Anda di halaman 1dari 24

IMPLEMENTASI PENYEDERHANAAN

BIROKRASI
DI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Dr. Ir. IHWAN SUDRAJAT, MM


KEPALA BIRO ORGANISASI
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

Semarang , 14 Oktober 2021


OUTLINE

1. Latar Belakang
2. Dasar Kebijakan Penyederhanaan Birokrasi
3. Pelaksanaan Penyederhanaan Birokrasi di Jawa Tengah
4. Tindak Lanjut Penyederhanaan Birokrasi
1 LATAR BELAKANG
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI REFORMASI BIROKRASI
BIDANG KELEMBAGAAN (RPJMN 2020-2024)

ARAH PENATAAN KELEMBAGAAN BERBASIS


PENYEDERHANAAN BIROKRASI

“ ….hirarki eselonisasi saat ini terdiri


dari 5 level membuat proses
pengambilan keputusan tidak efisien,
sehingga perlu penyederhanaan
eselonisasi serta perluasan jabatan
fungsional dengan keahlian dan
kompetensi yang semakin spesifik.

Sumber: Perpres 18/2020 tentang RPJMN 2020-2024
hal 264

4
ISU STRATEGI PENYEDERHANAAN BIROKRASI

KONDISI BIROKRASI SAAT INI TANTANGAN YG DIHADAPI SAAT INI

• Di era disrupsi dunia yang dikenal dengan istilah


• Struktur birokrasi sangat gemuk VUCA (Volatibility, Uncertaintay, Complexibility and
sehingga menimbulkan kelambanan Ambiguity) di mana segala sesuatu harus bergerak
pengambilan kebijakan dan keputusan. cepat merespons berbagai perubahan, organisasi
• Miskomunikasi dan miskoordinasi, sektor publik tidak boleh kaku dan berjalan
laksana mesin.
semakin besar terjadi. Kerja birokrasi • Organisasi pemerintah yang lambat dalam
pun kian tidak fleksibel dan mahal merespons segala sesuatu tentu sangat tidak
biaya. menarik bagi para investor.
• Berpotensi terjadinyai budaya birokrasi • Dalam kasus Indonesia, kurangnya investor akan
yang koruptif yang memanfaatkan dan sangat mengganggu jalannya pembangunan,
menyalahgunakan jabatan mengingat Indonesia masih banyak mengandalkan
investasi asing dalam membangun

PERLU ORGANISASI YANG LINCAH,


DINAMIS DAN FLEKSIBEL

5
TUJUAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI

Birokrasi
yang Percepatan
dinamis sistem kerja
dan agile

Mewujudkan
profesionalitas
Fokus pada
ASN
pekerjaan
fungsional
Mendorong
efektivitas dan
efisiensi kinerja
6
2 DASAR KEBIJAKAN PENYEDERHANAAN
BIROKRASI
DASAR REGULASI PELAKSANAAN
PENYEDERHANAAN BIROKRASI

1. Permepan RB Nomor 17 Tahun 2021 Tentang Penyetaraan


Jabatan Administrasi ke Dalam Jabatan Fungsional

2. Permenpan RB No.25 Tahun 2021 Tentang


Penyederhanaan Struktur Organisasi Pada Instansi
Pemerintah Untuk Penyederhanaan Birokrasi
KEBIJAKAN GUBERNUR DALAM PELAKSANAAN
PENYEDERHANAN BIROKRASI DI PEMERINTAH PROVINSI JAWA
TENGAH

1. Penyetaraan jabatan merupakan momentum bagus, selain melaksanakan peraturan


perundang-undangan, juga merupakan media penyesuaian kinerja ASN untuk siap
ditempatkan dalam posisi dan kondisi darurat;
2. Agar proses penyetaraan jabatan dilakukan secara bertahap;
3. Dalam proses penyetaran jabatan, agar tidak mengurangi pendapatan bagi pejabat
yang disetarakan jabatanya.
4. Laksanakan secara adil, agar jabatan yang sifatnya fungsional musti fitting (tepat/
sesuai)
5. Laksanakan sosialisasi karena lebih banyak eselon IV yang akan tekena
penyetaraan jabatan, sosialisasi itu diperlukan agar semua bisa mendapatkan
kejelasan terkait penyetaraan jabatan.
TAHAPAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI

TAHAPAN PENYEDERHANAAN BIROKRASI

1. Penyederhanaan Struktur
Organisasi merupakan tahapan
pertama guna menghasilkan 2
(dua) tingkatan unit organisasi.
2. Penyetaraan Jabatan
merupakan tindak lanjut dari
Penyederhanaan Struktur KETIGA
Organisasi.
3. Penyesuaian Sistem Kerja • Penyesuaian
merupakan tindak lanjut dari KEDUA Sistem Kerja
Penyederhanaan Struktur • Penyetaraan
Organisasi dan Penyetaraan
Jabatan. PERTAMA Jabatan Rancangan
PermenPANRB Sistem
• Penyederhanaan PermenPANRB 17/2021 Kerja
Struktur
Organisasi
PermenPANRB 25/2021
10
RUANG LINGKUP PENYEDERHANAAN BIROKRASI

1. TRANFORMASI ORGANISASI :
 Penyederhanaan Struktur Organisasi menjadi 2 Level ( Sekda dan Ka OPD)
 Perampingan Struktur Organisasi Jabatan Adminstrasi, dengan kriteria memperhatikan
karakteristik sifat tugas dari Jabatan Administrasi tersebut
 Penyederhanaan Struktur Organisasi di Lingkungan Pemda dilakukan berkoordinasi dengan
Kemendagri

2. TRANFORMASI JABATAN :
 Jabatan Adminsitrasi ( Administraror, Pengawas dan Pelaksana)
 Pengembangan Jabatan Fungsional; dan
 Penyetaraan Penghasilan

2. TRANFORMASI SISTEM KERJA :


 Penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis yang berorientsi pada percepatan
pengambilan keputusan dan perbaikan layanan publik
 Pengembangan Sistem Kerja Berbasis digital
11
3 PELAKSANAAN PENYEDERHANAAN
BIROKRASI DI JAWA TENGAH
Tahapan dan Operasional
Pelaksanaan Pemetaan Jabatan di lingkungan OPD dan Kab./Kota

Surat Mendagri Nomor FGD 7 Apr 2021


130/1970/OTDA (KemenpanRB, UGM, UNDIP) SOSIALISASI DESK OPD PROVINSI
Meminta memetakan seluruh Disusun Instrument sesuai kriteria
• OPD PROVINSI tgl 8 Apr 2021 Tgl 12 – 23 Apr 2021
Jabatan Adminstrasi di seluruh yang diatur pada Surat Kemendagri
• KAB/KOTA tgl 11 Apr 2021.
Perangkat Daerah dan Permenpan 28/2019

Paparan ke GUBERNUR Paparan ke SEKDA


Paparan hasil FINAL pemetaan Paparan hasil sementara pemetaan
penyetaraan jbtn tgl 27 Apr 2021 penyetaraan jbtn tgl 23 Apr 2021

Penyampaian ke
Kemendagri
Penyesuaian Data Rekomendasi Persetujuan
Penyampaian Hasil pemetaan
penyetaraan jabatan tgl 28 Apr 2021 Penyesuaian Data Struktur
• PSO Kab/Kota tgl 15 Juli 2021
Organisasi, tindak lanjut Permenpan
• PSO Pemprov tgl 10 Sep 2021
25/2021

Verifikasi dan Validasi


Verifikasi dan ValidasI Data Struktur
Organisasi oleh Kemendagri 13
(Tgl.28 Juni 2021)
PROFIL ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
PEMPROV JAWA TENGAH

NO OPD JML KETERANGAN


(1) (2) (3) (4)

1 SETDA 1 3 Asisten, 9 Biro


2 SET DPRD 1
3 INSPEKTORAT 1
4 DINAS 22
5 BADAN 8 Termasuk Kesbangpol dan BPBD
6 CAB DINAS 39
7 UPT 151
8 RSD 7
9 SATDIK 595
PROPORSI USULAN
PENYEDERHANAAN STRUKTUR ORGANISASI

ESSELON 3 ESSELON 4

20
4,8 %

563
32,1 %
Jabatan Dipertahankan
Jabatan Dipertahankan
Jabatan Disederhanakan
Jabatan Disederhanakan

1756
414
PROPORSI USULAN PENYEDERHANAAN TERHADAP MODEL
KEMENPAN RB
700

600 583

500 488

400

300 JABATAN YANG


DISEDERHANAKAN
MODEL KEMENPAN RB
200

JABATAN YANG
100 DISEDERHANAKAN

0
JUMLAH JABATAN

CATATAN : TU SEKOLAH SEJUMLAH 595 DIHITUNG SATU JABATAN


CAPAIAN PENYEDERHANAAN STRUKTUR ORGANISASI
PEMKAB/KOTA JAWA TENGAH
100%

100%

100%

100%

100%
99%
102%

98%
103%

97%

94%
90%

93%

93%
91%

91%

91%
90%

90%

90%
89%

89%

89%

89%

89%
87%

87%

87%
86%

84%
80%

82%

82%
79%
78%

77%
70%

60%
57%

50%

40%

30%

20%
20%

10%

0%
l i s l l k i s s r
a rta rang tiga ega gan lang gen rejo olal sobo rang gan gara gga ma ega men aten para nda ma tang arjo ogir ang ebe cap udu gan lang nya lora Pati lang ung
k a n a o y o n l h b a n g
u
T e i u T
ra ema Sal ta kalo ag . Sr urw Bo ono ema rob rne bal any b. ebu b. K . Je . K . D . Ba uko
e e on em . Br Cil . K alo ema nga b. B ab. age ang
S .
a ta S Kota Ko Pe ta M Kab . P ab b. W b. S b. G anj Pu . B
a r Ka b. K Ka Kab ab ab Kab . S . W b. R Kab ab. Kab Pek . P ara Ka K M m
.
t
Ko Ko ta Ko a b K a a Ka . B b. a b Ka K K
K
b b
a Ka K a K . b
b Ka b. K a b . Te
Ko K K K b Ka K Ka a K ab
Ka K K
TRANSISI POLA KERJA
PENYETARAAN JABATAN ADMINISTRASI

Jabatan Awal Jabatan Tugas


Penyetaraan Tambahan

Adminsitrator/es.3 Fungsional
Ahli Madya Koordinator Dikonversi
Pejabat Fungsional PAK 25 %
Pengawas/es.4
Administrasi Ahli Muda Sub
Koordinator
Pelaksana/es.5 Fungsional
Ahli Pertama
MODEL
MODELORGANISASI BERBASIS
ORGANISASI FUNGSIONAL
BERBASIS FUNGSIONAL
HASIL PENYEDERHANAAN
HASIL PENYEDERHANAANSTRUKTUR
STRUKTURORGANISASI
ORGANISASI

PEJABAT LEVEL 1*

Model Struktur Organisasi yang


mengedepankan Jabatan Fungsional yang
PEJABAT LEVEL 2* PEJABAT LEVEL 2* profesional dan berkomitmen terhadap
jabatan fungsionalnya.
 Struktur organisasi berbasis pada kinerja
dan lebih mengedepankan pada output
dan keahlian.
Kelompok Jabatan Fungsional  Dilakukan perubahan manajemen kerja,
SQUAD 1 SQUAD 2 SQUAD 3 SQUAD 4 pola kerja, tanggung jawab, dan
tanggung gugat dalam unit organisasi.

FLEXIBLE, CHANGEABLE, MOVEABLE SQUAD

1. Indikator kinerja instansi menjadi dasar bagi pengorganisasian kerja lintas unit
kerja dalam sebuah instansi (cascading tugas fungsi organisasi ke tugas fungsi
JF).
2. SDM bekerja dalam tim-tim/squad sesuai sasaran dan pengelolaannya fleksibel dan
dapat dipertukarkan namun tetap akuntabel.

*Pejabat level 1 dan level 2 disesuaikan dengan struktur organisasi masing-masing IP


18
19
KONSEP MEKANISME KERJA ORGANISASI BERBASIS
FUNGSIONAL
• Terdapat Pemisahan Administrasi dengan Fungsi
Teknis
• Fungsi Administrasi memberikan pelayanan
dukungan administrative terhadap tugas Tim Teknis
( Fungsi ini dijabat oleh Administrasi ( Administrator
dan atu Pengawas
Tim JF
• Fungsi Teknis Melaksanakan Tugas dan Fungsi Yang
Menjadi Core Bisnis Organisasi
JA • Fungsi Teknis terdiri dari kelompok Ahli (Jabfung) yg
JPT bekerja secara Tim dan Lintas Keahlian. JF Madya
sebagai Leader Project, sedangkan JF Muda dan
Tim JF Pertama sebagai Anggota
Cros Fungsional
Agile Team
• Project Leader bertanggungjawab secara langsung
kepada JPT
Tim JF
• Tik teknis diberikan Delegasi Pengambilan Keputusan
Terkait Fungsi Teknis
• JPT berperan sebagai pengarah fungsi teknis dan
pengendali fungsi administratif
20
UPAYA YG PERLU DILAKSANAKAN PASCA
PENYETARAAN
JABATAN ADMINISTRASI KE JABATAN FUNGSIONAL

01 Melakukan Penataan Organisasi dan Pola kerja

02 Melakukan Penataan Formasi dan Peta Jabatan


TINDAK LANJUT
YG PERLU Membina dan Mengembangkan Kompetensi
03 dan Pola Karir Pejabat Fungsional
DILAKUKAN
Menyampaikan laporan dan dokumen SK pengangkatan
04 Jabatan Fungsional yang disetarakan ke Kemendagri,
Kemenpan RB, Instansi Pembina Jabfung dan BKN

04 Monev Kinerja Pejabat Yg disetarakan


LANGKAH PENYESUAIAN
PASCA PENYETARAN JABATAN ADMINISTRASI KE JABATAN
FUNGSIONAL

1. Merubah pola dan budaya kerja yang semula direktif menjadi partisipatif
2. Merubah ruang kerja yang semula tersekat antar seksi/bidang menjadi lebih
terbuka dengan memperbanyak ruang rapat, karena sifat kerja tidak lagi
berbasis individual tetapi lebih pada tim work
3. Mendisiplinkan proses dan pengarsipan adminsitrasi, karena akan menjadi data
dukung untuk kenaikan pangkat
4. Berusaha meningkatkan kapasitas (Diklat, Workshop, Lokakarya, Menulis),
karena merupakan bagian dari tuntutan profesionalisme jabatan fungsional
HAMBATAN DAN TANTANGAN DALAM PELAKSANAAN
PENYEDERHANAN BIROKRASI

1. Adanya resistensi dalam proses penyetaraan jabatan administrasi ke


jabatan fungsional, yang disebabkan oleh adanya mindset bahwa
jabatan fungsional kurang mendapat penghargaan sebagaimana jabatan
structural;
2. Masih terdapat banyak tugas dan fungsi unit kerja yang belum
relevan dengan jabatan fungsional;
3. Masih terdapat JF yang belum terbit pengaturan tunjangan
jabatanya (cnth : JF Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif,
Juknis Kemenpan RB terbit Th.2021);
4. Masih belum siapnya unit Pembina JF dalam proses pembinaan
terhadap JF hasil penyetaraan jabatan;
5. Belum adanya panduan tata kerja dan tata Kelola antara JPT, JA
dan JF;
6. Makin terbatasnya proses mutasi dan rotasi antar JF.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai