MANUSIA
PENGAMATAN
PENGALAMAN
PENGETAHUAN
• OBYEK STUDI
• METODOLOGI
• FILOSOFI
• SUMBER: MEUTIA FARIDA HATTA SWASONO., PEDOMAN RINGKAS PENULISAN KARYA ILMIAH, 2002P. 22-23
FUNGSI TEORI
• TEORI MERUPAKAN RUMUSAN LENGKAP DARI ILMU PENGETAHUAN
(UNDERSTANDING AND KNOWLEDGE) TENTANG SESUATU (THING);
• BENTUK TEORI:
Disingkat:
I - POL - EK - SOSBUD - HANKAM
TRI GATRA + TRI GATRA
ASTA GATRA
Kesejahteraan
dan Keamanan
Luas wil perairan : 5.877.879 Km². Panjang Grs Pantai : 81.000 Km.
Luas wil Laut Ter : 3.100.000 Km². Panjang Base Line : 13.179 Km.
Luas wil laut ZEEI : 2.700.000 Km². Jumlah Pulau : 17.499 Pulau.
Wilayah Asia Tenggara
KONSEP-KONSEP DASAR DALAM
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL :
1. Realita atau fenomena 16. Kekuasaan dan otoritas sosial
sosial 17. Integrasi/solidaritas sosial
2. Individu dan masyarakat 18. Konflik sosial
3. Interaksi sosial 19. Sikap dan perilaku sosial
4. Proses sosial 20. Penyimpangan/Patologi sosial
5. Kategori sosial 21. Nilai dan norma sosial
6. Kolektivitas sosial 22. Sosialisasi dan akulturasi
7. Kelompok sosial 23. Sistem sosial
8. Posisi/kedudukan sosial 24. Organisasi sosial
9. Peran sosial 25. Harmonisasi/Tertib sosial
10. Fungsi sosial
11. Status sosial
12. Struktur sosial
13. Kebudayaan
14. Lembaga/Pranata sosial
15. Stratifikasi sosial
FUNGSI KONSEP DALAM TEORI
SOSIAL
Memberi pengertian dan pemahaman ttg
sesuatu (kognitif dan afektif atau
understanding)
Memberikan penjelasan atau keterangan ttg
sesuatu (explanasi)
Menilai suatu kondisi obyek sosial (evaluatif)
Dapat memberitahu ttg sesuatu (informatif dan
komunikatif)
Menghasilkan suatu istilah yang sifatnya
praktis dan sederhana (pragmatis)
TUJUAN KONSEP DALAM TEORI
SOSIAL
Halus KODE
(Askripsi, Morse)
FORMULA
(dalil, rumus, stikma)
MITOS
(legenda, cerita)
SIMBOL (Bahasa)
KATAGORISASI (Teoritisasi)
REALITA
E N
M O
P N
FENOMENA/PERISTIWA
I
R E
I KONSEP M
S P
I
TEORI R
I
S
METODOLOGI
MEMAHAMI
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Peristiwa/Fenomena/Realita/Gejala
Definisi operasional
MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER,
SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI,
GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN
AAH…TEORI !!
KANKER GIGI DAN RONGGA MULUT
UNSUR-UNSUR TEORI
(Tom Campbell, 1994)
ILMU-ILMU
SOSIAL Ilmu Teori Ekonomi
(UMUM) Ekonomi A-Z
Teori Sosiologi
Sosiologi A-Z
TEORI-TEORI ILMU SOSIAL
TEORI ILMU
POLITIK/ADM/PEM Teori A - Z
(KHUSUS)
TEORI ILMU
EKONOMI Teori A - Z
(KHUSUS)
TEORI
Teori A - Z
SOSIOLOGI
(KHUSUS)
Taliziduhu Ndraha, 2005, Kybernologi
adalah Ilmu Pemerintahan baru.
Kajian thdp pemerintahan selama ini melalui
pendekatan kekuasaan (body-of-knowledge)
Ilmu pemerintahan di Indonesia dlm
pembelajarannya dikonstruksikan sbg aplikasi
beberapa cabang, terutama Ilmu Politik dan Ilmu
Administrasi Publik
Natural turbulence dan social turbulence yg terjadi
di dunia mendorong perubahan paradigma contoh
Development administration (1960-an) menjadi The
Public Administration (1970-an)
Dua kali Social Turbulence (1965 dan 1998) dan
sekali Natural Turbulence (2004-2005) menimpa Ind.
Mendorong konstruksi ilmu pemerintahan
Rekonstruksi bermula pd pendekatan baru yaitu
pendekatan kemanusiaan, melalui pendekatan ini,
hak asasi dan kebutuhan dasar manusia dan
lingkungannya yang terlihat sbg sasaran kajian dan
bukan kepentingan partai dan gol. Produk
pendekatan ini oleh Ndraha diberi nama Kybernologi
(Kybernan artinya mengemudi sama dgn Inggris to
steer, dan Belanda Besturen. Dilhat sudut bhs,
Kybernologi sama dgn Bestuurskunde atau
Bestuurswetenschap, dilihat perspektif ini,
Kybernologi adalah Ilmu Pemerintahan Baru)
TEORI
Serangkaian asumsi, konsep,
konstrak, definisi dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial
dan alami secara sistematis dengan
cara merumuskan hubungan antar
konsep
Gabungan dari konsep-konsep yang
telah diuji kebenarannya secara
sistematis dan metodologis sehingga
memiliki sifat obyektif (generalisasi)
sebagai kesepakatan dunia akademis
Teori adalah alat untuk memahami kenyataan
atau realitas sosial
Teori sebagai alat untuk menyatakan
hubungan sistematik antara fenomena atau
gejala yang hendak diteliti
Teori selalu lahir dari kenyataan dan selalu
diuji pula di dalam kenyataan
Teori merupakan hasil kesepakatan
masyarakat akademis sebagai perspektif etik
(agenda akademis)
Teori memberikan pola bagi interpretasi
data
Teori menghubungkan satu studi dengan
studi lainnya
Teori menyajikan kerangka sehingga
konsep dan variabel memiliki arti dan
makna penting
Teori memungkinkan interpretasi makna
yang lebih besar (siap pakai) daripada
hasil temuan yang diperoleh dari
penelitian (kegunaan laten/hidden)
PERSOALAN POKOK
TEORI SOSIAL
GRAND THEORY
(Analisis Menyeluruh)
I
CASE/SUBSTANTIVE/
III IDEOGRAFIS THEORY
(Analisis Kasus/Isu dari Fakta Empiris)
Contoh Struktur Teori Sosial
Grand Theory (Analisis menyeluruh) ===> Prodi S3 (Ilmu Pem, Adm Publik,
Ilmu Manajemen dsb)
Theory Robin. P. Stephen, 2006. Pereilaku Organisasi, Indeks.
