Anda di halaman 1dari 9

Filantropi Islam dan Negara

Bagas Pramudya A19107020055


Tsalis Zahra A19107020073
Nela Anggraini K 19107020044
Periode Awal Masuk
Masuknya filantropi islam di Indonesia bersamaan dengan diperkenalkannya
paham islam di nusantara. Mayoritas penguasa pada saat itu zakat tidak
diberlakukan dengan memaksa, melainkan bersifat sukarela. Para penguasa
yang bersifat pioneer terhadap praktik filantropi mendorong perilaku
masyarakat untuk membudayakan praktik filantropi juga.
Periode kolonialisme belanda

Pada masa ini, pemerintahan hindia-belanda bersifat sekuler. Pemrintahan sekuler tersebut
menguntungkan bagi organisasi dan lembaga masyarakat keagamaan karena lembaga-lembaga
filantropi bersifat independen dari pemerintahan belanda.
Contoh : Terdapat kebijakan zakat fitrah di Priangan yang dipaksakan oleh pejabat setempat.
Pemerintah hindia-belanda menilai bahwa praktik tersebut merupakan (pajak tersembunyi) karena
pejabat setempat mengambil jatah dari zakat tersebut, hal tersebut tentu membebankan masyarakat.
Snouck Hurgronje pada tahun 1893 membuat aturan mengenai aturan
sumbangan yang harus dilakukan secara sukarela dan tanpa melalui campur
tangan pejabat pribumi. Aturan tersebut memberikan dampak sebagai berikut:
• Privatisasi Zakat
• perkembangan kelembagaan islam melalui sesekah dan wakaf
• kepemilikan masjid oleh masyarakat dan lembaga wakaf

YA TIDAK
Filantropi islam pada pra kemerdekaan

Pada masa pra kemerdekaan terdapat transisi antara kegiatan filantropi bersifat tradisional ke
filantropi yang bersifat modern dan terorganisasi. Pada masa ini dipelopori oleh muhammadiyah.
Peaktik filantropi pada masa ini dimulai dengan proyek-proyek sosial seperti pembangunan sekolah,
rumah sakit, dan panti asuhan.
Organisasi filantropi modern ini berkembang menjadi lembaga yang independent dari campur tangan
pemerintah. Organisasi-organisasi tersebut bersifat independent, kritis, dan berpengaruh pada kontrol
pemerintahan. Pada masa ini, negara bersifat sekuler dan memberikan ruang pada kegiatan filantropi.
Filantropi islam pada masa orde lama
dan ordebaru

Pada periode pasca kemerdekaan, kegiatan filantropi islam cenderung mengalami


peningkatan karena kondisi politik dan meningkatnya identitas kemusliman. Filantropi
Islam berbasis negara mulai dirintis pada masa pendudukan Jepang. Tujuan tersebut ialah
untuk mengimplementasikan negara Islam melalui jihad harta. Selain itu, melalui Fonds
Sabilillah ini lemabaga zakat dianggap sebagai sumber daya keuangan negara. Ditambah
dengan kondisi ekonomi lembaga yang tidak menguntungkan serta pembaruan untuk
menjadikan «wakaf produktif» terlibat cukup sulit membuat tidak adanya tindak lanjut dari
program tersebut.
Filantropi islam pada masa reformasi

Pada Masa orde baru yang berakhir pada tahun 1998 mengantarkan Indonesia pada
masa reformasi. Pada perkembangannya, kelompok modernis ingin mendirikan
organisasi filantropi, memodernisasi praktik zakat tradisional, dan melembagakan
zakat di bawah negara. Birokrasi negara dapat menjadi hambatan, sehingga dimana
ketika negara lemah maka administrasinya pun akan melemah
Filantropi di Indonesia masuk bersamaan
dengan paham Islam di nusantara. Meski
besgitu, perdebatan ini melahirkan dua kubu
dimana yang pertama dari kelompok dakwah
modernis yaitu muhammdiyah yang
berpandangangan bahwa filantropi sebagai

kesimpulan urusan non-negara dan yang kedua adalah


kelompok revivalis islamis yang beranggapan
bahwa pekembagaan filantropi oleh negara dan
manajemen zakat berbasis negara sebagai
bentuk ideal.
Terima kasih!
YA TIDAK

Anda mungkin juga menyukai