dalam Sistem
Interpretasi Paul
Ricoeur
Paul Ricoeur termasuk tokoh terdepan hermeneu
Valance, Prancis Selatan pada tahun 1913. Di “Ly
Dalbiez, seorang filosof aliran pemikiran Thomisti
Paul Ricoeur
Paul Ricoeur termasuk tokoh
terdepan hermeneutika modern
a melalui R.
hirkan di
pemikiran Thomistis.
Hermeneutika Paul
Menurut Paul bahasa identik dengan pikiran. Anthony Thiselton berpendapat
Ricoeur
bahwa bahasa pertama-tama adalah the locus of meaning alias wadah makna-
makna. Setiap makna yang dijumpai dalam wacana tulis senantiasa memiliki
hermeneutika Paul Ricoeur. Dalam bukunya The Rule of Metaphore (1978) Paul
pemaknaan dan penafsiran. Tidak ada orang membaca sebuah teks dengan
dilibatkan, interpretasi menjadi penting sebab terdapat makna yang multilapis. Paul
interpretasi. Oleh karena itu, filsafat pada dasarnya adalah sebuah hermeneutik, yaitu
kupasan tentang makna yang tersembunyi dalam teks yang kelihatan mengandung
lain pihak mencari daya yang dimiliki kerja teks itu untuk
hermeneutika dikaitkan dengan dorongan kodrati manusia untuk meng-“ada” atau bereksistensi
melalui bahasa yang terjelma menjadi filsafat, ilmu pengetahuan, agama, seni, kebudayaan,
sastra, dan lainnya. Kedua, dasar-dasar filsafat tentang eksistensialisme itu dipadukan oleh Paul
Ricoeur dengan fenomenologi Edmund Gustav Albrecht Husserl. Ketiga, panduan dua arus besar
pemikiran modern itu diperkuat oleh pemikiran Paul Ricoeur sendiri tentang arkeologi dan
eskatologi. Jika hermeneutika Martin Heidegger dibangun atas prinsip artikulasi dasein (ada di
sana) dan das sein (wujud), hermeneutika Paul Ricoeur dibangun atas pemikiran bagaimana “aku
yang berpikir” (cogito) harus meng-“ada” untuk mengatasi pemikiran yang idealistik, subjektif,
Pandagan
sebagai teks. Yang dimaksud dalam hal ini adalah interpretasi atas ekspresi-ekspresi
kehidupan yang ditentukan secara linguistik (Bleicher, Terj. Permata, 2003:347). Hal itu
karena seluruh aktivitas kehidupan manusia berurusan dengan bahasa, bahkan semua
bentuk seni yang ditampilkan secara visual pun diinterpretasi dengan menggunakan
bahasa. Paul Ricoeur menyatakan bahwa manusia pada dasarnya merupakan bahasa
dan bahasa itu sendiri merupakan syarat utama bagi pengalaman manusia (Sumaryono,
1999:107). Oleh karena itu, hermeneutika adalah cara baru bergaul dengan bahasa dan
penafsir bertugas untuk mengurai keseluruhan rantai kehidupan dan sejarah yang
karena pemahaman tentang dua konsep kunci penuturan puitis itu berkaitan dengan perluasan
teori penafsiran dan konsep pemahaman. Metafora seringkali hanya dipandang sebagai
ornamentasi, tetapi Paul Ricoeur memandangnya lebih dari sekadar ornamentasi. Paul Ricoeur
dalam Hadi W.M. (2014:62) berpendapat bahwa metafora dalam dirinya memiliki nilai lain,
yaitu nilai emotif yang memungkinkan ia mengatakan “sesuatu yang baru” tentang realitas.
Meskipun memiliki nilai tambah, metafora cenderung mati dan tidak segar lagi dalam
penuturan yang disebabkan oleh proses seperti pendangkalan dan pemiskinan arti.
Bagaimana Interpretasi dilakukan?
Interpretasi dalam perspektif Paul Ricoeur adalah karya pemikiran yang terdiri atas
penguraian makna tersembunyi (sens cache) dari makna yang terlihat (sens
apparent) pada tingkat makna yang tersirat di dalam makna literer. Simbol dan
termanifestasikan.
Inti dari interpretasi ini adalah melakukan dikotomi bolak-balik pada teks antara
mengkontekstualisasikan.
CO N C L U S I O
N
Akhirnya, apakah interpretasi mempunyai titik akhir? Paul Ricoeur dalam
bersifat open-ended sebab jika kita memperoleh titik akhir dari suatu
disingkirkan dari konsep-konsep yang populer atau yang hanya khayalan saja.
T HAN K
YOU