Anda di halaman 1dari 5

CARA MENGHITUNG PENDARAHAN SETELAH PERSALINAN

ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI

NAMA: IRMA YANTI


NIM: 105019007

METODE PENGUKURAN ESTIMASI KEHILANGAN DARAH


Kala III persalinan ialah masa diantara lahirnya bayi hingga lahirnya
plasenta. Kehilangan darah selama perode tersebut dan segera setelahnya
tergantung seberapa baik plasenta terlepas dari kavum uteri dan seberapa baik
uterus berkontraksi untuk menutup pembuluh darah yang terbuka di plasenta bed.
Terjadinya perdarahan setelah persalinan bisa juga disebabkan oleh hal lain
seperti robeknya vagina atau serviks, rupture uterus, rest plasenta, perlekatan
plasenta yang tidak normal (plasenta akreta, inkreta , perkreta), ataupun gangguan
hemostasis.
Adapun beberapa metode atau teknik yang dapat digunakan untuk
menghitung perkiraan jumlah kehilangan darah setelah persalinan adalah :
1. Estimasi Visual
Estimasi visual merupakan metode yagng paling sering digunakan
dalam praktek sehari-hari untuk mengukur kehilangan darah dalam
persalinan di Amerika Serikat . metode ini tetap digunakan meski
beberapa penelitin menunjukkan bahwa metode ini urang akurat. Beberapa
menemukan bahwa metode ini memprediksi kehilangan darah yang
berlebih atau bahkan kurang dari kehilangan darah sesungguhnya. Namun
tidak sedikit juga penelitian menunjukkan bahwa estimasi visual
memprediksikan kehilangan darah mendekati nilai kehilangan darah
sesungguhnya.
a. Pembalut
Pembalut standar mampu menyerap 100ml darah
b. Tumpahan darah di lantai

1
Tumpahan darah dengan diameter 50cm, 75 cm, 100 cm secara
berturut turut mewakili kehilangan darah 500mL, 1000mL, dan
1500mL
c. Kidney Dish / Nierbeken
Nierbeken atau kidney dish mampu menampung 500mL darah
d. Stained incontinence pad / underpad
Underpad dengan ukuran 75cm x 57 cm, mampu menampung 250 mL
darah
e. Kasa
Kasa satndar ukuran 10cm x 10 cm mampu menyerap 60 mL darah
sedangkan kasa ukuran 45 cm x 45 cm mampu menyerap 350mL darah

2
2. Pengukuran Langsung
Pengukuran langsung merupakan salah satu metode paling tua yang
akurat dalam mengukur kehilangan darah.metode ini menggunakan alat
untuk mengumpulkan darah secara langsung dan digunakan selama
persalinan untuk mengukur kehilangan darah dengan tepat. Sebuah studi
pada tahun 1898 dan 1904 melakukan metode pengukuran langsung, salah
satunya dengan meletakkan baskom atau wadah di depan genitalia
eksterna untuk mengumpulkan darah, dan yang lainnya dengan
menggunakan corong tembaga yang melewati matras/ tempat tidur
setinggi bokong yang nanti darah akan dialirkan ditempat penampungan di
bawah tempat tidur. Yang sering digunakan ialah terpal dengan kantong
diujungnya (drapes) yang nantinya darah yang ada di terpal terkumpul di
kantong diujung nya dan bisa dilakukan pengukuran.

3
3. Gravimetric
Metode gravimetric dilakukan dengan mengukur berat material yang
digunakan seperti spons dan mengurangi berat sebelumnya untuk
memperkirakan jumlah darah yang hilang. Metode ini digunakan terutama
untuk menilai kehilangan darah dalam operasi. Berbagai macam variasi
dari metode gravimetric untuk menghitung kehilangan darah terlah
digunakan. Lima publikasi telah menggunakan metode gravimetric dan
semua penelitian ini digunakan untuk menghitung khilangan darah
intraoperatif. Salah satu nya menggunakan komputer untuk menghitung
kandungan selang penghiap (suction) dan spons yang digunakan. Lalu
tinggi dan berat pasien dimasukkan ke dalam komputer, komputer akan
menghitung secara otomatis kehilangan darah yang dapat diterima yaitu
0% dari total volume darah. Komputer akan member tahu bila jumlah
kehilangan darah sudah lebih dari 10%. Metode ini dapat menghitung
jumlah kehilangan darah yang besar atau sangat kecil sekalipun. Pada
penelitian lain membandingkan prediksi kehilangan darah metode
gravimetric dan pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil yang
signifikan dalam menghitung kehilangan darah, mendukug penggunaan
metode gravimetri karena lebih cepat dan lebih murah dibandingkan
pemeriksaan laboratorium

4. Fotometri
Sebelas publikasi menggunakan teknik fotometri untuk menghitung
kehilangan darah. Penelitian menggunakan metode ini digunakan pada
kehilangan darah pascasalin dan operasi. Salah satu teknik fotometrik
digunkan dengan mengubah pigmen darah menjadi hematin alkali. Metode
hematin alkali ini dijadikan sebagai baku emas untuk menghitung darah.
Semua kasa, pembalut handuk yang mengandung darah dikumpulkan
dalam kantong plastic dan dikirim ke laboratorium, lalu dicuci dengan air,
ammonium hidroksida dan surface active agent untuk mempercepat
pelepasan hemoglobin. Sampel dari larutan tersebut di sentrifus dan di
filtrasi. Lalu diukur kadar oxyhemoglobinnya dengan photoelectric

4
colorimeter dan membandingkan dengan kadar hemoglobin sebelum
persalinan.

5. Perubahan hematokrit dan hemoglobin


Perubahan hematokrit dan hemoglobin sebelum dan sesudah persalinan
dapat digunakan untuk menghitung jumlah kehilangan darah setelah
persalinan. The American College of Obstetricians and Gynecologist
menyatakan baha penurunan hematokrit sebanyak 10% setelah persalinan
sebagai definisi lain dari perdarahan pasca persalinan, namun menekankan
bahwa konsentrasi hemoglobin dan hematokrit pasca persalinan tidak
selalu langsung menggambarkan status hematologi. Penilaian hematokrit
rutin bisa dilakukan jika tersedia sarana. Meskipun demikian, pengukuran
hematokrit pasca persalinan tidak perlu dilakukan pada ibu yang stabil
secara klinis dengan estimasi kehilangan darah kurang dari 500mL. setelah
persalinan, hematokrit turun 3-4 hari lalu kemudian naik kembali. Puncak
penurunan hematokrit di dapatkan pada hari ke dua dan tiga setelah
persalinan. Pada hari ke 5-7, kadar hematokrit akan kembali seperti
sebelumnya.

6. Metode-Metode Lain
Bayak metode-metode lain dalam mengukur jumlah kehilangan
darah setelah melahirkan yang sedang diteliti salah satunya dengan
membandingkan estimasi visual dengan jumlah darah yang dihitung yaitu
dengan menghitung volume darah maternal dan dikalikan dengan
persentase jumlah kehilangan darah yang dihitung dengan menghitung
level hematokrit sebelum dan sesudah melahirkan, dikatakan bahwa hasil
perhitungan mungkin tidak akurat karena status hidrasi dari ibu, terutama
bila ibu diberi cairan. Metode lain yang diteliti ialah dengan menggunakan
radioaktif pada sel darah merah untuk menghitung perubahan volume
darah. Namun didapatkan bahwa metode ini tidak terlalu akurat terutama
untuk volume yang kecil. Serta masih banyak metode-metode lain yang
coba diteliti.

Anda mungkin juga menyukai