Anda di halaman 1dari 26

PERSEDIA AN

BARANG DI
PERUSAHA AN
DAGANG
DINA MUSTIKA SARI, SE., M.ACC
PERSEDIAAN

Aset yang tersedia untuk dijual dalam


kegiatan usaha biasa

Aset yang dalam proses produksi untuk


penjualan tersebut

Aset dalam bentuk bahan atau perlengkapan


untuk digunakan dalam proses produksi
PERSEDIAAN
nilai dari barang-barang dagangan yang
masih ada/masih tersisa atau barang-barang
dagangan yang belum terjual sama sekali

Laba rugi dihitung


sebagai beban
Kedudukan dalam
Pelaporan Keuangan
Laporan posisi
keuangan dilaporkan
sebagai asset lancar
PERSEDIAAN

Misalnya barang
Persediaan meliputi Atau pengadaan
dagang yang dibeli
barang yang tanah dan properti
oleh pengecer
dimiliki untuk lainnya untuk dijual
untuk dijual
dijual kembali kembali
kembali
KO S P E R S E D I A A N
BARANG DAGANG
& PENJUALAN
KOMPONEN YANG MENAMBAH KOS
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
Pajak yang
Harga Beli Bea Impor harus
ditanggung

Biaya angkut Biaya Biaya lain-


pembelian Penanganan lain
KOMPONEN YANG MENGURANGI KOS
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
Diskon Pembelian
Rabat Pembelian
Retur Pembelian
Keringanan Pembelian
TRANSAKSI YANG TERKAIT DENGAN
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
Transaksi Penjualan

Transaksi Retur Penjualan

Transaksi Keringanan Penjualan

Transaksi Potongan Penjualan

Transaksi Pengiriman Penjualan


P E N C ATATA N
PERSEDIAAN :
SISTEM PERIODIK
SISTEM PERIODIK
Dalam pencatatan persediaan barang pada metode ini, mutasi barang tidak ditelusuri lebih lanjut.
Pada saat pembelian, barang dicatat dalam akun pembelian sebesar biaya perolehannya,
sedangkan saat penjualan, barang dicatat dalam akun penjualan sebesar harga jualnya.

Pencatatan periodik atas persediaan barang dagang biasanya dilakukan setiap akhir periode,
dengan mengecek dan menghitung laporan pembelian, dan penjualan barang yang telah
dirangkum menjadi satu laporan dalam satu periode.

Langkah-langkah dalam menentukan penilaian terhadap persediaan barang dagang adalah:

1.Menghitung jumlah fisik barang untuk tiap-tiap jenisnya


2.Menentukan biaya perolehan per unit berdasarkan metode penilaian persediaan barang
3.Menentukan nilai persediaan barang dengan cara mengalikan antara nomor 1 dan nomor 2
Dalam sistem ini, tidak diperlukan kartu persediaan barang
dagang karena pencatatan hanya dirangkum pada akhir periode saja.
Perhitungan beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:

Saldo Awal Rp xxx


Pembelian bersih Rp xxx
Barang tersedia utk dijual Rp xxx
Persediaan akhir (Rp xxx)
Beban Pokok Penjualan Rp xxx
P E N C ATATA N
PERSEDIAAN :
SISTEM
P E R P ET U A L
SISTEM PERPETUAL
Berbeda dengan sistem periodik, sistem perpetual dilakukan pada setiap
mutasi persediaan barang dagang. Saat pembelian, barang dicatat pada
akun persediaan barang dagang, dan penjualan barang dicatat pada akun
penjualan, ditambah dengan akun untuk menghitung beban pokok
penjualan secara real-time sesuai dengan waktu penjualan.

Pada sistem ini mutasi setiap biaya perolehan barang per unit dan jumlah
barang untuk tiap-tiap jenis barang dapat ditelusuri melalui kartu
persediaan yang berfungsi sebagai buku pembantu persediaan, sehingga
biaya perolehan persediaan akhir dan nilai beban pokok penjualan dapat
langsung diketahui.
M ET O D E
P E N E N T U A N KO S
BARANG TERJUAL
METODE BIAYA PEROLEHAN
nilai dari barang-barang dagangan yang
masih ada/masih tersisa atau barang-barang
dagangan yang belum terjual sama sekali

Cara penilaian
Aliran Fisik Aliran Perkiraan
Sesungguhnya (Asumsi)
ALIRAN FISIK SESUNGGUHNYA / METODE
IDENTIFIKASI KHUSUS
Penilaian persediaan barang dagang dengan cara ini adalah dengan
melihat dan menilai barang dagang berdasarkan barang yang tersedia.
Biasanya, barang yang dinilai menggunakan cara ini adalah barang yang
harganya relatif tinggi dan jumlahnya sedikit sehingga mudah
mengidentifikasinya, seperti emas, lukisan, cincin, mobil, dan
sebagainya.

Contoh:
Sebuah toko emas membeli 5 buah cincin seharga Rp 4.000.000; 2.000.000;
3.500.000; 4.750.000; dan 2.250.000. Selama satu periode akuntansi, terjual 3
buah cincin. Berdasarkan fisik barang saat akhir periode, cincin yang masih
belum terjual adalah cincin dengan harga perolehan Rp 3.500.000 dan Rp
4.750.000
METODE ASUMSI

Aliran anggapan (asumsi) digunakan apabila perusahaan


menjual barang dagang dengan jenis beragam, harga
yang bervariatif dan jumlah yang relatif banyak.

Metode Penentuan
MPKP / MTKP /
Rata-Rata
FIFO LIFO
MASUK PERTAMA KELUAR PERTAMA
(MPKP) / FIRST IN FIRST OUT (FIFO)
Dalam metode ini, biaya perolehan barang yang dibeli
pertama kali digunakan sebagai dasar untuk menentukan
besarnya nilai barang yang pertama kali dijual sebagai beban
pokok penjualan.

Besarnya perolehan barang dagang akhir periode dianggap


berasal dari biaya perolehan per unit barang dagang yang
terakhir dibeli.
MASUK TERAKHIR KELUAR PERTAMA
(MTKP) / LAST IN FIRST OUT (LIFO)
Dalam metode ini, biaya perolehan barang per unit yang dibeli
terakhir kali digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya
nilai yang pertama kali dijual sebagai beban pokok penjualan.

Dengan demikian, besarnya biaya perolehan barang dagang akhir


periode dianggap berasal dari biaya perolehan per unit barang dagang
yang pertama dibeli (saldo awal)

Metode ini tidak lagi digunakan dalam akuntansi


RATA-RATA
Dalam metode ini, biaya perolehan barang per unit berasal dari rata-rata biaya
perolehan barang selama satu periode.

Dilihat dari sistem pencatatannya, Metode rata-rata terbagi menjadi dua jenis, yakni :
1. Rata-rata tertimbang untuk pencatatan dengan metode periodik, yaitu dengan
membagi biaya perolehan barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah
fisik barang yang tersedia untuk dijual
2. Rata-rata bergerak untuk pencatatan dengan metode perpetual, yaitu dengan
menjumlahkan jumlah unit barang pada dan total nilai barang pada kolom
saldo dengan jumlah unit dan total nilai barang pada kolom pembelian
setelahnya
CONTOH SOAL
PT. AP adalah perusahaan dagang yang melakukan
penjualan dan pembelian barang selama Desember 2017.
Harga jual barang dagangnya adalah Rp 800 per unit.
Berikut adalah informasi mengenai pembelian dan
penjualan barang dagang selama Desember 2017:
Tgl Keterangan Jumlah Biaya Harga jual Biaya
barang Perolehan
1 Des Saldo awal 100 500 50.000
4 Des Pembelian 400 510 204.000
5 Des Penjualan 300 800
12 Des Pembelian 300 520 156.000
14 Des Penjualan 300 800
20 Des Pembelian 200 530 106.000
26 Des Penjualan 300 800
27 Des Pembelian 600 540 324.000
30 Des Penjualan 500 800
31 Des Pembelian 100 550 55.000
METODE
LCNRV / LCOM
METODE TERENDAH ANTARA BIAYA
PEROLEHAN DAN NILAI PASAR (LOW COST
OF MARKET)
Nilai pasar adalah biaya penggantian untuk mendapatkan barang sejenis pada tanggal
persediaan atau yang menggambarkan estimasi nilai realisasi bersih barang saat ini
(estimasi harga jual dikurangi dengan biaya untuk menjual).

Dalam hal penurunan nilai, persediaan diukur berdasarkan harga jual dikurangi biaya
penyelesaian dan nilai realisasi bersih. Apabila nilai realisasi bersih lebih rendah dari biaya
perolehan, maka penurunan barang tersebut diakui sebagai beban penurunan nilai
persediaan.

Sebaliknya, apabila biaya perolehan lebih rendah dari nilai realisasi bersih, maka
perlakuannya sama seperti metode biaya perolehan.
CONTOH SOAL
PT. BE menjual alat-alat elektronik seperti TV, Mesin cuci dan Kulkas. Pada 31 Desember 2017, diketahui informasi mengenai ketiga
barang tersebut adalah sebagai berikut.

Low Cost of Market (LCM)


Biaya Perolehan Nilai Realisasi
No Elemen Barang
(Rp) Bersih (Rp) Individu Kelompok Total

A. Televisi
1 A 780 700 700
2 B 2.100 2.300 2.100
3 C 1.300 1.100 1.100
Jumlah 4.180 4.100 4.100
B. Kulkas
1 K 450 440 440
2 L 510 530 510
3 M 850 820 820
Jumlah 1.810 1.790 1.790
C. Mesin Cuci
1 X 700 680 680
2 Y 630 660 630
Jumlah 1.330 1.340 1.330
TOTAL 7.320 7.230 6.980 7.220 7.230
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai