Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sari Wulandari

NIM : 11513021
Juusan/Fakultas Rekayasa Kehutanan

Pengetahuan Lingkungan

IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Naural Resources) adalah
sebuah organisasi internasional yang mengatur tentang berbagai topik yang membahas tentang
konservasi atau perlindungan sumber daya alam dan hutan. Pada tanggal 5 Oktober 1948,
berlokasi di Fontainbleau, Perancis, sebanyak 18 negara, 7 organisasi internasiona, dan 107
organisasi konservasi nasional menyepakati dibentuknya IUCN. Prinsip yang melandasi IUCN
adalah melakukan reorganisasi secara global terhadap kawasan-kawasan yang menjadi habitat
alami dari flora atau fauna liar. ICUN memfokuskan pada jenis folra dan fauna yang
diidentifikasi memilikin kerentanan atau ancaman atau kelangsungan hidup. IUCN secara rutin
membuat kategori status konservasi yang disebut IUCN Red List of Threarened Speciues (IUCN-
Red List) yang merupakan daftar status kelangkaan untuk spesies yang terancam kepunahan.
Tujuan dibuat dan dikeluarknnya Red List adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan
landasan untuk melakukan tindakan politik untuk menyelamatkan atau pelestarian. Kriteria yang
dibuat untuk mengevaluasi kelangkaan spesies ini juga sudah diatur secara khusus dan telah
dipercaya sebagai panduang yang memeliki pengaruh besar dalam bidang konservasi.
IUCN memperbaiki dan mengevaluasi status setiap spesimen lima tahun sekali atau
setidaknya sepuluh tahun sekali. Berikut revisi yang telah dilakukan oleh IUCN:
1. Versi 1.0: Mace and Lande (1991). Dokumentasi pertama yang mendiskusikan
aturan baru untuk klasifikasi.
2. Versi 2.0: Mace et al. (1992)
3. Versi 2.1: IUCN (1993)
4. Versi 2.2: Mace and Stuart (1994)
5. Versi 3.0: IUCN/Criteria Review Working Group (1999)
6. Versi 3.1: IUCN (2001, terbaru)
Menurut versi terbaru IUCN, ada 6 kriteria yang akan menjadi rujukan dalam pemantauan
atau pengamatan, yaitu:
1. Habitat
2. Tingkat ancaman
3. Tingkat stress
4. Pelaksaan konservasi yang tersedia
5. Tingkat kebutuhan konservasi
6. Tingkat kebutuhan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut
Pemantauan dilakukan pada daftar flora dan fauna yang dikategorikan liar atau berada dalam
status kealamian habitatnya. Ada 5 kelompok flora dan fauna yang diidentifikasikan masuk
kedalam IUCN-Red List, yaitu:
1. Spesies
2. Subspesies
3. Varietas (tumbuhan)
4. Subpopulasi (berdasarkan 3 poin diatas)
5. Spesies yang belum bisa dijelaskan (dimasukkan ke DD atau NE)
IUCN-Red List versi 3.1 meliputi
1. Extinct (EX; punah)
Extinct adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang terbukti
bahwa individu terakhir spesies tersebut sudah mati. Dalam IUCN-Red List tercatat
723 hewan dan 86 tumbuhan yang berstatus punah, contoh satwa Indonesia yang
telah punah diantaranya adalah Harimau Jawa dan Harimau Bali
2. Extinct in the Wild (EW; punah di alam liar)
Extinct in the wild adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang
hanya diketahui berada di tempat penangkaran atau di luar habitat alami mereka.
Dalam IUCN-Red List tercatat 38 hewan dan 28 tumbuhan yang berstatus extinct in
teh wild.
3. Critically Endangered (CR; kristis)
Critically Endangered adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies
yang menghadapi risiko kepunahan di waktu dekat. Dalam IUCN-Red List tercatat
1742 hewan dan 1577 tumbuhan yang bestatus kritis. Contoh satwa Indonesia yang
berstatus kristis antara lain, Harimau Sumatra, Badak Jawa, Badak Sumatra, Jalak
Bali, Orangutan Sumatra, Trulek Jawa, Rusa Bawean.
4. Endangered (EN; genting atau terancam)
Endangered adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang
sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar yang tiggi pada waktu yang akan
datang. Dalam IUCN-Red List tercatat 2573 hewan dan 2316 tumbuhan yang
berstatus terancam. Contoh satwa yang termasuk dalam kategori ini adalah banteng,
anoa, maleo, tapir, dan trenggiling.
5. Vurnerable (VU; rentan)
Vurnerable adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang
sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang.
Menurut IUCN-Red List tercatat 4467 hewan dan 4607 tumbuhan yang berstatus
rentan. Contohnya adalah kasuari dan merak hijau.
6. Near Threated (NT; hampir terancam)
Near threated adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang
mungkin berada dalam keadaan terancam atau mendekati terancam kepunahan,
meski tidak masuk ke dalam status terancam. Menurut IUCN-Red List tercatat 2574
hewan dan 1076 tumbuhan yang berstatus hampir terancam. Contohnya satwa yang
berstatus terancam adalah punai sumba.
7. Least Concern (LC; berisiko rendah)
Least concern adalah kotegori untuk spesies yang telah dievaluasi namun tidak
masuk ke dalam kategori manapun. Menurut IUCN-Red List tercatat 17535 hewan
dan 1488 tumbuhan yang berstatus beresiko rendah. Contoh yang termasuk ke
dalam kategori ini adalah ayam hutan merah, ayam hutan hijau, dan landak.
8. Data Deficient (DD; informasi kurang)
Data Deficient ketika informasi yang ada kurang memadai untuk membuat
perkiraan akan risiko kepunahannya berdasarkan distribusi dan status populasi.
IUCN-Red List tercatat 5813 hewan dan 535 tumbuhan yang berstatus informasi
kurang. Contonhya spesiesnya adalah Punggok Papua.
9. Not Evaluated (BE; belum dievaluasi)
Not evaluated adalah sebuah takson dinyatakan belum dievaluasi ketika tidak
dievaluasi untuk kriteria-kriteria di atas. Cohnya satwa yang termasuk kategori ini
adalah punggok togian.

Anda mungkin juga menyukai