Anda di halaman 1dari 19

PLENO

SKENARIO 3

KELOMPOK 8
ANGGOTA KELOMPOK
1. HILDA PRATIWI 21171059
2. IKE SIMAMPAT SUJI 21171011
3. SHIVA DINISSA ANDINI 21171023
4. SALSA BILLA FISABILILLAH 21171047
5. SASKIA PUTRI 21171010
6. CITRA FIKRIYAH SIREGAR 21171066
7. JEFRIYANSYAH HARDA PUTRA 21171077
Skenario 3
PENTINGNYA MENJAGA KEBERSIHAN TUBUH
Dedi 14 tahun datang bersama ibu ke RS dengan keluhan demam sejak sehari yang lalu.
Keluhan tambahan Dedi merasakan nyeri terus menerus pada kedua pinggang juga pada saat
BAK. Dedi juga mengalami muntah, malaise dan nafsu makan berkurang dan memberat sejak
mengalami keluhan yang dirasakan. Dari juga menyampaikan urine nya berbau dan keruh
disertai berbusa. Pada pemeriksaan fisik tanda vital ditemukan, tekanan darah 100/70 mmHg,
frekuensi nadi 88 kali/menit, prequensi pernafasan 24 kali/menit, temperatur tubuh 38.6°C.
Pemeriksaan fisik ditemukan nyeri ketok costovertebra (+), Pemeriksaan lainya dalam batas
normal. Hasil pemeriksaan urinalisis dijumpai leukosit 43/lpb, eritrosit 4/lpb. Karena
aktivitasnya Dedi jarang mengganti pakaian dalam dan malas minum air putih. Dokter menduga
keluhan dedi disebabkan oleh Infeksi mikro organisme dan menyarankan untuk dilakukan
kultur urin untuk menetahui jenis mikroorganisme yang menginfeksi.
Sebagai mahasiswa kedokteran, bagaimana pendapat Anda tentang kasus di atas?
Identifikasi Istilah

01 Nyeri Ketok 02 Kultur Urin


Costovertebral
Costo vertebral angle (CVA) adalah area
yang terletak di antara tulang rusuk
Kultur urin adalah suatu prosedur
(costo) dan tulang belakang (vertebral),
diagnostik yang digunakan untuk
tepatnya di sisi punggung Anda, di
mengidentifikasi dan mengisolasi
bawah tulang rusuk. Dalam pemeriksaan
mikroorganisme yang mungkin
fisik, ketok atau tekanan pada daerah
ada dalam sampel urin. Tujuan
CVA dapat digunakan untuk
utama dari kultur urin adalah
mengevaluasi nyeri atau
untuk mendeteksi infeksi saluran
ketidaknyamanan pada ginjal. Jika
kemih dan menentukan jenis
pasien mengalami nyeri ketok di daerah
mikroorganisme penyebabnya
CVA, ini bisa menjadi tanda adanya
masalah pada ginjal, seperti infeksi
ginjal atau batu ginjal.
Identifikasi Masalah

1. Mengapa terjadi keluhan nyeri terus menerus pada kedua


pinggang dan saat BAK diikuti oleh muntah, malaise, nafsu
makan berkurang?
2. Apa yang menyebabkan urin berbau dan keruh disertai berbusa
pada dedi?
3. apakah ada kaitannya antara kebiasaan pak dedi yg jarang
mengganti pakaian dalam dan malas minum air putih dengan
keluhannya?
Analisis Masalah
1. Mengapa terjadi keluhan nyeri terus menerus pada kedua pinggang dan saat BAK diikuti
oleh muntah, malaise, nafsu makan berkurang?

Keluhan yang dialami Dedi, seperti nyeri terus menerus pada kedua pinggang, nyeri saat
buang air kecil (BAK), muntah, malaise, dan nafsu makan yang berkurang, dapat
menjadi gejala dari beberapa kondisi kesehatan, salah satunya adalah pielonefritis
2. Apa yang menyebabkan urin berbau dan keruh disertai berbusa pada dedi?

Urin yang berbau, keruh, dan berbusa adalah gejala yang dapat mengindikasikan masalah
pada saluran kemih atau ginjal. Bau urin yang tidak biasa atau tidak sedap seringkali
disebabkan oleh adanya mikroorganisme, terutama bakteri, yang menginfeksi saluran kemih.
Bakteri dalam saluran kemih dapat merusak zat-zat kimia dalam urin dan menghasilkan
senyawa-senyawa yang menghasilkan bau yang tidak sedap. Urin biasanya adalah cairan
bening dan jernih. Namun, jika urin menjadi keruh, ini bisa menandakan adanya kehadiran
sel-sel darah, leukosit (sel darah putih), protein, atau endapan lainnya dalam urin. Hal ini
sering kali terkait dengan proses inflamasi atau infeksi di saluran kemih.. Urin yang berbusa
bisa terjadi karena kehadiran protein dalam urin. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
termasuk infeksi atau penyakit ginjal. Protein dalam urin biasanya seharusnya sangat sedikit
atau bahkan tidak ada.
3. apakah ada kaitannya antara kebiasaan pak dedi yg jarang mengganti pakaian
dalam dan malas minum air putih dengan keluhannya?

Ada Kaitannya, kebiasaan yang disebutkan, yaitu jarang mengganti pakaian dalam
dan malas minum air putih, dapat berkontribusi pada keluhan kesehatan Dedi.
Jarang mengganti pakaian dalam bisa menciptakan lingkungan yang lebih lembap
di sekitar area genital. Kelembapan dan kurangnya sirkulasi udara yang baik dapat
menciptakan kondisi yang lebih mendukung pertumbuhan bakteri. Kemudian jika
seseorang mengalami Dehidrasi atau kurangnya asupan cairan dapat membuat
urin menjadi lebih pekat dan berkontribusi pada risiko infeksi saluran kemih. Urin
yang lebih kental dapat membantu bakteri lebih mudah menempel pada dinding
kandung kemih atau uretra, meningkatkan risiko infeksi.
Strukturisasi
Learning Objektif
1. Menjelaskan Definisi Pielonefritis
2. Menjelaskan Etiologi Pielonefritis
3. Menjelaskan Patofisiologi Pielonefritis
4. Menjelaskan Gejala klinis Pielonefritis
5. Menjelaskan Pemeriksaan fisik dan penunjang Pielonefritis
6. Menjelaskan Diagnosis Banding Pielonefritis
7. Menjelaskan Tatalaksana non-farmakologi dan farmakologi Pielonefritis
1.Menjelaskan Definisi Pielonefritis
Pielonefritis akut adalah reaksi inflamasi akibat infeksi yang terjadi pada
pielum dan parenkim ginjal. Pada umumnya kuman yang menyebabkan
infeksi ini berasal dari saluran kemih bagian bawah yang naik ke ginjal
melalui ureter.
2. Menjelaskan Etiologi dari Pielonefritis!
Pielonefritis adalah infeksi pada ginjal, dan etiologinya umumnya terkait dengan
bakteri. Infeksi umumnya dimulai dari saluran kemih dan naik ke ginjal. Bakteri
Escherichia coli (E. coli) adalah penyebab paling umum, meskipun bakteri lain
juga dapat terlibat, seperti Proteus, Klebsiella, dan kokus gram positif yaitu:
Streptokokus faecalis dan enterokokus. Kuman Stafilokokus aureus dapat
menyebabkan pielonefritis melalui penularan secara hematogen, meskipun
sekarang jarang dijumpai.
3. Menjelaskan Patofisiologi Pielonefritis
Infeksi saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan
berbiak di dalam media urine. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara:
(1) ascending,
(2) hematogen seperti pada penularan M tuberculosis atau S aureus,
(3) limfogen,dan
(4) langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi.

Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbang-an antara


mikroorganisme penyebab infeksi (uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih
sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahanan tubuh dari
host yang menurun atau karena virulensi agent meningkat.
4. Menjelaskan Gejala Klinis Pielonefritis
Gejala infeksi ginjal biasanya muncul 2 (dua) hari setelah infeksi terjadi.
Berikut ini adalah gejala yang muncul pada penderita infeksi ginjal :
- Adanya darah atau nanah dalam urine
- Bau urine yang tidak seperti biasanya
- Sakit pinggang atau nyeri punggung bawah·
- Demam disertai Menggigil·
- Lemas·
- Tidak nafsu makan·
- Mual dan muntah·
- Diare

Gejala infeksi ginjal juga dapat disertai dengan gejala infeksi saluran kemih lainnya, seperti
sensasi nyeri atau terbakar ketika buang air kecil, frekuensi buang air kecil lebih sering,
atau sulit buang air kecil.
5. Menjelaskan Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Pielonefritis

Pemeriksaan fisik ditemukan nyeri ketok costovertebra (+),demam, dan peningkatan tekanan darah
yang terjadi pada beberapa kasus

Pemeriksaan penunjang yang terdiri dari :

1.Tes Urine akan mengambil sampel urine untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan
sampel urine dilakukan untuk mendeteksi infeksi pada ginjal dan saluran kemih, serta untuk
menentukan jenis bakteri penyebab infeksi.

2.PemindaianPemindaian saluran kemih dengan CT Scan dan USG bertujuan untuk


mendeteksi masalah kesehatan pada organ ginjal. Melalui pemindaian, kita dapat mengetahui
seberapa parah infeksi ginjal yang dialami oleh penderita
6. Menjelaskan Diagnosis Banding Pielonefritis
- Prostatitis Bakteri Akut
- Radang usus buntu
- servisitis
- Prostatitis Bakteri Kronis
- Pielonefritis Kronis
- Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Sistitis (Infeksi Kandung Kemih) pada Wanita
- Endometritis
-Penyakit Radang Panggul
-Uretritis
7.Menjelaskan Tatalaksana Non-Farmakologi dan Farmakologi Pielonefritis

Tatalaksana Non -Farmakologi


1. Minum banyak cairan untuk meningkatkan buang air kecil dan menghilangkan bakteri dari
.
uretra.
2. Seka dari depan ke belakang ketika ‘cebok’ setelah buang air besar
3. Hindari menggunakan produk yang dapat mengiritasi uretra, seperti douche atau semprotan
feminin.
4.Melakukan hubungan seksual yang aman, misalnya dengan memakai kondom dan tidak
berganti pasangan
5.Tidak berbagi barang pribadi, seperti handuk atau baju
Tatalaksana Farmakologi
Pemberian antibiotik adalah langkah pertama yang dilakukan dalam mengobati
pielonefritis akut. Namun, jenis antibiotik yang dipilih tergantung pada jenis bakteri
.
penyebab. Atau jika belum diketahui pasti, maka digunakan antibiotik spektrum
luas.Meskipun efek obat sudah dapat dirasakan atau bahwa menyembuhkan infeksi dalam
waktu 2 sampai 3 hari, namun obat harus tetap diminum sesuai periode resep (biasanya 10
sampai 14 hari).Pilihan antibiotik yang biasa digunakan untuk pengobatan infeksi ginjal
adalah:
• Penisilin, seperti amoxicillin dan ampicillin
• Sefalosporin, seperti cefadroxil dan cefotamine
• Aminoglikosida, seperti gentamycin dan streptomycin
• Tetrasiklin, seperti doxycycline dan minocycline
THANK YOU

. SUMBER:
- Dasar Dasar urologi Edisi 2
-
-

Anda mungkin juga menyukai