menyatakan : Stres adalah kondisi dinamik yang di dalam
individu menghadapi peluang, kendala (constraints), atau tuntutan
(demands) yang terkait dengan apa yang sangat diinginkannya
dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting
Midle Range Theory/Meso Theory (Analisis sebagian)
Milbourn (2006) dalam Istijanto Oei, 2010, Riset Sumber Daya
Manusia,Grandmedia Jakarta. Mengukur stres karyawan : ketersediaan
waktu (time availability) kelebihan beban kerja (role overload-quantitative)
dan tanggungjawab (responsibility)
Case Substantive/ideografis theory (Analisis kasus/Isu dari fakta empiris)
Istanti (2007), mengatakan Stres kerja berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan. Untuk mengukur stres kerja dipakai beban kerja,
waktu kerja, karakteristik tugas
Indikator utk mengukur variabel stres
(Robbins,2006, Milbourn,2006, Istanti,20070
Ketersediaan Waktu, yaitu waktu yg diberikan kepada
pegawai utk melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-
baiknya. Dibuat beberapa butir item pernyataan/pertanyaan
sesuai kebutuhan misal :
- Harus membawa pulang pekerjaan kerumah dan
mengerjakan di hari libur
- Diberi banyak tugas pada saat bersamaan sehingga
susah mengaturnya
- Tugas-tugas yang diberiakan terlalu rumuit
Tanggung Jawab, yaitu tugas yang diberikan kpd karyawan
untuk dilaksanakan sebaik-baiknya sesuai dengan target
yang diberikan oleh lembaga, Dibuat beberapa butir item
pernyataan/pertanyaan sesuai kebutuhan misal :
- Bertanggungjawab menampung keluh kesah sesama
pegawai dan mencari solusi
- Dibebani tugas untuk membimbing sesama pegawai
- Kekurangan kewenangan untuk dapat melaksanakan
tanggungjawab pekerajaan
Beban Kerja, yaitu sebagai akibat dari tugas-tugas yang
terlalu banyak diberikan kepada pegawai untuk diselesaikan
pada waktu tertentu dan pegawai merasa tidak mampu untuk
melakukan tugas tsb, Selanjutnya dibuat
pernyataan/pertanyaan sesuai kebutuhan :
- Tuntutan kualitas pekerjaan yg tdk masuk akal
-Tugas pekerjaan yang diberikan tampak semakin
rumit dan kompleks
-Lembagai menuntut llebih dari kemampuan yang
dimiliki atas fasilitas yang diberikan
Tergantung pada masing-masing sistem
pemerintahan :
• Monarkhi (Monarchy) = Pemerintahan yang
dipimpin oleh orang yg telah diwariskan
secara turun temurun
• Depotisme (Depotism) = Pemerintahan yg
dipimpin oleh seorang pemimpin saja, dan
Pengerti semua rakyatnya dianggap sebagai hambanya
• Kediktatoran (Dictatorship) = Pemerintahan
an yg dipimpin oleh seorang yg memiliki
kekuasaan yang penuh atas negaranya
Pemerint • Oligarkhi (Oligarchy) = Pemerintahan yg
Ideologi • KOMUNISME
Besar
Dunia
• LIBERALISME
• PANCASILA
ASPEK IDEOLOGI// LIBERALISME KOMUNISME SOSIALISME PANCASILA
Demokrasi liberal. Demokrasi rakyat Demokrasi untuk kolektivitas Demokrasi Pancasila
Hukum untuk melindungi Berkuasa mutlak satu parpol Diutamakan kebersamaan Hukum untuk menjunjung
POLITIK HUKUM tinggi keadilan dan
Dalam politik Hukum untuk Masyarakat sama dengan
keberadaban individu dan
mementingkan individu melanggengkan komunis Negara
masyarakat
Peran negara kecil Peran negara dominan Peran negara ada untuk Peran negara ada untuk tidak
pemerataan terjadi monopoli, yang
Swasta mendominasi Demi kolektivitas berarti demi Keadilan distributif yang merugikan rakyat
EKONOMI Negara diutamakan
Kapitalisme Monopoli Negara
Monopolisme
Persaingan bebas
Individu lebih penting dari Agama candu masyarakat Agama -Bebas memilih salah satu
pada mendorong agama
Masyarakat diabdikan Agama harus dijauhkan dari perkembangannya Agama harus menjiwai dalam
AGAMA
bagi individu masyarakat kebersamaan kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara
Penghargaan atas HAM Individu tidak penting Masyarakat lebih penting dari Individu diakui keberadaanya
individu
Demokrasi Masyarakat tidak penting Masyarakat diakui
PANDANGAN keberadaannya
TERHADAP INDIVIDU Negara hukum Kolektivitas yang dibentuk
DAN MASYARAKAT negara lebih penting
Reaksi terhadap
absolutisme
LITERATUR
LEVEL 5 TESIS/DISERTASI
Kesenjangan
Penelitian Masalah
(Research Gap)
Kesenjangan Teori
(Theory Gap)
RUJUKAN SUMBER MASALAH
Kesenjangan Penelitian
(Research Gap)
Kesenjangan Teori
(Theory Gap)
TATANAN KONSEPTUAL
YANG BAIK, TETAPI BELUM MASALAH
ADA PEMBUKTIAN EMPIRIK
MASALAH PENELITIAN
YANG BELUM BERHASIL
DIJAWAB ATAU HIPOTESIS MASALAH
YG BELUM BERHASIL DI
BUKTIKAN
RESEARCH
GAP TEMUAN PENELITIAN
YANG KONTROVERSIAL
MASALAH
TERHADAP PENELITIAN
SEJENIS LAINNYA
Mahasiswa S3
mengembangkan masalahnya dari Theory
gap dan atau research gap yg ditemukan
dari penelitian orang lain sehingga ia
menemukan bidang konsep-konstruk ilmu
yg akan dikembangkannya untuk
memberikan “ contribution to the body of
knolwledge” dalam skala yang sangat
mendasar pada sebuah bidang ilmu
Atas dasar “Theory Gap” dan atau
“Research Gap” tsb ia mengajukan masalah
untuk selanjutnya dikembangkan
penelitiannya
Kerangka Konseptual
Motivasi
X1
Budaya
Kinerja
Organisasi
Tenaga
X2
Komitmen Pendidik
Organisasional (Y2)
(Y1)
Lingkungan
Kerja
X3
Latar Belakang
Kinerja Tenaga Pendidik
Sistem Pendidikan IPDN
belum maksimal :
JAR transfer of knowledge
Kompetensi dosen
LAT transfer of skill Pengalaman praktis pelatih
SUH Penanaman nilai Kualifikasi pengasuh
kepamongprajaan Re
se
ar
Motivasi ch
Ga
Budaya Organisasi Komitmen p
Organisasional
Lingkungan Kerja
Skala Pengukuran:
Likert
Hasil Uji Validitas &
Uji Validitas Reliabilitas Instrumen
Uji Instrumen Penelitian diperoleh nilai koefisien
Angket korelasi >0,30 dan Alpha
Uji Reliabilitas
Cronbach >0,60
Metode Penelitian
Jenis Penelitian:
Explanatori
Skala Pengukuran:
Likert
Hasil Uji Validitas &
Uji Validitas Reliabilitas Instrumen
Uji Instrumen Penelitian diperoleh nilai koefisien
Angket korelasi >0,30 dan Alpha
Uji Reliabilitas
Cronbach >0,60
Dari sekian banyak gagasan tentang masa
depan, salah satu gagasan perubahan yang
cukup menghebohkan dunia adalah tulisan
dari Klaus Schwab (2017) dalam bukunya : “
The Fourth Industrial Revolution”.
Dasarnya adalah perubahan dari
manufacture ke mento-factur. Mento-factur
berarti industri yang berbasis pada otak,
bukan pada tenaga otot.
Schwab (2017 : 91-99) mengemukakan
bahwa dengan hadirnya revolusi industri
generasi keempat akan mendorong
perubahan pada masyarakat, komunitas,
dan individu. Termasuk didalamnya
perubahan pada pemerintahan.
PERKEMBANGAN REVOLUSI INDUSTRI DI DUNIA
https://www.youtube.com/watch?reload=9&
v=m0SL3mPT_d8
Contoh : Operasionalisasi Variabel Penelitian
No Variabel Indikator Item
1 2 3 4
1. Upah/insentif
2. Keamanan Kerja
3. Kondisi Kerja
1. Kondisi Ekstrinsik (X1.1) 4. Status
5. Prosedur
Motivasi (X1) 6. Mutu Penyeliaan
1
7. Mutu Hubungan Personal
1. Pencapaian Prestasi
2. Pengakuan
2. Kondisi Instrinsik (X 1.2) 3. Tanggung jawab
4. Kemajuan pegawai
5. Kemungkinan berkembang
1. Inovasi dan Pengambilan Resiko 1. Dorongan untuk berinovasi
(X2.1) 2. Resiko setiap kegiatan
2. Perhatian Terhadap Rincian 1. Kegiatan rinci dan cermat
(X ) 2. Pemecahan secara
2.2
sistematis
1. Memusatkan hasil yang
3. Orientasi Hasil (X2.3) dicapai
Budaya 2. Tidak pemborosan waktu
2 Organisasi 1. Perlakuan sama
(X2) 4. Orientasi Orang (X2.4)
2. Pengembangan Karier
5. Orientasi Tim (X2.5) 1. Bekerja Tim
2. Kerjasama tim pendidik
6. Keagresifan (X2.6) 1. Adanya ide-ide baru
2. Mengukur kemampuan
1. Adanya sistem dan prosedur
KUSWORO
7. Kemantapan/Kestabilan (X2.7) 2. Skala prioritas menjaga
117020203111029 ksetabilan
1 2 3 4
1. Berprestasi pengembangan ilmu
1. Suasana Kerja (X3.1) 2. Kecakapan sesuai pekerjaan
3. Kebijakan didiskusikan terbuka
1. Kesejahteraan tenaga pendidik
2. Ketenangan Kerja (X 3.2) 2. Kerjasama yang bersahabat
Lingkungan 3. Dukungan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
3 Kerja (X3)
3. Tekanan dalam pekerjaan 1. Profesi pendidik
(X3.3) 2. Emosi akan menambah persoalan
3. Bekerja diluar jam kerja
4. Hubungan antar sejawat 1. Pendidik terbiasa dikoreksi
(X3.4) 2. Perlunya hubungan karib
3. Belajar dari pergaulan
1. Bangga sebagai profesi pendidik
1. Komitmen afektif (Y1.1) 2. Merasa memiliki lembaga
3. Terikat secara emosional
Komitmen 1. Loyal terhadap lembaga
4 Organisasio 2. Komitmen Normatif (Y 1.2) 2. Rugi meninggalkan lembaga ini
nal (Y1) 3. Pendidik merupakan profesi yang mulia.
1. Sulit mendapatkan pekerjaan yang serupa
3. Komitmen Kontinuitas (Y 1.3) 2. Pindah tidak etis
3. Setia pada lembaga ini.
1. Perencanaan yang cermat
1. Kualitas Hasil Kerja (Y2.1) 2. Kegiatan dilakukan dengan teliti
Kinerja 3. Menyukai perilakunya
Tenaga 1. Pekerjaan selesai tepat waktu
5 2. Kuantitas Hasil (Y2.2) 2. Beban kerja sesuai kemampuan
Pendidik
(Y2) 3. Sarana prasarana pendukung
1. Selesai tepat waktu
3. Efektivitas Kerja (Y2.3) 2. Target tercapai
3. Sesuai batas waktu
Sumber: Variabel Motivasi (Teori Hezberg), Variabel Budaya Organisasi (Robbins,2006), Variabel Lingkungan
Kerja (Kroeck,1994) Variabel Komitmen Organisasional (Alien and Meyer 1990) Variabel Kinerja Tenaga Pendidik
(Murphy and Cleveland, 1995, Rue and Byars,1981, dan LAN, 2000), Data diolah, 2014.
KUSWORO
117020203111029
PERKEMBANGAN MODEL IMPLEMENTASI
Variabel-variabel yang bekerja dalam
Penulis dan Tahun
proses implementasi
Resources, interorganizational
Ackerman dan Steinman (1982)
strukture
Comunication (transmission,
clarity, cosistency) Resources
(staff, information, authorithy,
Erward III (1980) facilities) Dispotion or attitudes
of implementer, Bureaucatic
structure (standard procedures,
fragmentation) , complexity
MAINSTREAM
PUBLIC POLICY
?
ALIRAN
ANGLO SAXON
(AMERIKA)
TERMINOLOGI
Policy = kebijakan,
Public Policy = kebijakan publik,
Public = bukan negara, tapi domain state,
society, dan private (governance)
Public = aliran anglo saxon Amerika
State, Government = aliran kontinental (eropa,
Belanda, Inggris), tata negara, tata pemerintah,
tata negara, tertib administrasi
Menggunakan istilah Kebijaksanaan
Untuk mewadahi serangkaian aturan yg sudah ditetapkan
dlm reformasi birokrasi dan kewenangan diskresi dlm
penyelenggaraan pemerintahan
Untuk mengatasi masalah yg muncul ketika peraturannya
tidak mengatur, tidak lengkap, multi tafsir atau terjadi
stagnasi dalam pelayanan
PARADIGMA OPA, NPM dan NPS
PARADIGMA (Pgd) OPA NPM = Reinventing Government NPS = Government is Us (King &
Pdg 1 (1900-1937) dikotomi antara melahirkan konsep GG Sivers, 1998)
politik dan administrasi negara. (enterpreneurial government). Joined up thinking and joined up
Pdg 2 (1938-1956) administrasi Reagan : government is not solution to our action (Stewart et.al., 1999)
negara sebagai ilmu politik. problem, govern-ment is the problem. Citizens First ! (Denhardt & Gray,
Pdg 3 (1970-sekarang) administrasi 1998)
sebagai ilmu administrasi publik. Paradigma NPM (1992 -2002) Paradigma NPS (2003- sekarang)
1) Politik harus memusatkan 1) Catalytic gov. (steering rather than rowing. 1) Serve rather than steer
perhatian pada kebijakan publik Services is rowing) 2) Seek the public interest
atau ekspresi kehendak rakyat, 2) Community owned (empowering rather than
serving) 3) Value citizenship over
admneg berkenaan dgn entrepreneurship
implementasinya. 3) Competitive gov. (injection competiition in
service delivery) 4) Think strategically, act
2) Penyatuan ilmu administrasi ne- 4) Mission’s driven not rule’s driven demokratically
gara dan i. politik (Morsten Marx) 5) Customer oriented (meeting the need of the 5) Serve citizen, not customers
3) Prinsip2 mgt dikembangkan se- customer, not bureaucracy)
6) Recognize that accountability is
cara ilmiah dan mendalam. Peri- 6) Result oriented (funding outcomes,not input)
not simple
laku organisasi, analis mgt, pene- 7) Enterprising gov (earning rather than
rapan teknologi seperti metode spending) 7) Value people, not just
kuantitatif, analisis sistem, opera- 8) Anticipatory gov(prevention ratherthan cure) productivity.
sional research, econometry dsb 9) Decentralized gov (from hierarchy to
participation) Note : Isues tentang justice, equity,
4) Adm publik dgn fokus pada teori
10) Market oriented (leveraging change through participation, and leadership yg
organisasi, teori manajemen dan the market)
kebijakan publik, sedangkan kurang diperhatikan dalam buku
Note : Birokrasi yg lamban, gemuk, boros,
locusnya kepentingan publik. inefisien, merosotnya kinerja yanlik. Reinventing gov.
7
Dari paradigma OPA, utk memba- Dari paradigma NPM, utk memba- Dari paradigma NPS, utk memba-
ngun/reformasi birokrasi : ngun/reformasi birokrasi ngun/reformasi birokrasi, maka
1) Administrasi publik harus diarahkan pada 6 dimensi kunci: birokrasi harus berubah
dipisahkan dari dunia politik 1) Productivity, bgmn pem meng orientasinya, yaitu :
(dikhotomi AP dgn politik). hasilkan lebih banyak dgn biaya 1) Dari paradigma constitutionalism
2) Tidak memberi peluang pada yg lebih sedikit. ke paradigma communitarianism
Administrator untuk 2) Marketization, bgmn pemerintah (Fox & Miller, 1995).
memperaktekkan sistem menggunakan insentif pasar agar 2) Dari institution-centric civil service
nepotisme dan spoil. hilang patologi/penyakit birokrasi ke model citizen-centric
3) Para legislator hanya 3) Service orientation, program yg governance (Prahalad, 2005).
merumuskan kebijakan nasional lebih responsif thdp kebutuhan 3) Perlu diterapkan pola citizen-
dan Administrator hanya warga masy. centered collaborative public
mengeksekusinya. 4) Decentralization, melimpahkan management (Cooper, at ell.,
4) Para Administrator selalu kewenangan kepada unit kerja 2006).
mengutamakan nilai efisiensi terdepan 4) Tidak ada tindakan birokrasi yang
dan ekonomis. 5) Policy, bgmn pememerintah memanipulasikan partisipasi
5) Para Administrator diangkat memperbaiki kapasitas masyarakat (Yang & Callahan,
berdasarkan kecocokan dan perumusan kebijakan. 2007).
kecakapannya. 6) Performance accountability, bgmn
6) Metode keilmuan menurut pem memperbaiki
Taylor harus menggeser metode kemampuannya utk memenuhi
rule of thumb. janjinya.
8
Pelajaran penting dari paradigma Pelajaran penting dari paradigma Pelajaran penting dari paradigma
OPA adalah utk membangun NPM adalah dlm membangun NPS adalah dlm membangun AN/
aparatur negara atau reformasi aparatur /reformasi birokrasi reformasi birokrasi harus :
birokrasi diperlukan: harus : 1) Memperhatikan pelayanan kpd
1) Profesionalitas 1) Memperhatikan mekanisme pasar. masy sbg warga negara, bukan
2) Penggunaan prinsip keilmuan 2) Mendorong kompetisi dan kontrak sbg pelanggan.
3) Hubungan impersonal utk mencapai hasil 2) Mengutamakan kepentingan
4) Penerapan aturan dan 3) Harus lebih responsif terhadap umum.
standarisasi secara tegas kebutuhan pelanggan. 3) Mengikut sertakan warga
5) Sikap yang netral 4) Bersifat mengarahkan (steering) masyarakat (masy tidak dijadikan
d/p. menjalankan sendiri (rowing) penonton)
6) Perilaku yg mendorong/mendu-
kung terjadinya efisiensi dan 5) Harus melakukan deregulasi; 4) Berfikir strategis dan bertindak
efektivitas sumberdaya (4M+T) 6) Memberdayakan oprator/pelaksana demokratis.
7) Mengembangkan budaya 5) Memperhatikan norma, nilai, dan
organisasi (corporate cultural) standard yg ada.
8) Innovatif dan berjiwa wirausaha; 6) Menghargai masyarakat d/p.
manajer wirausaha yg bertindak
9) Pencapaian hasil ketimbang
seakan-akan uang adalah milik
budaya taat asas.
mereka.
10)Orientasi pada proses dan input.
GM
Sebutan Jungle Management by Manage- Value Creative Knowledge
Management direction ment by manage-ment and human
1 targetting networking
(Manage- Management
ment by
Objective)
Mengutamak
Ciri utama “doing “doing thing through Mengutamaka n keunggulan
things by by the oher people” n target perorangan
ourself” (Ciri : Penggunaan Mengutamak kualitatif, dalam kerja
2 (cirinya:Pek kewenangan utk an target kepuasan sama jaringa
lbh banyak mengarahkan kuantitatif pelanggan dan
di kerjakan anggotanya orgsi pekerja
sendidiri) utk mencaapaai
tujuan)
Sumber kekuatan Diri sendiri Pemimpin Pemimpin Nilai-nilai yang Jaringan
dan tim kerja disepakati antara
bersama profesional
3
Struktural
Struktural
Tidak ada dan
Feodal dan
4 Tipe organisasi organi- fungsi- Jaringan
hierarkis fungsi-
sasi onal
onal
Semua
orang -Fedrick W
Tokoh pelopor Peter F Brian L Charles M.
5. yang Taylor
(antara lain) Drucker Joiner Savage
bekerja -G.R Terry
bersama
Tahun
6. ? 1800-1980 1970-1990 1990-? 1990-?
perkembangan
PAHAM TEORI SOSIAL DALAM
PRAKTEK
IDEALISME
TEORI
PRAGMATISME
UTOPIANISME
METODOLOGI
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Kejelasan
Konsistensi
Kecukupan Empiris
Kecukupan Eksplanatoris
Rasionalitas Normatif
PERMASALAHAN
SOSIAL
(Social Problems)
L EM
EMPIRICAL
CONCEPTUAL
CONCEPTUAL OB EMPIRICAL
WORLD
WORLD PR WORLD
WORLD
OPERASIONALISASI
Dijawab dengan asumsi, MASALAH
Proposisi, hipotesa, dan teori (Problem Operationalization)
PERAN ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN
MASALAH SOSIAL
MENGAJUKAN
Proses dimulai lagi REKOMENDASI
PEMECAHAN MASALAH
MEMBERIKAN PENJELASAN
DAN MENDORONG MEMPELAJARI HALANGAN
SARAN-SARAN YANG MUNGKIN TERJADI
KEGIATAN
MENANGGULANGI MASALAH
AWAL SEJARAH
PERKEMBANGAN
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
IBNU KHALDUN
(ABDURRACHMAN ABU ZAID WALIUDDIN BIN KHALDUN)
(1332 – 1350 M)
Linear
Proses
Kesinambungan (kontinuum)
Kemiskinan Struktural
Kemiskinan
Natural MALAS
MISKIN
Kemiskinan Kultural
DASAR-DASAR
PENGAMATAN
ILMU-ILMU SOSIAL
DASAR PENGAMATAN
ILMU-ILMU SOSIAL
INTUISI
Non- Empiris
AGAMA
RASIONAL
EMPIRIS
Aliran Positivistik – Naturalistik
(Auguste Comte)
INTUISI
AGAMA Non-Empiris Non-Mainstream
RASIONAL
EMPIRIS Aliran Positivistik - Naturalistik
Mainstream
Aliran Humanistik - Kulturalistik
• DEDUKTIF
• INDUKTIF
Dunia Empiris/ Empirical World:
Dunia manusia di mana bisa
dilakukan pengamatan, baik dengan indera atau peralatan yang dibuat manusia (The worlds
susceptible to observation)
Sains berkembang oleh:
Proses pengamatan manusia
secara sistematis & terus-
menerus akan sesuatu yang
dialami atau disaksikan dlm
kehidupannya.
Sains mengandung 2 hal pokok:
Ilmu Antropologi
Kesehatan
Masyarakat INDIVIDU,
MASYARAKAT,
DAN
KEBUDAYAAN
Ilmu Politik
Sejarah
1. Sosiologi
2. Antropologi
3. Ilmu Geografi
4. Ilmu Sejarah
5. Ilmu Ekonomi
6. Psikologi
7. Ilmu Politik
8. Ilmu Administrasi (Dikti, 2010) Masuk
9. Ilmu Hukum (?) Ilmu Politik
10. Ilmu Pemerintahan (?)
PERSPEKTIF TEORI-TEORI
ADMINISTRASI PUBLIK (KONTEMPORER)
DAN PEMERINTAHAN
1.Teori Diskriptif
2.Teori Pre-skriptif
3.Teori Normatif
4.Teori Asumtif
5.Teori Instrumental
6. Teori Hubungan Manusia (Human
Relation)
7. Teori Pengambilan Keputusan (decesion
making)
8. Teori Perilaku (Behavior)
9. Teori Sistem (Integral Comprehensive)
10. Teori Kontingensi (Mixed Theory), dan
11. Teori Diskriptif - Eksplanatori
KETERANGAN
1. Teori diskriptif menggambarkan apa-apa
yang nyata-nyata terjadi dilapangan
(memotret apa adanya)
2. Teori pre-skriptif menggambarkan
perubahan-perubahan untuk melakukan
pembaharuan, koreksi dan perbaikan
suatu proses teori dan fenomena tertentu
3. Teori normatif pada dasarnya
mempersoalkan peranan suatu
kebijaksanaan/ perundang-undangan/
peraturan tertentu.
4. Teori asumtif lebih memusatkan
perhatian pada usaha-usaha untuk
memperbaiki suatu praktek dengan
memahami hakekat suatu fenomena yang
terjadi dalam lingkungannya
5. Teori instrumental bermaksud untuk
melakukan konseptualisasi mengenai cara-
cara memperbaiki suatu teknis sehingga
dapat dibuat sebagai sasaran yang lebih
realistik (tools of analysis)
6. Teori hubungan manusia (human relation
theory) menitik beratkan bahwa norma-norma
sosial merupakan faktor kunci dalam
menentukan sikap, perilaku dan tindakan
seseorang terutama dalam lingkungan kerja
7. Teori pengambilan keputusan (decesion
making theory) lebih mengkonsentrasikan diri
pada analisa proses pengambilan keputusan,
apakah mempergunakan model statistik, model
optimasi, model informasi, model simulasi, model
liniar programming, model critical path
scheduling, model inventory, model site location,
ataukah model resources allocation, dan
sebagainya (catatan : pada beberapa fakultas
dan program training sudah merupakan mata
pelajaran tersendiri).
8.Teori perilaku (behavior theory) orientasi yang
dikembangkan adalah efesiensi dan sasaran
dengan cara mengintegrasikan komponen-
komponen anggota organisasi, struktur dan
prosesnya. Dengan kata lain teori perilaku lebih
memahami pentingnya aspek dan faktor manusia
sebagai alat utama untuk mencapai tujuan
organisasi ( catatan : teori perilaku ini juga sudah
merupakan mata kuliah tersendiri sebagai mata
kuliah perilaku organisasi)
9. Teori sistem merupakan suatu cara
pendekatan yang memandang bahwa setiap
fenomena mempunyai berbagai komponen yang
saling berinteraksi satu sama lain agar dapat
bertahan hidup (survival). Dalam sistem memiliki
beberapa unsur sistem antara lain : unsur
lingkungan, unsur masukan (input), unsur
pengelola (konversi/throught put), unsur keluaran
(out put/product), unsur efek atau unsur akibat
(consequences), dan unsur umpan balik (feed
back)
10. Teori kontingensi sebagai perkembangan dari
teori sistem yang dipersamakan dengan
pendekatan situasional yang mengakui adanya
dinamika dan kompleksitas antar hubungan
(interaksi sosial)
11. Teori deskriptif eksplanatori menjelaskan
keaneka ragaman isi yang terkandung dalam
fenomena lingkungan nyata (cenderung ke
metode content analysis, discourse analysis,
framing analysis).
PERBEDAAN ANTAR TEORI
ILMU-ILMU SOSIAL
Terletak pada dimensi atau sudut pandang yang
digunakannya dalam memahami, menelaah dan
mencermati masyarakat itu secara khusus, misal:
1. Ilmu Ekonomi mencoba memahami kehidupan
individu dan masyarakat dalam usahanya memenuhi
kebutuhannya, yaitu usaha manusia dalam
memproduksi, mendistribusikan dan mengkonsumsi
barang dan jasa yang terbatas dalam masyarakat
2. Ilmu Politik memahami tentang hak dan wewenang,
kekuasaan, proses pembuatan keputusan dalam
masyarakat serta konflik yang terjadi akibat distribusi
dan alokasi kekuasaan dalam masyarakat
3. Sosiologi memahami tentang struktur sosial,
mobilitas sosial, modernisasi, dsb.
SIFAT HUBUNGAN ANTAR
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Masalah
Masalah
Logik
Deterministik
Umum
Hemat
Spesifik
Dapat dibuktikan secara empirik
Antar subyek (replikasi)
Terbuka bagi adanya perubahan
PENDEKATAN
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
PENDEKATAN INTERPRETATIF :
Manusia sebagai subyek interpretatif dalam
pembentukan dunia (konsep) sosial dengan
melalui proses empathi
Pendekatan ini cenderung statusquo, karena
mengabaikan rekonsiliasi antara tindakan
manusia dengan kenyataan sosial
PENDEKATAN POSITIVISTIK :
Manusia sebagai obyek perspektif hukum kausal
Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui hukum-
hukum sosial yang memiliki kekuatan sendiri dan
bekerja dengan caranya sendiri terlepas dari
kehendak manusia
PENDEKATAN KRITIS :
Menawarkan perubahan yang bersifat
partisipatoris
Seluruh anggota masyarakat terlibat secara aktif
untuk menentukan siapa mereka, apa yang
mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi
keinginanya, dan bukan elit manusia yang
menentukan arah tindakan manusia
Teori dialektika Hegel: these + antithese =
synthese; teks + konteks = aktualisasi
RUANG LINGKUP
TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Teori Ilmu Sosial pada hakikatnya
berbicara tentang objek yang sama yaitu
masyarakat (kumpulan individu yang
bertempat tinggal pada suatu wilayah,
dalam waktu yang relatif lama dan terus
menerus)
Kumpulan individu ini mempunyai
karakteristik tersendiri yang dapat
dibedakan dengan kumpulan individu dan
masyarakat yang lain
FOKUS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
1. Mengkaji, memahami, meneliti, dan
menemukan makna tentang: Persamaan dan
perbedaan antara satu masyarakat dengan
masyarakat yang lainnya
2. Interaksi dalam masyarakat, yakni: interaksi
individu dengan individu, individu dengan
kelompok, individu dengan organisasi,
kelompok dengan kelompok, kelompok
dengan organisasi, dan organisasi dengan
organisasi lain
3. Pikiran, gagasan (ide), dan lembaga-lembaga
sosial dalam masyarakat
4. Sistem dan Struktur sosial yang muncul
sebagai akibat dari perbedaan nilai dan
norma, serta pemilikan atas barang-barang
dan jasa yang dianggap bernilai
5. Kerjasama, persaingan, konflik dan kompromi
yang timbul sebagai akibat dari usaha-usaha
memperebutkan nilai-nilai yang dianggap
bermanfaat dan menguntungkan
6. Perubahan sosial: baik dalam artian
perubahan pikiran, gagasan, struktur sosial
maupun perubahan dalam kelembagaan
sosial secara keseluruhan
JENIS TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Sumber: Patrick Baert, 1998, Social Theory in The Twentieth Century,Cambridge, Polity Press.
ANATOMI
DAN
JENIS TEORI ILMU SOSIAL
ANATOMI TEORI SOSIAL
KLASIK: teori perkembangan/ kemajuan
(Comte), teori siklus perubahan budaya
(Sorokin), teori integrasi/solidaritas sosial
(Durkheim), teori konflik/ pertentangan kelas
(Marx), teori rasionalitas (Weber), teori interaksi
(Simmel), teori konstruksi sosial (Berger)
MODERN: teori fenomenologi (Weber), teori
interaksionisme simbolik (Mead), teori dramaturgi
(Goffman), teori etnometodologi (Garfinkel), teori
pertukaran sosial (Homans), teori fungsional
(Parson), teori fungsionalisme-struktural
(Merton), teori neo-fungsionalisme (Alexander),
teori kritis (Marx)
KONTEMPORER: teori hegemoni
(Gramsci), teori strukturasi (Giddens),
teori pilihan rasional (Elster), teori
konflik (Dahrendorf), teori post-
modernism (Bourdieu, Michel
Foucault, Derrida), teori kritis (Jurgen
Habermas)
KARAKTERISTIK TEORI
KONTEMPORER
Teori kontemporer menjelaskan hubungan
(aksi dan interrelasi) antara struktur dan
agensi
Kelompok kontemporer (strukturasionis) tidak
memandang struktur dan agensi sebagai dua
hal yang dikotomis sehingga menghasilkan
dualisme struktur; melainkan dua hal tersebut
saling berhubungan secara dialektis dan
kontinuum sehingga menghasilkan dualitas
struktur
Aktor atau agensi menurut pandangan
aliran ini adalah partisipan yang aktif
dalam mengkonstruksi kehidupan sosial,
setidak-tidaknya menjadi tuan atas
nasibnya sendiri. Setiap tindakan
manusia selalu mempunyai tujuan
Artinya bahwa aktor secara rutin dan
diam-diam memonitor apa yang sedang
ia lakukan, sebagaimana reaksi orang
terhadap tindakannya dan lingkungan
dimana ia melakukan aktivitas tersebut
Sedangkan struktur, selain dapat membatasi
aktivitas manusia (constraining) tetapi juga
memberikan kebebasan bertindak (enabling)
kepada manusia
Dualitas struktur melihat kekuasaan sosial
sebagai simuka janus (the janus face of
power) yang berfungsi sebagai alat analisis
kehidupan sosial yang penting, terutama
mengenai hubungan antara tindakan manusia
dan struktur.
JENIS TEORI SOSIAL
TEORI SOSIAL MAKRO: teori fungsional, teori
struktural , teori equilibrium, teori konflik
TEORI SOSIAL MIKRO: teori fenomenologi, teori
interaksionisme simbolik, teori etnometodologi,
dan teori dramaturgi
PARADIGMA
(ILMU) SOSIAL
PARADIGMA
Sebagai suatu cara pandang terhadap suatu
persoalan yang didalamnya terdapat sejumlah
asumsi tertentu, teori tertentu, metodologi
tertentu, model tertentu, dan solusi tertentu
Setiap paradigma diandaikan otonom, mandiri
dan terpisah dengan paradigma yang lain
(memiliki jargon, simbul dan konsep sendiri-
sendiri), sehingga paradigma pada
hakekatnya tidak dapat disatukan (apalagi
disamakan), tetapi hanya bisa dibandingkan
sebagai studi komparatif
PERKEMBANGAN PARADIGMA SOSIAL
Dalam diskursus ilmu-ilmu sosial kajian
paradigma sebagai aliran utama pada
umumnya dikaitkan dengan persoalan tingkah
laku sosial, kehidupan, dan perubahan sosial
dalam masyarakat
Misalnya: bermula dari penelitian dan penulisan
pemikir-pemikir sosial klasik seperti Karl Marx,
Emile Durkheim dan Max Weber, sampai
dengan perkembangan pemikiran teoritis di
zaman modern dan kontemporari seperti Karl
Manheim, C. Wright Mills, Erving Goffman,
Gramsci, Habermas, Foucault yang membentuk
pelbagai aliran dan usaha mengintegrasikan
pelbagai aliran pemikiran teoritis
MANFAAT PARADIGMA SOSIAL
Dalam kedudukan ilmu pengetahuan, tiga
paradigma tersebut merupakan metode untuk
memahami masalah dan kenyataan sosial
(penjelas realita)
Sebagai peta metode (map method) kedudukan
ilmu dan fungsinya
Secara bersama-sama dapat juga dipergunakan
untuk melihat suatu realitas sosial dan masa
depan kehidupan sosial sebagai pokok bahasan
suatu penelitian sosial
TIGA PARADIGMA SOSIAL
Paradigma Fakta Sosial
Pardigma Definisi Sosial, dan
Paradigma Perilaku Sosial.
FAKTA SOSIAL
(Emile Durkheim)
Paradigma ini memberi arti penting pada pranata dan
struktur sosial sebagai dasar realitas kehidupan sosial
Pranata dan struktur merupakan suatu kenyataan
eksternal yang memiliki daya paksa atau koersif
Pranata dan struktur sosial merupakan kunci
memahami dan mengerti tindakan seseorang atau
sekelompok orang
Paradigma ini berpendapat bahwa tindakan manusia
tidak dapat dilakukan secara bebas, karena ada fakta
lain yang memiliki kemampuan daya paksa terhadap
tindakan manusia tersebut
DEFINISI SOSIAL
(Max Weber)
menyatakan bahwa problem kehidupan sosial
berkaitan dengan tindakan individu (person) sebagai
pelaku kehidupan sosial
Weber memandang bahwa tindakan individu adalah
kunci kehidupan bersama
Bagi Weber apa yang dimaksud dengan pranata dan
struktur adalah sesuatu yang impersonal yang
merupakan konsep rasional tindakan individu yang
disadari dan berdasar motif dan tujuan tertentu
Impersonalitas pranata dan struktur sosial menjadi
ukuran rasionalitas suatu konsep kehidupan sosial
Tindakan sosial bersifat subyektif, karena setiap
tindakan selalu dilandasi oleh motivasi dan tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu secara sadar
PERILAKU SOSIAL
(BF. Skiner)
memandang bahwa tata hubungan sosial adalah
merupakan suatu mekanisme hubungan kausal yakni
hubungan stimulus dan respon
Dengan demikian tindakan manusia adalah
tanggapan atau respon terhadap stimuli yang
ditujukan kepadanya
Suatu tindakan sosial akan dapat diulang jika stimulus
disajikan kembali dan jika menyangkut suatu
kebutuhan dan kepentingannya
Secara teknis kebutuhan dan kepentingan itu disebut
ganjaran atau hadiah (reward)
Jadi, dinamika hidup sosial esensinya adalah sebagai
suatu mekanisme stimuli dan respon (aksi dan reaksi)
PERJALANAN PARADIGMA SOSIA
L
Paradigma 1 Normal Anomali
• The Method of Intuition, atau disebut The Priori Method, suatu metode
untuk mencari pembenaran dengan persepsi yg sdh umum;
di hadapan
Masyarakat akademik Majelis hakim/juri
huma herme
niora neutik
Post-
positivistik
PROGRAM PAASCASARJANA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
SKETSA/PARAMETER TEORI
PROGRAM DOKTOR ILMU PEMERINTAHAN
SOSIAL (Tom Campbell, 1994)
TUGAS TAKE HOME UNTUK ANGKATAN VII TA/.2019
Petunjuk : Buatlah paper yang berhubungan dengan ilmu-ilmu soasial dengan
penjelasan sbb :
1. Thema paper berhubungaan obyek kajian ilmu-ilmu sosial, jelaskan
permasalahan dari thema tema paper tersebut
2. Pendekatan teori yang akan digunakan dengan pendekatan grand theory,
midle range theory dan aplaid theory/case/substantive, apa yang akan
dugunakan.
3. Analisis permasalahan tersebut menggunakan pendekatan interdisipliner
ilmu-ilmu sosial disesuaikan dengan thema paper.
4. Kesimpulan,, saran dan catumkan daftar referensi yang duguanakan
TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT !!