Anda di halaman 1dari 28

LAMPUNG

IMPLEMENTASI PENYEDERHANAAN
BIROKRASI
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

Drs. LUKMAN, MM
KEPALA BIRO ORGANISASI
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI LAMPUNG

Bandar Lampung
OUTLINE

1. Latar Belakang
2. Dasar Kebijakan Penyederhanaan Birokrasi
3. Pelaksanaan Penyederhanaan Birokrasi di Provinsi Lampung
4. Tindak Lanjut Penyederhanaan Birokrasi
1 LATAR BELAKANG
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI REFORMASI BIROKRASI
BIDANG KELEMBAGAAN (RPJMN 2020-2024)

ARAH PENATAAN KELEMBAGAAN BERBASIS


PENYEDERHANAAN BIROKRASI

“ ….hirarki eselonisasi saat ini terdiri


dari 5 level membuat proses
pengambilan keputusan tidak efisien,
sehingga perlu penyederhanaan
eselonisasi serta perluasan jabatan
fungsional dengan keahlian dan
kompetensi yang semakin spesifik.

Sumber: Perpres 18/2020 tentang RPJMN 2020-2024
hal 264

4
ISU STRATEGI PENYEDERHANAAN BIROKRASI

KONDISI BIROKRASI SAAT INI TANTANGAN YG DIHADAPI SAAT INI

• Di era disrupsi dunia yang dikenal dengan istilah


• Struktur birokrasi sangat gemuk VUCA (Volatibility, Uncertaintay, Complexibility and
sehingga menimbulkan kelambanan Ambiguity) di mana segala sesuatu harus bergerak
pengambilan kebijakan dan keputusan. cepat merespons berbagai perubahan, organisasi
• Miskomunikasi dan miskoordinasi, sektor publik tidak boleh kaku dan berjalan
laksana mesin.
semakin besar terjadi. Kerja birokrasi • Organisasi pemerintah yang lambat dalam
pun kian tidak fleksibel dan mahal merespons segala sesuatu tentu sangat tidak
biaya. menarik bagi para investor.
• Berpotensi terjadinyai budaya birokrasi • Dalam kasus Indonesia, kurangnya investor akan
yang koruptif yang memanfaatkan dan sangat mengganggu jalannya pembangunan,
menyalahgunakan jabatan mengingat Indonesia masih banyak mengandalkan
investasi asing dalam membangun

PERLU ORGANISASI YANG LINCAH,


DINAMIS DAN FLEKSIBEL

5
TUJUAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI

Birokrasi
yang Percepatan
dinamis sistem kerja
dan agile

Mewujudkan
profesionalitas
Fokus pada
ASN
pekerjaan
fungsional
Mendorong
efektivitas dan
efisiensi kinerja
6
2 DASAR KEBIJAKAN PENYEDERHANAAN
BIROKRASI
DASAR REGULASI PELAKSANAAN
PENYEDERHANAAN BIROKRASI

1. Permepan RB Nomor 17 Tahun 2021 Tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke


Dalam Jabatan Fungsional
2. Permenpan RB No.25 Tahun 2021 Tentang Penyederhanaan Struktur Organisasi
Pada Instansi Pemerintah Untuk Penyederhanaan Birokrasi
3. Surat Menpan dan RB Nomor : B/467/KT.01/2021 Tangga 27 Mei 2021 Perihal
Rekomendasi Kebijakan Penyederhanaan Struktur Organisasi Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten Kota.
4. Surat Ditjen Otda Kemendagri Nomor : 800/3484/OTDA tanggal 31 Mei 2021
Perihal Penyederhanaan Struktur Organisasi di Lingkungan Pemerintah Daerah
sebagai Tindak Lanjut Permenpan dan RB Nomor 17 Tahun 2021 dan Permenpan
RB Nomor 25 Tahun 202
KEBIJAKAN GUBERNUR DALAM PELAKSANAAN PENYEDERHANAN
BIROKRASI DI PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

1. Penyetaraan jabatan merupakan momentum bagus, selain melaksanakan peraturan


perundang-undangan, juga merupakan media penyesuaian kinerja ASN untuk siap
ditempatkan dalam posisi dan kondisi darurat;
2. Agar proses penyetaraan jabatan dilakukan secara bertahap;
3. Dalam proses penyetaran jabatan, agar tidak mengurangi pendapatan bagi pejabat
yang disetarakan jabatanya.
4. Laksanakan secara adil, agar jabatan yang sifatnya fungsional musti fitting (tepat/
sesuai)
5. Laksanakan sosialisasi karena lebih banyak eselon IV yang akan tekena penyetaraan
jabatan, sosialisasi itu diperlukan agar semua bisa mendapatkan kejelasan terkait
penyetaraan jabatan.
TAHAPAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI

TAHAPAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI

1. Penyederhanaan Struktur
Organisasi merupakan tahapan
pertama guna menghasilkan 2
(dua) tingkatan unit organisasi.
2. Penyetaraan Jabatan
merupakan tindak lanjut dari
Penyederhanaan Struktur KETIGA
Organisasi.
3. Penyesuaian Sistem Kerja • Penyesuaian
merupakan tindak lanjut dari KEDUA Sistem Kerja
Penyederhanaan Struktur • Penyetaraan
Organisasi dan Penyetaraan
Jabatan. PERTAMA Jabatan Rancangan
PermenPANRB Sistem
• Penyederhanaan PermenPANRB 17/2021 Kerja
Struktur
Organisasi
PermenPANRB 25/2021
10
RUANG LINGKUP PENYEDERHANAAN BIROKRASI

1. TRANFORMASI ORGANISASI :
 Penyederhanaan Struktur Organisasi menjadi 2 Level ( Sekda dan Ka OPD)
 Perampingan Struktur Organisasi Jabatan Adminstrasi, dengan kriteria memperhatikan
karakteristik sifat tugas dari Jabatan Administrasi tersebut
 Penyederhanaan Struktur Organisasi di Lingkungan Pemda dilakukan berkoordinasi dengan
Kemendagri

2. TRANFORMASI JABATAN :
 Jabatan Adminsitrasi ( Administraror, Pengawas dan Pelaksana)
 Pengembangan Jabatan Fungsional; dan
 Penyetaraan Penghasilan

2. TRANFORMASI SISTEM KERJA :


 Penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis yang berorientsi pada percepatan
pengambilan keputusan dan perbaikan layanan publik
 Pengembangan Sistem Kerja Berbasis digital
11
3 PELAKSANAAN PENYEDERHANAAN
BIROKRASI DI PROVINSI LAMPUNG
1 1 3 Rumah
SEKDA SETWAN Sakit

9 9
BIRO BADAN
3
PROFIL ASISTE
N
26
DINAS
14
Cabang
Dinas
ORGANIS SEKDA 1
INSPEK
92
UPT
TORAT
ASI

1 55 340
1314
JPT Madya JPT Pratama
Administrator
Pengawas
4
PROFIL ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
PEMPROV LAMPUNG

NO OPD JML KETERANGAN


(1) (2) (3) (4)

1 SETDA 1 3 Asisten, 9 Biro


2 SET DPRD 1
3 INSPEKTORAT 1
4 DINAS 26
5 BADAN 9 Termasuk Kesbangpol dan BPBD
6 CAB DINAS 14
7 UPT 92
8 RSD 3
9 SATDIK 359
PROPORSI USULAN
PENYEDERHANAAN STRUKTUR ORGANISASI

Esselon 3 Esselon 4

17

464
850
323

Dipertahankan Disederhanakan Dipertahankan Disederhanakan


CAPAIAN PENYEDERHANAAN STRUKTUR ORGANISASI
PEMKAB/KOTA
100%
100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%
90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Lampung Lampung Lampung Lampung Pesisir Kota Metro Kota Tanggamus Pringsewu Tulang Tulang Mesuji Way Kanan Lampung
Barat Selatan Tengah Timur Barat Bandar Bawang Bawang Utara
Lampung Barat
CAPAIAN PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI
PEMKAB/KOTA
100%
100%

100%

100%

100%

100%

100%
90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Lampung Lampung Lampung Lampung Pesisir Kota Metro Kota Tanggamus Pringsewu Tulang Tulang Mesuji Way Kanan Lampung
Barat Selatan Tengah Timur Barat Bandar Bawang Bawang Utara
Lampung Barat
PENYEDERHANAAN STRUKTUR ORGANISASI PADA SETDA,
INSPEKTORAT DAN SET.DPRD Jumlah Usulan Pemprov Lampung
EKSISTING (Jab. Struktural)
NO PERANGKAT DAERAH Dipertahankan Disederhanakan
Eselon III Eselon IV Eselon III Eselon IV Eselon III Eselon IV

1 Sekretariat Daerah 27 81 16 9 11 72
2 Sekretariat DPRD 5 15 5 1 - 14
3 Inspektorat 6 3 6 1 - 2
4 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 5 9 5 5 - 4
-Satuan Pendidikan (SMA, SMK, SLB) - 359 - - 359
4 Dinas Kesehatan 4 15 4 9 - 6
5 Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi 4 15 4 9 - 6
6 Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air 4 15 4 9 - 6
7 Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya 4 15 4 1 - 14
8 Satuan Polisi Pamong Praja 4 15 4 11 - 4
9 Dinas Sosial 4 15 4 2 - 13
10 Dinas Tenaga Kerja 4 15 4 9 - 6
11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 5 18 5 1 - 17
12 Dinas Lingkungan Hidup 4 15 4 1 - 14
13 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 3 11 3 1 - 10
14 Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa dan Transmigrasi 5 18 5 2 - 16
15 Dinas Perhubungan 4 15 4 11 - 4
16 Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik 5 18 5 2 - 16
12
17 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 4 15 4 2 - 13
PENYEDERHANAAN STRUKTUR ORGANISASI PADA SETDA,
INSPEKTORAT DAN SET.DPRD Jumlah Usulan Pemprov Lampung
EKSISTING (Jab. Struktural)
NO PERANGKAT DAERAH Dipertahankan Disederhanakan
Eselon III Eselon IV Eselon III Eselon IV Eselon III Eselon IV
19 Dinas Pemuda dan Olahraga 4 15 4 1 - 14
20 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 5 18 5 1 - 17
21 Dinas Kelautan dan Perikanan 4 15 4 2 - 13
22 Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 4 15 4 1 - 14
23 Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan Hortikultura 5 18 5 1 - 17
24 Dinas Perkebunan 4 15 4 1 - 14
25 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 4 15 4 1 - 14
26 Dinas Kehutanan 4 15 4 2 - 13
27 Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 4 3 4 2 - 1
28 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 5 18 5 2 - 16
29 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 4 15 4 2 - 13
30 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 5 18 5 11 - 7
31 Badan Pendapatan Daerah 4 15 4 9 - 6
32 Badan Kepegawaian Daerah 4 15 4 2 - 13
33 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah 4 15 4 2 - 13
34 Badan Pengembangan dan Penelitian Daerah 4 15 4 1 - 14
35 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah 4 11 4 1 - 10
36 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3 9 3 1 - 8
37 RSUD DR.H. Abdul Moeloek 8 17 8 - - 17
JUMLAH 184 974 167 124 17 850 12
PERMASALAHAN
Terdapat beberapa jenis JF belum mencakup lingkup pemerintah daerah, misalnya JF
01 Analis Anggaran, Analis Pengelolaan Keuangan, JF Analis APBN (d.h.i. APBD), JF
Pemeriksa Pajak, JF Penilai Pajak, JF Penyuluh Pajak, dan Inspektur Mutu Hasil
Perikanan.

Belum tersosialisasikannya secara menyeluruh terkait kebijakan dan prosedur pada


Jabatan Fungsional, misalnya formasi, standar kompetensi, juklak/juknis JF, standar
02 kualitas, pedoman penilaian kualitas, organisasi profesi, dan kode etik/perilaku
profesi.

Belum adanya kebijakan terkait pemenuhan kompetensi teknis atas pejabat fungsional
03
hasil penyetaraan jabatan.

Belum adanya pedoman terkait pola hubungan kerja antara jabatan administrasi
04 dengan jabatan fungsional.

Belum adanya kebijakan terkait perhitungan nilai jabatan atas jabatan fungsional hasil
05 penyetaraan jabatan.

18
KEBUTUHAN DUKUNGAN KEBIJAKAN

Diharapkan agar beberapa JF yang dibutuhkan dapat diperluas lingkupnya untuk


01 digunakan di pemerintah daerah.

Diharapkan adanya sosialisasi secara menyeluruh terkait kebijakan dan prosedur


02 Jabatan Fungsional oleh para Instansi Pembina.

Diharapkan adanya kebijakan terkait pemenuhan kompetensi teknis atas pejabat


03
fungsional hasil penyetaraan jabatan.

Diharapkan adanya pedoman terkait pola hubungan kerja antara jabatan administrasi
04 dengan jabatan fungsional.

Diharapkan adanya kebijakan terkait perhitungan nilai jabatan atas jabatan fungsional
05 hasil penyetaraan jabatan.

19
TRANSISI POLA KERJA
PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI

Jabatan Awal Jabatan Tugas


Penyetaraan Tambahan

Adminsitrator/es.3 Fungsional
Ahli Madya Koordinator Dikonversi
Pejabat Fungsional PAK 25 %
Pengawas/es.4
Administrasi Ahli Muda Sub
Koordinator
Pelaksana/es.5 Fungsional
Ahli Pertama
MODEL
MODELORGANISASI BERBASIS
ORGANISASI FUNGSIONAL
BERBASIS FUNGSIONAL
HASIL PENYEDERHANAAN
HASIL PENYEDERHANAANSTRUKTUR
STRUKTURORGANISASI
ORGANISASI

PEJABAT LEVEL 1*

Model Struktur Organisasi yang


mengedepankan Jabatan Fungsional yang
PEJABAT LEVEL 2* PEJABAT LEVEL 2* profesional dan berkomitmen terhadap
jabatan fungsionalnya.
 Struktur organisasi berbasis pada kinerja
dan lebih mengedepankan pada output
dan keahlian.
Kelompok Jabatan Fungsional  Dilakukan perubahan manajemen kerja,
SQUAD 1 SQUAD 2 SQUAD 3 SQUAD 4 pola kerja, tanggung jawab, dan
tanggung gugat dalam unit organisasi.

FLEXIBLE, CHANGEABLE, MOVEABLE SQUAD

1. Indikator kinerja instansi menjadi dasar bagi pengorganisasian kerja lintas unit
kerja dalam sebuah instansi (cascading tugas fungsi organisasi ke tugas fungsi
JF).
2. SDM bekerja dalam tim-tim/squad sesuai sasaran dan pengelolaannya fleksibel dan
dapat dipertukarkan namun tetap akuntabel.

*Pejabat level 1 dan level 2 disesuaikan dengan struktur organisasi masing-masing IP


18
23
KONSEP MEKANISME KERJA ORGANISASI BERBASIS
FUNGSIONAL
• Terdapat Pemisahan Administrasi dengan Fungsi
Teknis
• Fungsi Administrasi memberikan pelayanan
dukungan administrative terhadap tugas Tim Teknis
( Fungsi ini dijabat oleh Administrasi ( Administrator
dan atu Pengawas
Tim JF
• Fungsi Teknis Melaksanakan Tugas dan Fungsi Yang
Menjadi Core Bisnis Organisasi
JA • Fungsi Teknis terdiri dari kelompok Ahli (Jabfung) yg
JPT bekerja secara Tim dan Lintas Keahlian. JF Madya
sebagai Leader Project, sedangkan JF Muda dan
Tim JF Pertama sebagai Anggota
Cros Fungsional
Agile Team
• Project Leader bertanggungjawab secara langsung
kepada JPT
Tim JF
• Tik teknis diberikan Delegasi Pengambilan Keputusan
Terkait Fungsi Teknis
• JPT berperan sebagai pengarah fungsi teknis dan
pengendali fungsi administratif
24
UPAYA YG PERLU DILAKSANAKAN PASCA
PENYETARAAN
JABATAN ADMINISTRASI KE JABATAN FUNGSIONAL

01 Melakukan Penataan Organisasi dan Pola kerja

02 Melakukan Penataan Formasi dan Peta Jabatan


TINDAK LANJUT
YG PERLU Membina dan Mengembangkan Kompetensi
03 dan Pola Karir Pejabat Fungsional
DILAKUKAN
Menyampaikan laporan dan dokumen SK pengangkatan
04 Jabatan Fungsional yang disetarakan ke Kemendagri,
Kemenpan RB, Instansi Pembina Jabfung dan BKN

04 Monev Kinerja Pejabat Yg disetarakan


LANGKAH PENYESUAIAN
PASCA PENYETARAN JABATAN ADMINISTRASI KE JABATAN
FUNGSIONAL

1. Merubah pola dan budaya kerja yang semula direktif menjadi partisipatif
2. Merubah ruang kerja yang semula tersekat antar seksi/bidang menjadi lebih
terbuka dengan memperbanyak ruang rapat, karena sifat kerja tidak lagi
berbasis individual tetapi lebih pada tim work
3. Mendisiplinkan proses dan pengarsipan adminsitrasi, karena akan menjadi data
dukung untuk kenaikan pangkat
4. Berusaha meningkatkan kapasitas (Diklat, Workshop, Lokakarya, Menulis),
karena merupakan bagian dari tuntutan profesionalisme jabatan fungsional
HAMBATAN DAN TANTANGAN DALAM PELAKSANAAN
PENYEDERHANAN BIROKRASI

1. Adanya resistensi dalam proses penyetaraan jabatan administrasi ke


jabatan fungsional, yang disebabkan oleh adanya mindset bahwa
jabatan fungsional kurang mendapat penghargaan sebagaimana jabatan
structural;
2. Masih terdapat banyak tugas dan fungsi unit kerja yang belum
relevan dengan jabatan fungsional;
3. Masih terdapat JF yang belum terbit pengaturan tunjangan
jabatanya (cnth : JF Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif,
Juknis Kemenpan RB terbit Th.2021);
4. Masih belum siapnya unit Pembina JF dalam proses pembinaan
terhadap JF hasil penyetaraan jabatan;
5. Belum adanya panduan tata kerja dan tata Kelola antara JPT, JA
dan JF;
6. Makin terbatasnya proses mutasi dan rotasi antar JF.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai