Anda di halaman 1dari 20

TAHAP PERKEMBANGAN

BAHASA DAN KEMAMPUAN


BERPIKIR MATEMATIS
MODUL 3
Anggota Kelompok 2

Yusnita
(857766797)
Melinda Nugrahaini
(857772816)
Musfiroh Nur
(857774991)
Nor Wakhidah Yuliani
(857775771)
KB 1: Tahap Perkembangan Bahasa

•A. BAHASA DAN KOMPONEN PENYUSUNANNYA

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Bahasa adalah sebuah


system kata, symbol, atau lambing bunyi yang arbitrer yang
digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerjasama,
berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Bahasa tidak hanya sebatas
kata-kata, tetapi lebih dari itu.
1. Komponen Penyusun Bahasa

1.Fonologi adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji
bunyi
2.Morfologi adalah ilmu yang membahas perbentukan kata.
3.Semantik adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji
makna yang terkandung dalam bahasa, kode dan jenis lainya dari
representasi.
4.Sintax adalah aturan dalam pembentukan kalimat agar mampu di mengerti
dengan benar.
5.Pragmatik adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji
penggunaan bahasa yang dikaitkan dengan konteks pemakaianya.
2. Teori Perkembangan Bahasa

1.Teori empiris atau yang biasa dikenal dengan teori belajar


menunjukkan ketika bayi dilahirkan, mereka dikelilingi oleh bahasa

2.Teori nativisme manusia terlahir dengan perangkat akuisisi


Bahasa atau langunge acquisition device (LAD)

3.Teori interaksi yang berpendapat bahwa bahasa dapat diperoleh


karena adanya kemampuan kognitif
• B. Tahap Perkembangan Bahasa

1. Periode Pralinguistik: Tahap perkembangan Bahasa mulai dari bayi, mereka


mengirimkan pesan dengan ekspresi wajah dan suara (menangis, berteriak, tertawa,
dsb.)
2. Periode Holophrase: tahap satu kata (one-word periode), anak belum mulai
mengkombinasikan kata-kata, tetapi mereka belajar untuk menangkap makna yang
lebih sulit.
3. Periode Telegrafis: anak mencoba membentuk makna dengan mengkombinasikan dua
kata.
4. Perkembangan Bahasa usia dini, kanak-kanak, dan remaja
C. BILINGUALISME

Bahasa kedua dapat dimiliki oleh seseorang jika ia telah mengerti bahasa
ibunya.
KB 2: Kemampuan Berpikir
Matematis
A. Pandangan Terhadap Kemampuan Berpikir
Matematis
1. Definisi Berpikir Matematis
Menurut Fajri (2017), dalam proses berpikir
matematis, pembelajaran yang dilaksanakan tidak
hanya berlangsung dalam satu arah (one way
communication), tetapi harus melalui proses
interaksi yang bersifat dua arah (two way
communication), yaitu antara sesama siswa, siswa
dengan guru, serta siswa dengan lingkungan dan
sumber belajar.
• Menurut Stolz (2000: 14) dalam Widyastuti, Usodo, dan Riyadi (2015), terdapat tiga macam cara
manusia dalam memecahkan masalah

1. Climbers = sekelompok orang yang selalu berupaya mencapai puncak kesuksesan, siap
menghadapi rintangan yang ada, dan selalu membangkitkan dirinya pada kesuksesan.

2. Compers = sekelompok orang yang masih ada keinginan untuk menanggapi tantangan yang
ada, tetapi tidak mencapai puncak kesuksesan dan mudah puas dengan apa yang sudah
dicapai.

3. Quitters = sekelompok prang yang lebih memilih menghindar dan menolak kesempatan yang
ada, mudah putus asa, mudah menyerah, cenderung pasif, dan tidak bergairah untuk mencapai
puncak keberhasilan
2. Memahami konsep bilangan

1. Memahami konsep bilangan kardinal


Bilangan cardinal adalah bilangan yang menunjukkan sebuah kuantitas.
Contohnya 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, dst

sama dengan
2. Memahami konsep bilangan ordinal
Sistem numerik adalah simbol atau kumpulan dari simbol yang merepresentasikan
sebuah bilangan.

lebih kecil
B. Pandangan Teori Kemampuan Matematika
1. Pandangan Teori Interaksi
Teori interaksi berpandangan tentang kemampuan matematika
2. Pandangan Teori Nativisme
Teori nativisme mengungkapkan bahwa setiap manusia memiliki sistem
bawaan yang memberi kita kemampuan untuk membuat perkiraan penilaian
tentang jumlah angka.
3.Pandangan Teori Empirisme
Teori Empirisme berpendapat bahwa hal yang harus diketahui oleh anak
dalam belajar matematika adalah membedakan antara angka dan jumlah.
C. Penalaran dan Penyelesaian Masalah Secara Matematis

1.Pandangan Teori Interaksi


Teori interaksi berpandangan tentang kemampuan matematika
2.Pandangan Teori Nativisme
Teori nativisme mengungkapkan bahwa setiap manusia memiliki
sistem bawaan yang memberi kita kemampuan untuk membuat
perkiraan penilaian tentang jumlah angka.
3.Pandangan Teori Empirisme
Teori Empirisme berpendapat bahwa hal yang harus diketahui
oleh anak dalam belajar matematika adalah membedakan antara
angka dan jumlah.
a. Cara memecahkan masalah matematis

Martin Hughes (1981) mengategorikan cara anak memcahkan masalah berdasarkan umurnya.
1)Umur 1-2 memecahkan masalah dengan mengunakan benda yang nyata karena pada umur tersebut anak
masih membutuhkan stimulasi untuk memahami jumlah benda.
2) Umur 3-4 memecahkan masalah dengan berimajinasi.

b. Proses berpikir menyelesaikan masalah


3) Pengubahan (change problem)
•Contoh : Siti memiliki 5 buah jeruk. Kemudian ia berikan kepada Heni 2
•buah. Berapa sisa jeruk milik Siti?

2) Kombinasi (combination problem)


•Contoh : Dadang memiliki 2 mobil-bobilan dan reno memiliki 4 mobil- mobilan. Jika digabung, berapakah
mobil-mobilan yang mereka miliki?

3) Perbandingan
•Contoh : Dayu memiliki 2 buku dan Kino memiliki 4 buku. Berapa banyak selisih buku yang Kino miliki?
2. Penalaran Multiplikatif

Penalaran multiplikatif biasa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan


dalam operasi perkalian atau pembagian

Contoh :
Banu membeli 3 es krim. Harga setiap es krim adalah Rp5.000. Berapa harga es
krim yang harus dibayar oleh Banu?
a. Proses berpikir penyelesaian masalah

1)Mengelompokkan (one-to-many correspondence) Contoh :

2) Membagikan (sharing problem)


•Sharing problem adalah cara menyelesaikan persoalan dalam pembagian dengan cara
membagi variabel dengan rata
3) Pemahaman produk (measurement of product) Pemecahan masalah
pada jenis ini biasa dilakukan dengan jumlah variabel yang lebih dari
satu.

Perhatikan contoh berikut :


Banu memiliki 3 baju dan 2 celana. Berapa pasang pakaian yang Banu
miliki?
Maka jika dijumlahkan 3 pasang + 3 pasang =
6 pasang

Anda mungkin juga menyukai