Anda di halaman 1dari 164

PENERAPAN

PERMEN.PAN-RB NO.1 TH 2023


Tentang
JABATAN FUNGSIONAL

PERATURAN BKN No.3 TAHUN 2023


Tentang
ANGKA KREDIT,KENAIKAN PANGKAT, DAN
JENJANG JABATAN FUNGSIONAL

Oleh : TRI BUDHI SUSILOWATI


PENYEDERHANAAN KEBIJAKAN JABATAN FUNGSIONAL DALAM
PERATURAN MENTERI PANRB NOMOR 1 TAHUN 2023
REVISI ATAS PERMENPANRB NOMOR 13 TAHUN 2019 TENTANG PENGUSULAN,
PENETAPAN, DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL
Deputi S D M Aparatur
Kenapa Lu
Mau Cuti, Mes?
Harus
ngisi
DUPAK
Memulai tahun baru 2023 ini kita kurangi
“keruwetan” JF!

SKP DUPAK
STATISTIK ASN
USIA ASN
JABATAN STRUKTURAL PNS 4.254.513 604 < = 20
JPT (Jabatan : 21.437 342.422 21-30
Pimpinan Tinggi) 3.890.579 363.934
1.046.239 31-40
Administrator : 95.487
PNS PPPK 1.358.443 41-50
Pengawas : 209.127
2.315.288 1.939.225 1.474.283
51-60
Eselon 5 : 8.884 54% 46% 32.522 > = 60

PENDIDIKAN ASN G O LO N G A
15.115
SD N P N S
SM 30.839 S.I / D.IV 2.617.998
Gol. I 25.101
PS 568.600 S2 448.803 Gol. II 641.629
FUNGSIONAL
2.103.661 M A 543.375 S3 29.783 Gol. III 2.337.877
D.I – Gol. IV 885.972
D.III *Data Per 31 Desember 2022
TRANSFORMASI BIROKRASI INDONESIA

BIROKRASI BERKELAS DUNIA DAN PELAYANAN PUBLIK YANG KOMPETITIF

AKUNTABILITAS KINERJA DAN PENGAWASAN EFEKTIF

Reward & Recognition

EVP
EVP

Learning & Development

Talent & Succession


DINAMIKA REGULASI JABATAN FUNGSIONAL

PERMENPANRB NO.13 PERMENPANRB


PERMENPANRB NO.1 TRANSFORMASI
TAHUN 2019 PENETAPAN JF JF
TAHUN 2023

• Pencabutan Substansi JF
• Penyesuaian Pengaturan
• Pemberlakuan Pola
Pembinaan dan Pengelolaan
JF Transformasi
JUKLAK/JUKNIS JF PER-BKN 11/2022
SUBSTANSI POKOK
Tata Kelola Jabatan Fungsional Berbasis Pengelolaan Kinerja
MENTERI
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA

TENTANG PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN


REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2023
TENTANG
JABATAN FUNGSIOL

TERDIRI ATAS : 14 BAB, 63 PASAL


PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2023
NO BAB PASAL

1 I KETENTUAN UMUM 1
2. II KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB, TUGAS, DAN KLASIFIKASI JF 2
Bagian Kesatu Kedudukan dan Tanggung Jawab JF
Bagian Kedua Tugas JF 3
Bagian Ketiga Klasifikasi JF 4
3. III KATEGORI DAN JENJANG JF
Bagian Kesatu Kategori JF 5
Bagian Kedua Jenjang JF 6-7
4. IV PENGUSULAN DAN PENETAPAN JF
Bagian Kesatu Umum 8
Bagian Kedua Tata Cara Pengusulan dan Penetapan JF 9-10
NO BAB PASAL

5. V PENGANGKATAN DALAM JF
Bagian Kesatu Umum 11-12
Bagian Kedua Pengangkatan Pertama 13
Bagian Ketiga Perpindahan dari Jabatan Lain Paragraf 1 Umum 14-18
Paragraf 2 Perpindahan antar kelompok JF 19-20
Paragraf 3 Perpindahan Antarjabatan 21-22
Bagian Keempat Penyesuaian 23-25
Bagian Kelima Promosi Paragraf 1 Umum 26-27

Paragraf 2 Promosi ke dalam atau dari JF 28


Paragraf 3 Kenaikan Jenjang Jabatan 29-30
Bagian Keenam Tata Cara Pengangkatan dalam JF 31
Bagian Ketujuh Pendelegasian Pengangkatan dalam JF Paragraf 1 Pendelegasian 32
Pengangkatan
Paragraf 2 Tata Cara Pendelegasian Pengangkatan 33
NO BAB PASAL

Bagian Kedelapan Pelantikan dan Pengambilan Sumpah/Janji 34


6. VI PENGELOLAAN KINERJA PEJABAT FUNGSIONAL 35-37
7. VII KENAIKAN PANGKAT
Bagian Kesatu Kenaikan Pangkat JF 38-39
Bagian Kedua Kenaikan Pangkat Istimewa 40
8. VIII PEMBERHENTIAN DARI JF
Bagian Kesatu Kriteria Pemberhentian dari JF 41-43
Bagian Kedua Tata Cara Pemberhentian dari JF 44

9. IX KOMPETENSI
Bagian Kesatu Standar Kompetensi 45
Bagian Kedua Pengembangan Kompetensi 46
10 X INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA 47-49
11 XI ORGANISASI PROFESI
NO BAB PASAL

Bagian Kesatu Umum 50


Bagian Kedua Syarat dan Tata Cara Pembentukan Organisasi Profesi dan Hubungan Kerja 51-54
12 XII KETENTUAN LAIN-LAIN 55-56
13 XIII KETENTUAN PERALIHAN 57-58
14 XIV KETENTUAN PENUTUP

MULAI BERLAKU 1 JULI 2023


PENGELOLAAN KINERJA JF
Berbasis pada pemenuhan
TUGAS RUANG Ekspektasi Kinerja dan
LINGKUP KEGIATAN Pengembangan
Simplifikasi Ruang Kompetensi KONSOLIDASI JF
lingkup Tugas JF berbasis Penyerdahaan Jumlah JF
pada Ekspektasi yang telah ditetapkan
Kinerja melalui konsolidasi JF yang
berbasis pada klasifikasi JF
POLA KARIR JF
Pengembangan karir RUANG
JF berbasis pd talent
mobility dlm pola LINGKUP
karir horizontal,
vertikal,diagonal. TATA KELOLA KOMPETENSI KELAS JABATAN JF
Pengembangan Kompetensi
JF mendukung pd pemenuhan
kompetensi minimal yang
berbasis pd pembelajaran
terintegrasi Standarisasi Kelas JF
bertujuan untuk mendorong
Pada kualitas JF yang
sama
TRANSFORMAS TATA KELOLA JF
Perubahan Pokok Tata Kelola JF

PERMENPANRB 13/2019 PERMENPANRB 1/2023

Berbasis pada ruang lingkup


Berbasis penyelarasan butir kegiatan tugas pada setiap jenjang jabatan dan disesuaikan
dan SKP dengan ekspektasi kinerja

Perpindahan dilakukan dalam satu Perpindahan dapat


rumpun dilaksanakan lintas rumpun untuk memudahkan
Penetapan target AK di awal tahun kinerja berbasis Targetmobility
talent AK Tahunan ditetapkan sebagai koefisien
pada Penyelarasan butir kegiatan dalam SKP pengali untuk konversi predikat evaluasi kinerja
setiap tahun
Berbasis pada penilaian angka kredit (AK) per
butir kegiatan dan pengajuan DUPAK Tidak ada lagi DUPAK, evaluasi berdasarkan
hasil penilaian pemenuhan ekspektasi kinerja

Kenaikan Pangkat Luar Biasa hanya untuk JPT Ditambahkan ketentuan kenaikan pangkat istimewa
dan JA diberikan bagi pejabat fungsional Pejabat Fungsional
yang memiliki penilaian kinerja dan keahlian yang luar
biasa dalam menjalankan tugas JF
Instansi Pembina memiliki 19 tugas yang utamanya: Instansi Pembina Menyusun konten pembelajaran,
Pendidikan dan pelatihan, formasi, standar strategi, dan program pengembangan kompetensi
kompetensi, uji kompetensi, dan koordinasi
Jumlah PNS
Berdasarkan
Jenis J a b a t a n A S N
T U G A S D A N RUANG Sumber: Data Statistik BKN, 31 Desember

LINGKUP JF
2022

Kedudukan JF
34%
P e l a y a n a n teknis fungsional 58% JF berkedudukan di bawah JPT,
berbasis k e a h l i a n d a n k e t e r a m p i l a n Administrator, P e n g a w a s , d a n
8%
tertentu p a d a unit Organisasi Pejabat Fungsional lain

P e n y u s u n a n r u a n g lingkup Pejabat fungsional bekerja d a l a m


setiap jenjan g jabatan fungsional Struktural sistem kerja kolaboratif baik
d a l a m atau lintas Unit Organisasi

P e l a k s a n a Fungsional
Pemenuhan M e n d u k u n g p a d a organisasi
Ekspektasi Kinerja y a n g agi l e d a n d i n a m i s
Agile adalah sekumpulan metode pengembangan
software yang dilakukan secara bertahap dan
AGILE berulang (iterasi).

Contohnya, Anda sedang mengembangkan aplikasi peta. Lalu,


Agile development sering disebut sebagai framework tiba-tiba terjadi pandemi yang memunculkan kebutuhan baru di
karena di dalamnya memang terdapat berbagai metode masyarakat tentang update informasi sebaran virus. Nah,
yang bisa digunakan sesuai kebutuhan. dengan metode Agile, Anda bisa beradaptasi dengan
menambahkan fitur peta sebaran pandemi di iterasi selanjutnya.
Setiap iterasi pada Agile juga berbeda-beda durasinya,
tergantung project yang Anda kerjakan dan metode Dengan kata lain, Anda bisa langsung mengambil keputusan
yang digunakan. Namun, umumnya iterasi berjalan perubahan software sesuai kondisi pasar sebelum software
antara satu sampai empat minggu. benar-benar selesai.
Hasilnya, pengembangan software Anda akan lebih fleksibel
Iterasi pada Agile fokus pada upaya pengembangan dan efisien. Plus, software Anda akan up-to-date karena selalu
software yang cepat sesuai perubahan kebutuhan menyesuaikan dengan kondisi pasar di setiap iterasinya.
konsumen dengan melibatkan semua tim.
Agile merupakan alternatif dari
metode Waterfall yang linear dan tak bisa
diubah di tengah proses pengembangan.
Masalahnya, kebutuhan pasar mulai berubah
dengan cepat. Efeknya, banyak software dengan
metode waterfall yang tak lagi dibutuhkan di
pasar saat dirilis.

Maka dari itu, pada tanggal 11-13 Februari tahun


2001, 17 developer berkumpul dan berdiskusi
untuk mencari solusi. Hasilnya, terciptalah Agile
Methodology ini.

Sumber gambar: Ouriken


RUANG LINGKUP TATA KELOLA
JF
PERPINDAHAN • N o m e n k l a t u r J F d it e t a pk a n s e ja k d a l a m K e p u t u s a n
CPNS
• Perpindahan antar P e• nDiberikan
g a n g k akelas t a n JF
Pertama
kel ompok J F • P e la n t ik a n J F b e r s a m a a n d e n g a n p e la n t ik a n P N S
• Perpindahan antar • Besaran penghasilan sesuai ketentuan peraturan
JF-JPT-JA p e r u n d a n g -u n d a n g a n

PERTAMA Perpindahan
PROMOSI • P e r p i n d a h a n y a n g set ara d a l a m P o l a K a r ie r Ho r is o n t a l (ant ar J F -
Pengadaan
CPNS • Kenaikan\ Jenjang J P T -J A )
- Pemula • Promosi antar • Lint as R u m p u n /Klasifikasi J a b at an
- Te r a m p i l JF-JPT-JA • Dibatasi oleh batas usia perpindahan
- Ahli P e r t a m a • M e l a k u k a n uji k om pet ens i
- Ahli M u d a
Penyesuaian
PENYESUAIAN
• Jenjang jabatan ditetapkan berdasarkan pangkat
• Penetapan J F Baru dan jenjang pendidikan
• Perubahan Ru a n g • D a l a m hal penataan birokrasi, penyesuian dilaksanakan unt uk
Lingkup Tugas jenjang setara dengan jenjang struktural sebelumnya
• Penataan Birokrasi

P r o mosi
• Kenaikan jenjang jabatan apabila mencapai angka
k r edit k u m u l a t i f
JF Jabatan Fungsional • P r o m o s i antar J F -J P T -J A p r o m o s i h a r u s ber pr edikat k iner ja
“ S a n g a t Baik”
JPT Jabatan Pejabat Tinggi
JA Jabatan administrasi
PENGANGKAT
AN
JABATANFUN
G S I O N A L PERPINDAHAN
PENGANGKATAN
PERTAMA

PROMOSI PENYESUAIAN
PENGANGKATAN PERTAMA
• Pengangkatan JF
bersamaan dengan
PNS JF pengangkatan ke
CPNS dalam PNS.
• PNS yang belum
diangkat ke dalam
J F,
tidak diberikan K P
regular
• SK CPNS
mencantumkan
Nama JF
• Diberikan kelas
jabatan sesuai kelas
JF

dilakukan paling • Memenuhi persyaratan


lama 1 (satu) tahun • Merupakan pengangkatan dari CPNS
PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN

Disampaikan paling lama


6 bulan sebelum Batas
usia persyaratan.

Bagi JF Utama paling


lama 1 tahun sebelum
batas usia persyaratan

JF Ahli Utama

Penataan birokrasi atau kebutuhan strategis organisasi, persyaratan


p e n g a l a m a n d a p a t d i p e r t i m b a n g k a n p a l i n g s i n g k a t 1 (s a t u ) t a h u n s e c a r a
komulatif diatur oleh instansi pembina.
PEROLEHAN IJAZAH
JF KATEGORI
KETERAMPILAN

Memperoleh AK Kredit belum Kenaikan pangkat


Ijazah S1/ D IV terpenuhi penyesuaian ijazah
Naik pangkat dan
golongan ruang
Golongan ruang menjadi III/a
kurang dari (<) III/a AK Kredit terpenuhi

AK = AK kumulatif kebutuhan untuk naik jenjang


jabatan pada jenjang jabatannya

Apabila terdapat lowongan kebutuhan untuk jenjang mahir/ahli pertama yang bersangkutan dapat diangkat ke dalam
jenjang jabatan mahir/ahli pertama setelah mengikuti dan lulus uji kompetensi
PENYESUAIAN

P P enyesuaian dilakukan untuk penetapan Jabatan Fungsional baru


, perubahan ruang lingkup dan kebutuhan strategis

Penyetaraan jabatan dilakukan dalam penataan birokarasi


PROMOSI

Pengangkatan dalam Jabatan


Fungsional melalui promosi
dilaksanakan melalui :

• P r o m o s i k e d a l a m atau dari Jabatan


a. J Fahli ut ama k e dalam J P T m a d y a d a n J P T
Fungsional (Perpindahan Diagonal) utama;
b. JF ahli m a d y a ke d a l a m J P T pratama;
c. J F ahli m u d a k e d a l a m jabatan administrator;
• Kenaikan Jenjang Jabatan d. J F penyelia d a n ahli pertama k e d a l a m jabatan
Fungsional (Perpindahan Vertikal) pengawas; Jabatan administrator dan J P T
pratama ke dalam JF ahli u t a m a ;
f. j a b a t a n p e n g a w a s k e d a l a m J F ahli m a d y a ;
atau
g. jabatan pelaksana k e d a l a m J F ahli pertama,
JF
ahli m u d a , dan JF keterampilan
PENGELOLAAN KINERJA JF Penilaian
Rencana Penetapan
b e rb as i s p a d a p e m e n u h a n E k s p e k t a s i Kinerja Atasan/ Konversi
P ej a bat AK
K i n e rj a: Tahunan Nilai SKP
a. p e re n c a n a a n kinerja Penilai Tahunan
b. pelaksanaan , pemant auan , dan
pembinaan kinerja
c. ev al ua s i k i nerj a P e j a b a t F u n g s i o n a l Sangat Baik • 150%
Ijasah pendidikan formal yang
d. t i n d a k lanjut hasil evaluasi kinerja Baik • 100% lebih tinggi diberikan AK
Butuh Perbaikan • 75% tambahan sebesar 25% dari
AK Komulatif KP sesuai
Kurang • 50% jenjangnya,utk 1 kali
Sangat Kurang • 25% penilaian, hanya Kpd pejabat
Fungsional dengan Predikat
Kinerja paling rendah BAIK.

Predikat Kinerja JF
d i k o n v e r s i k a n m e n j a d i a n g k a k re d i t
yang dapat ditetapkan secara t ahunan
maupun periodik
Permen PANRB No. 1
Th 2023 BAB X Pasal 47
Instansi pembina
(Kemdikbud.Ristek)
menyusun pedoman
penulisan karya tulis/
karya ilmiah yang bersifat
inovatif di bidang tugas JF.
Untuk pengembangan
diri/profesi menjadi satu
dengan unsur utama,
sehingga tidak menjadi
persyaratan wajib.
PERMEN PAN DAN RB RI No.6 TAHUN 2022
Tentang
PENGELOLAAN PEGAWAI APARATUR SIPIL
NEGARA
KONVERSI PREDIKAT KINERJA TAHUNAN MENJADI
ANGKA KREDIT TAHUNAN
Sangat Baik Baik Butuh Perbaikan Kurang Sangat Kurang
Simulasi per Koefisien per
tahun tahun
150% 100 75% 50% 25%
%
Ahli Pertama 18,75 12,5 9,38 6,25 3,13
12,5
Keahlian

Ahli Muda 37,50 25 18,75 12,50 6,25


25
Ahli Madya 56,25 37,5 28,13 18,75 9,375
37,5
Ahli Utama 75 50 37,50 25 12,50
50
Pemula 5,63 3,75 2,81 1,88 0,94
Keterampilan

3,75
Terampil 7,50 5 3,75 2,50 1,25
5
Mahir 18,75 12,5 9,38 6,25 3,13
12,5
Penyelia 37,50 25 18,75 12,5 6,25
25
KONSOLIDASI JF
JF TELAH DITETAPKAN S/D 2022

Belum mengajukan
Penyesuaian ke
Permen 13/2019
76
293 JF
Dalam Proses
P e n y e s u a i a n /R e v i s i 51
ke Permen 13/2019 66
47
Sudah sesuai
36
17
d e n g a n Permen
13/2019
≤ 2019 2020 2021 2022
KENAIKAN PANGKAT

Penyetaraan sampai H a l i ni t i d a k b e r l a k u b a g i
dengan 3 1 D e s e m b e r P N S yang telah
2021 mengalami
dimungkinkan untuk : kenaikan pangkat dalam
jabatan fungsional
a. K P regular; atau
b. K P penyesuaian
pendidikan
TATACARA
PENYESUAIAN
A K DIGITALISASI

AK AK INTEGRASI AK KONVERSI
KONVENSIONAL
BAB VII
KENAIKAN PANGKAT

Bagian Kesatu Kenaikan Pangkat JF Pasal 38

(1) Kenaikan pangkat 1 (satu) tingkat lebih tinggi dapat diberikan dan dipertimbangkan
apabila telah memenuhi paling sedikit Angka Kredit Kumulatif kenaikan pangkat.

(2) Angka Kredit Kumulatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan akumulasi dari
Angka Kredit tahunan dalam periode tertentu.

(3) Usulan kenaikan pangkat disampaikan oleh Pejabat yang berwewenang (PyB) kepada
PPK berdasarkan pemenuhan Angka Kredit Kumulatif kenaikan pangkat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).

(4) PPK menetapkan kenaikan pangkat berdasarkan pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS
setelah mendapatkan pertimbangan teknis Badan Kepegawaian Negara.

(5) Mekanisme pengusulan dan penetapan kenaikan pangkat dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 39

(1) Dalam hal Pejabat Fungsional telah memenuhi Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan
pangkat JF bersamaan dengan kenaikan jenjang JF, dilakukan kenaikan jenjang JF
terlebih dahulu, dan dengan Angka Kredit yang sama diusulkan kenaikan pangkat.

(2) Dalam hal belum tersedia lowongan pada jenjang jabatan, Pejabat Fungsional yang
telah memenuhi Angka Kredit Kumulatif untuk kenaikan pangkat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi.

(3) Pejabat Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melaksanakan tugas JF
sesuai dengan jenjang JF

(4) Kelebihan Angka Kredit Kumulatif kenaikan pangkat JF dapat diperhitungkan kembali
untuk kenaikan pangkat selanjutnya sepanjang dalam jenjang yang sama.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme kenaikan pangkat JF dan tata cara
penghitungan Angka Kredit Kumulatif kenaikan pangkat JF diatur dengan peraturan
lembaga pemerintah non kementerian yang diberi kewenangan melakukan pembinaan
dan menyelenggarakan manajemen ASN secara nasional.
Pejabat fungsional dapat naik pangkat lebih
cepat jika memperoleh evaluasi kinerja
dengan predikat kinerja “”sangat baik””
secara terus menerus yang dikonversikan
menjadi angka kredit sebesar 150% dikalikan
koefisien angka kredit tahunan
Bagian Kedua
Kenaikan Pangkat Istimewa Pasal 40
Bagian Kedua Kenaikan Pangkat Istimewa Pasal 40 (1)
Pejabat Fungsional yang memiliki penilaian kinerja dan
keahlian yang luar biasa dalam menjalankan tugas JF
dapat diberikan penghargaan berupa kenaikan pangkat
istimewa. (2) Pemberian kenaikan pangkat istimewa
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
BAB VIII
PEMBERHENTIAN DARI JF

Bagian Kesatu Kriteria Pemberhentian dari JF Pasal 41 (1) Pejabat


Fungsional diberhentikan dari jabatannya apabila:
a. mengundurkan diri dari Jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh pada JPT, jabatan administrator,
jabatan pengawas, dan jabatan pelaksana; atau
f. tidak memenuhi persyaratan JF.
Pasal 43 Pejabat Fungsional yang tidak memenuhi persyaratan
jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) huruf f
apabila:
a. Predikat Kinerja tahunan bagi Pejabat Fungsional kurang atau
sangat kurang dan tidak menunjukkan perbaikan kinerja setelah
diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki
kinerjanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan/atau
b. tidak memenuhi standar kompetensi yang ditentukan pada JF yang
diduduki.
Sesuai Kriteria Pemberhentian dari JF Pasal 41 (1) Pejabat
Fungsional yang diberhentikan karena alasan diberhentikan
sementara sebagai PNS, menjalani cuti di luar tanggungan
negara, menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan, atau
ditugaskan secara penuh pada JPT, jabatan administrator,
jabatan pengawas, dan jabatan pelaksana, dapat diangkat
kembali sesuai dengan jenjang jabatan terakhir apabila
tersedia kebutuhan JF setelah masa pemberhentiannya
selesai.
Pejabat fungsional tidak dapat diangkat kembali
karena diberhentikan dalam hal mengundurkan diri
dari JFnya atau tidak memenuhi persyaratan JF
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Pasal 46 (1) Pejabat Fungsional wajib mengembangkan
kompetensi secara berkelanjutan sesuai dengan minat
dan kebutuhan pelaksanaan tugas JF yang diduduki
dalam sistem pembelajaran terintegrasi.
TEKNIS

KOMPETENSI
MANAJERIAL SOSIO

KOMPETENSI

KOMPETENSI
KOMPETENSI JF
KULTURAL

Pasal 45 (1) Setiap jenjang JF


memiliki standar kompetensi
TUGAS INSTANSI PEMBINA (PASAL 47) TERKAIT PENGEMBANGAN KOMPETENSI JF

No TUGAS INSTANSI PEMBINA N0 TUGAS INSTANSI PEMBINA


1 Pedoman formasi JF 12 Memfasilitasi tugas pokok JF
2 Standar Kompetensi JF,Juklak/Juknis JF 13 Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi.
3 Juklak/Juknis JF, 14 Memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode
etik profesi dan kode perilaku JF
4 Standar kualitas hasil kerja dan pedomannya
5 Pedoman menyusunan karya tulis /karya ilmiah yang 15 Melakukan akreditasi pelatihan fungsional
bersifat inovati di bidang tugas JF dengan mengacu pada ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Lembaga administrasi Negara
6 Menyusun kurikulum pelatihan JF
16 Melakukan pemantauan dan evaluasi
7 Membina penyelenggaraan pelatihan fungsional pada
penerapan JF di seluruh Instansi pemerintah
lembaga pelatihan
yang menggunakan JF tersebut.
8 Menyelenggarakan uji kompetensi JF
17 melakukan koordinasi dengan instansi
9 Menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di pengguna dalam rangka pembinaan karier
bidang tugas JF pejabat fungsional,
10 Sosialisasi juklak/juknis JF
18 Menyusun informasi faktor jabatan untuk
11 Mengembangkan sistem informasi JF evaluasi jabatan.
BAB XI ORGANISASI PROFESI
Pasal 50
(1) Setiap JF yang telah ditetapkan harus memiliki 1 (satu) organisasi profesi JF
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal
penetapan JF.
(2) Setiap Pejabat Fungsional harus menjadi anggota organisasi profesi JF

Pasal 53
Hubungan kerja antara instansi pembina dengan organisasi profesi JF
bersifat koordinatif dan fasilitatif untuk penyelenggaraan tugas dan
fungsi pembinaan JF.
PASAL 54 :
Dalam melaksanakan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, instansi
pembina dapat:
a. memberikan fasilitasi dalam penyusunan dan persetujuan dalam penetapan kode
etik dan kode perilaku profesi JF;
b. menjalin kerja sama dengan organisasi profesi sebagai mitra dalam penegakan
kode etik profesi, penyusunan standar kompetensi profesi, penyelenggaraan Uji
Kompetensi dan sertifikasi kompetensi, pemberian advokasi dan pengembangan
profesi, serta pengembangan ilmu pengetahuan, metode, dan inovasi bagi
profesi;
c. memberikan dukungan kepada organisasi profesi sepanjang rencana
kegiatannya mendorong peningkatan profesionalitas, memberikan advokasi,
dan penegakan kode etik JF; dan
d. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas organisasi
profesi dalam pembinaan dan peningkatan profesional JF.
Pasal 59

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, penilaian


Angka Kredit JF berdasarkan konversi predikat Evaluasi
Kinerja Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37
dilaksanakan untuk evaluasi kinerja berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2022 tentang
Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor
155) yang ditetapkan untuk periode kinerja mulai 1
Januari 2023.
Sesuai Pasal 39 (5) Permen PAN&RB RI No. 1 Tahun
2023 Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme
kenaikan pangkat JF dan tata cara penghitungan Angka
Kredit Kumulatif kenaikan pangkat JF diatur dengan
peraturan lembaga pemerintah nonkementerian yang
diberi kewenangan melakukan pembinaan dan
menyelenggarakan manajemen ASN secara nasional.

Maka digulirkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian


Negara Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2023
tentang Angka Kredit, Kenaikan Pangkatm, dan
Jenjang jabatan Fungsional.
TERDIRI ATAS : 6 BAB, 27 PASAL
Peraturan BKN
Nomor 3 Tahun 2023
Angka Kredit, Kenaikan Pangkat dan
Jenjang Jabatan Fungsional

Disampaiakn oleh : Tri Budhi Susilowati


KONVERSI PREDIKAT KINERJA KE AK
Permen.PAN RB No. 3 Tahun 2023
• Konversi Predikat Kinerja ke dalam Angka Kredit Pasal 12 (1) Hasil
penilaian kinerja dilakukan oleh atasan langsung sebagai Pejabat
Penilai Kinerja. (2) Pejabat Penilai Kinerja menilai kinerja yang terdiri
dari sasaran kinerja pegawai dan perilaku kerja Pejabat Fungsional
melalui evaluasi periodik dan tahunan sehingga mendapatkan
Predikat Kinerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (3)
Predikat Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikonversikan
dalam bentuk Angka Kredit. (4) Angka Kredit sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dituangkan dalam Penetapan Angka Kredit dan
ditetapkan oleh Pejabat Penilai Kinerja setelah memenuhi akumulasi
Angka Kredit yang menjadi syarat kenaikan bersambung
Lanjutan
• pangkat dan/atau kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi. (5) Penetapan
Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan oleh Pejabat
Penilai Kinerja melalui pimpinan unit kerja paling rendah JPT Pratama kepada
pengelola kepegawaian dan diteruskan kepada Tim Penilai Kinerja PNS. (6)
Contoh format konversi Predikat Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tercantum dalam Lampiran II angka 10 yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Badan ini. (7) Angka Kredit hasil konversi Predikat Kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diakumulasikan untuk kenaikan pangkat
dan kenaikan jenjang, yang dibuat sesuai contoh format sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II angka 11 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Badan ini. (8) Penetapan Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dibuat sesuai contoh sebagaimana tercantum dalam Lampiran II angka 12
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.
A.ANGKA KREDIT DASAR JF DARI JENJANG AHLI PERTAMA SAMPAI
JENJANG TERTINGGI AHLI UTAMA
KATEGORI JENJANG PANGKAT ANGKA KREDIT DASAR
KEAHLIAN Ahli Utama IV/e 0
IV/d 0
Ahli Madya IV/c 300
IV/b 150
IV/a 0
Ahli Muda III/d 100
III/c 0
Ahli Pertama III/b 50
III/a 0
B.ANGKA KREDIT DASAR JF YANG MEMILIKI JENJANG AHLI PERTAMA SAMPAI
JENJANG TERTINGGI AHLI MADYA
KATEGORI JENJANG PANGKAT ANGKA KREDIT DASAR

KEAHLIAN Ahli Madya IV/c 0


IV/b 150
IV/a 0
Ahli Muda III/d 100
III/c 0
Ahli Pertama III/b 50
III/a 0
C.ANGKA KREDIT DASAR JF DARI JENJANG AHLI PERTAMA GOLONGAN III/b SAMPAI
JENJANG TERTINGGI AHLI UTAMA
KATEGORI JENJANG PANGKAT ANGKA KREDIT DASAR

KEAHLIAN Ahli Utama IV/e 0


IV/d 0
Ahli Madya IV/c 300
IV/b 150
IV/a 0
Ahli Muda III/d 100
III/c 0
Ahli Pertama III/b 0
D.ANGKA KREDIT DASAR JF DARI JENJANG TERAMPIL GOLONGAN II/c SAMPAI
JENJANG TERTINGGI PENYELIA
KATEGORI JENJANG PANGKAT ANGKA KREDIT DASAR
KETERAMPILAN Penyelia III/d 0
III/c 0
Mahir III/b 50
III/a 0
Terampil II/d 20
II/c 0
E.ANGKA KREDIT DASAR JF YANG DIMULAI DARI JENJANG TERAMPIL
GOLONGAN II/b SAMPAI JENJANG TERTINGGI PENYELIA
KATEGORI JENJANG PANGKAT ANGKA KREDIT DASAR
KETERAMPILAN Penyelia III/d 0
III/c 0
Mahir III/b 50
III/a 0
Terampil II/d 40
II/c 20
II/b 0
F.ANGKA KREDIT DASAR JF YANG DIMULAI DARI JENJANG PEMULA
GOLONGAN II/a SAMPAI JENJANG TERTINGGI PENYELIA
KATEGORI JENJANG PANGKAT ANGKA KREDIT DASAR
KETERAMPILAN Penyelia III/d 0
III/c 0
Mahir III/b 50
III/a 0
Terampil II/d 40
II/c 20
II/b 0
Pemula II/a 0
ANGKA KREDIT PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN DENGAN PANGKAT GOLONGAN
RUANG TIDAK SESUAI DENGAN JENJANG JABATAN
JABATAN GOLONGAN JENJANG ANGKA KREDIT
ADMINISTRASI RUANG
ADMINISTRATOR III/d Ahli Madya 100
PENGAWAS III/b Ahli Muda 50
IV/a 200
IV/b 200
PELAKSANA III/c Ahli Pertama 100
III/d 100
IV/a 100
ANGKA KREDIT PENYESUAIAN/PENYETARAAN
KATEGORI KEAHLIAN
KATEGORI KETERAMPILAN
LAMPIRAN III
PERATURAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 TAHUN 2023 TENTANG ANGKA KREDIT, KENAIKAN
PANGKAT, DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL

PENYESUAIAN ANGKA KREDIT KONVENSIONAL KE DALAM


ANGKA KREDIT INTEGRASI SEBELUM DITAMBAHKAN DAN
DITETAPKAN SEBAGAI ANGKA KREDIT KUMULATIF SESUAI
DENGAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN
APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
NOMOR 1 TAHUN 2023
Penyesuaian Angka Kredit dari metode konvensional ke
metode integrasi mencakup hal-hal sebagai berikut:
A. Angka Kredit Kumulatif integrasi dihitung berdasarkan
penetapan Angka Kredit konvensional terakhir dari
Pejabat Fungsional.
B. Angka Kredit Kumulatif integrasi diperoleh dari Angka
Kredit Kumulatif konvensional dikurangi nilai dasar
sesuai tabel berikut: 1
JF.KETERAMPILAN
A.PENETAPAN AK UNTUK JF YANG DIMULAI DARI JENJANG PEMULA
GOLONGAN RUANG II/a
B.PENETAPAN AK UNTUK JF YANG DIMULAI DARI JENJANG TERAMPIL
GOLONGAN RUANG II/b
C.PENETAPAN AK UNTUK JF YANG DIMULAI DARI JENJANG TERAMPIL
GOLONGAN RUANG II/c
JF.KEAHLIAN
A.PENETAPAN AK UNTUK JF YANG DIMULAI DARI JENJANG AHLI PERTAMA
GOLONGAN RUANG III/a
B.PENETAPAN AK UNTUK JF YANG DIMULAI DARI JENJANG AHLI PERTAMA
GOLONGAN RUANG III/b
C. Angka Kredit kumulatif integrasi terdiri dari tugas jabatan, pengembangan
profesi dan kegiatan penunjang, dengan rincian sebagai berikut:

1) Angka Kredit tugas jabatan integrasi merupakan hasil pengurangan Angka Kredit Kumulatif
integrasi dengan jumlah Angka Kredit pengembangan profesi integrasi yang menjadi syarat
untuk naik Jenjang Jabatan setingkat lebih tinggi dan tugas penunjang integrasi.
2) Angka Kredit tugas jabatan integrasi merupakan kebutuhan Angka Kredit untuk naik pangkat
dan/atau naik jenjang jabatan setingkat lebih tinggi.
3) Angka Kredit pengembangan profesi integrasi berupa Angka Kredit pengembangan profesi
konvensional pada jenjang jabatannya yang menjadi syarat untuk kenaikan Jenjang Jabatan
setingkat lebih tinggi, dituangkan sejumlah Angka Kredit minimal yang dipersyaratkan.
4) Dalam hal terdapat kelebihan Angka Kredit pengembangan profesi sebagaimana dimaksud
pada angka 3), maka kelebihannya menjadi penambah Angka Kredit pada tugas jabatan
integrasi.
5) Angka Kredit kegiatan penunjang integrasi dituangkan apabila jumlah Angka Kredit kumulatif
integrasi dikurangi Angka Kredit pengembangan profesi integrasi hasilnya masih melebihi
kebutuhan Angka Kredit untuk kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi.
6) Angka Kredit penunjang sebagaimana dimaksud pada angka 5) dituangkan tidak melebihi
sejumlah 20% dari kebutuhan Angka Kredit untuk naik pangkat setingkat lebih tinggi.
CONTOH PENYESUAIAN ANGKA
KREDIT KUMULATIF INTEGRASI
DAN FORMULIRNYA
CONTOH 1:
PEJABAT FUNGSIONAL YANG MEMILIKI
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT,
GOLONGAN RUANGNYA SESUAI.
Contoh 1:
Pejabat Fungsional yang
memiliki jenjang jabatan
dan pangkat, golongan
ruangnya sesuai.
Sdr. Rafasya Abiyyu
pejabat fungsional ahli
muda, pangkat Penata
golongan ruang III/c
memiliki Angka Kredit
kumulatif konvensional
sejumlah 287,500
sebagaimana tertuang
dalam tabel di samping.
Penyesuaian Angka Kredit
konvensional ke integrasi
dilakukan dengan langkah :
berikut:
a) Angka Kredit kumulatif
integrasi diperoleh dari Angka
Kredit kumulatif konvensional
dikurangi nilai dasar sesuai
dengan jenjang jabatannya,
maka: Angka Kredit kumulatif
integrasi dituangkan dalam
formulir di bawah ini
287,500 AK – 200 AK = 87,500 AK

AKK Integrasi dituangkan


dalam formulir di samping
b). Angka Kredit Kumulatif integrasi mencakup
tugas jabatan, pengembangan profesi, dan
kegiatan penunjang, ditentukan sebagai
berikut:
(1) Angka Kredit pengembangan profesi
integrasi dituangkan sejumlah 4 Angka
Kredit dari Angka Kredit kumulatif
pengembangan profesi konvensional
pada jenjang jabatannya.
(2) Angka Kredit kegiatan penunjang
integrasi dituangkan sejumlah 0 (nol).
(3) Angka Kredit tugas jabatan integrasi
merupakan hasil pengurangan dari Angka
Kredit kumulatif integrasi dengan Angka
Kredit pengembangan profesi integrasi
dan tugas penunjang integrasi, maka:
87,500 AK – (4 AK + 0 AK) = 83,500 AK
Angka Kredit tugas jabatan, pengembangan
profesi, dan kegiatan penunjang integrasi
dituangkan dalam formulir ini:
c) Angka Kredit
kumulatif integrasi
ditetapkan dalam PAK
integrasi, sebagaimana
dituangkan dalam
formulir di ini:
LATIHAN : 1

Bapak Hamndani,M.Pd, Guru di SD Negeri Merdeka.


Bapak Hamndani pejabat fungsional ahli madya, pangkat/
golongan ruang IV/a memiliki Angka Kredit kumulatif
konvensional sejumlah 666,849 AK, sebagaimana tertuang
dalam PAK Berikut.
Lakukan penyesuaian PAK Konvensional
menjadi PAK Integrasi !
PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU
LATIHAN : I. KETERANGAN PERORANGAN
II PENETAPAN ANGKA KREDIT LAMA BARU JUMLAH
1. Unsur Utama
a. Pendidikan
1) Mengikuti pendidikan dan memperoleh 100,000 0,000 100,000
Lakukan penyesuaian PAK gelar/ijasah/akta
Konvensional menjadi PAK 2)Mengikuti Pelatihan Pra Jabatan 14,000 0,000 14,000

Integrasi ! b. Pembelajaran dan pembimbingan tugas tertentu. 360,119 142,130 502,249


Hitung
c. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
 AKK Integrasi =...
 AK Pengembangan 1). Pengembangan Diri 0,000 8,000 8,000

Profesi=... 2). Publikasi Ilmiah 0,000 12,000 12,000


 AK Penunjang =... 3).Karya Inovatif 0,000 0,000 0,000
 AK Tugas Jabatan Jumlah Unsur Utama 474,119 162,130 636,249
Integrasi=... 2. Unsur Penunjang
 Masukkan pada Form PAK Penunjang Tugas Guru 26,850 3,750 300,600

Integrasi! Jumlah Unsur Utama dan Unsur Penunjang 636,249+30,6 = 666,849


III Dapat dipertimbangkan untuk kenaikan jabatan guru madya Pangkat/Gol IV/b TMT 1-4-2021
PENETAPAN ANGKA KREDIT INTEGRASI
I. KETERANGAN PERORANGAN
1. Nama :
2. NIP : dst
1 2 3 4 5 6
11. PENETAPAN ANGKA KREDIT LAMA BARU JUMLAH PERALIHAN
1. Angka Kredit yang diberikan
2. Angka Kredit yang diperoleh dari pengalaman
3.Angka Kredit yang diperoleh dari tugas jabatan

4.Angka Kredit yang diperoleh dari pengembangan


profesi
5.Angka Kredit yang diperoleh dari unsur penunjang
TOTAL ANGKA KREDIT

Keterangan Pangkat Jenjang Pengembang


Jabatan Profesi
Angka Kredit minimal yang harus dipenuhi untuk kenaikan
pangkat/jenjang.
Kekurangan Angka Kredit yang dicapai untuk kenaikan
pangkat/jenjang
III *) Diisi sesuai kebutuhan
Rekomendasi...................................................................................................................................
CONTOH 2:
PEJABAT FUNGSIONAL YANG MEMILIKI JENJANG
JABATAN DAN PANGKAT, GOLONGAN RUANGNYA
SESUAI, NAMUN MEMILIKI JUMLAH ANGKA
KREDIT KONVENSIONAL YANG BERLEBIH PADA
JENJANG JABATANNYA.

Sdr. Faiz Alfi pejabat fungsional ahli madya,


pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang
IV/b memiliki Angka Kredit konvensional
kumulatif sejumlah 903,480 sebagaimana
tertuang dalam tabel berikut.
Penyesuaian Angka Kredit
konvensional ke integrasi dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
a) Angka Kredit kumulatif integrasi
diperoleh dari Angka Kredit
kumulatif konvensional dikurangi
nilai dasar sesuai dengan jenjang
jabatannya, maka:
903,480 AK – 400 AK = 503,480 AK

Angka Kredit kumulatif integrasi


dituangkan dalam formulir berikut.
b) Angka Kredit kumulatif integrasi mencakup
tugas jabatan, pengembangan profesi, dan
kegiatan penunjang, ditentukan sebagai
berikut:
(1) Angka Kredit pengembangan profesi
integrasi dituangkan sejumlah 12 Angka Kredit
dari Angka Kredit kumulatif pengembangan
profesi konvensional pada jenjang jabatannya.
(2) Angka Kredit kegiatan penunjang
dituangkan sejumlah 30 Angka Kredit.
(3)Angka Kredit tugas jabatan integrasi
merupakan hasil pengurangan dari Angka
Kredit kumulatif integrasi dengan Angka Kredit
pengembangan profesi integrasi dan tugas
penunjang integrasi, maka:
503,480 AK- (12 AK+30 AK) = 461,480AK
Angka Kredit tugas jabatan, pengembangan profesi, dan
kegiatan penunjang integrasi dituangkan dalam formulir di
bawah ini:
Angka Kredit tugas jabatan,
pengembangan profesi, dan
kegiatan penunjang integrasi
dituangkan dalam formulir di
samping ini:
c) Angka Kredit
kumulatif integrasi
ditetapkan dalam PAK
integrasi, sebagaimana
dituangkan dalam
formulir ini
LATIHAN : 2
Bu Tiara,M.Pd, Guru di SD Negeri Kusuma Bangsa. Bapak
Hamndani pejabat fungsional ahli madya, pangkat/
golongan ruang IV/c memiliki Angka Kredit kumulatif
konvensional sejumlah 850,750AK, sebagaimana tertuang
dalam PAK –nya.
Lakukan penyesuaian PAK Konvensional
menjadi PAK Integrasi !
Tentukan besaran :
1. AKK Integrasi
2. AK pengembangan profesi
3. AK Penunjang
4. AK Tugas Jabatan
CONTOH : 3 PEJABAT FUNGSIONAL YANG
MEMILIKI JENJANG JABATAN DAN
PANGKAT, GOLONGAN RUANGNYA
SESUAI, NAMUN MEMILIKI JUMLAH
ANGKA KREDIT KONVENSIONAL
YANG KURANG PADA JENJANG
JABATANNYA.

Sdri. Bintang Sukma pejabat fungsional


ahli madya, pangkat Pembina golongan
ruang IV/a memiliki Angka Kredit
konvensional kumulatif sejumlah 375
sebagaimana tertuang dalam tabel di
berikut.
Penyesuaian Angka Kredit konvensional ke integrasi dilakukan
dengan langkah sebagai berikut:
a) Angka Kredit kumulatif integrasi ditetapkan sejumlah 0 (nol)
Angka Kredit
b) Angka Kredit kumulatif integrasi mencakup tugas jabatan,
pengembangan profesi, dan kegiatan penunjang, ditentukan
sebagai berikut:
(1) Angka Kredit pengembangan profesi integrasi ditetapkan
sejumlah 0 (nol) Angka Kredit.
(2) (Angka Kredit kegiatan penunjang integrasi ditetapkan sejumlah
0 (nol) Angka Kredit.
(3) Angka Kredit tugas jabatan ditetapkan sejumlah 0 (nol) Angka
Kredit.
LATIHAN : 3
Sdr Drs.H.Isron Guru di SD Negeri Arumdalu. Sdr Isron
pejabat fungsional ahli muda, pangkat/ golongan ruang
III/d memiliki Angka Kredit kumulatif konvensional
sejumlah 255 AK, sebagaimana tertuang dalam PAK -nya
Lakukan penyesuaian PAK Konvensional
menjadi PAK Integrasi !
Tentukan besaran :
1. AKK Integrasi
2. AK pengembangan profesi
3. AK Penunjang
4. AK Tugas Jabatan
CONTOH 4
PEJABAT FUNGSIONAL YANG MEMILIKI
JENJANG JABATAN YANG LEBIH TINGGI
DARI PANGKAT, GOLONGAN RUANGNYA.

Sdri. Fadhilla Nurhikma pejabat fungsional ahli


madya, pangkat Penata Tingkat I golongan ruang
III/d memiliki Angka Kredit konvensional
kumulatif sejumlah 440,900 sebagaimana
tertuang dalam tabel di bawah ini
Penyesuaian Angka Kredit
konvensional ke integrasi
dilakukan dengan langkah
sebagai berikut:
a) Angka Kredit kumulatif
integrasi diperoleh dari Angka
Kredit kumulatif konvensional
dikurangi nilai dasar sesuai
dengan jenjang jabatan pada
pangkat, golongan ruang yang
didudukinya, maka:
440,900 AK- 200 AK = 220,900 AK

Angka Kredit akumulasi integrasi


dituangkan dalam formulir berikut.
b) Angka Kredit kumulatif integrasi mencakup
tugas jabatan, pengembangan profesi, dan
kegiatan penunjang, ditentukan sebagai berikut:
(1) Angka Kredit pengembangan profesi
integrasi dituangkan Angka Kredit. sejumlah
0 (nol)
(2) Angka Kredit kegiatan penunjang
dituangkan sejumlah 20 Angka Kredit.
(3) Angka Kredit tugas jabatan integrasi
merupakan hasil pengurangan dari Angka
Kredit kumulatif integrasi dengan Angka
Kredit pengembangan profesi integrasi dan
tugas penunjang integrasi, maka:

240,900 AK- (0 AK+20 AK) = 220,900 AK

Angka Kredit tugas jabatan, pengembangan


profesi, dan kegiatan penunjang integrasi
dituangkan dalam formulir di berikut ini.
Angka Kredit tugas jabatan,
pengembangan profesi, dan
kegiatan penunjang integrasi
dituangkan dalam formulir di
samping ini
LATIHAN : 4
Sdri Hj. Mariyam,S.Pd, Guru di SD Negeri Harapan jaya.
Sdri Mariyam pejabat fungsional ahli utama, pangkat/
golongan ruang IV/c memiliki Angka Kredit kumulatif
konvensional sejumlah 762,500, sebagaimana tertuang
dalam PAK-nya.
Lakukan penyesuaian PAK Konvensional
menjadi PAK Integrasi !
Tentukan besaran :
1. AKK Integrasi
2. AK pengembangan profesi
3. AK Penunjang
4. AK Tugas Jabatan
CONTOH 5:
PEJABAT FUNGSIONAL YANG MEMILIKI JENJANG
JABATAN YANG LEBIH RENDAH DARI PANGKAT,
GOLONGAN RUANGNYA.

Sdr. Abqary Kasyafani pejabat fungsional ahli muda,


pangkat Pembina golongan ruang IV/a memiliki
Angka Kredit konvensional kumulatif sejumlah 377
sebagaimana tertuang dalam tabel berikut ini.
Penyesuaian Angka Kredit
konvensional ke integrasi
dilakukan dengan langkah
sebagai berikut:
a) Angka Kredit kumulatif
integrasi diperoleh dari Angka
Kredit kumulatif konvensional
dikurangi nilai dasar sesuai
dengan jenjang jabatannya,
maka...

337,000 AK- 200 AK = 137,000 AK


b) Angka Kredit kumulatif integrasi
mencakup tugas jabatan, pengembangan
profesi, dan kegiatan penunjang,
ditentukan sebagai berikut:
(1) Angka Kredit pengembangan profesi
integrasi dituangkan sejumlah 2
Angka Kredit.
(2) Angka Kredit kegiatan penunjang
dituangkan sejumlah 0 (nol) Angka
Kredit.
(3) Angka Kredit tugas jabatan integrasi
merupakan hasil pengurangan dari
Angka Kredit kumulatif integrasi
dengan Angka Kredit pengembangan
profesi integrasi dan tugas penunjang
integrasi, maka:

177,000 AK- (2 AK+0 AK) = 175,000 AK


Angka Kredit tugas
jabatan, pengembangan
profesi, dan kegiatan
penunjang integrasi
dituangkan dalam
formulir ini:
c) AKK Integrasi
ditetapkan dalam PAK
Integrasi, sebagaimana
formulir ini
LATIHAN : 5
Sdri Vania,S.Pd, Guru di SD Bunga Negara. Sdri Vania
pejabat fungsional ahli madya, pangkat/ golongan ruang
IV/d memiliki Angka Kredit kumulatif konvensional
sejumlah 920,800 sebagaimana tertuang dalam PAK-nya.
Lakukan penyesuaian PAK Konvensional
menjadi PAK Integrasi !
Tentukan besaran :
1. AKK Integrasi
2. AK pengembangan profesi
3. AK Penunjang
4. AK Tugas Jabatan
PERATURAN MENTERI
PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,
DAN TEKNOLOGI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 29 TAHUN
2023
Tentang
Uji Kompetensi Jabatan Fungsional
Guru, Jabatan Fungsional Pamong
Belajar, Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah, Dan Jabatan
Fungsional Penilik
SE DIEJEND GTK
KEMDIKBUD.
RISTEK
No.0378/HK/04.
01/2023
Tentang
Pengangkatan JF
Guru
Metode Uji Kompetensi Pasal 6 (1)
Uji Kompetensi menggunakan
Materi Uji Kompetensi mengacu metode:
pada standar kompetensi masing- • a.tes tertulis;
masing JF meliputi: • b.portofolio;
a.kompetensi teknis; • c.wawancara; dan/atau
b.kompetensi manajerial; dan • d.metode lain yang ditetapkan
c.kompetensi sosial kultural.
oleh Instansi Pembina
!! ! I
S
NA KU APA YANG HARUS DILAKUNAN DENGAN
JE IS
K
SE I...D

DIGULIRKANNYA PERMEN PAN&RB RI NOMOR


R

1 TAHUN 2023 dan PERATURAN BKN NOMOR 3


MA

TAHUN 2023?

Anda mungkin juga menyukai