Anda di halaman 1dari 13

Metode Pengukuran Estimasi

Kehilangan Darah
• Penilaian kehilangan darah setelah persalinan diakui cukup
sulit. Adapun beberapa metode atau teknik yang dapat
digunakan untuk menghitung perkiraan jumlah kehilangan
darah setelah persalinan berupa estimasi visual, pengukuran
langsung dan gravimetri.
• Estimasi visual merupakan metode yang paling sering
digunakan dalam praktek sehari-hari untuk mengukur
kehilangan darah dalam persalinan.
• Pembalut standar berukuran 20 cm mampu menyerap 100 ml
darah.
• Tumpahan darah dengan diameter 50 cm, 75 cm, 100 cm
secara berturut turut mewakili kehilangan darah 500 ml, 1000
ml, dan 1500 ml.
• Nierbeken atau kidney dish mampu menampung 500 ml
darah.
• Underpad dengan ukuran 90 cm x 60 cm, mampu menampung
sampai 500 ml darah.
• Kasa standar ukuran 10 cm x 10 cm mampu menyerap 60 ml
darah sedangkan kasa ukuran 45 cm x 45 cm mampu
menyerap 350 ml darah.
Pengukuran Langsung
• Pengukuran langsung merupakan salah satu metode paling tua
yang akurat dalam mengukur kehilangan darah. Metode ini
menggunakan alat untuk mengumpulkan darah secara
langsung dan digunakan selama persalinan untuk mengukur
kehilangan darah dengan tepat. Salah satunya dengan
meletakkan baskom atau wadah di bawah genitalia eksterna
untuk mengumpulkan darah.
• Sebuah studi pada tahun 1898 dan 1904 melakukan metode
pengukuran langsung, salah satunya dengan meletakkan
baskom atau wadah di depan genitalia eksterna untuk
mengumpulkan darah, dan yang lainnya dengan menggunakan
corong tembaga yang melewati matras/ tempat tidur setinggi
bokong yang nanti darah akan dialirkan ditempat
penampungan di bawah tempat tidur. Yang sering digunakan
ialah terpal dengan kantong diujungnya (drapes) yang
nantinya darah yang ada di terpal terkumpul di kantong
diujung nya dan bisa dilakukan pengukuran
Gravimetri
• Metode gravimetri dilakukan dengan mengukur berat material
yang digunakan seperti spons dan mengurangi berat
sebelumnya untuk memperkirakan jumlah darah yang hilang.
Metode ini digunakan terutama untuk menilai kehilangan
darah dalam operasi. Metode ini dapat menghitung jumlah
kehilangan darah yang besar atau sangat kecil sekalipun
• Seseorang didiagnosis sebagai HPP apabila seorang ibu
mengalami perdarahan ≥ 500 cc setelah persalinan
pervaginam atau ≥ 1000 cc setelah persalinan sectio caesar
(Kemenkes RI, 2013). Lakukan evaluasi perdarahan ini sejak
awal menolong persalinan hingga 24 jam setelah persalinan.
Evaluasi ini juga dilakukan bersamaan dengan melakukan
pemeriksaan kontraksi uterus, memastikan apakah uterus
sudah berkontraksi dengan baik atau belum.
Perubahan hematokrit dan hemoglobin

• Perubahan hematokrit dan hemoglobin sebelum dan sesudah


persalinan dapat digunakan untuk menghitung jumlah
kehilangan darah setelah persalinan. The American College of
Obstetricians and Gynecologist menyatakan baha penurunan
hematokrit sebanyak 10% setelah persalinan sebagai definisi
lain dari perdarahan pasca persalinan
• Meskipun demikian, pengukuran hematokrit pasca persalinan
tidak perlu dilakukan pada ibu yang stabil secara klinis dengan
estimasi kehilangan darah kurang dari 500mL. setelah
persalinan, hematokrit turun 3-4 hari lalu kemudian naik
kembali. Puncak penurunan hematokrit di dapatkan pada hari
ke dua dan ke tiga setelah persalinan. Pada hari ke 5-7, kadar
hematokrit akan kembali seperti sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai