Anda di halaman 1dari 30

PENGANTAR

HERMENEUTIKA
HERMENEUTICS
hermeneuin

Hermes

A messenger who bring the massage of destiny

Being associated with the function of transmuting of what is beyond human


understanding into a form of human intelligence can grasp

HERMENEUTICS The process of bringing to understanding

Which involves

LANGUAGE
Bahá'u'lláh, founder of the Bahá'í Faith,
wrote in one of his tablets:

The first person who devoted


himself to philosophy was Idris. Thus
was he named. Some called him also
Hermes. In every tongue he hath a
special name. He it is who hath set
forth in every branch of philosophy
thorough and convincing
statements. After him Balínús
derived his knowledge and sciences
from the Hermetic Tablets and most
of the philosophers who followed
him made their philosophical and
scientific discoveries from his words
and statements...
The ancient usage of HERMENEUIN

The process of bringing to understanding


Which involves language

To say To translate
To explain
PERKEMBANGAN TERBARU

⚫ TEORI EVOLUSI
⚫ HUMANISME
⚫ SEJARAH KRITIS
⚫ KESADARAN LOGOSENTRISME
ASUMSI-ASUMSI PEMBUKA

⚫ ANTROPOSENTRISME
⚫ PROGRESIFITAS
⚫ PLURALITAS
RINTISAN AWAL…
▪ Giambattiso Vico: pemikiran itu selalu berakar dalam konteks budaya
tertentu, anti cartesianisme
▪ Benedict de Spinoza: untuk memahami bagian paling dalam dan sulit
dari teks seseorang harus sangat memperhatikan horison historis
ketika teks itu ditulis dan juga untuk apa teks itu ditulis.
▪ Martin Luther: Sola-Scriptura mengimplikasikan setiap individu
bertanggung jawab atas pembacaannya sendiri dalam mencari makna
dan kebenaran dari teks
▪ Friedrch Meier: Menunjukkan Keterkaitan Pemahaman dan bahasa
▪ Friderich Ast: Pernyataan seseorang itu tidak bisa dipahami dengan
merujuk siapa yang mengucapkan atau merujuk konteks semiotiknya,
tetapi harus dengan melihat posisinya dalam sejarah-dunia.
▪ Friedrich Wolf: pemahaman itu tidak hanya mengasumsikan perlunya
satu kajian terhadap konteks budaya secara umum, namun juga perlu
memperhatikan individualitas pengarangnya.
▪ Kant: Fenomenalisme
▪ Wittgenstein: Picture Theory --- Language Game
MENGAPA MUNCUL
HERMENEUTIKA MODERN?
▪ Kesadaran akan pentingnya ilmu-ilmu
kemanusiaan dan satu keinginan untuk
mempertahakan ilmu-ilmu tersebut sebagai
bagian yang berbeda dari ilmu-ilmu kealaman.
▪ Perhatian yang serius terhadap problema
pemahaman teks yang berasal dari masa lalu.
ASUMSI-ASUMSI HERMENEUTIKA
 Manusia adalah Self-Interpreting Being
 Self (manusia) itu terbentuk oleh sejarah dan bahasa
 Self (manusia) itu sifatnya dialogis/dialektis
 Dunia tempat kita tinggal adalah satu konstruksi mental
yang kita bentuk sendiri dengan perspektif subyektif kita
 Pemahaman Kita tetang Dunia, penerimaan kita terhadap
makna yang ada di baliknya ditentukan oleh pengalaman
hidup yang kita miliki.
 To Know itu berhubungan erat dengan “To Be”
TRIADIK DIALEKTIS
 --TEKS
– KONTEKS
–KONTEKSTUALISASI

 --TEKS
– AUTHOR
-- READER
The “Worlds” of the texts
➢ The “historical world” – the world behind the
text
➢ The “literary world” – the world within the text
➢ The “contemporary world” – the world in front
of the text
VARIABEL TEKS
1. TEKS DAN MAKNA OBYEKTIFNYA
2. KONTEKS HISTORIS SEKITAR
KELAHIRAN TEKS
3. KONTEKS BIOGRAFIS PENGARANG +
KEPENTINGANNYA MEMPRODUKSI TEKS
4. KONTEKS BIOGRAFIS PEMBACA +
KEPENTINGANNYA MEMBACA TEKS
5. APLIKASI DAN IMPLIKASI HASIL
INTERPRETASI TEKS
Three Hermeneutical Attitudes
• Hermeneutics of Suspicion

• Hermeneutics of Apology

• Hermeneutics of Recovery
Hermeneutics of Suspicion
• Some belief, statement or action involves the
assertion of x.
• Since we believe that x is false, we must explain
that belief, statement or action in a fashion that
recognizes it as false.
• In short, we “suspect” that the belief, statement
or action is prompted or controlled by a hidden
motivation.
Hermeneutics of Apology
• Some belief, statement or action involves the
assertion of x.
• Since we believe that x is true, we must explain
that belief, statement or action in some fashion
that will demonstrate that x is true.
• In other words, we seek to construct an apology
for the truth that we think underlies the belief,
statement or action.
Hermeneutics of Recovery
• Some belief, statement or action involves the
assertion of x.
• Since we do not know whether x is true or false,
we must explain that belief, statement or action
in some fashion that neither assumes nor denies
the truth of x.
• In other words, we seek to “recover” the
tradition’s own understanding by restating that
belief, statement or action in our own terms.
17

LEVEL PEMBACAAN
HERMENEUTIK
a. Level Literal: mengurai makna asli yang
terdapat dalam teks atau suara dalam dialog
b. Level Ontologis:
 Mengurai makna dari kondisi ontologis author
 Mengurai makna dari kondisi ontologis “dunia”
yang dirujuk dalam teks
c. Level Historis Kultural: Mengurai Makna
dari konteks sosio-historis saat teks
diproduksi
d. Level Eksistensial : Hermeneutika sebagai
“penyatuan” antara aurhor & reader (fusion of
horisons)
HERMENEUTIKA
NATUURWISSENSCHAFTEN_IMU KEALAMAN
• JENIS: EMPIRIS ANALISTIS
• MODE: ERKLAREN (DIJELASKAN)
• SIFAT: OBYEKTIF
• KEPENTINGAN: TEKHNIS
• FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, DLL
HERMENEUTIKA
GEISTESWISSENSCHAFTEN_IMU KEMANUSIAAN

• JENIS: HISTORIS-HERMENEUTIS
• MODE: VERSTEHEN (DIPAHAMI)
• SIFAT: SUBYEKTIF
• KEPENTINGAN: INTERSUBYEKTIF
• PSIKOLOGI, ANTROPOLOGI, FILSAFAT,
ILMU-ILMU HUMANIORA
HERMENEUTIKA
ILMU-ILMU SOSIAL
• JENIS: SOSIAL
• MODE: KONVENSI (DISEPAKATI)
• SIFAT: INTERSUBYEKTIF
• KEPENTINGAN: EMANSIPATIF
MACAM-MACAM HERMENEUTIKA
• HERMENEUTIKA KONSERVATIF
• HERMENEUTIKA DIALOGIS
• HERMENEUTIKA KRITIS
• HERMENEUTIKA RADIKAL
HERMENEUTIKA KONSERVATIF
• Kebenaran teks itu terdapat dalam maksud
pengarangnya dan sesuai dengan pemahaman
audien pertama yang dituju oleh teks itu
• Pemahaman terhadap konteks historis, kultural
dan otobiagrafis pengarangnya merupakan salah
satu cara untuk memahami teks
• Untuk Memahami satu teks diperlukan
pemahaman terhadap bahasa yang dipakai,
khususnya bagaimana pemakaian kosa katanya,
termasuk makna kata-kata itu bagi audien teks
yang asli.
HERMENEUTIKA KONSERVATIF
• Dengan melihat konteks bahasa dan sejarah,
seseorang mampu mengatasi bias-bias subyektif
dirinya dan memahami teks secara obyektif
• Orang harus membedakan makna dari teks
(sifatnya obyektif) dan signifikasi/maksud teks
(sifatnya subyektif dari interpreter)
• Tokoh: Friedrich Schleiermacher, Emilio Betti,
E. D. Hirsch.
HERMENEUTIKA DIALOGIS
• Kebenaran teks itu ada dalam diri pembacanya
• Pemahaman konteks hanya membantu seorang
interpreter, tetapi tidak membuat teks
“berbicara” tentang kondisi yang sedang
dihadapi interpreter.
• Seorang interpreter tidak mungkin melenyapkan
bias subyektifitasnya sama sekali
Prasangka
• Vorhabe: “Pendapat awal tentang apa yang
sedang dipahami”
• Vorsicht: “Pengertian terhadap hasil yang akan
muncul dari cara/jalan pemahaman yang
sedang ditempuh”
• Vorgriff: “Konsep tertentu yang menjadi
landasan untuk memahami dan
menginterpretasikan.
HERMENEUTIKA DIALOGIS
• Makna dari satu teks selalu ditentukan oleh
signifikasi yang ditempelkan seorang interpreter
terhadapnya
• Satu interpretasi yang sukses itu jenisnya adalah
“fusion of horisons”
• Tokoh: Rudolf Bultmann, Gadamer, Paul
Riceour
HERMENEUTIKA KRITIS
 Setiap pemahaman pasti diawali dengan
kepentingan
 Untuk sepenuhnya memahami obyek interpretasi,
atau mencapai satu komunikasi yang utuh dengan
yang lain, seseorang tidak cukup hanya memakai
prinsip-prinsip teoritis hermeneutika, namun ia
juga harus melibatkan dimensi riil (sosial, budaya
dan ekonomi) hidupnya dalam rangka emansipasi
kehidupan.
 Orang bisa melampui konteks bahasa dan
kediriannya dalam proses emansipasi ini.
HERMENEUTIKA RADIKAL
• Unsurnya: ide Faktisitas Heiddeger,
hermeneutika filosofis gadamer, dekonstruksi
derrida
• Sering disebut “Post-hermeneutics’
• Tokohnya: Para filosof post-structuralist
(Foucault, Derrida), postmodern (Lyotard), atau
post-metaphysical (Caputo)
• Fokusnya: Tidak ada “kebenaran” universal
dalam interpretasi teks.
COMMON PATTERN
• FENOMENA SOSIAL BUDAYA
• “TEKS”---WACANA
• “AUTHOR”--- DISTANSI
• “READER” --- APPROPRIASI (RESEPSI)
• OBYEKTIVASI – “SOSIALISASI”
• KRITIK --- KOMUNIKASI --- EMANSIPASI
Religious-Hermeneutics
• Formalist/Literalist
• Rationalist-Structuralist
• Historis/Contextualist
• Substantialist/moralist
• Mystics/Anagogic
• Anarkhis

Anda mungkin juga menyukai