Anda di halaman 1dari 13

Nama : Andrian Anton

NIM : 022111004
Prodi : Teologi
Mata Kuliah : Penata Layanan
Dosen Pengampuh : DR Edmon P. M.th
Mungkinkah konflik gereja bersifat
kristiani

Orang Kristen bertengkar. Konflik meletus di antara pendeta dan


sekelompok pejabat gerejawi atau di antara “keluarga utama” jemaat
dan “keluarga terpandang” jemaat lain. Orang-orang Kristen
tampaknya sama dengan orang-orang lain (non Kristen).
Memang benar, orang Kristen dapat terlibat konflik, bahkan untuk hal-
hal yang berhubungan dengan masalah iman atau hal-hal praktis
lainnya.
Kelompok-kelompok jemaat yang bersaing saling memperebutkan
nominasi untuk menjadi pejabat atau staf gereja.
Pertanyaanya adalah apakah orang Kristen boleh bertengkar dan
apakah berbagai konflik gereja bisa bersifat kristiani?
Click icon to add picture

Sumber-sumber Kristiani dalam konflik gereja


Mengapa konflik-konflik gereja sering kali begitu menghancurkan? Sejak
awal permulaan pelayanan-Nya kepada umat manusia, Tuhan Yesus
mengatakan, “ Aku datang bukan untuk memanggil orang benar,
melainkan orang berdosa” (Mrk. 2:17b). Akan tetapi, apakah orang
Kristen lebih berdosa dari pada orang-orang yang bukan Kristen?
Apakah pejabat gereja dan staf gereja lebih destruktif dari pada pejabat
dan pegawai Lembaga sekuler?
Ya, mengapa ada orang-orang Kristen yang bertarung dengan jujur
dimasyarakat justru sering kali bertarung dengan curang digereja?
Tampak-nya ada kekuatan-kekuatan tertentu yang membentuk perasaan
dan perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam konflik gereja.
Click icon to add picture

Satu hal, indentitas inti para pihak yang terlibat itu dipertaruhkan dalam konflik-
konflik gereja. Komitmen rohani dan berbagai pemahaman iman sangat mudah
terbakar karena semuanya itu adalah bagian sentral identitas psikologis
seseorang. Ketika orang Kristen saling berbeda karena keyakinan atau komitmen,
mereka mungkin akan saling mempertahankan atau bahkan menganggap salah
pemahaman kerohanian kepada pihak yang mereka anggap berbeda atau yang
tidak sepaham dengan apa yang di yakininya.
Itulah sebabnya kelompok-kelompok itu dengan begitu mudah berubah dan
menanggapi perbedaan-perbedaan itu sebagai persoalan pribadi, bahkan
melangsungkan serangan-serangan pribadi. Ketika anggota jemaat merasa bahwa
pandangan dunia mereka atau integritas pribadi mereka dipertanyakan, mereka
sering secara emosional menjadi kasar dan bahkan sampai melakukan perbuatan
yang kasar. Cara apapun akan digunakan untuk membenarkan tujuan mereka,
yaitu melindungi diri mereka secara emosional.
Slide
Masalahtitle
lainya, 29
pihak-pihak yang bertikai digereja sesungguhnya adalah
mereka yang tidak dan belum dapat memahami kebenaran Injil dengan benar
dan kurangnya kesadaran dan keinginan yang kuat untuk melakukan perintah,
peraturan dan ketetapan Firman Tuhan. Dalam Sabda Nya Tuhan Yesus berkata,
“ Aku datang untuk melemparkan api kebumi,“ kata Yesus. “ kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk membawa damai diatas bumi?
Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan”
(Lukas 12 : 49a, 51).
Yesus Kristus memberikan dampak yang sangat besar dalam bidang penciptaan
perubahan prilaku sosisal dan prilaku pribadi. Ia memanggil kita untuk
berpaling dari dosa kepada keselamatan.
Kenyataanya pada masa sekarang ini, konflik-konflik gereja terjadi juga di
dalam Lembaga-Lembaga sukarela yang ada didalam naungan gereja
dengan berbagai prosesnya yang dapat memungkinkan kepada pihak
tertentu dapat menyalah gunakan kekuasaan dengan tidak bertanggug
jawab. Dengan mengutama-kan kata hati dan atau visi pribadi.
Terkadang yang menjadi pemicu terjadinya konflik didalam gereja juga
disebabkan uraian dan pembagian tugas yang tidak tegas dan adil bahkan
ada kecenderungan tebang pilih kepada kelompok atau personal tertentu,
yang tidak dinyatakan secara tertulis bagi para anggotanya sehingga
menyebabkan semua pihak digereja merasa rentan terhadap asumsi-
asumsi yang bertabrakan tentang panggilan satu sama lainya. Lebih lagi
adanya ketidak seimbangan ketergantungan ekonomi antara pegawai
gereja dan mereka yang melayani dengan sukarela hingga bisa lebih jauh
membuat konflik didalam gereja.
Apa yang dapat menjadikan konflik gereja itu bersifat
kristiani?
Pertama-tama, proses yang konstruktif merupakan hal yang vital. Apa yang
dapat mulai membedakan orang Kristen dalam suatu alur konflik kristiani
adalah cara berinteraksi yang membangkitkan dan memanfaatkan ciri-ciri dan
karunia-karunia Ilahi dalam diri mereka dan dalam komunitas iman yang lebih
luas disekitar mereka.
Tujuan buku ini adalah mengusulkan proses tersebut, proses untuk
tanggapan-tanggapan etis terhadap konflik gereja.
Ancaman-ancaman terhadap harga diri, tekanan demi dan untuk menolak
perubahan pribadi dan sosial, serta kerentanan terhadap permainan
kekuasaan dalam sistem organisasi sukarela semuanya memperparah sifat
manusiawi penuh dosa dari pihak-pihak yang berkonflik di dalam gereja
Memang kita bertanya-tanya apakah ada konflik gereja yang bersifat
kristiani atau konstruktif. Namun demikian, konflik seperti itu
memang ada.
Misalnya, para pejabat gereja yang dengan keyakinan-keyakinan yang
sangat berbeda mengendalikan emosi mereka dan mulai
mendengarkan dengan penuh hormat satu sama lain. Bila itu terjadi,
mereka akan memahami dan menghargai berbagai kepentingan
mereka yang berbeda. Mereka memperoleh perspektif-perspektif
yang darinya mereka benar-benar dapat mengembangkan solusi
sama-sama menang atau win-win solution.
Click icon to add picture

Membuat konflik gereja mulai bersifat Kristiani


Konflik adalah pergumulan kekuasaan atas berbagai perbedaan: informasi atau
keyakinan yang berbeda; kepentingan, keinginan tau nilai-nilai yang berbeda;
kemampuan-kemampuan yang berbeda dalam memperoleh sumber-sumber yang
dibutuhkan. Seperti yang dikatakan oleh Jay Hall “jadi, konflikdisini pada dasarnya
didefiinisikan sebgaikeadaan-keadaan – baik emosional maupun subtantif .
Aksioma fundamental buku ini adalah bahwa kunci untuk menjadikan konflik gereja
itu bersifay kristianidapat ditemukan dengan membentuk proses yang didasarkan
pada iman untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang terlibat itu. Bagaimana orang
Kristen bertindak dalam konflik sering kali mempunyai konsekuensi moral dan
spiritual yang kritis terhadap apa yang mereka cari. Seperti apa yang diamati oleh
rasul Yohanes, “ barangsiapa berkata, bahwaia berrada dalam terang, tetapi ia
membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapansampai sekarang” (1 Yohames
2:9).
Click icon to add picture

Proses yang digunakan orang Kristen untuk menghadapi perbedaan-perbedaanmereka yang


saling bertabrakan haruslah merupakan proses etis yang konsisten dengan tolak ukur
moralitas Iman Kristen.
Dalam kaitan inipemahaman iman yang mendasari model buku ini ialah bahwa pengelolaan
konflik secara kontruktif tidak dapat semata-mata mengandalkan kebaikan individu atau
kebajikan pihak-pihak yang terlibat. Model ini mempengaruhi ambivalensi (saling
bertentangan dengan yang lainya) moral pribadi pihak-pihak yang bertikai dengan proses
pembentukan perjanjian. Proses tersebut membangun kesepakatan-kesepakatan diantara
mereka yang mengangkat kebaikan dalam diri mereka, sementara dipihak lainmenahan
keberdosaan manusiawi mereka.
Pandangan yang diambil dalam buku ini ialah bahwa visi kristiani tentang syalom adalah
tujuan yang paling tepat bagi proses etis dalam pengeloan konflik.
Ini disebabkan karena syalom mengandung semua nilai yang disebutkan diatas bagi standar
kristiani tentang hal yang baik dan buruk dalam konflik gereja. Visi pendamaian Allah
menggambarkan keutuhanyang mewujudkan kasih, keadilan, penebusan, pembebasan,
kebenaran, dan belas kasih Allah
Click icon to add picture
Mengelola Konflik Gereja sebagai Campur Tangan untuk Mengurangi
Kerugian atau Memetik Manfaat

Sebuah proses etis dalam menghadapi konflik gereja berkaitan dengan upaya untuk
mmenghalangi keberdfosaan manusia dan mewujudkan kebaikanya untuk
menghalangi keberdosaan manusia dan mewujudkan kebaikanya. Model dalam buku
ini menawarkan cara-cara melakukan campur tangan untuk membatasi siklusburuk
konflik dan memberdayakan siklus baiknya. Tanpa campur tangan yang bernalar,
siklus buruk konflik beralih ke hasil menang atau hancur. Semua konflik yang wajar
menunjukan proses ini. Banyak konflik social yang juga menunjukan hal yang sama.
Sejumlah ilmuawan prilaku seperti Lorenz menganggap pola kekerasan yang “wajar”
ini perludan dibutuhkan dalam konflik-konflik social, karena ia memberikan
mekanisme agar yang paling kuat dapat bertahan. Yang lainya, termasuk merekayang
berpegang pada perspektifetka Kristen, berpendapat bahwa orang dapat ikut campur
dalam proses pemecahan masalah yang rasional dan kreatif, yang mungkin
dilaksanakan dan yang lebih disukai ketimbang membairkan segala sesuatunya
berjalan mengikuti alurnaluri mereka sendiri
Kesimpulan
Orang-orang Kristen tamppaknya sama saja dengan orang-orang lainya (non Kristen)jika mereka
sedang terlibat dalam suatu konflik: sering melakuakan konflik secara curang atau kotor. Bukankah
orang kristen seharusnya tidak boleh bertikai atau terlibat dalam suatu konflik? Apalagi terlibat
dalam suatu konflik secara curang?
Ini memang benar: orang Kristen dapat terlibat dalam suatu konflik dengan sesama mereka, bahkan
untuk hal-hal yang tampaknya berkaitan dengan masalah iman atau kejemaatan lainya. Konflik
diantara umat Kristen – atau sesama warga gereja – dapat terjadi karena komitmen spiritual dan
pemahaman iman mereka memang mudah tersulut atau terbakar. Kunci untuk menjadikan konflik
gereja bersifat kristiani dapat ditemukan dengan membentuk proses yang didasarkan pada iman
untuk dimanfaat kan oleh pihak-pihak yang terlibat itu. Proses itu haruslah etis dan konsisten
dengan tolok ukur moralitas Iman Kristen.
Tanpa prilaku sperti itu, substansi pemecahan konflik pastilah bersifat kurang kristiani atau tidak
menunjukan nilai-nilai Iman Kristiani yang sangat Luhur.
Buku ini menganjurkan proses etis - sebuah model – yang denganya seorang kristen bekerja
dengan pihak-pihak yang berkonflik untuk mencari pencegahan konstruktif atau pemecahan kreatif
terhadap berbagai konflik dan perbedaan yang terjadi didalam gereja.
TERIMAKASIH
TUHAN MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai