IMUNOLOGI

Dr. Heru Susanto, MMRS

PENGERTIAN

 Sistem imun adalah sistem daya tahan

tubuh terhadap serangan substansi asing
yang terpapar ke tubuh kita.
 Sistem imun dalam tubuh mampu untuk
mengenal dan membedakan berbagai
macam benda asing yang berasal dari
tubuh sendiri (self) dan yang berasal dari
luar (non-self)
 Pembentukan imunitas oleh satu macam
benda asing tidak menjamin adanya
imunitas terhadap benda asing lainnya
 RESPON IMUN

 Konsep dasarnya berupa reaksi terhadap sesuatu yang asing.

 Bila terjadi aktivasi oleh adanya benda asing akan terjadi baik
spektrum peristiwa seluler maupun humoral, terdiri atas respon imun
nonspesfik dan spesifik
ANTIGEN

 Antigen adalah sebuah zat yang merangsang respon imun, terutama

dalam menghasilkan antibodi.
 Antigen biasanya berupa protein atau polisakarida, tetapi dapat juga
berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil (hapten) yang
bergabung dengan protein-pembawa atau carrier.
RESPON TUBUH TERHADAP BENDA ASING

NON
SPESIFIK
BENDA RESPON
ASING IMUN
SPESIFIK
RESPON IMUN

ENDOSITOSIS
NON SPESIFIK

REAKSI PERADANGAN

RESPON IMUN

RESPON IMUN HUMORAL

SPESIFIK

RESPON IMUN SELULER

RESPON IMUN NONSPESIFIK

FAGOSITOSIS
Ingesti benda asing yang berupa partikel
ENDOSITOSIS
PINOSITOSIS
RESPON IMUN Ingesti benda asing yg bukan berupa partikel
NONSPESIFIK

REAKSI Spektrum peristiwa seluler maupun sistemik

PERADANGAN yg terjadi di dalam tubuh
SEGMEN RESPONS IMUN SPESIFIK

SEGMEN Kejadian antara antigen berkontak dgn sel hingga timbulnya

AFEREN hipersensitivitas atau imunitas terhadap antigen tsb

SEGMEN RESPON
IMUN SPESIFIK

Kejadian antara timbulnya hipersensitivitas sampai

SEGMEN
EFEREN terjadinya eliminasi antigen tersebut (proses
peradangan)

 Kedua segmen tidak selalu berkaitan dan proses peradangan

tidak selalu harus melalui pacuan antigen.
 Iritasi kimiawi, trauma dapat memacu terjadinya proses
peradangan tanpa ikut sertanya segmen aferen.
 Perangsangan segmen aferen tidak selalu diikuti oleh
perangsangan segmen eferen.
RESPONS IMUN SPESIFIK

RESPONS Meliputi globulin-gamma tertentu, disebut sebagai

IMUN imunoglobulin, yg sebagian merupakan antibodi
HUMORAL spesifik

KOMPONEN
SISTEM IMUN

RESPONS Diperankan oleh limfosit serta produknya yg disebut

IMUN limfokin dan menyebabkan reaksi hipersensitivitas
SELULER tipe lambat
IMUNITAS HUMORAL

IgM
Ig yg pertama kali
muncul

IgG

Memproduksi IgA
LIMFOSIT B
Imunoglobulin

IgD

IgE
RESPON IMUN HUMORAL
Ig

Berdiferensiasi

SEGMEN AFEREN SEGMEN EFEREN

PERAN ANTIBODI

Antibodi berperan pada

tiga tipe reaksi imun
REAKSI TIPE I :
ANAFILAKSIS

PERAN REAKSI TIPE II :

ANTIBODI SITOTOKSIS

REAKSI TIPE III : KOMPLEKS IMUN

REAKSI TIPE I : ANAFILAKSIS

ALERGEN

Pelepasan
Mediator
Aminvasoaktif :
histamin,
serotonin
IgE pada (urtikaria)
sel mas
atau basofil
REAKSI TIPE II : SITOTOKSIS

IgG
atau
IgM

Aktivasi
kompleme
n

Antigen
Terjadi lisis atau
fagositosis virus, bakteri,
maupun antigen lain
REAKSI TIPE III : KOMPLEKS IMUN

A ANTIGEN

G
R
E ANTIBODI
KERUSAKAN
JARINGAN
G
A
S
I KOMPLEMEN
KOMPLEMEN

 Kumpulan sembilan protein plasma (bukan antibodi) yg diperlukan pada reaksi

antigen-antibodi, sehingga terjadi kerusakan jaringan atau kematian mikroba serta
lisis sel
 Fungsi terpenting adalah sebagai mediator berbagai proses peradangan termasuk
vasodilatasi, pengeluaran cairan, kemotaksis fagosit, opsonisasi, dan proses
metabolisme dalam sel peradangan
OPSONISASI

 Pengikatan suatu antibodi ke antigen pada suatu bakteri menyebabkan opsonisasi

sel bakteri tersebut
 Opsonisasi: perubahan dinding sel bakteri yang menyebabkan bakteri yang semula
tidak dapat ditembus menjadi rentan terhadap fagositosis
 Komplemen juga berfungsi sebagai opsonin (suatu bahan yang dapat menyebabkan
opsonisasi)
AKTIVASI KOMPLEMEN
AKTIVASI KLASIK

Pecahan IgG, IgM, IgA & IgE

Racun kobra, endotoksin, sel
bakteri
 MAKRO
ANTIGEN
IMUNITAS SELULAR
FAG

SEL
LANGERHANS
SEL-T Macrophage Inhibitory
Factor (MIF)

Macrophage Activating
Terjadi transformasi Factor (MAF)

Blastogenesis, shg tjd

Faktor kemofaktik
peningkatan aktivitas
metabolik LIMFOKIN LIMFOKIN
makrofag

Leucocyte Inhibitory
Factor (LF)

Sel radang dibawa ke tempat kontak Interferon

Limfotoksin

Sel tsb dihambat oleh MIF & LF

REAKSI
Makrofag diaktivasi oleh MAF mjd sel PERADANGAN
pemusnah (killer cell) SELULAR
RESPON IMUN

SELULAR
RESPONS IMUM SELULAR
SEL - T

SEL-T SITOTOKSIK

SEL-T HELPER
SEL-T
SEL-T REGULASI

SEL-T PENGINGAT
 IMUNITAS SELULAR

MEMPENGARUHI :
MAKROFAG
MEDIATOR TERJADI REAKSI HIPERSENSITIVITAS LAMBAT
PMN
(MIF, MAF, LF, Interferon, (TIPE IV)
LIMFOSIT
Limfotoksin) MISALNYA : DERMATITIS KONTAK ALERGIK
DLL
 IMUNITAS SELULAR

Sistem Imun Selular akan

diatur oleh subset sel T,
MAKROFAG memproduksi disebut sel T penekan dan
MONOKIN (mis. : Antigen spesifik terikat sel T penolong, akan
INTERLEUKIN 1) yg oleh permukaan sel T, sel menekan respon imun dan
melibatkan limfosit utk T berproliferasi (biasanya mengatur sintesis
berperan dalam proses tjd di jaringan limfoid) antibodi. Kedua sel T tsb
peradangan sbg penghubung antara
sistem imun selular dan
humoral.
TERIMA KASIH