Stadium spasmodium
Berlangsung selama 2 – 4 minggu,
batuk semakin berat sehingga
2
pasien gelisah dengan muka
merah dan sianotik.
PATOFISIOLOGI
Infeksi diperoleh oleh inhalasi yang mengandung bakteri Bordetella pertusis. Perubahan
inflamasi dipandang sebagai organisme proliferasi di mukosa sepanjang saluran pernafasan,
terutama di dalam bronkus dan bronkiolus, mukosa yang padat dan disusupi dengan
neutrofil, dan ada akumulasi lendir lengket dan leukosit di lumina bronkial. gumpalan basil
terlihat dalam silia epitel trakea dan bronkial, di bawahnya yang ada nekrosis dari apithelium
basiliar. Obstruksi parsial oleh plak lendir di saluran pernapasan.(Wong, 2004).
Bordetella pertusis ditularkan melalui sekresi udara pernapasan yang kemudian melekat
pada silia epitel saluran pernapasan. Basil biasanya bersarang pada silia epitel thorak
mukosa, menimbulkan eksudasi yang muko purulen, lesi berupa nekrosis bagian basal
dan tengah epitel torak, disertai infiltrate netrofil dan makrofag. Mekanisme patogenesis
infeksi Bordetella pertusis yaitu perlengketan, perlawanan, pengerusakan local dan diakhiri
dengan penyakit sistemik. Perlengkatan dipengaruhi oleh FHA (Filamentous Hemoglutinin),
LPF (Lymphositosis Promoting Factor), proten 69 kd yang berperan dalam perlengketan
Bordetella pertusis pada silia yang menyebabkan B. Pertusis dapat menimbulkan whooping
cough. Sedang perusakan lokal terjadi karena toksin menyebabkan peradangan ringan
disertai hyperplasia jaringan limfoid peribrokial sehingga meningkatkan jumlah mucus pada
permukaan silia yang berakibat fungsi silia sebagai pembersih akan terganggu akibatnya
akan mudah terjadi infeksi sekunder oleh sterptococcus pneumonia, H influenzae,
staphylococos aureus (Andareto Obi, 2015).
PATHWAY
KOMPLIKASI
ALAT PERNAFASAN
B
dll..
Muntah-muntah yang berat dapat
menimbulkan emasiasi, prolaps rectum atau
hernia, ulkus pada ujung lidah dan stomatitis.
SISTEM SARAF PUSAT
- Untuk
Kolaborasi
mengencerkan
- Pemberian dahak px
bronkodilator,ekspektoran,muko
litik,jika perlu.
Nyeri Setelah dilakukan
INTERVENSI
Observasi - Untuk mengetahui
2.
intervensi selama - Identifikasi tingkat nyeri
3x24 jam lokasi,karakteristik,durasi,frekue - Untuk mengetahui
diharapkan tingkat nsi,kualitas,intensitas nyeri penyebab nyeri
nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri - Untuk mengetahui
dengan kriteria - Identifikasi factor yang pengobatan
hasil : memperberat dan memperingan lanjutan
1.Gelisah menurun nyeri
2.Kesulitan tidur - Monitor efek samping
menurun penggunaan analgetic
3.Mual menurun
4.Pola nafas Teraupetik
- Untuk mengurangi
membaik
- Berikan Teknik non rasa nyeri
5.Nafsu makan
farmakologik untuk mengurangi - Memperbaiki
membaik
rasa nyeri kualitas tidur px
- Fasilitas
1.istirahat tidur
Edukasi
- Untuk mengurangi
- Anjurkan menggunakan rasa nyeri
analgetic secara tepat
- Ajarkan Teknik non
farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetic,jika perlu
INTERVENSI
Perubahan Setelah di lakukan - Untuk mengetahui
3. Observasi
nutrisi intervensi selama tingkat nutrisi px
- Identifikasi status nutrisi
kurang 3x24 jam di - Untuk memenuhi
- Identifikasi kebutuhan kalori
dari harapkan status kebutuhan nutrisi
dan jenis nutrient
kebutuhan nutrisi membaik
- Monitor asupan makanan
dengan kriteria
hasil :
Terapeutik - Untuk menambah
1.Indeks masa
nafsu makan
tubuh (imt) - Sajikan makanan secara menarik
membaik perlu
4.Membran mukosa
membaik Edukasi - Agar tidak mual