Akad Ijarah
Akad Ijarah
Dalam syariat, yang dimaksud dengan ijarah adalah akad untuk rnendapatkan manfaat sebagai
imbalan.
Beberapa definisi al-ijarah yang dikemukakan para ulama fiqh :
Menurut ulama Syafi’iyah, ijarah adalah akad atas suatu kemanfaatan dengan pengganti.
Menurut Hanafiyah bahwa ijarah adalah akad untuk membolehkan pemilikan manfaat yang di
ketahui dan di sengaja dari suatu zat yang disewa dengan imbalan.
Sedangkan ulama Malikiyah dan Hanabilah, ijarah adalah menjadikan milik suatu kemanfaatan
yang mubah dalam waktu tertentu dengan pengganti.
2. APA SAJA DASAR HUKUM AKAD IJARAH ?
1. Al-Qur’an :
Dalam Q.S Az-Zukhruf ayat 32 berbunyi :
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan
mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang
lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.
2. Hadits :
Terdapat juga pada Hadist riwayat Abd Razaq dari Abu Hurairah Rasulullah Saw bersabda: Artinya:
“Barang siapa yang meminta untuk menjadi buruh, beritahukanlah upahnya”.(HR.Abd Razaq dari Abu
Hurairah)
3. Ijma’ :
Para ulama sepakat bahwa ijarah itu dibolehkan dan tidak ada seorang ulama pun yang membantah
kesepakatan (ijma’) ini.
■ Syarat :
3. Rukun dan - Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh aset yang
Syarat Akad Ijarah disewakan tersebut harus tertentu dan diketahui dengan
jelas oleh kedua belah pihak.
Rukunnya adalah :
- Kepemilikan aset tetap pada yang menyewakan yang
- Pelaku akad, yaitu musta’jir (penyewa)
bertanggung jawab atas pemeliharaannya sehingga aset
adalah pihak yang menyewa aset, kemudian
tersebut terus dapat memberi manfaat kepada penyewa.
mu’jir atau muajir (pemilik) adalah pihak
pemilik yang menyewakan aset. - Akad ijarah dihentikan pada saat aset yang