan klinis.
3. Menyusun kode etik profesi.
4. Memantau mutu pelayanan pasien lainnya.
TKRS 12 ETIKA RUMAH SAKIT

Direktur rumah sakit menetapkan Komite Etik rumah sakit.

Komite Etik telah menyusun kode etik yang mengacu pada


KODERSI dan ditetapkan direktur.

Komite Etik telah menyusun kerangka kerja pelaporan dan


pengelolaan etik rumah sakit serta pedoman pengelolaan kode etik
rumah sakit dalam maksud dan tujuan sesuai visi, misi dan nilai-
nilaiyang dianut rumah sakit

Rumah sakit menyediakan sumber daya serta pelatihan kerangka


pengelolaan etik rumah sakit bagi praktisi Kesehatan dan staf lainnya
dan memberikan solusi efektif dan tepat waktu untuk masalah etik
Menyusun kode etik rumah sakit yang mengacu pada (KODERSI)

Menyusun kerangka kerja pengelolaan etik rumah sakit mencakup tapi


tidak terbatas pada:

1.Menjelaskan pelayanan yang diberikan pada pasien secara jujur


2.Melindungi kerahasiaan informasi pasien
3.Mengurangi kesenjangan dalam akses pelayanan kesehatan dan dampak klinis.
4.Menetapkan kebijakan tentang pendaftaran, transfer, dan pemulangan pasien.
Tugas Komite Etik (2)

5. Mendukung transparansi dalam melaporkan pengukuran hasil kinerja klinis dan non klinis
6. Keterbukaan kepemilikan agar tidak terjadi konflik kepentingan
7. Menetapkan mekanisme pelaporan bagi praktisi kesehatan dan staf lainnya tanpa tanpa takut
dihukum.
8. Mendukung keterbukaan dalam sistem pelaporan mengenai masalah/isu etik tanpa takut diberikan
sanksi
9. Memberikan solusi yang efektif dan tepat waktu untuk masalah etik yang terjadi;
10. Memastikan praktik nondiskriminasi dalam pelayanan pasien
11. Tagihan biaya pelayanan harus akurat dan dipastikan bahwa insentif dan pengelolaan pembayaran
tidak menghambat pelayanan pasien.
12. Pengelolaan kasus etik pada konflik etik antar profesi di rumah sakit, serta penetapan Code of
Conduct bagi staf sebagai pedoman perilaku sesuai dengan standar etik di rumah sakit.
TKRS 13

1. Pimpinan rumah sakit menetapkan Program Budaya Keselamatan yang mencakup poin a)
sampai dengan h) dalam maksud dan tujuan serta mendukung penerapannya secara
akuntabel dan transparan.
2. Pimpinan rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan menyediakan informasi
(kepustakaan dan laporan) terkait budaya keselamatan bagi semua staf yang bekerja di
rumah sakit.
3. Pimpinan rumah sakit menyediakan sumber daya untuk mendukung dan mendorong budaya
keselamatan di rumah sakit.
4. Pimpinan rumah sakit mengembangkan sistem yang rahasia, sederhana dan mudah
diakses bagi staf untuk mengidentifikasi dan melaporkan perilaku yang tidak diinginkan dan
menindaklanjutinya.
5. Pimpinan rumah sakit melakukan pengukuran untuk mengevaluasi dan memantau budaya
keselamatan di rumah sakit serta hasil yang diperoleh dipergunakan untuk perbaikan
penerapannya di rumah sakit.
6. Pimpinan rumah sakit menerapkan budaya adil (just culture) terhadap staf yang terkait
laporan budaya keselamatan tersebut.
Direktur menetapkan Program Budaya Keselamatan di rumah sakit yang mencakup:

1. Perilaku memberikan pelayanan yang aman secara konsisten untuk mencegah terjadinya
kesalahan pada pelayanan berisiko tinggi.
2. Perilaku di mana para individu dapat melaporkan kesalahan dan insiden tanpa takut dikenakan
sanksi atau teguran dan diperlakuan secara adil (just culture)
3. Kerja sama tim dan koordinasi untuk menyelesaikan masalah keselamatan pasien.
4. Komitmen pimpinan rumah sakit dalam mendukung staf seperti waktu kerja para staf,
pendidikan, metode yang aman untuk melaporkan masalah dan hal lainnya untuk menyelesaikan
masalah keselamatan.
Lanjutan….

5. Identifikasi dan mengenali masalah akibat perilaku yang tidak diinginkan (perilaku
sembrono).
6. Evaluasi budaya secara berkala dengan metode seperti kelompok fokus diskusi
(FGD), wawancara dengan staf, dan analisis data.
7. Mendorong kerja sama dan membangun sistem, dalam mengembangkan budaya
perilaku yang aman.
8. Menanggapi perilaku yang tidak diinginkan pada semua staf pada semua jenjang di
rumah sakit, termasuk manajemen, staf administrasi, staf klinis dan nonklinis,
dokter praktisi mandiri, representasi pemilik dan anggota Dewan pengawas.
TKRS 14 Manajemen Risiko

Standar TKRS 14
Program manajemen risiko yang terintegrasi digunakan untuk mencegah terjadinya
cedera dan kerugian di Rumah Sakit.

Maksud dan Tujuan TKRS 14


Proses proaktif dan berkesinambungan meliputi identifikasi, analisis, evaluasi,
pengendalian, informasi komunikasi, pemantauan dan pelaporan risiko termasuk
berbagai strategi yang dijalankan untuk mengelola risiko.
Identifikasi Risiko RS dan Kegiatan Berdasarkan Kategori

Risiko yang terjadi Risiko operasional yang terkait


saat RS memberikan dengan keselamatan pasien
pelayanan kepada
Risiko meliputi perawatan dan
Operasional
pasien baik klinis Klinis penunjang spt kesalahan
maupun non klins diagnostik, bedah atau
pengobatan

Termasuk risiko operasional spt PPI


Risiko Non (sterilisasi, laundry, gizi, kamar jenazah)
Klinis MFK (fasilitas lingkungan, kondisi
bangunan yang membahayakan,
ketersediaan summber air dan listrik
RISIKO • Risiko yang disebabkan segala sesuatu yang
menimbulkan tekanan terhadap pendapatan dan
KEUANGAN belanja organisasi

RISIKO • Citra Rumah Sakit yang dirasakan oleh masyarakat


REPUTASI
Risiko • Risiko akibat penerapan strategi yang kurang tepat,
termasuk tujuann strategis rumah sakit
Strategis
Risiko • Terhadap Hukum dan Regulasi
Kepatuhan
Komunikasi dan Konsultasi

Menetapkan Konteks

Identifikasi risiko sesuai kategori risiko


Analisa Risiko

Evaluasi Risiko

Penanganan Risiko

Pemantauan Risiko
Program Manajemen Risiko Rumah Sakit harus Disusun Setiap Tahun Berdasarkan
Daftar Risiko yang di Prioritaskan dalam Profil Risiko Meliputi :

• Proses Manajemen Risiko

• Integrasi Manajemen Risiko Di Rumah Sakit

• Pelaporan Kegiatan Program Manajemen Risiko

• Pengelolaan Klaim Tuntutan yang dapat menyebabkan tuntutan pada


Rumah Sakit
ELEMEN PENILAIAN TKRS 14

Direktur dan pimpinan Rumah Sakit berpartisipasi dan menetapkan


Program Manajemen Risiko Tingkat Rumah Sakit ( point a-d) dalam
maksud dan tujuan.

Direktur memantau penyusunan daftar risiko yang diprioritaskan menjadi


profil risiko di tingkat Rumah Sakit.
TKRS 15 Penelitian Menggunakan Subjek Manusia

Standar TKRS 15
Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab terhadap mutu dan keamanan
dalam penelitian bersubjek manusia

Maksud dan Tujuan


Menetapkan penanggung jawab penelitian di RS (komite penelitian)
Melindungi pasien terlepas dari sponsor penelitian.
ELEMEN PENILAIAN TKRS 15
Penetapan Penanggung Jawab Program
Penelitian

Terdapat Proses Penyelesaian Konflik (finansial dan


non finansial)

Identifikasi Fasilitas dan Sumber Daya Selama


Penelitian (kompetensi)
Sudah Melakukan informed concent tertulis, tanpa paksaan.

Pihak ke 3 (kontrak) bertanggung jawab dalam pemantauan dan


evaluasi mutu, keamanan dan etika penelitian

Penanggung Jawab Penelitian Melakukan Kajian dan Evaluasi 1 tahun


sekali

Seluruh Kegiatan Penelitian merupakan bagian dari program mutu


rumah sakit dan dilakukan pemantauan serta evaluasi secara berkala
sesuai ketetapan rumah sakit
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai