GERAKAN SOSIAL
OLEH: NUR SAYYID SANTOSO KRISTEVA, M.A.
ALUMNUS S1 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
ALUMNUS S2 SOSIOLOGI FISIPOL UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM) YOGYAKARTA
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII) DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
DIREKTUR INSTITUTE FOR PHILOSOPHICAL AND SOCIAL STUDIES (INPHISOS) YOGYAKARTA
Home: PP. Al-Madaniyyah Jl. Pucang D.37 RT. 01 RW. 09 Gumilir Cilacap 53231 | Jl. Urip Sumoharjo 71 RT.03 RW.03 Mertasinga Cilacap Jateng 53232
1. Pengantar Paradigma
2. Tiga Paradigma: Jurgen Habermas
3. Implikasi Paradigma Sosiologi
4. Peta Kesadaran Masyarakat: Paulo Freire (1970)
5. Paradigma Sosiologi: Burnell dan Morgan (1979)
6. Definisi dan Fungsi Gerakan Sosial
7. Gerakan Sosial & Modernitas
8. Praxis Gerakan Sosial Ekopol
9. Pemetaan Gerakan Sosial
• Paradigma secara sederhana dapat diartikan bagai kacamata atau alat pandang.
• Thomas Khun, The Structure of Scientific Revolution. Paradigma diartikan sebagai
satu kerangka referensi atau pandangan dunia yang menjadi dasar keyakinan atau
pijakan suatu teori.
• Berkembangnya suatu paradigma erat kaitannya dengan seberapa jauh suatu
paradigma mampu melakukan konsolidasi dan mendapat dukungan dari berbagai
usaha seperti penelitian, penerbitan, pengembangan, dan penerapan kurikulum oleh
masyarakat ilmiah pendukungnya.
• Oleh karena itu, untuk memahami berkembang maupun runtuhnya suatu teori
perubahan sosial dan pembangunan erat kaitannya dengan persoalan yang dihadapi
oleh paradigma masing-masing yang menjadi landasan teori tersebut.
• Pada dasarnya memahami paradigma dan teori perubahan sosial seharusnya tidak
sekedar untuk mempelajari dan memahaminya. Suatu teori ataupun paradigma
dipelajari dan dipahami dalam rangka menegakkan komitmen untuk suatu proses
emansipasi, keadilan sosial dan transformasi sosial.
• Persoalan pilihan terhadap pardigma dan teori perubahan sosial maupun teori
pembangunan pada dasarnya bukanlah karena alasan benar dan salahnya teori
tersebut, pilihan suatu teori lebih karena dikaitkan dengan persoalan mana teori yang
akan berakibat pada penciptaan emansipasi dan penciptaan hubungan-hubungan
dan struktur yang secara mendasar lebih baik.
• Memilih paradigma dan teori perubahan sosial adalah suatu pemihakan dan ber-
dasarkan nilai-nilai tertentu yang dianut.
• Pertanyaan yang penting diajukan di sini adalah siapa dan dengan tujuan
apa sesungguhnya kegiatan dan aksi kita diabdikan? Masalah siapa yang
ingin kita pecahkan melalui aksi dan program kegiatan kita? Jadi,
masalahnya bukanlah apakah kita harus memihak, karena pemihakan
adalah mustahil untuk dapat dihindarkan bagi semua teori perubahan
sosial dan teori pembangunan, tetapi masalahnya adalah kepada siapa
atau kepada apa pemihakan tersebut diabdikan. Untuk menjawab
persoalan ini, diperlukan pemahaman paradigma sosiologi yang menjadi
kacamata dan dasar bertindak dibalik setiap teori perubahan sosial
maupun pembangunan.
Keteraturan
Keteraturan
Subyektivis
Obyektivis
PARADIGMA PARADIGMA
SUBYEKTIVIS INTERPRETATIF FUNGSIONALISME
OBYEKTIVIS
(FENOMENOLOGI)
Pertentangan
Pertentangan
Subyektivis
Obyektivis
PARADIGMA PARADIGMA
HUMANIS STRUKTURALIS
RADIKAL RADIKAL
PROSES SOSIAL
TERDAHULU
GERAKAN SOSIAL
GERAKAN SOSIAL
BERIKUTNYA
NUR SAYYID SANTOSO KRISTEVA, M.A/ SOSIOLOGI.DOC 54
GERAKAN SOSIAL & MODERNITAS
• Alasan gerakan sosial muncul di era-modernitas:
1. “Tema Durkheim” yaitu kepadatan jumlah penduduk
dikawasan sempit terjadi bersamaan dengan urbanisasi dan
industrialisasi dan menghasilkan kepadatan moral penduduk
yang besar.
2. “Tema Tonnies” yaitu atomisasi dan isolasi individu dalam
geselllschaft yang bersifat impersonal. (keterasingan,
kesepian dn penjungkirbalikan nilai menimbulkan idaman
terhadap komunitas, solidaritas, dan kebersamaan)
PEMBUANGAN LIMBAH
7 PT. JUI FA INTERNATIONAL
FOODS CILACAP
6 LAND-REFORM PETANI
KARET TUMPANGSARI
CILACAP
ABRASI & KERUSAKAN
5 MANGROVE AREA
PERTAMINA UP IV CILACAP
ADVOKASI NELAYAN
4 PESISIR SELATAN CILACAP
REKLAMASI GALIAN
SUMBER Infografis
NURHasil Investigasi:
SAYYID SANTOSO Institute for Philosophical
KRISTEVA, and Social Studies (INPHISOS)Serikat Proletariat Indonesia (SPI)Komunitas
M.A/ SOSIOLOGI.DOC 81
Perpustakaan Jalanan (PERJAL) CilacapPMII Jaringan Inti ideologis CilacapPC PMII Kabupaten CilacapPMII Komisariat Al-Ghozali Cilacap
KONDISI GEOGRAFIS KABUPATEN CILACAP
Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Jawa Tengah, dengan batas wilayah sebelah selatan
Samudra Indonesia, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes dan
Kabupaten Kuningan Propinsi Jawa Barat, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kebumen dan
sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Propinsi Jawa Barat.
Terletak diantara 10804-300 - 1090300300 garis Bujur Timur dan 70300 - 70450200 garis Lintang Selatan,
mempunyai luas wilayah 225.360,840 Ha, yang terbagi menjadi 24 Kecamatan 269 desa dan 15 Kelurahan.
Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian 198 M dari permukaan laut dan
wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian 6 M dari permukaan laut. Jarak
terjauh dari barat ke timur 152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara
ke selatan sepanjang 35 km yaitu dari Kecamatan Cilacap Selatan ke Kecamatan Sampang.
Kabupaten Cilacap memiliki wilayah terluas di Jawa Tengah dengan didukung adanya industri/perusahaan
besar yang cukup banyak sehingga terbuka peluang berdirinya pusat petokoan, pasar swalayan,
supermarket, perumahan, transportasi dan berbagai bidang jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat.
Daftar Nama Bupati Cilacap :
1. R. Tumenggung Tjakra Werdana II (1858-1873) Produksi ikan laut per tahun 15.153,2 ton yang diperoleh dari 7 (tujuh) Tempat Pelelangan Ikan/TPI, namun
2. R. Tumenggung Tjakra Werdana III (1873-1875) sebagian besar melalui TPI Pelabuhan Perikanan Nusantara Cilacap dan kapasitas Dermaga 250 Kapal.
3. R. Tumenggung Tjakra Werdana IV (1875-1881) Kegiatan Ekspor-impor lewat pelabuhan laut Tanjung Intanyang sudah dilakukan adalah impor sapi,
4. R.M Adipati Tjakrawerdaya (1882-1927) bongkar muat pupuk Sriwijaya dan Ekspor-impor Minyak bumi.
5. R.M Adipati Arya Tjakra Sewaya (1927-1950)
6. Raden Mas Soetedjo (1950-1952) Luas Hutan Negara di Kabupaten Cilacap adalah 54.669,80 Ha (terdiri dari Hutan Produksi 36.349,10 Ha,
7. R. Witono (1952-1954) Hutan Produksi Terbatas 10.601,70 Ha, Hutan Lindung 6.386,20 Ha dan Suaka Alam 1.332,80 Ha). Luas
8. Raden Mas Kodri (1954-1958) Hutan Rakyat 22.743,08 Ha (tanaman jati, mahoni, albasia, dll). Total luas hutan di Kab. Cilacap (Hutan
9. D.A Santoso (1958-1965) Negara + Hutan Rakyat) adalah 77.412,88 Ha. Luas Perkebunan Besar Swasta (PBS) dan Negara (PTPN
10. Hadi Soetomo (1965-1968) IX) di Kabupaten Cilacap adalah 8.771,82 Ha yang ditanami dengan tanaman karet dan kako. Luas kebun
rakyat adalah 33.825,45 Ha (Tanama kelapa, kare, kopi, cengkeh, pala, kakao, dll)
11. HS. Kartabrata (1968-1974)
12. H. RYK. Moekmin (1974-1979)
Endapan Pasir Besi terebut sepanjang pesisir pantai Kabupaten Cilacap, sebagian besar telah ditambang
13. Poedjono Pranyoto (1979-1987)
oleh PT. ANTAM Tbk, cadangan tersisa seluas 500 hektar lebih dengan MD 12.20 %, kandun gan Fe>53%
14. H. Mohamad Supardi (1987-1997) terletak di Desa Welahan Wetan Kecamatan Binangun hingga Desa Jetis Kecamatan Nusawungu,
15. H. Herry Tabri Karta, SH (1997-2002) cadangan tersisa 744.678,85 ton saat ini telah diusahakan oleh 4 pemegang Kuasa Pertambangan.
16. H. Probo Yulastoro, S.Sos, MM, M.Si (2002-2009) Terdapat di Pulau Nusakambangan dengan jumlah cadangan berkisar 1.170.000.000 ton yang merupakan
17. H. Tatto Suwarto Pamuji (2011-2017). Gamping Terumbu yangKRISTEVA,
saat ini sedang ditambang oleh PT. Holcim.
NUR SAYYID SANTOSO M.A/ SOSIOLOGI.DOC 82
17. H. Tatto Suwarto Pamuji (2017-2022).
EKSPLOITASI PULAU
1 NUSAKAMBANGAN OLEH
PT. HOLCIM CILACAP
Lingkungan zona PLTU cilacap telah semakin mencekik para korban dampak
negatif penggunaan energi batu bara. Kita perlu mendorong Koalisi Anti-
Batubara untuk mendesak pemerintah menghentikan ekspor batu bara dan
penggunaan energi batu bara sebagai sumber energi.
Kondisi geologi daerah penyelidikan yaitu sepanjang pantai Adipala merupakan daerah yang prospek untuk
endapan pasirbesi pantai yang terbentang dari Barat hingga ke Timur. Penyebaran ketebalan lapisan
endapan pasir yang sejajar pantai, bervariasi dari 3 hingga 5 meter, dengan geometri lapisan melensa, hal
ini disebabkan oleh morfologi batuan dasar dan mekanisme pengendapan. Lapisan yang paling tebal
terdapat di sekitar lokasi C-3A dan C-7A. Kontrol morfologi batuan dasar dan mekanisme pengendapan
menjadi kontrol yang sangat penting untuk keterdapatan endapan pasir besi. Perhitungan sumber daya
terukur memperlihatkan cadangan total konsentrat di daerah ini adalah 3.058.094 Ton, dengan Fe Total
(54,32%) sekitar 1.570.034 Ton. Dengan volume produksi per-tahun sekitar 300.000 Ton konsentrat, atau
kira-kira 1.000 Ton konsentrat per-hari, maka lamanya eksploitasi untuk blok ini adalah sekitar 10 tahun.
Dampak negatif dari penambangan liar pasir besi adalah: Merusak pantai dan vegetasinya, Rusaknya jalan
raya, Rusaknya area persawahan atau pertanian warga, Sering rawan banjir, Degradasi lingkungan pesisir
dan abrasi pantai, bila penambangannya di wilayah pantai (Mine of coast area), Air menjadi sangat tidak
stabil atau keruh, sehingga jenis biota yang ada menjadi sasaran, Terjadi peningkatan angka korban jiwa,
bila terjadi stunami di sepanjang pantai, Merusaknya ekosistem pesisir sebagai area mutu ekowisata yang
perlu dijaga dan ditingkatkan, Terganggunya peningkatan ekonomi rakyat dari hasil pertanian.
Penyakit yang akan timbul dengan adanya pertambangan bijih besi salah satunya yaitu penyakit silikosis.
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke
dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja,
keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu,
debu silika juka banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang
batubara. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2.
Pada saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama – sama dengan partikel
lainnya,
NUR seperti
SAYYID debu KRISTEVA,
SANTOSO alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu.
M.A/ SOSIOLOGI.DOC 85
ADVOKASI NELAYAN
Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Cilacap
4 PESISIR SELATAN
CILACAP
memprakirakan nelayan di pesisir selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
segera memasuki musim panen ikan.
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pandanarang [salah satu TPI yang dikelola KUD Mino
Saroyo] mulai diramaikan dengan aktivitas nelayan yang melelang ikan hasil tangkapan
mereka setiap malam hari. Menurut dia, ikan yang banyak dilelang oleh nelayan di TPI
Pandanarang berupa bawal putih karena ikan-ikan lainnya belum banyak yang muncul di
perairan selatan Jateng. “Bawal putih cukup bagus, kalau ikan lainnya belum muncul.
Paling ikan-ikan kecil atau lembutan di TPI Sentolo Kawat [TPI yang dikelola KUD Mino
Saroyo] yang harganya berkisar Rp3.000-Rp3.500 per kilogram,” katanya. Sementara
untuk harga ikan bawal putih, kata dia, berkisar Rp75.000-Rp180.000 per kilogram yang
bergantung pada ukurannya.
Pada kenyataanya sebenarnya panen ikan tak didukung Infrastruktur Pelabuhan. Musim
panen ikan tahun ini belum dapat dirasakan maksimal oleh ribuan nelayan di pesisir
selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Keberadaan Pelabuhan Perikanan Samudera
Cilacap belum optimal menunjang aktivitas perikanan tangkap di perairan selatan.
Sejumlah nelayan menepikan perahu dan hasil tangkapan mereka ke tepi Pantai Kemiren,
Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (2/9). Setelah berbulan-bulan sebelumnya
dilanda paceklik ikan akibat cuaca buruk berkepanjangan, para nelayan ini akhirnya
melaut. Kondisi cuaca yang membaik seiring memasuki musim angin timur, nelayan di
pantai selatan bersiap menyambut musim panen ikan yang diperkirakan berlangsung sejak
awal September hingga Desember. Dinas Kelautan, Perikanan, dan Pengelola Sumber
Daya Kawasan Segara Anakan Cilacap mencatat, dari potensi perikanan laut di Cilacap
72.000 ton, saat ini pemanfaatannya baru 21 persen atau sekitar 14.982 ton. Salah satu
persoalan paling krusial yakni penyediaan bahan bakar minyak yang selama ini hanya
disalurkan lewat satu stasiun pengisian bahan bakar bunker (SPBB).
Keberadaan hutan mangrove mempunyai berbagai fungsi yang positif bagi kehidupan
manusia, seperti penahan abrasi, penetral pencemaran lingkungan, tempat pemijahan dan
mencari makan dari berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya. Sekaligus berfungsi
untuk mengurangi efek pemanasan global yang mengancam kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya.
Kondisi hutan mangrove yang bisa kita manfaatkan sebagai laboraturium alam telah
mengalami kerusakan yang sangat mengkhawatirkan. Pada tahun 1974 hutan mangrove di
kawasan Segara Anakan mencapai 15.551 hektar, hingga akhir tahun 2008 luasan hutan
mangrove tinggal 8 ribu hektar, dan sampai saat ini tentunya semakin berkurang.
30%-40% Hutan Mangrove di Indonesia Alami Kerusakan. Memang sudah ada usaha dari
Pusat Konservasi Mangrove dan Studi Plasma Nutfah Indonesia itu dikelola Pertamina
Refinery Unit IV Cilacap bersama Kelompok Patra Krida Wana Lestari, Desa Ujungalang,
serta didukung Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto dan Institut Pertanian
Bogor. Walaupun Pertamina RU IV Cilacap yang memiliki inisiatif untuk bekerja sama dengan
perguruan tinggi dan masyarakat dalam melakukan rehabilitasi hutan mangrove di Segara
Anakan, namun kenyataannya sampai pada saat ini kerusakan Mangrove masih terus
berlangsung.
Mengenai kerusakan hutan mangrove di laguna Segara Anakan, dia mengakui adanya
degradasi lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya-upaya yang tegas, terencana, dan
sistematis untuk mengembalikan ekosistem mangrove.
Namun sampia saat ini jumlah sengketa tanah yang tercatat di Badan
Pertanahan Nasional (BPN), totalnya lebih dari 9.471 kasus konflik. Menurut
Kepala BPN RI, dari jumlah tersebut, 4.578 kasus terselesaikan. Sisanya, 2.913
kasus konflik dan perkara pertanahan, masih menunggu penyelesaian (doc. data
sementara)
Di antara sengketa itu, BPN menargetkan 210.500 bidang dengan luas total
142.159 ha siap didistribusikan di 21 provinsi, tersebar di 389 desa. Diredistribusi
adalah dinyatakan sebagai reforma agraria. Inti dari reforma agraria adalah
landreform dalam pengertian redistribusi pemilikan dan penguasaan tanah.
Proses sengketa tanah sampai penentuan reforma agraria di Kuripan ini terjadi
setelah antara PTPN IX dan warga bersengketa selama 20. Reforma agraria di
Cilacap terjadi setelah sengketa warga dengan PT Rumpun Sari Antan (RSA)
selama 20-an.
Pihak pabrik pengalengan ikan tuna PT Jui Fa International Foods yang berada di
Kelurahan Tegalkamulyan Kecamatan Cilacap Selatan akhirnya mengakui bahwa
sumber pencemaran terhadap sejumlah sungai di sekitar pabrik maupun
munculnya bau busuk yang menyengat itu berasal dari instalasi pengolah limbah
(Ipal) yang tidak berfungsi secara maksimal. Disamping itu juga disebabkan, saat
ini pabrik yang mengolah jenis ikan tuna dan tongkol untuk komoditas ekspor ke
AS dan Eropa itu sedang mengalami over (kelebihan) produksi. Biasanya dalam
kondisi normal untuk lima hari kerja, kapasitas produksi tiap harinya hanya sekitar
30 ton. Jumlah ini biasanya tidak sampai menimbulkan pencemaran. Namun kini
untuk operasi satu minggu (tujuh hari) mencapai 45-50 ton/hari.
NUR SAYYID SANTOSO KRISTEVA, M.A/ SOSIOLOGI.DOC 89
Tap MPR IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria (PA) dan Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) cukup pas
KONFLIK AGRARIA menggambarkan kondisi keagrariaan hasil 30 tahun Orde Baru. Pertama, ketimpangan dalam kepemilikan dan
8 ZONA CILACAP penguasaan atas tanah dan kekayaan alam lainnya. Kedua, konflik penguasaan dan pengelolaan atas tanah dan
kekayaan alam di berbagai daerah. Ketiga, peraturan yang terkait dengan agraria/sumber daya alam bersifat
eksploratif,sektoral, sentralistis,lebih berpihak pada pemilik modal besar dan pemegang kekuasaan, serta tidak ada
peng-aturan yang memadai untuk melindungi HAM dan hak-hak masyarakat adat/lokal. Keempat, peraturan yang
terkait dengan konservasi SDA tidak memberi jalan keluar yang diharapkan untuk pemulihan fungsi SDA sebagai
landasan pengembangan ekonomi jangka panjang. Dampaknya sudah sama-sama kita rasakan.Tumpang-tindih
peraturan membuat tidak jelasnya otoritas atas sumber daya alam (SDA) dan salah urus pengelolaan
SDA.Akibatnya,terjadi pengerukan dan pengurasan SDA tanpa batas. Hutan produktif,hutan lindung dan lahan-lahan
produktif dialihfungsikan.
Potensi konflik agraria di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah masih sangat tinggi. Hasis assessment KPA menunjukan,
sedikitnya hingga saat ini ada 15 titik konflik agraria yang tersebar dibeberapa kecamatan. Konflik agraria ini,
umumnya sudah berlangsung cukup lama. Namun, belum dapat terselesaikan hingga saat ini. Di Kecamatan
Cimanggu dan Wanareja misalnya, konflik agraria antara masyarakat dengan PTPN IX, sudah berlangsung sejak
tahun 1930 dan belum selesai hingga saat ini. Total luas lahan yang disengketakan antara masyarakat dengan PTPN
IX mencapai lebih dari 1.578 hektar. Konflik ini melibatkan lebih dari 751 keluarga petani. Selain dengan PTPN IX,
konflik agraria di kabupaten terluas di Jawa Tengah ini juga terjadi antara masyarakat dengan pihak perhutani.
Berdasarkan hasil assessment itu, sedikitnya ditemukan enam kasus sengketa lahan antara masyarakat dengan pihak
perhutani. Enam kasus itu tersebar di lima kecamatan yakni, Kecamatan Gandrungmangu, Patimuan, Kampung Laut,
Bantarsari, dan Kecamatan Cipari. Total luas lahan yang disengketakan lebih dari 82.894 hektar. Sedang jumlah
masyarakat yang menjadi korban mencapai 4.084 keluarga petani penggarap. Selain konflik agraria antara masyarakat
dengan pihak perkebunan milik pemerintah dan pihak perhutani assessment tersebut juga menemukan konflik agraria
antara masyarakat dengan berbagai pihak perkebunan milik swasta dan pemerintah daerah tersebut.
Pada era SBY pernah membagikan sertifikat tanah negara kepada 5.141 petani asal Cilacap pada Hari Agraria
Nasional 21 Oktober 2010, di Istana Bogor. Menurut Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Joyo
Winoto,pemerintah memerlukan 6 juta hektar untuk meningkatkan gini ratio penguasaan tanah rakyat yang berkeadilan
sebesar 0,37. Saat ini pemerintah baru memperoleh 142.159 hektar tanah untuk dibagikan ulang. Namun apakah ini
sudah menyelesaikan hak tanah rakyat?
Keberhasilan reforma agraria setidaknya memerlukan enam syarat utama (Wiradi, 2000): adanya kemauan politik
pemerintah, data yang lengkap dan teliti, organisasi rakyat yang kuat, elite penguasa yang terpisah dari elite bisnis,dari
atas sampai ke bawah memahami pengetahuan elementer tentang agraria,dan didukung militer (dan polisi). Dari
keenam syarat pokok itu, sebetulnya belum ada satu pun yang tersedia. Karena itulah, enam tahun era SBY s/d JKW
reforma agraria tertatih-tatih, naik-turun, dan jadi komoditas politik pencitraan.Tanpa kebijakan korektif radikal, reforma
agraria hanya jadi jargon.
NUR SAYYID SANTOSO KRISTEVA, M.A/ SOSIOLOGI.DOC 90
EMPOWERING Kampung laut adalah sebuah kecamatan di Cilacap, terdiri dari 4 desa;
9 SOCIETY KAMPUNG
LAUT CILACAP
Ujungalang, Ujung Gagak, Panikel dan Klaces. Kampung Laut merupakan sebuah
kecamatan dengan 4 desa, tetapi di desa Ujungalang sendiri tidak ada pasokan
listrik dari PLN. Hal ini yang dikeluhkan oleh masyarakat Ujungalang sendiri.
Masalah sumber air. Fasilitas PDAM di desa ujungalang adalah nihil, masyarakat
masih menerapkan sistem air tadah hujan. Fasilitas MCK untuk sebagian warga
desa Ujungalang masih jauh dari standar, harus diberikan penyuluhan agar
kebersihan dan kesehatan warga tetap terjaga.
Potensi wisata sangat indah dengan hamparan mangrove sangat luas, tetapi
hamparan mangrove Kampung Laut tersebut telah mengalami kerusakan. Tahun
1903 luas Segara Anakan masih 6.450 ha, tapi sekarang luasnya kurang lebih
tinggal 1.400 ha. Menurut citra satelit yang terekam luasnya tinggal 600 ha.
Pertamina juga pernah menumpahkan minyak di areal tujuh puluh akibat overflow
pengisian ke tangki kapal terjadi di outlet timur Laguna Sagara Anakan, yang
menyebabkan tingginya pencemaran sertav menjadikan semakin dangkal Segara
akibat sedimentasi yang akhirnya akan menurunkan kuantitas udang dan ikan.
SUMBER: Indikator Kemiskinan Kabupaten Cilacap dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Cilacap