Anda di halaman 1dari 27

PRESENTASI KELOMPOK 3

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK (MKDK4002)

MODUL 3 KB 2 & MODUL 4 KB 1

NAMA KELOMPOK :

1. ANWAR SANUSI

2. ARDIANTO WIBISONO

3. NUR FITRIANI
Kegiatan Belajar 2

A. PANDANGAN B. PANDANGAN
TERHADAP TEORI
KEMAMPUAN KEMAMPUAN KEMAMPUAN
BERPIKIR BERPIKIR MATEMATIKA
MATEMATIS MATEMATIS

C. PENALARAN DAN
PENYELESAIAN
MASALAH SECARA
MATEMATIS
A. PANDANGAN TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIKIR MATEMATIS

1. Pengertian Berpikir Sistematis


Menurut Fajri (2017), dalam proses berfikir matematis,
pembelajaran yang dilaksanakan tidak hanya berlangsung
dalam arah (one way communication) tetapi harus
melalui proses interaksiyang bersifat dua arah (two way
communication) yaitu antara sesama siswa, siswa dengan
guru serta siswa dengan lingkungan dan sumber belajar.
2.Memahami Konsep Bilangan
Ada dua cara mehamai konsep bilangan :
* memahami konsep bilangan kardinal yaitu
bilangan yang menunjukkan sebuah kuantitas.
Contohnya 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10, dan
seterusnya
* memahami konsep bilangan asli yaitu
dalam hal memahami konsep bilangan asli,
anak harus mengenal sistem numerik.
Contohnya simbol dari bilangan sebelas
adalah 11.
B. PANDANGAN TEORI KEMAMPUAN MATEMATIKA

Berikut contoh Ilustrasinya


1. Pandangan Teori Interaksi

Teori ini tentang pandangan kemampuan matematika.

Seseorang dikatakan paham mengenami numerik

apabila dpaat menyamakan antara angka dan jumlah.

Contoh : Seorang Ibu memberikan angka lima, maka

anaknya akan memberikan lima Buah Jeruk atau Apel.

Yang intinya, angka 5 akan digambarkan dengan wujut

jumlah barang.
2. Pandangan Teori Nativisme

Setiap manusia memiliki sistem bawaan yang memberi


kita kemampuan untuk membuat perkiraan penilaian
tentang jumlah angka. Contohnya penggunaan angka pada
jam.
3. Pandangan Teori Empirisme
Pada teori ini ditandai dengan adanya anak
belajar matematika harus mampu membedakan
antara angka dan jumlah. Angka bias saja
mewakili jumlah, tetapi tidak disampaikan
dengan jelas kepada anak sejak mereka dapat
menghitung.
 
A. PENALARAN DAN PENYELESAIAN MASALAH
SECARA MATEMATIS

1. Penalaran Aditif = Rp.20.000


Adalah penalaran yang biasa digunakan untuk
memecahkan masalah dalam operasi
Dikurangi
penjumlahan dan pengurangan pada
matematika.
Contoh Luni membeli roti dengan harga
Rp.15.000. Luni membayar rotu tersebut
Rp.20.000 – Rp.15000
dengan uang pecahan Rp.10.000 sebanyak
dua lembar. Luni menghitung kembaliannya Maka kembaliannya Luni adalah
yang akan ia dapatkan dengan cara
pengurangan (Rp.20.000-Rp.15.000) atau
Luni dapat menghitungnya dengan
menjumlahkan (Rp.15.000+Rp. 5.000).
a) Cara memecahkah masalah b) Proses berpikir penyelesaian masalah
sistematis’
Berikut jenis-jenis permasalahan matemtais yang
Martin Hughes (1981) mengategorikan
penting sehingga guru dapat membantu anak untuk
cara anak memecahkan masalah
berdasarkan umurnya. Yaitu umur 1-2 memecahkan masalah, yaitu :
tahun memecahkan masalah dengan 1) Pengubahan (change problem)
menggunakan benda yang nyata dan umur 2) Kombinasi (combination problem)
3-4 tahun memecahkan masalah dengan 3) Perbandingan
berimajinasi.
1. Mengelompokkan

2. Penalaran Multiplikatif

Adalah sering digunakan dalam 1 2 3

menyelesaikan permasalahan
2. Membagikan (sharing problem)
dalam operasi perkalian atau Adalah cara penyelesaian persoalan dalam pembagian
dengan cara membagi variabel dengan rata.
pembagian. Terdapat tiga jenis

permasalahan yang terjadi pada

penalaran multiplikatif antara 3. Pemahaman produk


Pemecahan masalah ini dilakukan dengan
lain : jumlah variabel yag lebih dari satu.
CONTOH

Banu memiliki 3 baju dan 2 celana. Berapa


pasang pakaian yang Banu miliki?

Maka jika dijumlahkan 3 pasang + 3 pasang = 6

pasang, tetapi jika anak yang sudah mengenal

perkalian mreka bisa dengan mudah menjawab

dengan cara mengalikan kuantitas baju deangan

celana, yaitu 3 x 2 = 6
MODUL
4
P E N G E N A L A N T E O R I D A N TA H A PA N
PERKEMBANGAN SOSIAL DAN EMOSIONAL

KB 1
P e r k e m b a n g a n E m o s i , Te m p e r a m e n , d a n
Keterikatan (Attachment)

Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3


A. DEFINISI EMOSI
EMOSI MERUPAKAN EFEK YANG TERJADI KETIKA
SESORANG BERADA DALAM INTERAKSI YANG PENTING
BAGINYA DENGAN DITANDAI OLEH PERILAKU YANG
MENCERMINKAN (MENGEKSPRESIKAN) RASA SENANG
ATAU TIDAK SENANG DARI SESEORANG YANG SEDANG
DALAM KONDISI ATAU TRANSAKSI (SANTROK, 2012)
MENGEKSPRESIKAN RASA DISINI BISA RASA
SENANG, SEDIH TAKUT, MARAH DAN LAINNYA

Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3


B. TAHAP PERKEMBANGAN EMOSI
0 bulan / lahir Beberapa ahli berpendapat bahwa bayi yang baru lahir
sudah memiliki rasa kepuasan, ketertarikan dan
kesusahan

2-7 bulan Pada bayi usia ini sudah bisa mengekspresikan rasa
marah, takut, gembira, sedih, dan terkejut dikarenakan
bayi sudah bisa mulai merespon lingkungannya

1-2 tahun Diusia ini kemampuan kognitif anak sudah mulai


berkembang anak sudah memiliki rasa malu, iri,
menyesal dan bangga atau disebut (self-conscious)

3 tahun
Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3 Anak sudah dapat menilai sendiri hal baik dan hal buruk
(self-evaluation)
4-5 tahun Diusia ini anak sudah dapat mengekspresikan rasa
malu, iri, menyesal, bangga, baik dan buruk. Anak
sudah memiliki self-conscious dan self-evaluation.

6-12 tahun Tahap Complex emotion, pada tingkat ini anak sudah
dapat mengungkapkan emosinya sendiri seperti rasa
malu, gugup, self touching, enggan, sombong,
merasa bersalah dll

Remaja-dewasa Pada tahap ini seseorang sudah memiliki


kompleksitas emosi yang tinggi dan matang

Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3


A. FAKTOR YANG MEMENGARUHI
PERKEMBANGAN EMOSI

Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3


1. DEFINISI
TEMPERAMEN
TEMPERAMEN ADALAH KECENDERUNGAN SESEORANG
UNTUK MERESPON DENGAN CARA YANG DAPAT DIPREDIKSI
DENGAN PERISTIWA LINGKUNGAN, TERMASUK MERESPON
TINGKAT AKTIVITAS, LEKAS MARAH, KETAKUTAN DAN
KEMAMPUAN BERSOSIALISASI (SHAFFER & KIPP, 2014)
EMOSI TIDAK BERARTI SELALU SAMA DENGA TEMPERAMEN
BILA EMOSI ADA KETIKA TERDAPAT INTERAKSI YANG
BERLANGSUNG, SEDANGKAN TEMPERAMEN MERUPAKAN SIFAT
TIRUN TEMURUN SEHINGGA BERSIFAT TETAP DAN STABIL.

Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3


MENURUT SHAFFER & KIPP TEMPERAMEN PADA
ANAK DIKLASIFIKASIKAN MENJADI 3 MACAM
1. TEMPERAMEN ANAK YANG MUDAH (EASY CHILD)
ANAK YANG MUDAH BERSOSIALISASI DENGAN LINGKUNGANNYA.
2. TEMPERAMEN ANAK YANG SUSAH DIATUR (DIFFICULT CHILD)
ANAK YANG SULIT DALAM MELAKUKAN AKTIVITASNYA, SULIT
MELAKUKAN SOSIALISASI DENGAN ORANG LAIN
3. TEMPERAMEN ANAK YANG BERADA DITENGAH-TENGAH (SLOW
TO WARM UP TO CHILD)
ANAK YANG CENDERUNG BERSIFAT PASIF DAN MEMILIKI RESPON
LAMBAT.
Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TEMPERAMEN :
1. FAKTOR LINGKUNGAN
2. FAKTOR BIOLOGIS

D. Definisi Keterikatan (Attachment)


Adalah ikatan kuiat, abadi dan kasih saying yang dubagikan oleh
seorang anak terhadap yang siknifikan dekat dengannya, biasanya
seorang ibu atau yang mengerti dan dapat memenuhi kebutuhan sang
anak 9Gillibrand dkk, 2016)
Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3
E. Teori-teori Terkait Keterikatan (Attachment)
1. Teori Psikoanalisis.
2. Teori Belajar.
3. Teori Kognitif.
4. Teori Etologikal.
1. Teori Psikoanalisis.
Merupakan teori yang menjelaskan hakikat dan perkembangan
kepribadian manusia yang meliputi unsur motivasi, emosi, kepribadian
berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis
tersebut yang umumnya terjadi pada anak-anak usia dini (Sigmund freud)
teori ini dapat digambarkan dengan sebuah kalimat I love you because
youPerkembangan
feed me/ aku
Peserta Didik mencinyaimu
Modul 4 Kelompok 3 karena kamu memberi aku makan.
2. Teori Belajar.
Teori belajar dalam keterikatan dapat digambarkan dalam
sebuah kalimat I love you because you reward me yang artinya aku
mencintaimu karena kamu menghargai aku

2. Teori Kognitif.
Teori kognitif dalam keterikatan dapat digambarkan dalam
sebuah kalimat to love you, I must know you will always be there yang
artinya untuk mencintaimu aku harus tahu bahwa kamu akan selalu
ada bersamaku. Keterikatan dalam teori kognitif juga bergantung
pada tingkat kemampuan perkembangan kognitif yang dimiliki
seorang anak

Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3


2. Teori Etologikal.
Teori etologikal merupakan teori yang berpandangan bahwa
perilaku awal sudah deprogram secara biologis, bahwa manusia
memiliki karakteristik yang telah beradaptasi yang membuat mereka
memiliki keterikatan dan telah menjadi sangat berpengaruh dalam
beberapa tahu terakhit (Shaffer & Kipp, 2014) contohnya dalah bayi
yang memiliki karakter yang menimbulkan keterikatan dari
pengasuhnya.

Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3


F. Fase Perkembangan Keterikatan (Attachment)

Fase Perkembangan Keterikatan dibagi menjadi 4 fase

Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3


G. Faktor yang Memengaruhi Keterikatan
(Attachment)

Faktor-faktor yang Memengaruhi Keterikatan menurut


Erikson :
1. Berpisah yang tiba-tiba antara anak dan sosok yang lekat
dengannya.
2. Penyikasaan emosional atau penyikasaan fisik
3. Pengasuh yang tidak stabil
4. Sering berpindah domisili
5. Pola asuh yang tidak konsisten
Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3
6. Figur lekat yang mengalami masalah psikologis
Membangun keterikatan yang aman akan memberikan manfaat
diantaranya :
1. Menumbuhkan rasa percaya diri
2. Mampu menumbuhkan hubungan baik dengan orang lain
3. Menumbuhkan kedisiplinan
4. Memengaruhi pertumbuhan intelektualitas dan psikologis
5. Menumbuhkan harga diri dan kesejahteraan yang lebih baik pada
remaja
6. Membantu remaja menghasilkan hubungan positif dengan teman
sebaya.

Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3


H. Keterikatan Pada Usia Dini, Kanak-kanak dan
Remaja

Pada dasarnya keterikatan pada usia Dini, kanak-kanak dan


remaja tidaklah banyak berubah namun terdapat beberapa hal yang
membedakannya pertama figure keterikatan yang berubah,kedua
orang dewasa lebih bisa mentoleransi perpisahan dengan figure
dibandingkan masa kanak-kanak dan figure keterikatan masa
dewasa akan lebih luas meliputi pertemanan, persahabatn,
percintaan, pekerjaan dll

Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3


TERIMA KASIH

Perkembangan Peserta Didik Modul 4 Kelompok 3

Anda mungkin juga menyukai