N KUMUH - SLUM DAN SQUATTER Perumahan dan Permukiman
Pertemuan 12
Muhammad Iqbal Raissilki, S.T., M.Sc.
PENDAHULUAN Masih banyak permasalahan perumahan dan permukiman yang harus diselesaikan pemerintah Indonesia, salah satunya adalah permasalahan permukiman kumuh. Dalam permukiman kumuh sendiri di dalamnya terdapat dua terminologi yaitu slums dan squatter. Dilihat dari kondisi fisik lingkungan, keduanya memiliki karakteristik yang sama namun memiliki beberapa perbedaan diantaranya pada kepemilikan bangunan, kerawanan dan status lahan beserta bangunannya. Untuk memahami perbedaan dan penggunaan istilah slum dan squatter, dalam materi ini dijelaskan pengertian dan karakteritik slum dan squatter serta aspek-aspek yang menjadi pembeda diantara keduanya. Selain itu dijelaskan pula beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas perumahan dan permukiman yang termasuk dalam kondisi kumuh yaitu melalui urban renewal, konsolidasi lahan dan land sharing. RELEVANSI
Materi peningkatan kualitas perumahan dan permukiman memiliki kedudukan yang
penting dalam pembahasan materi selanjutnya. Dengan diketahuinya perbedaan antara slum dan squatter beserta upaya peningkatan kualitas perumahan dan permukiman melalui urban renewal, konsolidasi lahan dan land sharing menjadi pengetahuan pegangan untuk membantu pemahaman pembahasan selanjutnya yaitu mekanisme dan permasalahan pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman serta sub bab berikutnya tentang bentuk kelembagaan dan stakeholder dalam pembangunan perumahan dan permukiman. PEMAHAMAN SLUM DAN SQUATTER Slum atau dapat diartikan sebagai permukiman kumuh merupakan permukiman yang sebagian besar bangunannya merupakan bangunan hunian tidak layak huni, kurangnya pelayanan dasar seperti sanitasi, air bersih, listrik dan pelayanan dasar lainnya, kepadatan bangunan dan penduduk tinggi, lingkungan hidup yang tidak sehat, lokasi permukiman yang rawan, kemiskinan dan ekslusi sosial. Permukiman kumuh atau slums dan squatter dapat dilihat melalui indikator berikut: - Kurangnya akses air bersih - Kurangnya akses sanitasi dan infrastruktur lainnya - Kepadatan yang berlebihan (lebih daru dua orang per ruang) - Kualitas struktur rumah yang memprihatinkan (di lokasi rawan bencana atau dibangun dengan material tidak permanen) - Ketidakamanan status dan kepemilikan bangunan PEMAHAMAN SLUM DAN SQUATTER Pada permukiman kumuh (slums) dimana cenderung tidak terkoneksi dengan sarana dan prasarana dasar seperti air bersih, sanitasi dan fasilitas yang higenis serta kondisi hunian dan lingkungan yang tidak sehat menimbulkan peningkatan resiko penyebaran penyakit dan berbagai masalah kesehatan. Selain kesehatan, permasalahan yang terjadi di permukiman kumuh adalah kendala keamanan dan kekerasan dimana permukiman kumuh yang biasanya memiliki akses yang buruk dan sedikitnya sarana, prasarana serta pelayanan pemerintah kota mengakibatkan pemerintah sulit untuk mengontrol dan memonitoring tindak kejahatan sekaligus sulit untuk menyediakan fasilitas kesehatan dan sarana pengamanan lain seperti proteksi kebakaran. PEMAHAMAN SLUM DAN SQUATTER Masalah kesehatan yang terjadi di permukiman kumuh dalam jangka panjang menyebabkan kemiskinan. Kondisi kesehatan yang buruk menjadi penghambat anak-anak untuk menempuh pendidikan format dan banyak diantaranya yang pada akhirnya putus sekolah. Kurangnya pengetahuan dan skill yang didapatkan melalui pendidikan formal, mengakibatkan penduduk permukiman kumuh kalah dalam persaingan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Secara kondisi lingkungan permukiman dan karakteristik fisik serta sosialnya, squatter memiliki kondisi dan karateristik yang sama dengan slum. Squatter sendiri merupakan bagian dari slum. Jika slum lebih menggambarkan kondisi bangunan, pelayanan dasar yang minim dan kemiskinan, squatter lebih menggambarkan kondisi permukiman kumuh dari sisi legalitas lahan. Slum biasanya berdiri di atas lahan bukan miliknya namun sesuai dengan peruntukan ruang sebagai kawasan perumahan, sedangakan squatter merupakan permukiman kumuh yang berdiri di lahan ilegal serta dibangun tanpa ijin dari pemilik lahan dan biasanya tidak sesuai dengan kawasan yang diperuntukan sebagai kawasan permukiman. PErbedaan SLUM DAN SQUATTER bentuk Penanganan Kumuh Beberapa bentuk penanganan permukiman kumuh sesuai dengan karakteristiknya, antara lain: - Urban renewal Urban renewal merupakan suatu upaya untuk memulihkan kondisi bagian suatu kawasan yang mengalami penurunan kualitas melalui perubahan fisik, fungsi, sosial budaya serta intensitas pemakaian suatu lahan agar kawasan tersebut dapat berfungsi lebih optimal dan meningkatkan kualitas sosial dan ekomoninya. Kegiatan urban renewal dilakukan berdasarkan penilaian terhadap tingkat permasalahan yang dihadapi, potensi dan prospek yang dimiliki oleh kawasan tersebut. bentuk Penanganan Kumuh Beberapa bentuk penanganan permukiman kumuh sesuai dengan karakteristiknya, antara lain: - Konsolidasi lahan Konsolidasi lahan merupakan salah satu upaya penanganan permukiman kumuh di Kawasan perkotaan. Konsolidasi lahan sendiri merupakan kebijaksanaan penataan kembali pada suatu lingkungan menjadi lebih teratur yang dimaksudkan untuk memanfaatkan tanah secara optimal dan seimbang dengan meningkatkan efisiensi penggunaan lahan terutama di kawasan perkotaan. Dalam pelaksanaannya, konsolidasi lahan dapat dilaksanakan jika minimal 85% dari pemilik tanah yang luas tanahnya meliputi minimal 85% dari luas seluruh areal tanah yang akan dikonsolidasi telah menyatakan persetujuan dalam surat pernyataan persetujuan. Lokasi pelaksanaan konsolidasi lahan ditentukan oleh bupati/walikota dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah. Pelaksanaan konsolidasi lahan meliputi beberapa kegiatan diantaranya: Tahap Persiapan, Tahap Pendataan, Tahap Penataan bentuk Penanganan Kumuh - Land sharing Land sharing merupakan metode dimana lahan milik publik atau swasta yang ditempati oleh penguni liar/illegal dibangun kembali dengan cara yang memungkinkan regularisasi pembangunan yang ada melalui pemukiman Kembali untuk tetap menampung penghuni liar tersebut. Pada waktu yang bersamaan penduduk baru juga dialokasikan pada lokasi yang sama dan dapat memanfaatkan paket tanah yang tertata dengan baik. Land sharing ini dilakukan melalui pemerataan pembangunan yang ada, dimana dapat memungkinkan pembangunan secara vertikal sehingga sebagian lahan dapat digunakan untuk pembangunan baru. Kelebihan metode ini memiliki menguntungkan kedua belah pihak dimana penghuni lama masih mendapatkan hak tinggal di lokasi tersebut meskipun dalam bentuk hunian vertikal, dan pemilik lahan juga mendapatkan keuntungan dari hasil pembangunan baru. Metode land sharing ini membutuhkan keputusan bersama dan dapat dilakukan atas persetujuan keduabelah pihak yang bersangkutan. Selain itu untuk menunjang keberhasilan land sharing juga diperlukan peran aktif masyarakat yang bersangkutan dalam prosesnya dan dalam menyumbang masukan/ide. Kesimpulan Slum lebih menggambarkan kondisi bangunan, pelayanan dasar yang minim dan kemiskinan, sedangkan squatter lebih menggambarkan kondisi permukiman kumuh dari sisi legalitas lahan. Pada dasarnya squatter memiliki kondisi dan karateristik lingkungan fisik yang sama dengan slums. Permukiman kumuh merupakan permasalahan yang perlu sedera ditangani oleh pemerintah. Bentuk penanganan permukiman kumuh dapat dilakukan dengan urban renewal, konsolidasi lahan atau land sharing. Urban renewal adalah upaya memulihkan kondisi bagian suatu kawasan yang mengalami penurunan kualitas melalui perubahan fisik, fungsi, sosial budaya serta intensitas pemakaian suatu lahan agar kawasan dapat berfungsi lebih optimal dan meningkatkan kualitas sosial dan ekomoninya. Berbeda dengan urban renewal, konsolidasi lahan merupakan kebijaksanaan penataan kembali pada suatu lingkungan menjadi lebih teratur yang dimaksudkan untuk memanfaatkan tanah secara optimal dan seimbang dengan meningkatkan efisiensi penggunaan lahan terutama di kawasan perkotaan. Sedangkan land sharing adalah metode dimana lahan milik publik atau swasta yang ditempati oleh penguni liar/illegal dibangun kembali dengan cara yang memungkinkan regularisasi pembangunan yang ada melalui pemukiman kembali untuk tetap menampung penghuni liar tersebut. Thanks! Ada pertanyaan?