Disampaikan pada:
Leptospirosis
Leptospira interrogans
(patogen)
3. Siklus Penularan bakteri dalam air
Leptospirosis kencing hewan
sakit
Bakteri dalam
kencing hewan
sakit
Air,
tanah Air,
lembab/becek, tanah
lumpur lembab/becek,
lumpur
Bakteri dalam
kencing hewan
sakit
5
EPIDEMIOLOGI : distribusi &
insidens
Tersebar di seluruh dunia
Angka kejadian yang dilaporkan rendah di sebagian besar
negara karena diagnosis klinis sulit & tidak tersedianya alat
diagnosis
Insidens pasti tidak diketahui , di daerah tropik yang basah
diperkirakan:
10 – 30 per 100.000 penduduk per tahun
Problema kesehatan masyarakat di Asia, Eropa dan Amerika
Latin
Di Malaysia & Vietnam: Penyebab utama FUO (fever of
unknown origin)
Di Indonesia : Kasus berat belum dilaporkan secara rutin
oleh RS, kasus ringan sering terlewatkan diagnosisnya.
EPIDEMIOLOGI: faktor risiko transmisi
penyakit (1)
Icterohaemorrhagiae sawah
(Kec. Nanggulan, D.I Yogyakarta ;
dan Bataviaea pegunungan 200-400 m)
tinggi/pegunungan
pemukiman
Ekosistem datran
(Kec. Jogonalan, Kab. Klaten
dan Kec. Purworejo, Kab.
pantai sawah
Purworejo, Jawa Tengah;
(Kec. Bonang, Kab. Demak; dataran rendah, 50-200 m, )
daerah pantai, 0-50 m)
www.litbang.depkes.go.id www.b2p2vrp.litbang.depkes.go.id
Kelompok Berisiko
Kelompok Kelompok Kelompok
Pekerjaan Aktivitas Lingkungan
• Petani dan • Berenang di • Anjing
peternak sungai peliharaan
• Tukang potong • Kemping • Ternak
hewan • Berburu • Genangan air
• Penangkap/ • Kegiatan di hujan
penjerat hewan hutan • Lingkungan tikus
• Dokter/mantri • Banjir
hewan
• Penebang kayu
• Pekerja selokan
• Pekerja
perkebunan
Pengobatan
1. Terapi untuk kasus Leptospirosis ringan:
a. Pilihan: Doksisiklin 2x100mg selama7 (tujuh) hari kecuali pada anak, ibu
hamil, atau bila ada kontraindikasi Doksisiklin.
b. Alternatif (bila tidak dapat diberikan doksisiklin):
1) Amoksisilin 3x500mg/hari pada orang dewasa
2) atau 10-20mg/kgBB per 8 jam pada anak selama 7 (tujuh) hari.
3) Bila alergi Amoksisilin dapat diberikan Makrolid
2. Terapi kasus Leptospirosis berat:
1) Ceftriaxon 1-2 gram iv selama7 (tujuh) hari.
2) Penisilin Prokain 1.5 juta unit im per 6 jam selama7 (tujuh) hari
3) Ampisilin 4 x 1 gram iv per hari selama7 (tujuh) hari
4) Terapi suportif dibutuhkan bila ada komplikasi seperti gagal ginjal,
perdarahan organ (paru, saluran cerna, saluran kemih, serebral), syok dan
gangguan neurologi.
Profilaksis
TUJUAN
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena
Leptospirosis.
2. Mencegah penularan Leptospira ke manusia di daerah
endemis.
3. Menjadikan lingkungan sehat dan terbebas dari risiko
penularan Leptospirosis.
KEGIATAN POKOK
• Pencegahan penularan Leptospirosis ke manusia.
• Surveillans.
• Pengobatan penderita di Puskesmas/RS
(penatalaksanaan kasus)
• Penyelidikan epidemiologi ( KLB).
• Penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan
peran serta melalui KIE
• Koordinasi LS/LP terkait dlm penanggulangan
Leptospirosis.
• Advokasi kepada penentu kebijakan
• Pencatatan dan Laporan.
Langkah-langkah kewaspadaan
• Meningkatkan surveilans pada daerah berisiko (daerah
pemukiman terjadi banjir, pertanian, perkebunan yang terjadi
peningkatan populasi tikus).
• Meningkatkan surveilans aktif penemuan dini dan segera
melakukan pengobatan kepada penderita dan tersangka
penderita Leptospirosis.
• Meningkatkan upaya promotif untuk mencegah penularan
dengan penarapan PHBS.
• Kegiatan pemberantasan tikus di tempat-tempat umum
seperti pasar, terminal, tempat rekreasi dll.
• Puskesmas dan Rumah Sakit meningkatkan pelayanan
kesehatan dengan deteksi dini penemuan kasus
melakasanakan tatalaksana kasus sesuai SOP.
• Melaporkan semua kasus Leptospirosis apabila terjadi
peningkatan kasus atau KLB.
Pencegahan
Peningkatan Kebersihan lingkungan :
- selokan, saluran air, air tergenang
- tempat air dan kolam renang
- tempat-tempat yg dapat menjadi sarang tikus
Pemberian desinfektan
dipenampungan air
31
B2P2VRP Salatiga 2012/yanie file
Lindungi diri dari penularan
leptospirosis saat kerjabakti
1
2
32
Puskesmas Sentinel2