Anda di halaman 1dari 22

Ketenagakerjaan

Ary Sadana W. P
Bilqis Fauliah A
Chaerunnisa Akmalia
Desti Chaerunnisa
Klasifikasi Ketenagakerjaan
Angkatan Kerja
 Berdasarkan penduduknya

Bukan Angkatan
Kerja

 Berdasarkan kualitasnya
Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terampil

Tenaga kerja tak terdidik dan tak


terampil
Definisi Angkatan Kerja, Tenaga Kerja, Pengangguran

 Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah Jumlah penduduk dengan usia
produktif yaitu 15-64 tahun yang sedang bekerja maupun
mencari pekerjaan.

AK = Jumlah orang yang bekerja + jumlah orang menganggur


 Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah Setiap orang yang mampu melakukan


pekerjaan guna menghasilkan barang/ jasa untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Untuk
mengetahui banyaknya jumlah angkatan kerja yang dapat
diserap oleh pasar kerja, biasanya dipakai suatu ukuran yang
dinamakan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK).

TPAK = Jumlah angkatan kerja x 100%


Jumlah penduduk usia kerja

TPAK dapat dipilih berdasarkan kepentingan misalnya


jenis kelamin, kelompok usia, dan lapangan pekerjaan.
 Pengangguran
Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak bekerja
atau sedang mencari pekerjaan. Pengangguran akan
merugikan negara dan akan memberatkan keluarga
karena kebutuhannya menjadi beban keluarga. Indikator
beban ini disebut Dependency Ratio.

DR = Penduduk luar usia kerja


Penduduk usia kerja

TP = Jumlah Pengangguran x 100%


Jumlah Angkatan kerja
 Jenis-jenis Pengangguran
 Pengangguran siklis: disebabkan merosotnya perekonomian atau
resesi ekonomi suatu negara.

 Pengangguran struktrural : disebabkan karena tidak sesuainya jenis


pekerjaan yang diminta dan ditawarkan.

 Pengangguran musiman : disebabkan karena pergantian musim.

 Pengangguran teknologi : disebabkan oleh adanya modernisasi dalam


berproduksi

 Pengangguran friksional : disebabkan karena adanya pergeseran


antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.

 Pengangguran terbuka : disebabkan karena kesempatan kerja lebih


sedikit jika dibandingkan angkatan kerja.
 Job loss, Job finding and the natural rate of
the employment

Tingkat pengangguran rata-rata dalam perekonomian


yang berfluktuasi disebut tingkat pengangguran
alamiah (natural rate of unemployment).
Tingkat pengangguran alamiah bisa dipandang
sebagai tingkat pengangguran yang mempengaruhi
gravitasi dalam jangka panjang, dengan adanya
ketidaksempurnaan pasar tenaga kerja yang menyulitkan
pekerja dari proses perolehan pekerjaan dengan segera.
Faktor- faktor penentu tingkat alamiah bisa dijelaskan melalui model
dinamika angkatan kerja berikut ini

Keterangan:
L = Angkatan kerja
L=E+U
E = Jumlah orang yang bekerja
U = Jumlah pengangguran

*Tingkat pengangguran disini dinotasikan sebagai U/ L*

Kemudian diketahui persamaan berikut ini:


fU = sE Keterangan:
fU = Jumlah orang yang menemukan pekerjaan
sE = Jumlah orang yang kehilangan pekerjaan
Dari persamaan sebelumnya, diketahui E = L – U, yaitu jumlah
pekerja sama dengan angkatan kerja dikurangi jumlah
pengangguran. Jika dimasukan ke dalam notasi fU = sE maka akan
menjadi:
ƒU= s (L - U)
 Lalu, bagi kedua sisi dengan L, untuk mendapat tingkat
pengangguran
ƒ U/ L = s ( 1- U/ L)
 Mencari U / L : U / L = s / s + ƒ

 Persamaan diatas juga bisa ditulis sebagai:

 Persamaan ini menunjukkan bahwa tingkat pengangguran U/ L


bergantung pada tingkat pemutusan kerja s dan perolehan kerja ƒ
 Job Finding

Pengangguran
Job Finding Friksional

Mencari pekerjaan yang tepat membutuhkan waktu serta usaha dan ini
cenderung mengurangi tingkat perolehan kerja. Tentu saja, karena
pekerjaan yang berbeda membutuhkan keahlian yang berbeda dan
memberikan upah yang juga berbeda, maka para penganggur mungkin
tidak menerima pekerjaan yang pertama kali ditawarkan. Pengagguran
yang disebabkan oleh waktu yang dibutuhkan orang untuk mencari
pekerjaan disebut pengangguran friksional (fricsional unemployment).
KESEMPATAN KERJA DALAM KESEIMBANGAN

A. PERMINTAAN TENAGA KERJA


 Dari teori perilaku produsen diketahui bahwa posisi keuntungan maksimum
(posisi keseimbangan) produsen tercapai apabila memenuhi syarat:
MR = MC

 Dalam hal ini MR merupakan nilai rupiah produksi marginal yang diperoleh
dari mengalikan harga produk yang berlaku dengan produksi marginal. Sehingga
dapat dibuat persamaan sebagai berikut :
VMP = P.MPTK

 Jumlah nilai VMP menggambarkan tambahan pendapatan yang diterima oleh


pengusaha bila menambah penggunaan tenaga kerja satu unit lagi.

 Bila perusahaan menggunakan garis wage rate sebagai dasar maka


tambahan biaya yang harus dibayar perusahaan adalah sama dengan tingkat
upah (W) berfungsi sebagai MC adalah W , sehingga posisi optimal adalah :
VMP = W
Jadi dalam rangka menambah keuntungan, pengusaha akan
terus menambah jumlah karyawan selama MR lebih besar dari
pada W , sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:

Berdasarkan gambar tsb,


garis DD
menggambarkan nilai
hasil marjinal karyawan
(VMPTK) untuk setiap
kuantitas tenaga kerja.
Pergeseran KURVA Permintaan Tenaga Kerja

 Pertumbuhan ekonomi yang berarti peningkatan terhadap


pendapatan nasional akan berdampak pada peningkatan
permintaan agregat.

 Peningkatan produktifitas, dapat mempengaruhi kesempatan


kerja yaitu dengan adanya peningkatan produktifitas maka
untuk menghasilkan jumlah output yang sama ,jumlah tenaga
kerja yang diperlukan lebih sedikit, hal itu menyebabkan
berkurangnya permintaan terhadap tenaga kerja.

 Perubahan cara berproduksi, adanya metode produksi yang


lebih modern yang lebih banyak menggunakan mesin akan
berdampak pada peningkatan permintaan tenaga kerja yang
menguasai teknologi dan menurunkan permintaan tenaga
kerja yang berketrampilan rendah.
B. PENAWARAN TENAGA KERJA
• Kurva penawaran tenaga kerja yaitu
hubungan antara jam kerja dan tingkat
upah. Misalkan seseorang akan memasuki
pasar kerja jika upah yang ditawarkan
melebihi dari upah reservasi (ŵ).

• Pada tingkat upah diatas upah reservasi,


kurva penawaran tenaga kerja memiliki
slope positif sampai pada titik tertentu.

• Keadaan selanjutnya akan berubah jika


seseorang kesejahteraannya sudah baik
atau mempunyai suatu keahlian yang lebih
dan jumlah jam kerja yang ditawarkan
semakin berkurang pada saat upah
meningkat yang mengakibatkan slope kurva
penawaran tenaga kerja menjadi negatif.

• Kurva ini disebut kurva penawaran tenaga


kerja melengkung ke belakang (backward
bending labour supply curve).
Pergeseran kurva Penawaran Tenaga Kerja

1. Perubahan Selera
Pada tahun 1950, hanya 34% wanita yang mencari pekerjaan,
angka ini meningkat menjadi 60% pada tahun 2000. Salah satu faktor
yang mempengaruhi adalah perubahan selera, atau sikap terhadap
pekerjaan. Pada tahun 1950 merupakan hal yang wajar apabila
seorang wanita hanya tinggal di rumah sambil mengasuh anak, tetapi
saat ini lebih banyak ibu rumah tangga yang memilih untuk bekerja,
dan akibatnya terjadilah peningkatan penawaran tenaga kerja.

2. Imigrasi
Perpindahan pekerja dari suatu wilayah ke wilayah lain, atau
dari suatu negara ke negara lain, merupakan penyebab nyata dari
pergeseran penawaran tenaga kerja. Contoh: Ketika para imigran
dating ke AS, penawaran tenaga kerja di AS meningkat dan
penawaran tenaga kerja di Negara asal para imigran akan menurun.
Upah Riil

tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut


 Pengertian kemampuan upah tersebut membeli barang-
barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan para pekerja

 Menghitung upah riil

Tahun Upah Uang Indeks Harga Upah Riil


(1) (2) (3) (4)

1995 Rp100.000 100 100/100 x Rp100.000 = Rp100.000


1997 Rp150.000 125 100/125 x Rp150.000 = Rp120.000
2000 Rp200.000 150 100/150 x Rp200.000 = Rp125.000
2005 Rp600.000 400 100/400 x Rp600.000 = Rp150.000
Perbandingan Tingkat Upah di Indonesia dengan ASEAN.

1. Singapura = US$ 2.951 atau Rp 35,8 juta


2. Brunei = US$ 1.339 atau Rp 16,26 juta
3. Malaysia = US$ 979,2 atau Rp 11,87 juta
4. Thailand = US$ 520,2 atau Rp 6,31 juta
5. Myanmar = US$ 367,6 atau Rp 4,5 juta
6. Filipina = US$ 351,88 atau Rp 4,3 juta
7. Vietnam = US$ 305,16 atau Rp 3,7 juta
8. Indonesia = Rp 3,67 juta
9. Kamboja = US$ 207,47 atau Rp 2,52 juta
10. Laos = US$ 175 atau Rp 2,12 juta
Indeks Pembangun Manusia
(Provinsi di Indonesia)
Indeks Pembangun Manusia
(ASEAN)
Peringkat Nilai
Negara Subjek Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia
Kependudukan
2013 2012 2011 2010 2013 2012 2011 2010

Filipina 117 118 118 117 0.66 0.66 0.65 0.65

Hongkong 15 15 17 16 0.89 0.89 0.89 0.88

Indonesia 108 108 109 108 0.68 0.68 0.68 0.67

Kamboja 136 137 137 135 0.58 0.58 0.58 0.57

Malaysia 62 62 61 62 0.77 0.77 0.77 0.77

Myanmar 150 150 150 149 0.52 0.52 0.52 0.51

Singapura 9 11 11 13 0.9 0.9 0.9 0.89

Thailand 89 89 91 91 0.72 0.72 0.72 0.72

Vietnam 121 121 121 121 0.64 0.64 0.63 0.63


Indeks Pembangun Manusia
(beberapa negara)
Peringkat Nilai
Negara Subjek Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia
Kependudukan Beberapa Negara Beberapa Negara
2013 2012 2011 2010 2013 2012 2011 2010

Amerika Serikat/USA 5 5 5 4 0.91 0.91 0.91 0.91

Arab Saudi/Saudi Arabia 34 34 38 43 0.84 0.83 0.83 0.82

Australia 2 2 2 2 0.93 0.93 0.93 0.93

Bangladesh 142 143 141 143 0.56 0.55 0.55 0.54

Belanda/Netherlands 4 4 3 5 0.92 0.92 0.91 0.9

Belgia/Belgium 21 21 22 22 0.88 0.88 0.88 0.88

Brazil 79 80 78 77 0.74 0.74 0.74 0.74

Denmark 10 10 10 9 0.9 0.9 0.9 0.9


Federasi Rusia/Russian
57 57 57 59 0.78 0.78 0.78 0.77
Federation
Finlandia/Finland 24 24 23 22 0.88 0.88 0.88 0.88

India 135 135 135 136 0.59 0.58 0.58 0.57

Anda mungkin juga menyukai