Anda di halaman 1dari 14

Sistem Imun Yang

Berperan
Melawan Infeksi
Bakteri
Dosen pengampu : dr. Hilda, M. Kes
Kelompok 2
1) 1. Dina Yunisya P07220220051
2) 2. Fiqri Naufal Fahlevi P07220220052
3) 3. Hermawati P07220220053
4) 4. Karla Puspita Indah P07220220054
5) 5. Maratussoeha P07220220055
6) 6. Maydina dewi Bestari P07220220056
7) 7. Mita Nurhayati P07220220057
8) 8. Mu’ammar Reza P07220220058
9) 9. Muhammad Indra Pramana P07220220059
10) 10. Muhammad Iqbal Faiz P07220220060
Bahan Kajian
Definisi Sistem Imun Fungsi Utama Sistem Imun

Definisi bakteri Mekanisme Pertahanan Tubuh

Respons Imun terhadap Bakteri


Imunitas Alamiah dan Spesifik
Ekstraselular
terhadap Bakteri Ekstraselular

Respons Imun terhadap Bakteri Imunitas Alamiah dan Spesifik


Intraselular terhadap Bakteri Intraselular
Definisi sistem imun
sistem imun merupakan sistem koordinasi
respons biologik yang bertujuan melindungi
integritas dan identitas individu serta mencegah
invasi organisme dan zat yang berbahaya di
lingkungan yang dapat merusak dirinya.
Fungsi Utama Sistem Imun

1 2 3

fungsi yang sangat spesifik yaitu


kesanggupan membedakan antara fungsi memori yaitukesanggupan
kesanggupan untuk mengenal dan
antigen diri dan antigen asing melalui pengalaman kontak
membedakan berbagai molekul target
sebelumnya dengan zat asing patogen
sasaran dan juga mempunyai respons
untuk bereaksi lebih cepat dan lebih
yang spesifikMercury is the closest to
kuat daripada kontak pertama
the Sun and small
Definisi Bakteri
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok
terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik)
dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang
relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain
seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri merupakan yang paling berkelimpahan dari semua organisme.
Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai
simbiosis dari organisme lain.
Mekanisme pertahanan tubuh dalam mengatasi agen yang
berbahaya

● Pertahanan fisik dan kimiawi, seperti kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat melalui
kelenjar keringat, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi air mata, air liur, urin, asam
lambung serta lisosom dalam air mata
● Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat mencegah invasi
mikroorganisme
● Innate immunity (mekanisme non-spesifik), seperti sel polimorfonuklear (PMN) dan
makrofag, aktivasi komplemen, sel mast, protein fase akut, interferon, sel NK (natural killer)
dan mediator eosinofil
● Imunitas spesifik, yang terdiri dari imunitas humoral dan seluler.
Respons Imun Terhadap Bakteri Ekstraselular

Respons imun terhadap bakteri ekstraseluler bertujuan untuk menetralkan efek


toksin dan mengeliminasi bakteri. Respons imun alamiah terutama melalui
fagositosis oleh neutrofil, monosit serta makrofag jaringan.

Keadaan sistem imun yang dapat


Bakteri ekstraselular dapat menimbulkan
menyebabkan bakteri ekstraseluler sulit
penyakit melalui beberapa mekanisme yaitu
dihancurkan adalah gangguan pada
merangsang reaksi inflamasi yang
mekanisme fagositik karena defisiensi sel
menyebabkan destruksi jaringan di tempat
fagositik (neutropenia) atau kualitas respons
infeksi.
imun yang kurang (penyakit granulomatosa
kronik).
Imunitas alamiah terhadap bakteri
ekstraseluler
Respons imun alamiah terhadap bakteri ekstraselular terutama
melalui mekanisme fagositosis oleh neutrofil, monosit serta makrofag
jaringan. Resistensi bakteri terhadap fagositosis dan penghancuran
dalam makrofag menunjukkan virulensi bakteri. Aktivasi
komplemen tanpa adanya antibodi juga memegang peranan penting
dalam eliminasi bakteri ekstraselular. Lipopolisakarida (LPS) dalam
dinding bakteri gram negatif dapat mengaktivasi komplemen jalur
alternatif tanpa adanya antibodi. Salah satu hasil aktivasi
komplemen ini yaitu C3b mempunyai efek opsonisasi bakteri serta
meningkatkan fagositosis. Selain itu terjadi lisis bakteri melalui
membrane attack complex (MAC) serta beberapa hasil sampingan
aktivasi komplemen dapat menim- bulkan respons inflamasi melalui
pengumpulan (recruitment) serta aktivasi leukosit. Endotoksin yang
merupakan LPS merangsang produksi sitokin oleh makrofag serta sel
lain seperti endotel vaskular.
Ekstraselular

Aktivasi komplemen Kekebalan humoral mempunyai peran penting dalam


oleh IgM dan IgG respons kekebalan spesifik terhadap bakteri ekstra-
selular. Lipopolisakarida merupakan komponen yang
paling imunogenik dari dinding sel atau kapsul
mikroorganisme serta merupakan antigen yang thymus
independent. Antigen ini dapat langsung merangsang sel
limfosit B yang menghasilkan imunoglobin (Ig)M spesifik
yang kuat. Selain itu produksi IgG juga dirangsang yang
mungkin melalui mekanisme perangsangan isotype
switching rantai berat oleh sitokin

Ada 3 mekanisme efektor yang dirangsang oleh IgG


dan IgM serta antigen permukaan bakteri: 1. Opsonisasi bakteri oleh IgG
serta peningkatan fagositosis
dengan mengikat reseptor
Fc_ pada monosit, makrofag
dan neutrofil
Netralisasi toksin bakteri
oleh IgM dan IgG
Respon imun terhadap bakteri instraseluler

Sejumlah bakteri dan semua virus serta jamur dapat lolos


dan mengadakan replikasi di dalam sel pejamu. Yang
paling patogen di antaranya adalah yang resisten
terhadap degradasi dalam makrofag. Sebagai contoh
adalah mikrobakteria serta Listeria monocytogenes.
Imunitas alamiah terhadap bakteri
instraseluler

Mekanisme terpenting imunitas alamiah terhadap mikroorganisme intraselular


adalah fagositosis. Akan tetapi bakteri patogen intraselular relatif resisten
terhadap degradasi dalam sel fagosit mononuklear. Oleh karena itu mekanisme
kekebalan alamiah ini tidak efektif dalam mencegah penyebaran infeksi
sehingga sering menjadi kronik dan eksaserbasi yang sulit diberantas.
Respons imun spesifik
terhadap bakteri
intraselular Respons imun spesifik terhadap bakteri
intraselular terutama diperankan oleh cell
mediated immunity (CMI). Mekanisme
imunitas ini diperankan oleh sel limfosit T
tetapi fungsi efektornya untuk eliminasi
bakteri diperani oleh makrofag yang
diaktivasi oleh sitokin yang diproduksi
oleh sel T terutama interferon  (IFN ).
Respons imun ini analog dengan reaksi
hipersensitivitas tipe lambat. Antigen
protein intraselular merupakan stimulus
kuat sel limfosit T. Beberapa dinding sel
bakteri mengaktivasi makrofag secara
langsung sehingga mempunyai fungsi
sebagai ajuvan. Misalnya muramil
dipeptida pada dinding sel mikrobakteria.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai