Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Akad Ijarah

Akad ijarah adalah akad pemindahan manfaat terhadap suatu barang atau
asset dalam waktu tertentu tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
dari barang atau asset tersebut.
Akad ijarah ini mewajibkan si pemberi sewa untuk dapat menyediakan
barang yang bisa dipakai atau dapat diambil manfaat darinya selama
periode akad. Dan memberikan hak kepada pemberi sewa untuk menerima
pembayaran sewa terhadap barang yang disewakan.
Jika setelah dilakukan akad terdapat kerusakan sebelum barang digunakan,
maka akad bisa dibilang batal atau pemberi sewa harus mengganti barang
yang disewakan dengan barang baru yang sejenis.

Aturan Akad Ijarah


Akad ijarah ini harus memuat aturan tentang jangka waktu akad, besaran
sewa (upah), cara pembayaran sewa, peruntukan barang yang disewakan,
dan hal lainnya yang dianggap penting.
Begitu akad ijarah disepakati maka bersifat mengikat para pihak yang
terlibat didalamnya, dan jika terjadi suatu perubahan pada isi akad harus
disepakati bersama.
Setelah akad ditandatangani, pemberi sewa tidak bisa menyewakan barang
yang sudah disewakan kepada pihak selama periode akad. Perjanjian
tersebut mulai berlaku efektif pada saat penyewa bisa menggunakan
barang yang disewanya, bukan ketika penandatanganan akad.

Rukun Akad Ijarah


1. Pelaku, yang terdiri dari pemberi sewa atau pemberi jasa (lessor atau
mu’jir) dan penyewa atau pengguna jasa (lessee atau musta’jir).
2. Objek, yang berupa manfaat dari asset/barang (ma’jur) dan
pembayaran sewa, atau manfaat jasa dan pembayaran upah.
3. Ijab Kabul
 

Jenis-Jenis Akad Ijarah

 Berdasarkan Objek yang Disewakan, ijarah ini bisa dibedakan menjadi 2


jenis, yaitu sebagai berikut:
1) Manfaat terhadap asset yang tidak bergerak. Misalnya seperti
rumah, mobil dan motor.
2) Manfaat terhadap asset jasa. Misalnya seperti yang berasal dari
hasil karya atau dari pekerjaan seseorang.

 Berdasarkan PSAK Nomor 107, ijarah dibagi menjadi 4 jenis yaitu


sebagai berikut:
1) Ijarah
Adalah kegiatan sewa menyewa objek ijarah tanpa adanya
perpindahan dari hak kepemilikan barang atau asset.
2) Ijarah Muntahiya Bit Tamlik
 ijarah dengan janji atau wa’ad perpindahan kepemilikan barang
yang diijarahkan pada saat tertentu. Perpindahan kepemilikan bisa
dilaksanakan apabila semua pembayaran sewa terhadap objek ijarah
yang dialihkan sudah diselesaikan dan objek ijarah sudah diserahkan
kembali kepada pemberi sewa. Selanjutnya, untuk perpindahan
kepemilikan akan dibuatkan akad yang baru, dan terpisah dari akad
ijarah sebelumnya. Perpindahan kepemilikan ini bisa dilakukan
dengan melalui penjualan, hibah, atau penjualan secara bertahap
(angsuran) setiap penyewa melakukan pembayaran dari harga total
sampai dengan dia mempunyai asset atau barang tersebut secara
penuh di akhir akad.

3) Jual dan Ijarah


Transaksi untuk menjual objek ijarah kepada pihak lain, dan
selanjutnya disewa kembali objek yang sudah dijual tersebut.

4) Ijarah Lanjut
Menyewakan lebih lanjut kepada pihak lain terhadap asset atau
barang yang sebelumnya disewa dari pemilik.

Anda mungkin juga menyukai