Anda di halaman 1dari 31

Ketidakpuasan Pasien

Terhadap Waktu Konsultasi


Dokter Spesialis
di Poli Rawat Jalan
RS. Islam Karawang Kelompok 5

Dosen : Dr. dr. Grace Rumengan, MARS Junita Azrini


Novia Isna Patmala
Ayu permata Dewi
Latar Belakang

Komunikasi
Komunikasi efektif sangat mendukung keberhasilan
pelayanan kesehatan di RS. Karena, komunikasi ini sering
menjadi akar masalah di dunia medis. Terlebih di Rumah
Sakit, sehingga pasien maupun keluarga menjadi tidak puas.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya
ketidakpuasan pasien dalam berkonsultasi dengan dokter
spesialis di suatu Rumah Sakit dari mulai faktor internal
maupun eksternal. Pada akhirnya akan berpengaruh pada
mutu RS itu sendiri.
Tujuan
1. Terselenggaranya pelaksanaan komunikasi efektif
antara dokter spesialis dan pasien di RSIK

2.Sebagai pedoman pelaksanaan edukasi pasien dan


keluarga di RSIK

3. Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di RSIK


Pengertian
Komunikasi Efektif adalah sebuah proses penyampaian
pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang
lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampai pikiran-pikiran atau informasi.

(Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn,


1994 ; Koontz & Weihrich, 1988).
Syarat komunikasi
Unsur Komunikasi : efektif:
- Sumber / komunikator
- Tepat waktu
- Isi pesan
- Akurat
- Media / saluran
- Lengkap
(elektronik, lisan, dan - Jelas
tulisan) - Mudah dipahami oleh
- Penerima / komunikan
penerima, sehingga
- Umpan balik
dapat mengurangi
tingkat kesalahan
(kesalahpahaman)
Hukum dalam komunikasi efektif

- Respect adalah sikap menghargai setiap individu yang


menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan.
- Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri
kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
- Audible yang berarti dapat didengarkan atau dimengerti
dengan baik.
- Clarity adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga
tidak menimbulkan berbagai penafsiran yang berlainan.
- Humble adalah sikap rendah hati, sikap menghargai, mau
mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan
memandang rendah orang lain.
Dampak Salah Dalam
Berkomunikasi

1. Menimbulkan kejadian tidak diharapkan hal ini


disebabkan karena salah dalam mengambil
tindakan.

2. Menimbulkan konflik antara dokter dan


pasien. Hal ini dapat mempengaruhi mutu
pelayanan yang dilaksanakan di Rumah Sakit.
Pelayanan kesehatan dituntut untuk lebih memfokuskan pada
kebutuhan pelanggan, sejalan dengan meningkatnya tuntutan
masyarakat akan pelayanan yang lebih baik.
Kepuasan pasien ditentukan oleh keseluruhan
pelayanan yang diberikan.

Dalam pengalaman sehari-hari, ketidakpuasan


pasien yang paling sering dikemukakan dalam
kaitannya dengan sikap dan perilaku petugas RS,
antara lain: keterlambatan pelayanan dokter dan
perawat, dokter sulit ditemui, dokter yang kurang
komunikatif dan informatif, lamanya proses
masuk, dan lain-lain.
(Sabarguna, 2004:2).
Problem

Hampir semua lini pelayanan tak luput dari terjangan ketidakpuasan


masyarakat, mulai dari penerimaan pertama pasien di Unit Gawat
Darurat atau Poliklinik umum, pelayanan dokter dan asuhan
perawatan, hingga pada masalah penebusan biaya selama perawatan
dan pelayanan pasien di rumah sakit.
Relasi Dokter-Pasien

● Idealnya, dalam harapan banyak orang, ketika masuk RS kita


akan mendapat pengobatan dan perawatan yang baik sehingga
dapat segera sembuh dan sehat kembali.
● Jika pengobatan yang dilakukan oleh seorang dokter terhadap
pasiennya tidak menunjukkan hasil memuaskan, maka pasien –
dalam keawamannya – sering berpikir bahwa pelayanan RS
tersebut tidak bagus.
Penyebab Ketidakpuasan Pasien
1. Gagal Berkomunikasi
● Seorang tenaga kesehatan menurut sebuah penelitian di Amerika, umumnya menyela
keluhan yang disampaikan pasiennya setelah 22 detik. Artinya, tenaga kesehatan sering tidak
sabar menunggu Anda menyelesaikan semua keluhan, dan lebih suka menghentikannya di
tengah-tengah pembicaraan

.
● Penelitian yang dilakukan di Swiss, menyimpulkan: Pasien rata-rata hanya butuh waktu dua
menit untuk menyelesaikan semua keluhan yang dirasakan. Menurut Dr. Wolf Langewitz dari
University Hospital di Basle, gejala serupa hampir terjadi di semua negara. “Diperkirakan
tenaga kesehatan mengambil alih pembicaraan setelah 30 detik. Begitulah tenaga kesehatan
akan memulai dengan serangkaian pertanyaan dan jarang memberi kesempatan kepada
pasien untuk bicara.”
2. Krisis waktu
Tuntutan kejar tayang menyebabkan kurangnya fokus tenaga kesehatan
sewaktu memeriksa pasien. Otomatis, alokasi waktu anamnesis pasien sangat
sedikit. Padahal, kunci keberhasilan pasien adalah pada anamnesis. Tanpa
anamnesis yang baik, diagnosis pasien bisa meleset dan berakibat terjadinya
ketidakpuasan pasien.
Penyebab lain dari
ketidakpuasan pasien :

1. Kualitas produk atau jasa


2. Kualitas pelayanan
3. Harga
4. Biaya
RUMAH SAKIT ISLAM AL MUCHTAR KARAWANG

RS Swasta tipe C non


pendidikan wilayah
Karawang.
RS berdiri tahun 1999
dengan kapasitas 129
tempat tidur.
RS ini menerima pasien
umum, asuransi dan BPJS.
DATA SDM RUMAH SAKIT ISLAM
AL MUCHTAR KARAWANG PER 21 SEP 23
Bidan
21 Orang
Dokter Spesialis
24 Orang
Apoteker
TOTAL SDM 4 Orang

Dokter Umum 292 Karyawan Laborat


11 Orang 7 Orang
Dokter Gigi
2 Orang
Radiologi
5 Orang

Perawat
115 Orang Dan lain-lain
127
Klinik Umum
UGD 24 JAM
Klinik Spesialis Penyakit Dalam
RAWAT INAP
Klinik Spesialis obstetri&Ginekologi
RAWAT JALAN
Klinik Spesialis Anak
Klinik Spesialis Bedah
HEMODIALISA
Klinik Spesialis Jantung & Pembuluh Darah ICU
Klinik Spesialis Kesehatan
Jiwa Klinik Spesialis Syaraf
RUANG PERAWATAN
COVID-19
Klinik Spesialis Urologi
Klinik Gigi & Mulut

Klinik Spesialis THT


PELAYANAN
Klinik Rehabilitasi Medik

Klinik Mata
Klinik Orthopedi
Kunjungan Poli Penyakit Dalam
Poli Penyakit Dalam terdiri dari 3 dokter Sp.PD

POLI BULAN JUMLAH JADWAL Rata-rata


Poli 1 August 224 Jadwal praktek tiap praktek
seminggu 3 kali 20-30
Sept 229 pasien
Jam 08.00-10.00
Okt 228
Poli 2 August 136 Jadwal praktek Rata-rata
seminggu 2 kali tiap praktek
Sept 98
Jam 13.00-14.00 15-20
Okt 164 pasien
Poli 3 August 140 Praktek senin-
sabtu
Sept 172 Rata-rata
Jam 16.30-18.30
Okt 161 tiap praktek
9-12 pasien
Kunjungan Poli Jiwa 3 bulan terakhir

Terdiri dari 1 dokter Sp.KJ

POLI BULAN JUMLAH


Poli Jiwa August 308
Sept 340
Okt 267

Praktek seminggu 2 kali


Lama konsultasi pasien
Jam 11.00-13.00
baru ataupun lama
Tiap praktek kurang lebih
di bawah 5 menit
40 pasien
Analisis Kasus

No Waktu Nama Poli Analisis kasus


Pasien
1 28/10/2023 Ny. U Jiwa Konsultasi terbilang singkat tapi
pasien masih ingin menceritakan
keluhannya sehingga pasien pergi
meninggalkan poli rawat jalan.
Sebelumnya pasien menyampaikan
keluhan sering merasa dingin,
namun dokter langsung berbicara
memotong pembicaraannya
sehingga pasien tersinggung.
Lama komunikasi dibawah 5 menit.

Penyelesaian
Petugas poli meminta maaf kepada keluarga pasien saja,
karena pasiennya sudah meninggalkan tempat tersebut.
Faktor lain
Next..

2 28/10/2023 Ny. M Penyakit DPJP telat datang praktek


dalam Jadwal praktek 8-12, datang
pukul 11.30
3 6/11/2023 Tn. MF Penyakit DPJP telat datang praktek
dalam
4 8/11/2023 Tn. N Penyakit DPJP telat datang praktek
dalam

Ketidakpuasan Pasien
Sehingga konsultasi terburu-buru kurang dari 5 menit.
Next..
5 Waktu Pasien Poli Analisis Kasus
Komplain Komplain
28/10/2023 Ny. U Jiwa Ketidakpuasan pelayanan
karena dokter tidak jadi praktek.
Dokter praktek poli jiwa jam
11.00-14.00
Info tidak jadi praktek jam
16.00.

Ketidakpuasan Pasien
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
FAKTOR STRATEGI INTERNAL STRENGHT (S) WEAKNESES (W)

FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL 1. Dokter spesialis memiliki 1. Jumlah dokter spesialis yang
kompetensi dan keterampilan terbatas
yang mumpuni untuk 2. Jam kerja dokter spesialis yang
memberikan pelayanan terbatas
berkualitas 3. Jumlah pasien yang datang ke
2. RS memiliki fasilitas dan poli terus meningkat.
peralatan yang memadai untuk 4. Ketidakseimbangan beban kerja
mendukung pelayanan dokter spesialis.
Kesehatan
3. RS memiliki system informasi
yang terintegrasi untuk
memudahkan pengelolaan data
pasien
4. Efisiensi operasional
5. Kontrol Biaya
OPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

1. Peningkatan kualitas pelayanan. 1. Memanfaatkan teknologi seperti sistem 1.Memberikan pelatihan dan pelatihan
2. Pengembangan hubungan Dokter – manajemen antrian untuk mengoptimalkan tambahan kepada dokter spesialis dalam
Pasien alokasi waktu konsultasi dan memastikan keterampilan komunikasi yang efektif dan
3. Perkembangan teknologi informasi efisiensi dalam proses pendaftaran dan empati untuk memastikan pelayanan tetap
dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan konsultasi. berkualitas.
meningkatkan efisiensi pelayanan 2. Memperpanjang waktu konsultasi dan 2.Mengalokasikan waktu tambahan untuk
Kesehatan meningkatkan komunikasi dokter-pasien konsultasi pasien yang memerlukan
4. Adanya peningkatan kesadaran dapat meningkatkan kepuasan pasien dan perawatan lebih lanjut atau kompleks.
masyarakat akan pentingnya kualitas pelayanan secara keseluruhan. 3. informasi yang jelas tentang waktu
kesehatan dapat meningkatkan 3. Mengimplementasikan praktik tunggu dan memberikan fasilitas yang
permintaan pelayanan Kesehatan. komunikasi yang lebih efektif, termasuk memadai untuk menunggu.
memberikan perhatian yang lebih baik
terhadap kebutuhan pasien dan
memberikan penjelasan yang jelas.
4. Menggunakan alat komunikasi seperti
panduan atau rekaman pertemuan
konsultasi untuk memastikan informasi
pasien terdokumentasi dan dapat diakses
dengan mudah oleh dokter.
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

1. Persaingan dari RS lain yang 1.Menilai dan mengidentifikasi sumber 1. Mencari sumber daya tambahan
menawarkan pelayanan daya yang dibutuhkan dan melalui mitra strategis atau subsidi
Kesehatan yang sama mengalokasikan anggaran tambahan pemerintah untuk mendukung perubahan
2. Perubahan peraturan pemerintah untuk memastikan kelancaran yang diperlukan.
yang dapat mempengaruhi biaya implementasi. 2. Rencanakan perubahan dalam
operasional RS. 2. Tentukan target waktu yang realistis pendekatan komunikasi dokter-pasien.
untuk pelayanan dokter spesialis.
Simpulan dan Penutup

Kepuasan pasien adalah salah satu indikator mutu dalam pelayanan RS. Sehingga
harus benar-benar diperhatikan karena menyangkut image Rumah Sakit yang akan
menimbukan berita mouth to mouth antar penerima jasa layanan. Komunikasi
adalah salah satu hal yang spele namun sangat berpegaruh. Salah komunikasi
dapat mengurangi kepercayaan pasien terhadap minat berobat, sehingga jika terus
menerus terjadi hal seperti itu akan menyebabkan kerugian bagi RS itu sendiri.
Maka dalam sebuah pelayanan ini sifatnya harus kolaboratif baik antar nakes,
nakes-pasien dan lain sebagainya untuk terciptanya RS yang lebih baik.
TERIMAKASIH
Daftar pustaka
1. Dewi, A. P. (2007). Komunikasi Efektif dalam Organisasi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
2. Sabarguna, R. (2004). Peningkatan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit:
Upaya Menghadapi Persaingan Global.
3. Schermerhorn, J. R., Hunt, J. G., & Osborn, R. N. (1994). Organizational
Behavior. New York: John Wiley & Sons.
4. Koontz, H., & Weihrich, H. (1988). Essentials of Management. New York:
McGraw-Hill.
5. Komaruddin. (1994). Manajemen: Teori, Praktek, dan Riset Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
6. Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2018). Organizational Behavior. New York:
Pearson.
7. Wiryanto, L. (2012). Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai