Anda di halaman 1dari 39

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk

Sosialisasi Areal Bernilai Konservasi Tinggi (NKT / HCV)


PT. Putera Manunggal Perkasa
Muharmansyah

Departemen Konservasi
2018
High Conservation Value (HCV) atau Nilai Konservasi Tinggi (NKT) adalah nilai-nilai
yang terkandung di dalam sebuah kawasan baik itu lingkungan maupun sosial,
seperti habitat satwa liar, daerah perlindungan resapan air, atau situs kebudayaan
masyarakat (tempat keramat, makam, dll), dimana nilai-nilai tersebut
diperhitungkan dan dianggap sangat penting secara lokal, nasional, dan
internasional.
Mengapa HCV Area itu Penting?
• Salah satu persyaratan yang
harus dipenuhi untuk
medapatkan sertifikasi RSPO
(prinsip 5.2 dan 7.3)
• Menjamin ketersediaan
sumberdaya alam hayati yang
penting untuk perkebunan
(sumber air, habitat untuk
predator hama, mencegah
longsor/sedimentasi)
• Meminimalisir dampak negatif
perkebunan bagi masyarakat di
sekitar unit pegelolaan
Lokasi HCV di Lingkungan PT. ANJ
• Daerah yang merupakan Kawasan HCV di dalam
perusahaan:
 Sempadan sungai, yakni areal hutan di sepanjang aliran
sungai dengan jarak 100 meter dari tepi kiri dan kanan
sungai pada sungai besar (lebar sungai diatas 30 m) dan 50
meter dari tepi kiri dan kanan pada sungai kecil (kurang
dari 30 m)
 Areal bukit yang Curam/ Terjal
 Sumber Air dan Rawa-rawa
 Daerah yang ditandai dengan Patok HCV dan Plang HCV
Nama areal HCV dan
Luasan nya

Jenis NKT yang terdapat didalam


areal HCV di areal tersebut
NKT 1.1 : Kawasan yang mempunyai atau
memberikan fungsi pendukung keanekaragaan
hayati bagi kawasan lindung dan/atau konservasi

NKT 4.1 : Kawasan yang penting sebagai


penyedia air dan pengendalian banjir bagi
masyarakat hilir

NKT 5 : Kawasan alam yang mempunyai


fungsi penting untuk pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat lokal
NKT (Nilai Konservasi Tinggi)
 NKT merupakan singkatan dari “Nilai Konservasi Tinggi”,
yakni dasar untuk menetapkan suatu kawasan menjadi areal
HCV (NKT = HCV)
 NKT = areal yang harus dilindungi karena memiliki fungsi
penting bagi lingkungan hidup dan sosial-budaya masyarakat
 Areal HCV adalah areal yang memiliki minimal 1 jenis NKT
atau lebih
 Terdapat 6 jenis NKT :
NKT 1-3 : perlindungan Flora-Fauna dan Habitatnya
NKT 4 : perlindungan jasa lingkungan
NKT 5 & 6 : perlindungan areal sosial – budaya masyarakat
NKT 1. Kawasan yang mempunyai tingkat
keanekaragaman hayati yang penting
• NKT 1.1 Kawasan yang
mempunyai atau memberikan
fungsi pendukung
keanekaragaman hayati bagi
kawasan lindung dan/atau
konservasi
• NKT 1.2 Perlindungan Habitat
Spesies flora fauna yang
terancam Punah
NO Lokasi Blok
1 Sempadan Sungai Robate H33-H17;
G33-G18

2 Sempadan Sungai Sisiam I09-i13; H14-H16;


G14-G19; F14-
F19;E14-E16; D10-
D15

3 Sempadan Sungai Tero G21-G26

4 Rawa Tero F23-F38; E21-E38


NKT 1. Kawasan yang mempunyai tingkat
keanekaragaman hayati yang penting
• NKT 1.3 Kawasan yang merupakan
habitat bagi populasi spesies yang
terancam, penyebaran terbatas atau
dilindungi yang mampu bertahan
hidup
• NKT 1.4 Kawasan yang merupakan
habitat bagi spesies atau sekumpulan
spesies fauna yang digunakan secara
temporer (sementara)
Contoh: Hutan / rawa tempat istirahat
rombongan burung yang melakukan migrasi
dari benua Australia menuju benua Asia setiap
tahunnya
Dasar Peraturan
Perlindungan Satwa liar di PT. ANJ

International Union for the Conservation of Nature and


Natural Resources - Daftar status keterancaman satwaliar di
seluruh dunia, yang menjadi acuan perlindungan satwaliar di dunia.
Terdapat 9 kategori keterancaman flora-fauna yang berada dibawah
perlindungan IUCN Red-list
IUCN
Convention on International Trade in Endangered Species of
Wild Fauna and Flora - Konvensi perdagangan internasional untuk spesies-
spesies tumbuhan dan satwa, merupakan perjanjian internasional yang berujuan
untuk memberikan perlindungan dari perdagangan internasional yang tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yang mungkin akan membahayakan
kelestarian tumbuhan dan satwaliar tersebut. Terdapat 3 kategori perlindungan
flora-fauna dibawah pengawasan CITES.

Peraturan Pemerintah dan Undang-Undang Negara Republik


Indonesia - Peraturan dan undang-undang yang terkait dengan
perlindungan tumbuhan dan satwaliar dilindungi di Indonesia.
Beberapa yang digunakan adalah UU No. 5 tahun 1990; UU
No.41 1999; dan PP no 7 tahun 1999
IUCN
• Extinct (EX) Punah adalah status konservasi yang
diberikan kepada spesies yang terbukti bahwa individu
terakhir spesies tersebut sudah mati, seperti Harimau Jawa
dan Harimau Bali.
• Extinct in the Wild (EW) Punah Di Alam Liar
adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang
hanya diketahui berada di tempat penangkaran atau di luar
habitat alami, contohnya adalah Jalak Bali
• Critically Endangered (CR) Kritis adalah status
konservasi yang diberikan kepada spesies yang menghadapi
risiko kepunahan di waktu dekat seperti Harimau Sumatera,
Gajah Sumatera, Orangutan, babirusa, dan Komodo.
• Endangered (EN) Genting atau Terancam adalah
status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang
menghadapi risiko kepunahan di alam liar yang tinggi pada
waktu yang akan datang. Satwa Indonesia yang berstatus
Terancam antara lain Banteng, Anoa, Maleo, Tapir,
Trenggiling, Bekantan dan Tarsius.
IUCN
• Vulnerable (VU) Rentan adalah status konservasi yang
diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko
kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang.
Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam antara
lain; Kasuari, Merak Hijau, Mambruk Victoria dan Kakatua
Maluku
• Near Threatened (NT) Hampir Terancam adalah
status konservasi yang diberikan kepada spesies yang
mungkin berada dalam keadaan terancam atau mendekati
terancam kepunahan, meski tidak masuk ke dalam status
terancam. Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam
antara lain; Alap-alap Doria, Punai Sumba.
• Least Concern (LC) Berisiko Rendah adalah
kategori IUCN yang diberikan untuk spesies yang telah
dievaluasi namun tidak masuk ke dalam kategori manapun.
Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam antara lain
Ayam Hutan Merah, Ayam Hutan Hijau dan Landak.
IUCN
• Data Deficient (DD) Informasi Kurang adalah
spesies yang informasinya kurang memadai untuk membuat
perkiraan akan risiko kepunahannya berdasarkan distribusi
dan status populasi.

• Not Evaluated (NE) Belum Dievaluasi suatu species


dinyatakan “belum dievaluasi” ketika tidak dievaluasi untuk
kriteria-kriteria di atas.
Spesies-spesies flora dan fauna yang berada dalam pengawasan CITES dikelompokkan dalam
tiga kelompok yang dinamakan Apendiks I, Apendiks II, dan Apendiks III. Penetapan daftar
spesies perkelompok (Apendiks) ditentukan berdasarkan konvensi dalam konferensi para
negara anggota yang tergabung dalam CITES
• Apendiks I
Adalah daftar seluruh spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilarang dalam segala
bentuk perdagangan internasional. Beberapa spesies yang termasuk didalamnya
adalah Bunga Rafflesia Arnoldi, Harimau Sumatera, Gajah, Cenderawasih, Orangutan
• Apendiks II
Adalah daftar spesies yang tidak terancam kepunahan, tapi mungkin terancam punah
bila perdagangan terus berlanjut tanpa adanya pengaturan. Beberapa spesies yang
termasuk didalamnya adalah Nuri, Kakatua, Buaya Muara
• Apendiks III
Adalah daftar spesies tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi di negara tertentu
dalam batas-batas kawasan habitatnya, dan suatu saat peringkatnya bisa dinaikkan ke
dalam Apendiks II atau Apendiks I. Beberapa spesies yang termasuk didalamnya adalah
Monyet ekor panjang, beruk, ular sawah, dll
Contoh Daftar Hewan dilindungi undang-
undang yang terdapat di PT. PMP
Status Perlindungan

Updating
Jenis Satwaliar Nama Lokal Species Lokasi
PP No.7 / 1999 Record

IUCN

Kakatua besar Cacatua


Dilindungi LC Appendix I HCV Sempadan sungai Tero & Robate Nov-15
jambul kuning galerita

Kasuari gelambir Casuarius


Dilindungi VU Appendix I HCV Sempadan sungai Tero Oct-15
ganda casuarius

Dacelo
Raja udang Dilindungi LC Appendix II HCV Sempadan sungai Robate Oct-15
gaudichaud

Nuri bayan Eclectus rotatus Dilindungi LC Appendix I HCV Sempadan sungai Robate Oct-15
Beberapa Hewan dilindungi undang-undang
yang terdapat di PT. PMP
Status Perlindungan

Jenis Satwaliar Nama Lokal Species PP No.7 / Lokasi


1999
IUCN

Hampir seluruh areal rawa


Kuntul besar Egretta alba Dilindungi LC Appendix II
dalam kawasan

Nuri pipi Geoffroyus


Dilindungi LC Appendix I HCV Sempadan sungai Robate
merah geoffroyi

Elang bondol / Haliastur


Dilindungi LC Appendix I HCV Sempadan sungai Tero
kepala putih indus

Nuri Kepala
Lorius lorry dilindungi LC Appendix I HCV Sempadan sungai Robate
Hitam
NKT 2. Kawasan bentang alam yang penting
bagi dinamika ekologi secara alami

• NKT 2.1 Kawasan bentang alam


luas yang memiliki kapasitas
untuk menjaga proses dan
dinamika ekologi secara alami
• NKT 2.2 Kawasan alam yang
berisi dua atau lebih ekosistem
dengan garis batas yang tidak
terputus atau
berkesinambungan
• NKT 2.3 Kawasan yang NO Lokasi NKT Blok
mengandung populasi dari
1 Rawa Tero 2.1 F23-F38;
perwakilan spesies alami E21-E38
NKT 3. Kawasan yang mempunyai ekosistem
langka atau terancam punah
• Hutan rawa gambut
• Hutan Kerangas
• Rawa pasang-surut
NKT 4. Kawasan yang menyediakan jasa
lingkungan alami
• NKT 4.1 Kawasan yang penting
sebagai penyedia air dan
pengendalian banjir bagi
masyarakat hilir
• NKT 4.2 Kawasan yang penting
bagi pengendalian erosi dan
sedimentasi
• NKT 4.3 Kawasan yang berfungsi
sebagai sekat alam untuk
NO Lokasi NKT Blok
mencegah meluasnya kebakaran
hutan dan lahan 1 Sempadan Sungai Robate 4.1 H33-H17;
G33-G18

2 Sempadan Sungai Sisiam 4.1 I09-i13; H14-H16; G14-


G19; F14-F19;E14-E16;
D10-D15
3 Sempadan Sungai Tero 4.1 G21-G26

4 Rawa Tero 4.1, 4.3 F23-F38; E21-E38


NKT 4. Kawasan yang menyediakan jasa
lingkungan alami
Contoh NKT 4.1 yang rusak
dan akibatnya

Kekeringan pada musim Banjir pada musim hujan


kemarau
NKT 4. Kawasan yang menyediakan jasa
lingkungan alami
Contoh NKT 4.2 yang rusak dan akibatnya

Tanah Longsor

Sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan


dan penyumbatan aliran sungai
NKT 5. Kawasan alam yang mempunyai fungsi penting untuk
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat lokal
• Hutan sagu
• Lokasi berburu tradisional
• Mata air
• Hutan tempat mencari
gaharu, damar, dan kayu
untuk bahan bangunan, dan
obat-obatan tradisional
NKT 6. Kawasan yang mempunyai fungsi penting
untuk identitas budaya tradisional komunitas lokal

• Makam keramat
• Lokasi yang memiliki
nilai budaya masyarakat
setempat
Contoh Peta Areal HCV di PT PMP
Kegiatan yang dilarang dalam
Kawasan HCV
• Menebang pohon dan membuka kebun khususnya
pada daerah hutan di sempadan sungai, perbukitan,
tebing curam, dan sumber mata air
Kegiatan yang dilarang dalam
Kawasan HCV
• Membakar,
menyalakan api,
membuang puntung
rokok sembarangan
 Api mudah menyala
pada musim kering
 Kebakaran sulit
dipadamkan dan
menghabiskan waktu
serta tenaga karyawan
selama berhari-hari
Kegiatan
Kegiatan yangyang
harus dilarang
dihindari didalam
Kawasan
HCV
Kawasan HCV
• Berburu / mengambil hewan dari
dalam kawasan untuk dijual atau
dipelihara
 Beberapa Hewan tertentu ada yang terancam punah
dan dilindungi oleh Pemerintah (PP. No 7 Tahun 1999,
UU No 5 Tahun 1990) dan peraturan Internasional
(IUCN, CITES)
 Membuat nama perusahaan jadi buruk karena
dianggap melanggar peraturan pemerintah dengan
membiarkan aktivitas perburuan di dalam kawasan
Kegiatan
Kegiatan yangyang
harus dilarang
dihindari didalam
Kawasan
HCV
Kawasan HCV
• Mendirikan bangunan
permanen di pinggir
sungai
 Areal terbuka tanpa pohon ->
terkena pukulan langsung air
hujan -> longsor
 Pencemaran air sungai dari
sampah rumah tangga
 Bahaya banjir

KepPres No 32 Tahun 1990 tentang


kawasan lindung Pasal 15 dan 16
Peran Security
untuk Mendukung Kegiatan Konservasi
• Monitoring Perburuan Satwa dan Tumbuhan dilindungi
• Mencegah penyelundupan satwaliar dan tumbuhan
dilindungi beserta bagian-bagiannya keluar dari PT.
PMP
• Patroli api dan perusakan areal HCV
Monitoring Perburuan
Satwa dan Tumbuhan
dilindungi
1. Memantau aktifitas perburuan harian
oleh masyarakat, khususnya di
perumahan G10
2. Mencatat jenis dan jumlahnya
didalam form yang telah disediakan
beserta dokumentasi, dan
diserahkan kepada departemen
konservasi setiap akhir bulan
3. Melaporkan kepada Departemen
Konservasi apabila ada staff /
karyawan / borongan yang
memelihara / berburu satwa liar
dilindungi di dalam lingkungan
perusahaan
Mencegah Penyelundupan
Satwaliar / Tumbuhan dilindungi
Keluar dari PT. PMP
1. Membantu melaksanakan
pemeriksaan bawaan calon
penumpan longboat di Logpond
2. Apabila ditemukan satwaliar
dilindungi / tumbuhan dilindungi,
Tahan, catat dan segera laporkan
ke departemen konservasi
3. Cara-cara penyelundupan :
• satwa dimasukkan kedalam botol bekas
air mineral, pipa paralon bekas, kardus,
dan diberi obat tidur
• Dimasukkan kedalam kardus (umumnya
kardus dilubangi untuk lubang udara)
• Dititipkan ke masyarakat lokal
Patroli Api dan Monitoring
Gangguan / Perusakan Areal HCV

1. Patroli kawasan Kebun, naik ke menara


Pantau Api, dan segera melaporkan ke
EHS / Konservasi apabila ada terpantau
titik api atau kegiatan pembakaran hutan
2. Menegur dan Melaporkan apabila terjadi
kegiatan perburuan di areal HCV dan di
dalam kawasan perusahaan yang
dilakukan oleh PENDATANG yang
berstatus karyawan, operator,
borongan, dan staff.
3. Menegur dan Melaporkan apabila terjadi
kegiatan pengambilan kayu dan
penebangan pohon yang dilakukan oleh
pekerja yang berstatus karyawan,
operator, borongan, dan staff,
terutama apabila pengambilan kayu
dari areal HCV tersebut digunakan
untuk kegiatan perusahaan
Laporan Pelanggaran HCV
No Pelanggaran HCV Waktu Lokasi Keterangan Tindakan Dokumentasi

Berkoordinasi dengan assistant divisi


untuk memberikan informasi terkait
Pengambilan kayu untuk Sungai Robate ( Blok Karyawan
1 21/03/2016 lokasi pengambilan kayu yang
pagar babi di areal HCV H 21) borongan
diperbolehkan berdasarkan peta yang
sudah dibagikan kesetiap divisi

Berkoordinasi dengan assistant divisi


untuk memberikan informasi terkait
Pengambilan kayu untuk Sungai Robate (Blok Karyawan
2 21/03/2016 lokasi pengambilan kayu yang
pagar babi di areal HCV G 26) borongan
diperbolehkan berdasarkan peta yang
sudah dibagikan kesetiap divisi
Melarang kegiatan berburu ataupun
menangkap satwa dilindungi, dan
Menangkap/Memelihara
Perumahan G 10 mengantisipasi adanya satwa yang
3 satwa dilindungi (burung 17/03/2016 Tukang
bibitan dibawa keluar kebun dengan
nuri hitam)
kerjasama security logpond mangga
dua
Rekapitulasi Laporan Harian  Laporan
Bulanan
Alur Pelaporan Monitoring
Pelanggaran / Perusakan Areal HCV
Menemukan pelanggaran di
Lapangan

Verifikasi dan teguran terhadap


pelanggar

Mencatat pelanggaran kedalam


form yang disediakan

Dokumentasi

Melaporkan kepada asisten


konservasi (langsung / via radio)
Terimakasih

Lestarikan Kita
Hutan
untuk
Sebagai Warisan

di Masa depan
Anak Cucu
BERJALAN SATU PER-SATU
ONE PERSON AT THE TIME

BERJALAN SATU PER-SATU


ONE PERSON AT THE TIME

BERJALAN SATU PER-SATU


ONE PERSON AT THE TIME
JANGAN BERSANDAR DI PAGAR
DO NOT LEAN ON HANDRAIL

JANGAN BERSANDAR DI PAGAR


DO NOT LEAN ON HANDRAIL

JANGAN BERSANDAR DI PAGAR


DO NOT LEAN ON HANDRAIL

Anda mungkin juga menyukai